Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI NAGARI SIAGA

1.

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA 3
PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR 5
ISI......................................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Filososi dan tujuan 6
KKN.............................................................................. 7
1.2. Profil lokasi KKN…………………………………………………………
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Materi Program............................................................................................ 11
2.2. Metode Pelaksanaan..................................................................................... 15
BAB III. 21
PENUTUP.........................................................................................................
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan.................................................................................................... 23
4.2. S a r a n.......................................................................................................... 23
DAFTAR 24
PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN………………………………………………………………………….…. 25
.
Dokumentasi Kegiatan
Data Pengukuran Tumbuh Kembang Bayi dan Balita
Data Peserta Pemeriksaan Vital Sign
Daftar program kerja A-E

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 KKN-PPM
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah masyarakat di luar
kampus, dan secra langsung mengidentifikasi serta menanganai masalah-masalah
pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat. KKN dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi
dalam upayanya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagai mahasiswa dan untuk
mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada pendididikan tinggi.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bagian integral dari proses pendidikan yang
mempunyai ciri-ciri khusus. Oleh karena itu sistem penyelenggaraannya memerlukan
landasan idiil yang secara filososfis akan memberikan gambaran serta pengertian yang utuh
tentang apa, bagaimana, serta untuk apa KKN itu diselenggarakan. Landasan idiil ini secara
filosofis akan memberikan petunjuk serta mengendalikan pola fikir dan pola tindakan dalam
setiap proses penyelenggaraan KKN yang pada gilirannya akan membedakan dari bentuk-
bentuk kegiatan lain yang bukan KKN. KKN sekurang-kurangnya mengandung lima aspek
bernilai fundamental dan berwawasan filosofis yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya, yaitu meliputi :
a. Keterpaduan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
b. Pendekatan interdisipliner dan komprehensif.
c. Lintas sektoral.
d. Dimensi yang luas dan kepragmatisan.
e. Keterlibatan masyarakat secra aktif.
KKN dilaksanakan oleh mahasiswa didalam masyarakat diluar kampus dengan
maksud meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni (IPTEKS) untuk melaksanakan
pembangunan yang semakin meningkat, serta meningkatkan persepsi mahsiswa tentang
relevansi antara materi kurikulum yang mereka pelajari di kampus dengan relaita
pembangunan ditengah masyarakat. Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
suatu bentuk kegiatan intrakurikuler bagi mahasiswa program sarjana (S1) yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu. Jadi KKN merupakan keterpaduan anatara kegiatan Pendidikan,
Penelitian serta Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk pengamalan IPTEKS (Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni).

