1, Februari 2013 80
Hartono
ABSTRACT
INTISARI
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sering digunakan dalam hal membantu
pengambilan keputusan, bila pengambilan keputusan itu dihadapkan pada adanya sejumlah kriteria dan
sejumlah alternatif. Dimana kriteria yang ada dalam pengambilan keputusan itu tentunya memiliki
sejumlah bobot alternatif. Salah satu bidang permasalahan yang dapat diselesaikan dengan metode
AHP ini adalah penentuan produksi suatu produk. Di mana kriteria yang dimaksud adalah terdiri dari
kriteria: ketersediaan bahan baku, lama produksi, biaya produksi, dan marjin keuntungan. Terkadang
permasalahan mengenai barang yang akan diproduksi ini penting dilakukan berkaitan dengan
terbatasnya kapasitas sumber daya perusahaan seperti tenaga kerja, mesin produksi, dan sebagainya.
Kriteria ini nantinya ditentukan bobot lokalnya, dengan alternatif terdiri dari masing-masing produk
yang ada. Setelah ditentukan bobot dari tiap kriteria, maka langkah selanjutnya adalah akan ditentukan
bobot dari tiap alternatif untuk masing-masing kriteria sehingga diperoleh bobot global. Penilaian ini
penting dilakukan untuk menentukan produk mana yang akan diproduksi
5. DSS mendukung berbagai fase proses 12. User/pengguna harus mampu menyusun
pengambil keputusan : intelligence, design, sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang
choice dan implementation. lebih besar dapat dibangun dalam organisasi
user tadi dengan melibatkan sedikit saja
6. DSS mendukung berbagai proses bantuan dari spesialis dibidang Information
pengambilan keputusan dan style yang System (IS).
berbeda-beda. Ada kesesuaian diantara DSS
dan atribut pengambil keputusan individu DSS biasanya mendayagunakan berbagai
(contohnya vocabulary dan style keputusan). model (standar atau sesuai keinginan user) dalam
menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. permodelan ini menjadikan percobaan yang
Pengambil keputusan harus reaktif, mampu dilakukan pada berbagai konfigurasi yang
mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan berbeda
beradaptasi untuk membuat DSS selalu bisa
menangani perubahan tersebut.
DSS adalah fleksibel, sehingga user dapat Komponen DSS
menambahkan, menghapus, Secara garis besar DSS dibangun oleh empat
mengkombinasikan, mengubah atau komponen besar :
mengatur kembali elemen-elemen dasar
(menyediakan respon cepat pada situasi yang 1. Data Management Subsystem
tak diharapkan). Kemampuan ini (Pengelolaan Database)
memberikan analisis yang tepat waktu dan Adalah sistem yang akan mengelola
cepat setiap saat. semua data dan informasi yang
ditampung dan dikelola oleh sistem.
8. DSS mudah untuk digunakan. User harus Data Management Subsystem dibagi
merasa nyaman dengan sistem ini. User menjadi data management system, data
friendliness, fleksibilitas, dukungan grafis directory dan query facility.
terbaik, dan antarmuka bahasa yang sesuai
dengan bahasa manusia dapat meningkatkan
efektifitas DSS. Kemudahan penggunaan ini
diimplikasikam pada mode yang interaktif.
terdiri dari Ketersediaan bahan baku, lama Metode ini digunakan untuk menemukan
produksi, biaya produksi, dan marjin suatu skala rasio baik dari perbandingan
keuntungan. pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu.
Perbandingan – perbandingan ini dapat diambil
2. Penentuan bobot lokal untuk masing-masing dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar
kriteria dilakukan oleh pihak manajemen yang mencerminkan kekuatan perasaan dan
perusahaan. perefensi relatif.
3. Alternatif yang digunakan dalam proses Metode AHP memiliki perhatian khusus
perbandingan adalah produk-produk yang tentang penyimpangan dari konsistensi,
akan diproduksi yang memiliki sumber daya pengukuran, dan unsur kebergantungan di dalam
yang sama dan di antara kelompok elemen strukturnya.
Kemudian Permadi (1996), menjelaskan
4. Penentuan bobot dari tiap produk untuk peralatan utama metode AHP merupakan sebuah
masing-masing kriteria dilakukan oleh pihak bentuk hirarki yang bersifat fungsional dengan
manajemen perusahaan. masukan (input) utamanya menggunakan
persepsi manusia.
