ANEMIA GRAVIS
Disusun oleh :
dr. Dea Syafira Mahlevi
Pembimbing :
dr. Rastita, SpPD
RSUD PLOSO
JOMBANG
2019
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pada hari ini tanggal 16 mei 2019 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta : dr. Dea Syafira Mahlevi
Dengan judul/topik : Anemia Gravis
Nama Pendamping : dr. Arif Eko Pribadi
Nama Wahana : RSUD PLOSO JOMBANG
Pendamping
( )
Catatan : Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan
membuat sejumlah laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal dan
berpraktik nantinya
HALAMAN PENGESAHAN
Anemia Gravis
Oleh :
dr. Dea Syafira Mahlevi
HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
BERITA ACARA PORTOFOLIO………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………… 4
BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………. 7
A. Definisi Anemia Gravis……………………………………….. 7
B. Fisiologi Eritrosit……………………………………………… 8
C. Etiologi dan Klasifikasi Anemia………………………………. 18
D. Patofisiologi Anemia Gravis………………………………….. 22
E. Gambaran Klinis………………………………………………. 27
F. Penatalaksanaan medis………………………………………… 32
G. Komplikasi……………………………………………………. 48
H. Prognosis……………………………………………………… 42
BAB III PENUTUP………………………………………………. 57
A. Kesimpulan……………………………………………………. 57
LAPORAN KASUS……………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 69
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu usia, jenis kelamin,
dan populasi. Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan temuan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan laboratorium yang dapat mendukung sehubungan
dengan gejala klinis yang sering tidak khas. Suatu anemia gravis dikatakan
bila konsentrasi Hb ≤ 7 g/dL selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
Anemia gravis dapat dikarenakan kanker, malaria, thalassemia mayor,
defisiensi besi, leukemia, dan infeksi cacing. (World Health Organization,
2014)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sekitar dua pertiga zat besi yang ada di dalam tubuh terkandung
di dalam hemoglobin. Seperempatnya ada dalam bentuk zat besi
simpanan (ferritin, hemosiderin), dan sisanya sebagai zat besi
fungsional (mioglobin dan enzim-enzim yang mengandung besi).
Tubuh akan kehilangan zat besi sebesar 1-2 mg/hari. Penyerapan zat
besi di usus terutama terjadi di duodenum dan bervariasi jumlahnya
tergantung kebutuhan tubuh. Tubuh akan menyerap 3-15 persen zat
besi dari makanan, dan dapat meningkat hingga 25 persen pada
defisiensi zat besi. Konsumsi zat besi minimum yang
direkomendasikan paling sedikit adalah 10-20 mg/hari. (Sherwood L ,
2011)
Berikut ini proses absorpsi, penyimpanan, dan daur ulang zat
besi di dalam tubuh :
Zat besi yang tidak terikat dengan heme hanya dapat diabsorpsi
oleh sel mukosa usus dalam bentuk Fe2+, sehingga Fe3+ yang tidak
terikat heme harus terlebih dahulu direduksi menjadi Fe2+ oleh enzim
ferri reduktase dan askorbat yang berada di permukaan sel mukosa
A.Etiopatogenesis
a. Anemia aplastik
b. Anemiamieloplastik
. Anemia Sideroblastik
. Anemia aplastik
3. Anemia makrositer
a) Bentuk megaloblastik
b) Bentuk non-megaloblastik
1. Anemia pada penyakit hati kronik
2. Anemia pada hipotiroidisme
3. Anemia pada sindrom mielodisplastik ( Bakta I.
M, 2014)
a. Sicklecellanemia
b. Thalassemia Mayor
c. Penderita Kanker
e. Leukemia
f. Infeksi Cacing
h. Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kegagalan anatomi dan fisiologi
dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata
atau tidak adanya unsur pembentuk darah dalam sumsum. Hal ini
khas dengan
penurunan produksi eritrosit akibat pergantian dari
unsur produksi eritrosit dalam sumsum oleh jaringan lemak
hiposeluler. Penurunan sel darah merah (hemoglobin)
menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan,
seningga menimbulkan gejala-gejala anemia. ( Young NS, 2014)
Patofisiologi dari anemia aplastik biasanya disebabkan oleh dua
hal yaitu kerusakan pada sel induk pluripoten yaitu sel yang
mampu berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel-sel darah
yang terletak di sumsum tulang dan karena kerusakan pada
microenvironment. Gangguan pada sel induk pluripoten ini
menjadi penyebab utama terjadinya anemia aplastik. Sel induk
pluripoten yang mengalami gangguan gagal membentuk atau
berkembang menjadi sel-sel darah yang baru. Umumnya hal ini
dikarenakan kurangnya jumlah sel induk pluripoten ataupun karena
fungsinya yang menurun. ( Young NS, 2014)
E. Gambaran Klinis
a) Gejala
1B : ring forms
Sferositosis herediter
1. Farmakologi
a. Pemberian Erythropoietin Stimulating Agents (ESAs)
b. Fereous Sulfate
besi sulfat adalah 325 mg (65 mg zat besi) secara oral
tiga kali sehari, dosis yang lebih rendah (misalnya, 15-20 mg
zat besi setiap hari) mungkin sama efektif dan menyebabkan
lebih sedikit efek samping. Untuk meningkatkan
penyerapan, pasien harus menghindari teh dan kopi dan
dapat mengonsumsi vitamin C (500 unit) dengan pil zat besi
sekali sehari. Jika ferro sulfat memiliki efek samping yang
tidak dapat diterima, ferrous gluconate, 325 mg setiap hari
(35 mg unsur besi) adalah alternatif yang memungkinkan
bagi pasien yang tidak dapat mentoleransi ferrous sulfate.