1.1.2 Desa Siaga


Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 adalah ”INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR.” Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan 8 (delapan) arah
pembangunan jangka panjang, yang salah satunya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya
saing.
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah yang ditetapkan
adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia, yang ditandai dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Unsur-unsur penting bagi peningkatan
IPM adalah derajat kesehatan, tingkat pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi. Derajat
kesehatan dan tingkat pendidikan pada hakikatnya adalah investasi bagi terciptanya sumber
daya manusia berkualitas, yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, pembangunan kesehatan harus diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Oleh sebab itu, pembangunan
kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (Tahun 2010-2014) harus lebih diarahkan
kepada beberapa hal prioritas.
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga
masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals
(MDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehatan dapat dikatakan sebagai unsur dominan, karena
dari delapan agenda MDGs lima di antaranya berkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga
yang lain berkaitan secara tidak langsung. Lima agenda yang berkaitan langsung dengan
kesehatan itu adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4
(Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda
ke-6 (Memerangi HIV dan AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7
(Melestarikan lingkungan hidup).
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai
hakyang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Namun di
samping itu, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-kewajiban di bidang kesehatan.
Untuk itu, Pemerintah memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus
dilaksanakannya, yang meliputi tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata
dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberdayakan
dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Dalam dasawarsa 1970an – 1980an, Pemerintah telah berhasil menggalang peran aktif
dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui gerakan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Pada saat itu, seluruh sektor pemerintahan yang
terkait, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, serta para pengambil keputusan dan
pemangku kepentingan (stakeholders) lain, bahu-membahu menggerakkan, memfasilitasi,
dan membantu masyarakat di desa dan kelurahan untuk membangun kesehatan mereka
sendiri. Akan tetapi, akibat terjadinya krisis ekonomi dan faktor-faktor lain, gerakan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan itu berangsurangsur melemah.
Namun demikian, semangat masyarakat tampaknya tidak hilang sama sekali. Sisa-sisa
semangat itu tercermin dari masih bertahannya organisasi Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (Tim Penggerak PKK) dari tingkat Pusat sampai ke tingkat
Desa/Kelurahan, masih hidupnya gerakan kelompok Dasawisma, dan masih berkembangnya
sejumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di banyak desa dan
kelurahan. Walaupun harus menghadapi berbagai kendala, Tim Penggerak PKK masih tetap
berjuang menghidupkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa dan kelurahan, sehingga
saat ini 84,3% desa dan kelurahan memiliki Posyandu aktif. Masa kejayaan PKMD itu
hendak diulang dan dibangkitkan kembali melalui gerakan pengembangan dan pembinaan
Desa Siaga yang sudah dimulai pada tahun 2006. Yaitu dengan ditetapkannya Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes /SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga.
Sampai dengan tahun 2009 tercatat 42.295 desa dan kelurahan (56,1%) dari 75.410
desa dan kelurahan yang ada di Indonesia telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan
Kelurahan Siaga. Namun demikian, banyak dari antaranya yang belum berhasil menciptakan
Desa Siaga atau Kelurahan Siaga yang sesungguhnya, yang disebut sebagai Desa Siaga Aktif
atau Kelurahan Siaga Aktif. Hal ini dapat dipahami, karena pengembangan dan pembinaan
Desa
Siaga dan Kelurahan Siaga yang menganut konsep pemberdayaan masyarakat memang
memerlukan suatu proses.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, dirasa perlu untuk melaksanakan revitalisasi
terhadap program pengembangan Desa Siaga guna mengakselerasi pencapaian target Desa
Siaga Aktif pada tahun 2015. Sebagaimana diketahui, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten dan Kotadan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten
dan Kota menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa telah menjadi Desa Siaga
Aktif. Oleh sebab sebagian desa yang ada di Indonesia telah berubah status menjadi
kelurahan, maka perlu ditegaskan bahwa dalam target tersebut juga tercakup Kelurahan Siaga
Aktif. Dengan demikian, target SPM harus dimaknai sebagai tercapainya 80% desa dan
kelurahan menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah mengamanatkan adanya urusan pemerintahan yang menjadi urusan wajib Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Salah satu dari antara sejumlah urusan
wajib tersebut adalah penanganan bidang kesehatan. Dengan demikian, jelas bahwa
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang
harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan di wilayahnya, agar target cakupan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif dapat dicapai. Namun demikian, berperan aktif bukan berarti bekerja sendiri.
Bagaimana pun, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah (Pusat) memiliki juga tanggung jawab dan perannya dalam
menyukseskan pembangunan kesehatan masyarakat desa dan kelurahan.
Bahkan tidak hanya pihak pemerintah, pihak-pihak lain pun, yaitu organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, serta para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan
lain, besar perannya dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat
desa dan kelurahan. Bertolak dari kesadaran tersebut di atas, maka disusunlah Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ini sebagai acuan
untuk kesamaan pemahaman bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka akselerasi
Program Pengembangan Desa Siaga guna mencapai target Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
pada tahun 2015.
Dengan kesamaan pemahaman diharapkan akan terjadi sinkronisasi dan kerjasama
yang baik dalam rangka mengupayakan tercapainya Desa dan Kelurahan Sehat, Kecamatan
Sehat, Kabupaten/Kota Sehat, Provinsi Sehat, dan Indonesia Sehat.
1.1.3 Profil Nagari Malalak Utara
1.1.3.1 Kondisi Demografis

Nagari Malalak Utara dengan luas ±492 Ha dengan daerah sebahagian besar adalah
perbukitan yang digunakan oleh masyarakat untuk pertanian dan perkebunan yang
berpendududk sebanyak 2.123 Orang dan 617 Kepala Keluarga yang terdiri dari 3 ( tiga )
buah jorong :
1. Jorong Campago
2. Jorong Sigiran
3. Jorong Salimpauang
Dengan batas – batas nagari sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Sungai Landia
- Sebelah Selatan berbatas dengan Nagari Tanjung Malalak Barat
- Sebelah Timur berbatas dengan nagari Malalak Timur
- Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Malalak Timur
Sedangkan jarak dan waktu tempuh Pusat Pemerintahan Nagari Malalak Utara ke
Pusat Pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Ke Pusat Pemerintahan Kecamatan 3 Km
2. Ke Pusat Pemerintahan Kabupaten 82 Km
3. Ke Pusat Pemerintahan Provinsi 115 Km
4. Waktu Tempuh ke Pusat Kecamatan
5. Waktu Tempuh ke Pusat Kabupaten
6. Waktu Tempuh ke Pusat Provinsi
Luas Nagari Malalak Utara sekitar 295 Ha dengan rincian sebagai berikut :
Luas Nagari Menurut Bentang Alam dataran : 110 Ha
Luas Nagari Menurut bentang alam Pegunungan : 60 Ha
Lain-lain : 125 Ha
1.1.3.2 Potensi Sumber Daya Manusia
1.1.3.2.1 Jumlah Penduduk
Nagari Malalak Utara Berpenduduk 2123 jiwa yang terdiri dari 1010 orang Laki-laki,
1113 Orang perempuan dengan Jumlah Kepala Keluarga (KK) 617.

JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT UMUR DAN GENDER


NO TINGKATAN JUMLAH JUMLAH
UMUR Pria Wanita TOTAL

1 0-11 bulan 17 11 28
2 1-5 tahun 60 37 97
3 5-6 tahun 30 41 71
4 7-12 tahun 31 42 73
5 13-15 tahun 162 184 346
6 16-18 tahun 19 25 44
7 19-25 tahun 88 116 204
8 26-34 tahun 11 13 24
9 35-49 tahun 7 11 18
10 50-54 tahun 16 20 36
11 55-59 tahun 443 472 915
12 60-64 tahun 8 9 17
13 65-69 tahun 109 126 235
14 >70 tahun 9 6 15
JUMLAH 1.010 1.113 2123

Tabel.7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Umur dan Gender tahun 2011

1.1.3.2.2 Mata Pencarian

Sebagian besar penduduk Nagari Malalak Utara bermata pencarian sebagai Petani dan
peternak, Jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian dapat digambarkan sebagai berikut :
NO MATA PENCARIAN JUMLAH
1 Petani 1866 Orang
2 Pegawai Negeri Sipil 31 Orang
3 Pedagang / Pengusaha 2 orang
4 Jasa Komunikasi dan Angkutan 20 orang
5 Pensiunan 11 orang
6 Pemilik Ternak 1032 Orang
7 Pemilik Usaha kerajinan 47 orang
8 Jasa Keterampilan 85 orang

Tabel.8. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencarian

1.1.3.2.3 Kondisi Kesehatan

Akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan cukup mudah, karena


Puskesmas Malalak berada di nagari ini, tepatnya di jorong Campago. Di bidang
kelembagaan, terdapat 4 Posyandu di nagari Malalak Utara yaitu posyandu Bungo Campago,
posyandu Sigiran, posyandu Amanah dan posyandu Salimpauang. Kegiatan posyandu
berjalan dengan baik, aktif dan rutin dilakukan setiap bulannya oleh petugas kesehatan
(Bidan), para kader, dan juga Ibu-Ibu setempat
Untuk fasilitas air bersih, di jorong Campago dan Sigiran telah terdapat fasilitas air
PDAM, akan tetapi masih banyak masyarakat yang masih menggunakan air kolam dan air
hujan untuk kegiatan sehari-hari. Mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, kesadaran
masyarakat dalam menjalani pola hidup sehat masih kurang sehingga banyak terdapat
penderita diare, gatal – gatal, dan ISPA.

1.2 Tujuan Program


1.2.1 Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
b. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawatdaruratan, dan sebagainya).
c. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap gizi dan pelaksanaan perilaku hidup
bersih dan sehat.
d. Meningkatkan kesehatan lingkungan di desa.
e. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan kesehatan.
f. Meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri
sendiri di bidang kesehatan.
g. Meningkatkan dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat desa.

1.3 Manfaat Program

a. Terwujudnya masyarakat nagari yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap


permasalahan kesehatan di wilayahnya.
b. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawatdaruratan, dan sebagainya).
c. Meningkatnya kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan kesehatan.
d. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri
sendiri di bidang kesehatan.
e. Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat desa.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Pengadaan Tempat Sampah

a. Tujuan

Pentingnya kesadaran akan kebersihan sekolah harus dipupuk sejak usia dini.
Membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu bentuk kesadaran akan
pentingnya kebersihan di lingkungan.

