OLEH :
dr. Imelda Ika Aprilia
Dokter Pendamping
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin
untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan
hanya sekitar 15 persen.
Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam
urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Yang dimana
apabila mencurigai gout di harapkan pada pemeriksaan lab di temukan Asam urat
serum meningkat, leukositosis, LED meningkat. Dan juga memerlukan
pemeriksaan radiologi dan aspirat cairan sendi untuk bisa menegakan diagnosis
pada pasien yang di curigain gout.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
oleh enzim nukleosida purin fosforilase, akan melepas senyawa ribose 1-fosfat
dan basa purin. Hipoxantin dan guanin selanjutnya membentuk xantin dalam
reaksi yang dikatalisasi oleh enzim xantin oksidase dan guanase. Kemudian xantin
teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi kedua yang dikatalisasi oleh enzim
xantin oksidase. Dengan demikian, xantin oksidase merupakan lokasi yang
esensial untuk intervensi farmakologis pada penderita hiperurisemia dan penyakit
gout.
Xantin oksidase merupakan flavoprotein mengandung besi dan molibdenum. Pada
manusia ditemukan di hati dan sedikit di mukosa usus. Enzim ini mampu
mengoksidasi bermacam-macam bentuk purin, aldehid, dan pteridin.
6
hormonal, penyakit ini bekaitan dengan hormon Estrogen. Dalam hal ini hormon
Estrogen berperan dengan membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Hal ini
menyebabkan pria umumnya beresiko terkena asam urat lebih besar karena kadar
Estrogennya jauh lebih sedikit daripada wanita. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan wanita juga dapat menderita asam urat, terutama setelah
menopause.
Disamping konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, penyakit asam urat
juga dapat disebabkan karena gangguan fungsi ginjal, dimana asam urat tidak
diekskresikan secara normal. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyakit darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia), konsumsi obat-obatan (alkohol, obat-obat
7
kanker, vitamin B12), obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi.
1. Hiperurisemia Asimptomatik
Pada tahap ini tidak ditemukan gejala-gejala berarti.
3. Tahap Interkrtikal
Gejala akan menghilang beberapa bulan / tahun, tetapi kemudian akan
muncul lagi dengan jarak serangan yang pendek dan jumlah sendi yang
terserang semakin banyak.
8
2.6. Diagnosis
2.7. Pengobatan
Terapi Non-farmakologi
1. Diet / mengurangi konsumsi alkohol dan makanan yang mengandung
purin tinggi secara berlebihan. Kadar asam urat pada orang mengkonsumsi
alkohol akan lebih tinggi karena alkohol akan meningkatkan asam laktat
plasma yang dapat menghambat ekskresi asam urat lewat urin.
2. Banyak minum air putih.
9
Konsumsi air putih dapat membantu pengeluaran asam urat dengan
meningkatnya volume ekskresi urin. Disamping itu cara ini juga dapat
membantu pencegahan timbulnya batu ginjal.
Terapi Farmakologi
1. NSAID
Merupakan terapi lini pertama untuk pasien yang mengalami serangan gout akut
dengan mengurangi rasa nyeri.
Contoh : Indometasin, Azapropazon
Kontraindikasi bagi pasien dengan riwayat ulkus peptikus dan gangguan fungsi
ginjal ringan sampai berat.
2. Kolkisin
Merupakan terapi spesifik dan efektif bagi pasien gout akut.
Sumber : alkaloid tumbuhan Colchicum autumnale.
Mekanisme : Menghentikan inflamasi ( tanpa mengurangi kadar asam urat )
dengan cara berikatan dengan tubulin depolimerisasi → menghambat mobilitas
granulosit → memblok difisi sel → menghambat sintesis dan pelepasan
leukotrien. Farmakokinetik : Diberikan secara oral dan intravena. Akan tetapi
pemberian secara intravena tidak lagi diizinkan karena sangat toksik bila dosis
tidak tepat. Dapat dikombinasikan dengan Probenesid dan dapt meringankan nyeri
gout akut dalam waktu 12 jam.
Efek samping :
Mual, muntah, diare dan pada pemberian secara kronik dapat menyebabkan
miopati, agranulositosis, anemia aplastik dan alopesia.
3. Allopurinol
Suatu analog purin yang dapat menjadi obat pilihan bagi pasien Gout kronik.
Mekanisme :
Menurunkan produksi asam urat dengan cara mengambat enzim Xanthin Oksidase
dalam mengkatalisis Hipoxanthin dan Xanthin.
