Anda di halaman 1dari 5

Dampak Politik, Sosial dan Ekonomi serta Budaya dari Keberadaan Kolonialisme dan

Imperialisme Barat di Indonesia

Berbicara imperialisme dan kolonialisme Barat, pikirankita akan tertuju pada datangnya

bangsa-bangsa Eropa di tanah air.Bangsa-bangsa tersebut adalah Portugis, Belanda maupun Inggris.

Kedatangannyadi tanah air berawal dari kepentingan ekonomi yang kemudian berpengaruh

jugaterhadap perkembangan agama dan budaya. Banyak aktivitas yang mereka lakukan,tentunya

banyak berdampak negatif terhadap perkembangan disegala kehidupanberbangsa dan bernegara.

Seperti yang dilakukan oleh Belanda dengan monopoliperdagangannya melalui VOC

(VerenigdeOost-Indische Companie), Tanam Paksa dan Inggris melalui EIC (East India Company).

Kedatangan bangsa-bangsa Barat ini seharusnya dipakai sebagai pengalaman yang

sangat berharga bagi kehidupanbangsa dimasa mendatang. Bercermin dari segala kebaikan atau

kelebihan yang ditimbulkannya yang seharusnyadipertahankan, sebaliknya dengan segala

kekurangannya yang harus ditinggalkandan tidak perlu terulang yang kedua kalinya. Walaupun

sampai sekarang masihmenjadi problem berapa tahun kita dijajah oleh bangsa Barat, tetapi yang

palingpenting adalah adanya kesadaran bahwa dikuasai oleh bangsa lain seharusnyadiposisikan

sebagai upaya untuk mendewasakan diri dalam percaturan politikglobal, baik dimasa sekarang

maupun dimasa yang akan datang. Di masa sekarangyang harus dicermati adalah manifestasi dari

imperislisme dan kolonialisme baikdalam bidang ekonomi maupun budaya, karena sifatnya halus

dan tidak menggunakantindakan-tindakan militer atau politik secara terang-terangan.

Masuknya kekuasaan bangsa Asing diIndonesia telah menyebabkan perubahan tatanan

politik, sosial, ekonomi danbudaya bagi bangsa Indonesia sebagai berikut:

a) Perubahan dalam Bidang Politik

Baik Daendels maupun Raffles telahmeletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati

dijadikan pegawai negeri dandiberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun

temurun danmendapat upeti dari rakyat. Bupati telah menjadi alat kekuasaan

pemerintahkolonial.Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalankerajaan,

misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialismendominasi politik di


Indonesia.Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkankekuasaan

pribumi mulai runtuh.

Sebelum tahun 1900 (sebelum sistem politik Etis) sistem pemerintahan untuk daerah jajahan

(Hindia Belanda) masih bersifat sentralistis. Dimana tidak ada partisipasi dari perangkat lokal

segala sesuatu diatur oleh pemerintah pusat. Tidak ada sama sekali otonomi untuk mengatur sendiri

rumah tangga daerah sesuai dengan kepentingan daerah. Mengapa menerapkan sentralisasi?·

Sentralisasi dipandang sebagai cara terbaik oleh pemerintah Belanda untuk memperoleh keuntungan

sebesar-besarnya. Oleh karena itu, dengan sentralisasi Belanda dapat mempertahankan tanah

jajahannya. · Sentralisasi sebagai bentuk ketakutan Belanda untuk kehilangan tanah jajahannya

sebagai “daerah keuntungan”· Bagi Belanda “kehilangan Indonesia berarti sebuah malapetaka”.

Pada perkembangannya muncul tuntutan adanya desentralisasi sejak tahun 1854 dimana parlemen

Belanda berhak mengawasi pelaksanaan pemerintahan di Hindia Belanda. Tuntutan tersebut secara

perlahan terwujud diawali dengan adanya desentralisasi keuangan (1903), kemudian baru adanya

pemerintahan daerah baru (1922). Berdasarkan Undang-undang Perubahan tahun 1922 Hindia

Belanda dibagi dalam provinsi dan wilayah (gewest)

b) Perubahan dalam Bidang Sosial Ekonomi

Penggolongan Sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat, golongan secara

horizontal atas dasar perbedaan ras, jenis kelamin, agama, profesi, dsb.

Pada masa colonial penggolongan masyarakat didasarkan pada perbedaan ras. Golongan Eropa

Terdiri dari orang Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss, dan Perancis.

Golongan Eropa merupakan golongan pendatang yang sangat minoritas. Mereka memiliki

kekuasaan yang besar di Indonesia. Status sosial mereka lebih tinggi dibandingkan dengan

golongan-golongan lain yang ada. Mereka adalah para pemilik modal yang menanamkan modalnya

di perusahaan perkebunan Indonesia. Perkawinan antara orang Eropa orang Indonesia disebut

golongan Indo-Eropa.
Golongan Asia dan Timar Asing Terdiri dari bangsa Cina, India, dan Arab. Mereka

memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi dan istimewa daripada kaum pribumi. Status ekonomi

merekapun tinggi sehingga membuat pemerintah Belanda memberikan banyak kemudahan bagi

golongan tersebut dalam sektor perdagangan. Sebagai pedagang, mereka menguasai perdagangan

eceran, tekstil, dan mesin elektronik. Perkawinan antara kaum Timur Asing dengan orang Indonesia

disebut golongan Indo Timur Asing/ Peranakan.

