Anda di halaman 1dari 2

Kunci Jawaban Pilihan Berganda Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor

No. No. No. No. No.


Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Soal Soal Soal Soal Soal
1 C 11 E 21 D 31 A 41 A
2 D 12 E 22 D 32 B 42 B
3 D 13 E 23 A 33 C 43 A
4 E 14 D 24 A 34 C 44 A
5 E 15 C 25 A 35 B 45 A
6 B 16 C 26 B 36 C
7 B 17 E 27 D 37 C
8 C 18 E 28 E 38 B
9 A 19 B 29 E 39 B
10 C 20 C 30 C 40 B

Kunci Jawaban Essay Test

1. Prinsip kerja rangkaian lampu kepala DC


Ketika Kunci kontak di hubungkan maka arus mengalir dari baterai menuju saklar lampu kepala, saat
lampu kepala di gerakkan sekali (posisi 1) tuas saklar lampu kepala terhubung dengan lampu kota sehingga
lampu kota bagian depan, bagian belakang dan lampu panel nyala bersamaan karena terhubung parallel.
Saat saklar lampu kepala digerakkan dua kali maka disamping lampu kota tetap menyala, tuas saklar lampu
kepala (posisi 2) arus akan mengalir menuju saklar dim kemudian saklar dim akan mengalirkan arus untuk
lampu dekat atau lampu jauh sekaligus lampu control jauh yang terhubung parallel dengan lampu jauh.

2. Simbol Kelistrikan Pada Sepeda Motor

3. Pengertian sistem instrumen dan sinyal serta jenis-jenis instrumen atau sinyal yang ada pada sepeda motor.
Sistem instrumentasi adalah perlengkapan sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi
kepada pengendara tentang keadaan sepeda motor tersebut.
Contoh sistem instrumen:
 Speedometer (pengukur kecepatan kendaraan)
 Tachometer (pengukur putaran mesin)
 Ammeter (pengukur arus listrik)
 Voltmeter (pengukur tegangan listrik)
 Clock (jam)
 Fuel and temperature gauges (pengukur suhu dan bahan bakar)
 Oil pressure gauge (pengkur tekanan oli) dan sebagainya.

Sistem sinyal atau tanda adalah system kelistrikan yang ada pada sebuah sepeda motor yang berfungsi
sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi.
Contoh sistem sinyal:
 Lampu Rem
 Lampu sein/tanda belok

4. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI-AC


Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC
dalam bentuk induksi listrik dari source coil. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan
sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi
arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit.
Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat
terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke
gerbang (gate) SCR.
Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus
listrik dari anoda (A) ke katoda (K).
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat.
Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan
sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri.
Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder
dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi
dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti
waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian
CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional.
Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan
bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian
CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus
(discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan
menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.

5. Cara kerja sistem pengapian CDI-DC


Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC yaitu pada saat kunci kontak di ON-kan, arus akan
mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus
dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC menjadi 220 Volt AC). Selanjutnya,
arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor untuk disimpan sementara. Akibat
putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus yang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga memicu
kondensor/kapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Pada saat terjadi
pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan induksi pada
kedua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api
pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Anda mungkin juga menyukai