5. Pengisian matriks perbandingan antar produk Melalui sistem hirarki ini suatu masalah
untuk tiap kriteria didasarkan pada data yang kompleks dan tidak terstruktur dapat
produksi yang sudah ada. didekomposisikan atau diformulasikan ke dalam
kelompok – kelompok atau bagian – bagian yang
6. Bobot global tiap produk ditentukan lebih sempit. Kemudian kelompok – kelompok
berdasarkan skor rata-rata dari bobot global tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
produk berdasarkan hasil penilaian.
Suatu tujuan yang bersifat umum dapat
7. produk dengan hasil bobot global paling dijabarkan ke dalam beberapa sub tujuan yang
tinggi yang akan diprioritaskan untuk lebih terperinci dan dapat menjelaskan maksud
mendapatkan prioritas produksi. tujuan umum. Penjabaran ini dapat dilakukan
terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang
bersifat operasional. Pada hirarki terendah inilah
2. Model, Analisa, Desain, dan Implementasi dilakukan proses evaluasi atas alternatif –
alternatif yang merupakan ukuran dari
Untuk pertama kali metode AHP pencapaian tujuan utama dan pada hirarki
diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada terendah ini dapat ditetapkan dalam satuan apa
periode tahun 1971-1975 di Wharton School. suatu kriteria diukur.
(Kosasi, 2002). Metode AHP ini pada awalnya
digunakan untuk menentukan sekolah yang Dalam melakukan penjabaran atau
terbaik bagi anaknya. dekomposisi hirarki sebuah tujuan tidak ada
suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa
Suryadi (1998), menjelaskan peralatan utama jauh pembuat keputusan menjelaskan atau
metode AHP merupakan sebuah bentuk hierarki mendekomposisikan tujuan menjadi sub – sub
yang bersifat fungsional dengan masukan (input) tujuan yang lebih rendah atau yang lebih rinci.
utamanya menggunakan persepsi manusia. Dalam hal ini seorang pembuat keputusan
Melalui sistem hierarki ini suatu masalah yang harus menentukan saat penjabaran tujuan ini
kompleks dan tidak terstruktur dapat berhenti yang dapat dilakukan dengan cara
didekomposisikan atau diformulasikan ke dalam memperhatikan keuntungan atau kekurangan
kelompok-kelompok atau bagian-bagian yang yang diperoleh bila tujuan tersebut diperinci
lebih sempit. Kemudian kelompok-kelompok lebih lanjut dan lebih rinci. Terdapat beberapa
tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki. faktor yang perlu diperhatikan di dalam
Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan melakukan proses penjabaran hirarki tujuan yaitu
bahwa pada dasarnya metode AHP merupakan (Suryadi dan Ramdhani, 1998):
suatu teori umum tentang suatu konsep
pengukuran.
1. Penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan yang Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai
lebih rinci harus selalu memperhatikan suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
apakah setiap tujuan yang lebih tinggi kompleks dalam suatu struktur multi level
tercakup dalam sub tujuan tersebut. dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti
2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya
perlu menghindari terjadinya pembagian ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
yang terlampau banyak, baik dalam arah Dengan hirarki, suatu masalah yang
horizontal maupun vertikal. kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-
3. Sebelum menetapkan tujuan harus dapat kelompoknya yang kemudian diatur menjadi
menjabarkan hirarki tersebut sampai dengan suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan
tujuan yang lebih rendah dengan cara tampak lebih terstruktur dan sistematis.
melakukan tes kepentingan. Adapun flowchart langkah-langkah
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Dalam merancang suatu sistem berbasis
metode AHP untuk pengambilan keputusan maka Mulai
langkah awal yang harus dilakukan adalah
menentukan alternatif yang akan dinilai.
Penentuan Alternatif
Kemudian setelah alternatif itu ada, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria
yang akan digunakan. Penentuan Kriteria
Gambar 1 menunjukkan alur pemikiran yang
digunakan dalam pengambilan keputusan dengan Penentuan Bobot Prioritas Tiap Kriteria
metode AHP.
Ya
Kriteria I Kriteria II Kriteria III Kriteria n
Penentuan Bobot Lokal Tiap Alternatif untuk
Masing-Masing Kriteria
Metode ini adalah sebuah kerangka dalam satu level dipengaruhi atau
untuk mengambil keputusan dengan efektif tergantung oleh elemen-elemen dalam
atas persoalan dengan menyederhanakan dan level di atasnya.
mempercepat proses pengambilan keputusan
dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam 4. Expectations, artinya untuk tujuan
bagian – bagiannya, menata bagian atau variabel pengambilan keputusan, struktur hirarki
ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini
numerik pada pertimbangan subjektif tentang tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan
pentingnya tiap variabel dan mensintesis tidak memakai seluruh kriteria dan atau
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan objektif yang tersedia atau diperlukan
variabel yang mana yang memiliki prioritas sehingga keputusan yang diambil dianggap
paling tinggi dan bertindak untuk tidak lengkap.