b. Waktu dan Tempat


 7 Juli 2012 > Survey lokasi tempat penjualan tong di Bukittinggi.
 8 Juli 2012 > Meminta izin pengadaan tong di sekolah-sekolah.
 9 Juli 2012 > Mencari tempat penyambungan tong dan kaki tong di
Bukittinggi.
 11 Juli 2012 > Membeli tong oli bekas, dan mengantarkan ke tempat
las di Bukittinggi.
c. Metoda Pelaksanaan
Pemasangan tempat sampah langsung pada SD-SD dan SMP di Malalak Utara
d. Hasil dan Pembahasan
Hasilnya sesuai dengan harapan. Tong yang dipesan dapat dibuat sesuai
kebutuhan (8 buah tong) dengan dana sebesar 2 juta rupiah (bantuan dari dinas
kesehatan). Di dekat tempat sampah yang dipasang, juga ditempel poster
pengelompokan sampah dan bahaya membuang sembarangan.

Kriteria Tong Sampah yang Akan Dibuat

1. Terbuat dari drum besi bekas diameter ± 1 meter


2. Dilengkapi dengan kaki permanen sebagai kedudukan tong
3. Dilapisi cat anti karat

Bahan-Bahan yang digunakan

1. drum besi (bekas tempat minyak/oli)


2. batangan besi sambungan las (sebagai kaki/statip)
3. cat pewarna anti karat besi
4. semen

e. Kesimpulan dan Saran


Kegiatan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.
Semoga tong sampah sehat yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik.
Harapan kedepannya bagi instansi terkait untuk dapat lebih memperhatikan
kesehatan masyarakat mulai dari usia dini dan selalu membangkitkan budaya hidup
bersih.

2.2 Penanaman Tumbuhan Obat Keluarga


a. Tujuan
Memberitahu masyarakat tentang berbagai jenis tanaman obat, kegunaannya
dan cara pengolahannya beserta pembuatan taman TOGA nya.

b. Waktu dan Tempat


Waktu : 3-5 Juli 2012
Tempat : Rumah Warga Sigiran
c. Metode Pelaksanaan
Program ini dilaksanakan dengan metoda penanaman langsung pada lahan yang
disediakan oleh perwakilan masyarakat Nagari Malalak Utara. Kami menyediakan bibit
yang dicari di tempat yang informasinya telah didapatkan terlebih dahulu dari
masyarakat. Kemudian langsung menanamnya di tempat yang telah disediakan. Proses
ini membutuhkan waktu 2 hari, mulai dari mencari bibit kemudian baru pelaksanaan
penanamannya.

d. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat agar lebih mengenal jenis tanaman
sekitarnya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.

e. Hasil dan Pembahasan


Tanaman Obat merupakan beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat dengan cara pengolahan tertentu. Penanaman tanaman obat keluarga
bertujuan supaya masyarakat dapat memanfaatkan tanaman yang ada disekitarnya di saat
sakit daripada harus mengkonsumsi obat yang berbahan kimia.
Tumbuhan yang ditanam pada Tumbuhan Obat Keluarga ini pada umumnya
adalah tumbuhan yang juga dikenal sebagai “nourishing medicine”, yaitu tumbuhan yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu masakan. Sehingga
tumbuhan ini cenderung lebih aman untuk digunakan dalam pengobatan jika
dibandingkan dengan tanaman berkhasiat obat lainnya. Berikut adalah contoh beberapa
jenis tanaman obat yang ditanam di lahan yang telah disediakan :

 Kunyit
 Membantu meringankan gangguan saluran pencernaan (sakit perut/kembung),
nyeri sendi
 Takarannya ½ gram rimpang kunyit direbus, minum 3 x sehari
 Jahe
 Membantu meringankan nyeri sendi, mual dan muntah/mabuk perjalanan, mabuk
laut
 Diseduh seperti teh sebanyak 1 gram irisan rimpang jahe, diamkan 5-10 menit,
saring dan minum
 Kayu Manis
 Membantu meringankan batuk berdahak, rebus 5-15 gram perhari
 Lidah Buaya
 Membantu menyembuhkan luka bakar
 Bersihkan daun dari kulit yang dipinggirnya lalu kupas kulit daunnya, ambil
daging daun yang bening, haluskan. Oleskan daging daun yang telah dihaluskan
pada kulit yang terkena luka bakar.
 Jambu Biji
 Membantu meringankan diare
 Rebus 2,5-4,5 gram daun kering atau 15-30 gram daun segar, minum.

f. Kesimpulan dan Saran


Sebetulnya banyak tanaman di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Maka dari itu, kita harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengolah dan
mengidentifikasinya.
Semoga masyarakat dapat lebih cenderung tanaman obat yang telah
ditanamnya daripada bahan obat kimia yang lebih berbahaya.