10
Farmakokinetik :
Diberikan per oral dengan waktu paruh 2 jam. Allopurinol tidak aktif, tetapi 60-70
% Allopurinol dikonversi menjadi metabolit aktif Oksipurinol dengan waktu
paruh 12-30 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Oksipurinol
diekskresikan oleh ginjal bersama Allopurinol dan Ribosida Allopurinol (
metabolit utama kedua ).
Efek Samping :
Reaksi hipersensitif ( muncul ruam pada kulit ), mual, diare, gangguan fungsi
ginjal dan kerusakan hati.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AS
Umur : 52 tahun
Alamat : Keparakan Lor
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Periksa : 10 juli 2013
2. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 10 Juli 2013
a. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu.
Mula-mula nyeri pada ibu jari kaki kiri yang semakin lama semakin
berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun
istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. 1 hari kemudian timbul
bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan juga diikuti
oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga mengeluh
tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengakui tidak ada
riwayat cedera. Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta
gemar makan daging, jeroan dan sea food.
12
c. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Anggota keluarga pasien ada yang sedang mengalami keluhan seperti
pasien, yaitu Kakak Pasien.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi Badan : 162 cm
Berat Badan : 65 kg
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : afebris
Nadi : 90 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Kesan Umum : tampak kesakitan, jalannya pincang
Status Generalis
a. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-)
Pupil isokor (+)
Sklera ikterik (-/-)
b. Thoraks :
Inspeksi : tampak vesikel dasar eritematosa
hemithoraks dextra = sinistra
ketinggalan gerak (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
gerakan dada tertinggal (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi
Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bunyi tambahan (-)
Paru : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
c. Abdomen
Inspeksi : tak tampak kelainan
Auskultasi : peristaltik 10 kali/menit
Palpasi : nyeri tekan (-)
13
Perkusi : tidak dilakukan
d. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
e. Ekstremitas : tidak ada ketinggalan gerak
Status Lokalis :
Look/Inspeksi
Oedem pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal 1
sinistra tampak hiperemis mengkilat. Oedem dan hiperemis
Feel/Palpasi
Nyeri tekan dan teraba hangat pada dorsum pedis sinistra
Move/Gerak
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif karena
sangat nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Asam Urat 9,3
4. DIAGNOSIS
Gout Athritis
5. TERAPI
a. Edukasi pasien :
Banyak Minum air putih
Diet Rendah Purin
Olahraga Ringan
b. Terapi farmakologi
Na. Diklovenak 3x 1tab
Multivitamin 2x1 tab
Allopurinol 2x100mg (diberikan jika sudah tidak nyeri)
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan Nyeri pada kaki, nyeri saat berjalan. Pasien
mengatakan Keluhan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Kakak pasien pun
menderita hal yang sama. pasien pun menambahkan tentang pola hidupnya yang
menyenangi seafood dan jeroan Berdasarkan dari keluhan pasien, dapat kita buat
tabel,
Berikut table mengenai daftar masalah pada pasien dan hipotesis yang
mendukung :
Daftar Masalah Hipotesa
Mengeluh nyeri sendi Gout Artitis, RA, OA, Cedera otot/ tendon/
bursa, Repetitive Injury
15
Adapun hasil pemeriksaan fisik yang didapat pada pasien ini adalah:
Hasil Pemeriksaan Fisik Interpretasi
Keadaan Umum:
Pasien tampak kesakitan dikarenakan nyeri
Tampak sangat kesakitan
yang berdenyut dan tidak hilang saat
istirahat
Move (gerak) :
Pasien hanya mampu melakukan Pasien dapat melakukan gerakan aktif dan
sedikit gerakan aktif MTP 1 , pasif pada sendi menandakan bahwa
karena sangat nyeri. i terdapat keluhan nyeri bukan berasal dari sendi
nyeri gerak. Tetapi tidak terdapat melainkan jaringan lunak disekitar sendi
keterbatasan gerak di sendi. tersebut.
16
Terapi yang diberikan pada kasus Gout Athritis ini sudah tepat, disamping
edukasi mengenai penyakit ini kepada pasien, diberikan juga obat simptomatis
Anti nyeriny Na. Diklovenak 2 x 1. Untuk penyebabnya sendiri diberikan
Allopurinol 2 x 1 tab Biasanya pemberian llopurinol diberikan setelah fase akut
selesai.
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19