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode ini juga menggabungkan kekuatan Adapun yang menjadi kelebihan dengan
dari perasaan dan logika yang bersangkutan menggunakan metode AHP adalah yaitu:
pada berbagai persoalan, lalu mensintesis
berbagai pertimbangan yang beragam menjadi 1. Struktur yang berbentuk hierarki sebagai
hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara konsekuensi dari kriteria yang dipillih sampai
intuitif sebagaimana yang dipersentasikan pada pada sub kriteria yang paling dalam.
pertimbangan yang telah dibuat.
2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas
toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan
Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai alternatif yang dipilih oleh para pengambil
landasan aksiomatik yang terdiri dari : keputusan.
(n 1)
seluruhnya yaitu sebanyak n x[
2
]buah dengan n adalah banyaknya elemen
Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan
yang dibandingkan.
Berpasangan
5. Menghitung nilai eigen dan menguji
konsistensinya jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi.
mulai
Penentuan alternatif/calon
peserta event
4.397
Y Vektor Eigen
RK <= 0.1 ?
Konsisten
selesai 2. Menghitung Bobot Prioritas Tiap
N
Kriteria
Vektor Eigen
Untuk menghitung bobot prioritas caranya
Tidak adalah nilai eigen value untuk tiap kriteria
Konsisten
dibagi dengan total eigen value.
Auto koreksi Y
Proses autokoreksi Bahan baku = 0.537 / 4.397 = 0.122
?
Lama produksi = 1 / 4.397 = 0.227
N Biaya produksi = 1 / 4.397 = 0.227
Melakukan ulang Marjin keuntungan = 1.86 / 4.397 = 0.423
perbandingan preferensi
antar alternatif
3. Menghitung Bobot Global Tiap Alternatif Adapun tampilan dari perancangan halaman
untuk kriteria Marjin Keuntungan web ini adalah sebagai berikut.
Untuk menghitung bobot prioritas caranya
adalah nilai eigen value untuk tiap kriteria 1. Halaman Home
dibagi dengan total eigen value. Adapun tampilan halaman Home ini dapat
dilihat pada Gambar 4.
Produk A = 0.759 / 4.932 = 0.15389
Produk B = 1.519 / 4.932 = 0.307
Produk C = 2.275 / 4.932 = 0.461
Produk D = 0.379 / 4.932 = 0.0768
2.4 Perancangan
Untuk masa yang akan datang pengambilan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan
keputusan untuk penentuan jenis barang yang Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,
akan diproduksi ini diharapkan kriteria yang Pontianak
dipergunakan dapat semakin diperbanyak
sehingga akurasi dari aplikasi dengan metode [3] Kusrini, 2007, ”Konsep dan Aplikasi Sistem
AHP ini dapat semakin ditingkatkan. Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi,
Yogyakarta
4. Kesimpulan dan Saran
[4] Nasibu, Iskandar Z, 2009, ”Penerapan
4.1 Kesimpulan Metode AHP dalam Sistem Pendukung
Keputusan Penempatan Karyawan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian Menggunakan Aplikasi Expert Choice”,
adalah sebagai berikut. Jurnal Pelangi Ilmu Volume 2 No. 5
1. Penentuan jenis barang yang akan diproduksi
merupakan hal yang harus dilakukan [5] Suryadi dan Ramdhani, 1998, ”Sistem
ditengah adanya keterbatasan sumber daya Pendukung Keputusan”, Penerbit PT Remaja
yang dimiliki oleh perusahaan. Rosdakarya Bandung, Bandung
2. Metode AHP sesuai untuk digunakan pada
penentuan jenis barang yang akan diproduksi [6] Subakti Irfan. (2002) “Sistem Pendukung
karena melibatkan penggunaan banyak Keputusan (Decision Support System)”,
kriteria. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
3. Untuk kesempurnaan dari program aplikasi Teknologi Informasi, Institut Sepuluh
diharapkan agar untuk masa mendatang November, Surabaya.
pihak manajemen dapat mempertimbangkan
penambahan kriteria yang akan digunakan
untuk penentuan jenis barang yang akan
diproduksi.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Perlu dipastikan bahwa user telah paham
dengan konsep pengisian matriks
perbandingan berpasangan.
2. Untuk masa mendatang diharapkan agar
program aplikasi dapat lebih ditingkatkan
kemampuannya khususnya melalui
penambahan kriteria yang digunakan sebagai
dasar perbandingan.
Daftar Rujukan