2.3 Penyuluhan ASI Ekslusif dan Gizi Balita


a. Tujuan
Tujuan dari penyuluhan ini adalah agar peserta dapat
 Memahami tentang pengertian ASI eksklusif
 Memahami tentang keuntungan dan manfaat memberikan ASI ekslusif
 Menjelaskan teknik cara menyusui yang benar
 Bertambah kesadaran dan kemauannya untuk memberikan ASI ekslusif untuk bayi
 Memahami tentang manfaat makanan bergizi di usia balita
 Memahami tentang kebutuhan gizi balita
 Memahami gizi yang tepat bagi balita
b. Waktu dan Tempat
 Waktu : 14 Juni, 21 Juni, 7 Juli dan 12 Juli 2012
 Tempat : Posyandu Sigiran, Posyandu Salimpaung, Posyandu Bungo
Campago dan Posyandu Amanah
c. Peserta
Kader Posyandu, Ibu hamil dan Ibu dari Balita yang mengunjungi posyandu
d. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan ASI
ekslusif dan gizi balita adalah metode ceramah, diskusi, serta pembagian leaflet
mengenai materi yang disampaikan.
e. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan ini dilaksanakan tiga kali dengan rincian:
 Kamis, 14 Juni 2012, dilaksanakan di posyandu sigiran, jorong Sigiran,
dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang. Kegiatan pada jorong ini tidak
dilakukan dengan metode ceramah, namun hanya diskusi interpersonal,
dikarenakan kondisi tempat yang kurang memadai.
 Kamis, 21 Juni 2012, dilaksanakan di posyandu Salimpauang, jorong
Salimpauan, dengan jumlah peserta sebanyak 23 orang
 Jum’at, 7 Juli 2012, dilaksanakan di posyandu Bungo Campago, jorong
Campago, dengan jumlah peserta sebanyak 17 orang
 Kamis, 12 Juli 2012, dilaksanakan di posyandu Amanah, jorong Koto
Andaleh, dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang.
Adapun rangkuman materi yang diberikan adalah sebagai berikut :
Gizi pada Anak
1. Sampai umur 6 bulan
 Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari,
pagi, siang, maupun malam
 Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI
2. Umur 6 sampai 9 bulan
 Teruskan pemberian ASI
 Mulai memberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) seperti bubur susu,
pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, atau air tomat saring
 Secara bertahap sesuai pertambahan umur, berikan bubur tim lumat ditambah
kuning telur /ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang
hijau/ santan/ minyak
 Setiap hari berikan makan sebagai berikut;
6 bulan : 2 x 6 sdm peres
7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres
8 bulan : 3 x 8 sdm peres
3. Umur 9 sampai 12 bulan
 Teruskan pemberian ASI
 Beri makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang lebih padat dan kasar seperti
bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembik
 Tambahkan kuning telur /ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/
bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak
 Setiap hari ( pagi, siang, malam) diberi makan sebagai berikut:
9 bulan : 3 x 9 sdm peres
10 bulan : 3 x 10 sdm peres
11 bulan : 3 x 11 sdm peres
 Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan (buah, biskuit, kue)
4. Umur 12 sampai 24 bulan
 Teruskan pemberian ASI
 Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak.
Berikan 3 kali sehari sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur, buah
 Beri makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan (biskuit,
kue)
5. Umur 24 bulan atau lebih
 Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3-1/2 porsi makan orang
dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah
 Beri makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan

Cara Menyusui yang Baik


 Cara memegang bayi atau posisi bayi yang benar
- Sanggahlah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja
- Kepala dan tubuh bayi lurus
- Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu
- Dekatkan badan bayi ke badan ibu
 Cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya :
- Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi
Menunggu bayi terbuka lebar
- Bibir bawah bayi membuka keluar
- Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah
 Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secar dalam, teratur yang diselingi
istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan
- sampai mulut bayi terbuka lebar
- Segera mendekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu
 Cara melekatkan bayi yang benar ditandai dengan :
- Dagu menempel pada payudara ibu
- Mulut

Hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut adalah peserta memahami pentingnya
memberikan ASI ekslusif pada bayi serta makanan bergizi pada balita. Peserta juga telah
mengetahui paduan menu makanan untuk balita yang bergizi, namun tidak mahal.

f. Kesimpulan dan Saran


Secara umum, kegiatan berjalan sesuai yang diharapkan dengan bantuan petugas
posyandu. Peserta cukup antusias dan termotivasi untuk tahu lebih banyak mengenai
materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang
dilontarkan ketika diskusi.