c. Pemberian vitamin C
d. Pemberian albendazol atau mebendazol (Goddard AF, 2011)
2. Transfusi
a. Darah segar
c. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari. Keuntungannya
mudah tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan
sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor
pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah berkurang.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang
disebabkan karena afinitas Hb. Resiko infeksi dari pemberian
darah whole blood adalah dapat menularkan agen infeksi yang
terdapat di sel atau plasma yang tidak terdeteksi ketika skrining
rutin TTI (transfusion-transmissable infection) seperti, HIV,
hepatitis B dan C, sifilis, malaria (Surgenor,et al., 2001)
a. Protein
b. Vitamin A
c. Vitamin C
d. Zat Besi
e. Asam Folat
f. Vitamin B12
G. Komplikasi
2. Penyakit Kardiovaskular
3. Hipoksia Anemik
H. Prognosis
PENUTUP
A. Kesimpulan
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.T
Usia : 55 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jati banjar ploso
Agama : Islam
Suku : Jawa
Warga negara : WNI
Bahasa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Status pernikahan : Menikah
No. RM : 052777
Tanggal pemeriksaan : 19 Maret 2019
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama : Pucat dan Lemas
B. Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien merupakan pasien poli Spesialis penyakit dalam , pasien
datang berssma istrinya, istrinya mengatakan bahwa suaminya
terlihat pucat. Selain itu pasien mengeluhkan lemas dan cepat
lelah, keluhan sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan mudah mengantuk, dan disertai dengan penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan, sehingga pasien
merasakan mual dan nyeri ulu hati . Keluhan tersebut memberat
selama 10 hari terakhir.
Sejak 10 hari terakhir pasien mengeluhkan sesak nafas setelah
melakukan aktifitas ringan . sesak nafas berkurang apabila
istirahat, duduk dan berbaring. Sesak nafas tidak disertai dengan
suara mengi dan tidak dipengaruhi oleh cuaca (iklim) dan debu.
pasien tidur menggunakan dua bantal.Pasien juga mengeluhkan
dada berdebar . BAB pasien dalam batas normal , BAB cair - ,
BAB hitam - , riwayat memiliki hemmoroid - . BAK dalam batas
normal . namun pasien mengatakan konsumsi air putih sangat
kurang . konsumsi jamu dan obat-obatan - .
D. Riwayat Keluarga :
Pada keluarga pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang
dirasakan oleh pasien. Riwayat kencing manis disangkal , riwayat
darah tinggi disangkal –
E. Riwayat Sosial :
Pasien sudah menikah dan memiliki 5 orang anak. Pasien bekerja
sebagai petani, saat bekerja pasien tidak pernah memakai sepatu
boots namun memakai sandal.