Golongan Pribumi merupakan kelompok mayoritas dan merupakan pemilik negeri ini.

Mereka merupakan penduduk asli Indonesia. Tetapi merupakan orang yang tertindas dan terjajah.

Kedudukannya adalah yang paling rendah (lapisan terbawah) dan dibebankan banyak kewajiban

tetapi hanya kurang diperhatikan.

Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsaBarat membawa berbagai dampak bagi bangsa

Indonesia. Munculnya monopolidagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di

panggung perdaganganinternasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para

pejabatBelanda.Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan

Indonesiasebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda,pedagang

perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina danbangsa Indoensia hanya

menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwawiraswasta jenis tanaman baru serta cara

memeliharanya.

Dengan dilaksanakannya politik pintuterbuka, maka:

1) pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaingsehingga gulung tikar.

2) Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan

programtransmigrasi.

3) untuk mendukung program penanaman modal Barat diIndonesia pemerintah Belanda membangun :

Irigasi, waduk, jalan raya, jalankereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan

tenaga secarapaksa dengan sistem rodi (kerja paksa)


4) dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadipergeseran dari sistem ekonomi barang ke

sistem ekonomi uang yang juga menyebardi kalangan petani.

5) Daerah Indonesiaterisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.

Kemunduran perdagangan di laut secara taklangsung menimbulkan budaya feodalisme di

pedalaman. Dengan feodalisme rakyatpribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah

Barat/Timur Asing. Sehinggakehidupan penduduk Indonesiamegalami kemerosotan.

Dampak positif dan negatif Keberadaan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Praktek imperialisme dan kolonialisme di Indonesia mempunyai dampak yang sangat

besar bagibangsa Indonesia. Bukan hanya mengakibatkan terjadinya penderitaan dan kesengsaraan

fisik, tetapi juga psikhis, bahkan akibatnya terasa hingga saat ini. Selain mengakibatkan penderitaan

dankesengsaraan, imperialisme barat juga meninggalkan kosakata, budaya, marga, sarana jalan

danbeberapa pabrik gula, dan aturan perundangan.

Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonialsangat dipengaruhi oleh sistem

kolonial yang diterapkan oleh pemerintahan Hindia Belanda.Setelah sistem tanam paksa dihapuskan

pada tahun 1870 pemerintah kolonial menerapkansistem ekonomi baru yang lebih liberal. Sistem

tersebut ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870. Menurut undang-

undang tersebut penduduk pribumi diberi hak untukmemiliki tanah dan menyewakannya kepada

perusahaan swasta. Tanah pribadi yang dikuasai rakyatsecara adat dapat disewakan selama 5 tahun.

Sedangkan tanah pribadi dapat disewakan selama 20tahun. Para pengusaha dapat menyewa tanah

dari guberneman dalam jangka 75 tahun.

Dalam jangka panjang, akibat sistem sewa tersebut tanah yang disewakan cenderung

menjadi milik penyewa. Apabilapada masa sistem tanam paksa perekonomian dikelola oleh negara

maka sejak Undang-undang Agraria1870 kegiatan ekonomi lebih banyak dijalankan oleh

swasta.Nilai-nilai kapitalisme mulai masik ke dalam struktur masyarakat Indonesia. Komersialisasi

telahmenggantikan sistem ekonomi tradisional. Nilai uang telah menggantikan satuan ekonomi
tradisionalyang selama ini dijalankan oleh masyarakat pedesaan. Masalah sistem perburuhan

dikeluarkan aturanyang ketat.

Tahun 1872 dikeluarkan Peraturan Hukumam Polisi bagi buruh yang meninggalkan

kontrakkerja. Pada tahun 1880 ditetapkan Koeli Ordonanntie yang mengatur hubungan kerja antara

koeli(buruh) dengan majikan,terutama di daerah perkebunan di luar Jawa. Walaupun wajib kerja

dihapuskansesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial menetapkan pajak kepala pada

tahun 1882.Pajak dipungut dari semua warga desa yang kena wajib kerja. Pajak tersebut dirasakan

oleh rakyat lebihberat dibandingkan denganwajib kerja.

Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme sampai pada tingkat individu, baik di

pedesaanmaupun di perkotaan. Tanah milik petani menjadi objek dari kapitalisme. Tanah tersebut

menjadi objekkomersialisasi, satu hal yang tidak kekenal sebelumnya dalam masyarakat tradisional

di pedesaan.Dengan demikian, terjadi perubahan dalam masyarakat pedesaan terutama dalam

melihat aset tanahyang dimilikinya. Apabila sebelum adanya UU Agraria tahun 1870 tanah yang

dimiliki tidak memiliki artiekonomi yang penting kecuali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

maka setelah dikeluarkannyaundang-undang tersebut terjadi komersialisasiaset petani. Penetrasi

tersebut sering kali mengabaikanhak-hak rakyat menurut hukum adat. Nilai ekonomi uang telah

menggantikan nilai ekonomi menurutcara-cara ekonomi tradisional seperti sistem barter dan lain-

lain.Sistem ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda adalah sistem tanam

paksadan sistem kapitalisme menurut Undang- Undang Agraria tahun 1870. Melalui kedua sistem

tersebut.

Anda mungkin juga menyukai