2.4 Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut


a. Tujuan
 Bertambahnya pengetahuan peserta tentang pentingnya menjaga
kebersihan gigi dan mulut
 Bertambahnya pengetahuan peserta tentang cara dan waktu menggosok
gigi yang benar
 Bertambahnya pengetahuan peserta mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat.
 Bertambahnya kesadaran dan kemauan peserta untuk mau berperilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Waktu dan Tempat
 Waktu : 15 Juni 2012
Tempat : Paud Bungo Campago
 Waktu : 13 Juli 2012
Tempat : PAUD Nurul Shadiqqin Jorong Sigiran

c. Peserta
Siswa-siswi Paud Bungo Campago dan Paud Nurul Shadiqqin Jorong Sigiran

d. Metode Pelaksanaan
 Diskusi
Penyampaian materi menggunakan metode diskusi dengan siswa berupa
memberikan pertanyaan dan penjelasan yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan.
 Praktek
Sebagai bentuk aplikasi dari materi yang telah diberikan, siswa-siswi juga
melakukan praktek cara menggosok gigi yang benar
e. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan penyuluhan kebersihan gigi dan mulut ini diikuti oleh 20 orang siswa.
Sebelum siswa melakukan praktek menggosok gigi, siswa diberikan pengarahan dan
demonstrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah siswa memahami pentingnya menjaga kebersihan
diri, terutama kebersihan gigi dan mulut, serta termotivasi menjaga kebersihan diri dan
keluarga.

f. Kesimpulan dan Saran


Siswa-siswi cukup antusias dalam diskusi dan praktek, serta termotivasi untuk berperilaku
bersih dan sehat dalam keseharian. Namun, terwujudnya perilaku bersih dan sehat pada siswa
sangat dipengaruhi oleh dukungan lingkungan sekitar, terutama orang tua dan guru.

2.5 Penyuluhan PHBS

a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Mensosialisasikan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
2. Bertambahnya pengetahuan peserta tentang pentingnya mencuci tangan
dengan sabun
3. Bertambahnya pengetahuan peserta tentang pentingnya menggunakan air
bersih untuk keperluan sehari-hari
4. Bertambahnya kesadaran dan kemauan peserta untuk mau berperilaku
hidup bersih dan sehat.

b. Waktu dan Tempat


 Tanggal 15 Juni 2012, bertempat di PAUD Raudatul Jannah Salimpauang
 Tanggal 7 Juli 2012, bertempat di ruang laboratorium SMP N 1 Malalak.
 Tanggal 29 Juni 2012, bertempat di Mesjid Daarul Ijtihad Campago
c. Peserta
Siswa/i PAUD Raudatul Jannah Salimpauang, siswa/i kelas 7 SMP N 1
Malalak., dan Jamaah wirid Mesjid Daarul Ijtihad Campago
d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan pemberian materi PHBS
secara langsung kepada peserta, diskusi dan tanya jawab.
e. Hasil dan Pembahasan
Dalam kegiatan ini telah diberikan materi tentang bagaimana berperilaku
hidup bersih dan sehat. Pemberian materi dilakukan selama kurang lebih 30 menit,
dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab selama 15 menit. Hasil yang dicapai dari
kegiatan ini adalah peserta mengetahui 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat, serta
mengetahui pentinganya berperilaku hidup bersih dan sehat.

f. Kesimpulan dan Saran


Kegiatan ini telah terlaksana dengan cukup baik. Diharapkan setelah
mengikuti kegiatan ini peserta dapat berperilaku hidup sehat dan mengajak keluarga
ataupun masyarakat untuk ikut berperilaku hidup sehat.

2.6 Bakti Sosial dalam bentuk Pengobatan gratis se- Malalak Utara

f. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat malalak utara yang mengalami masalah kesehatan (sakit). Dalam hal ini
bentuk bantuan yang diberikan adalah pengobatan grtais. Selain itu kegiatan ini juga
bertujuan sebagai wahana untuk mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat
dengan elemen mahasiswa kedokteran dan juga meningkatkan akses pelayanan
kesehatan tanpa biaya terutama untuk kalangan menengah ke bawah. Diharapkan
dengan diadakannya kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat malalak
utara yang sedang sakit.

g. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 23 Juni 2012, bertempat di SD
N 08 Salimpaung dan SMP N 1 Malalak.

Anda mungkin juga menyukai