Thorax :
a. Jantung
Inspeksi : simetris , ictus cordis tidak tampak
Palpasi : kuat angkat
Perkusi : Batas atas kiri ICS II LMC sinistra
Batas atas kanan : ICS II LPS dextra
Batas bawah kiri : ICS V LMC sinistra
Batas bawah kanan : ICS IV LPS dexra
b. Paru :
Inspeksi : dinding dada simetris , statis dan
dinamis, retraksi tidak ada, gerak dada
tertinggal –
Abdomen :
Inspeksi : simetris, venaektasi - , sikatrik - ,
masa-
Auskultasi : bising Usus dalam batas Normal
perkusi : timpani +
Limpho 7 17.0-48.0%
Midel 6 4.0-10.0%
Granulosit 86 43.0-76.0%
MCV 88 80.0-97.0%
MCH 24 26,5-33,5%
MCHC 27 31.5-35.0%
Faal hati
SGOT 36 21-37U/L
SGPT 47 22-41 U/L
Faal Ginjal
Creatinin 1.4 0.3-1.3 mg/dL
BUN 26 8-23 mg /dL
V. DIAGNOSA KERJA
1. Anemia Gravis ec infeksi cacing
VI. PLANNING
1. Terapi :
Tindakan :
O2 Nasal Canul 3 Lpm
IVFD NaCL 0,9% 7 tpm
Transfusi PRC 2 kolf / hari
Injeksi :
Omeprazole 3x1 ampul (iv)
Oral :
Sulfas ferosus 3x1
Vitamin C 3x100 mg
Albendazole 400 mg single dose
Sucralfat syr 3x CI
Edukasi :
Hasil Laboratorium
20 Maret 2019
JENIS HASIL NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hemoglobin 9.0 Pria: 13-16 gr/dL
Wanita : 12-15
gr/dL
Limpho 7 17.0-48.0%
Midel 6 4.0-10.0%
Granulosit 86 43.0-76.0%
MCV 88 80.0-97.0%
MCH 26 26,5-33,5%
MCHC 29 31.5-35.0%
Faal hati
SGOT 36 21-37U/L
SGPT 47 22-41 U/L
Faal Ginjal
Creatinin 1.7 0.3-1.3 mg/dL
BUN 26 8-23 mg /dL
Almatsier S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.p.75,
185-188, 249-254
Anand I, McMurray JJV, Whitmore J, et al., 2004. Anemia and its relationship to clinical
outcome in heart failure. Circulation, 110, pp.149
American Red Cross. 2017. Blood Facts dan Statistics. Diakses pada situs
http://www.redcrossblood.org/learn-about-blood/blood-facts-dan-statistics tanggal
30 maret 2019
Bakta, I. M., Suega, K., Dharmayuda, T. G., 2014. Anemia Defisiensi Besi. Dalam:
Sudoyo, A. W., penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6 Jilid II.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1127-1137
Dzieczkowski J.S., dan Danerson K.C. 2012. Tranfusion Biology dan Therapy in Longo
D.L., Kasper D.L., Jameson J.L., Fauci A.S., Hauser S.L., dan Loscalzo J (Eds),
Harrison's 18th Edition Principles Of Internal Medicine, The McGraw-Hill
Companies Inc, United States of America, p. 951-957.
Effendy, S. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna publishing.
Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism. In : Mahan LK, Escott-Stump
S. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy. 12th edition. Philadelphia:
Saunders.
Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York. Oxford University Press.
Goodman & Gillman. 2007. Dasar Farmakologis & Terapi edisi 10. Jakarta: EGC.
Goddard, AF., James, MW., McIntyre, AS., Scott, BB. 2011. Guidelines for the
management of iron deficiency anaemia. Gut 60:1309-1316.
Global nutrition targets 2025: anaemia policy brief. Geneva: World Health Organization;
2014 WHO/NMH/NHD/14.4;
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/148556/1/WHO_NMH_
NHD_14.4_eng.pdf?ua=1, di akses 10 mei 2019).
Guyton AC dan Hall JE. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12. Sel-Sel Darah,
Imunitas, dan Pembekuan Darah. Jakarta. Elsevier Inc; 445-455.
Hoffbrdan A.V dan Moss P.A.H. 2013. Kapita Selekta Hematologi (Essential
Haematology) edisi 6. Trombosit, Koagulasi, dan Hemostasis. Jakarta. EGC;
294-296
Kaushansky, K., Lichtman, M.A., Beutler, E., Seligsohn, U., Kipps, T. and Prchal, J.
2010 Williams Hematology, eighth edition. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill
Companies
Killip S, Bennett JM, dan Chambers MD. Iron Deficiency Anemia. Am Fam Physician.
2007 Mar 1;75(5):671-678.
Muller, M, Ceisen G, Kai Z.T, dan Seifried R, 2015. Transfusion of Packed red cells
indications, triggers dan Adverse events, Dtsch Arztebl Int. 2015 Jul; 112(29-30):
507-518.
Surgenor S.D., hampers M.J., dan Corwin H.L. 2001. Optimizing Red Blood Cell
Transfusion Practice in Vincent J.L (Ed), Yearbook of Intensive Care dan
Emergency Medicine, Springer, p: 309-315
Sherwood L, dkk. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi 6. Jakarta : EGC, 2011.
Wong M.P., Droubatchevskaia N., Chipperfield K.M., Wadsworth L.D., dan Ferguson
D.J. Guidelines for Frozen Plasma Tranfusion. BC Medical Journal, 2007, 49(6):
311-319.
World Health Organization. 2016. The Clinical Use Of Blood Hdanbook, WHO, Geneva,
p.1-219.