Kelas: 3D
-Ushulludin
-Al-fiqh al-akbar
-Memahami tauhid
-Masalah-masalah politik
Tujuan
-Menguatkan keimanan
3. Muhammad Iqbal
Pemikiran Ilmu Kalam Muhammad Iqbal, yaitu :
A.Hakikat Teologi
Muhammad Iqbal melihat teologi sebagai ilmu yang berdimensi kepada keimanan dan
berdasarkan esensi Tauhid. Didalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan,
kesetiakawanan, dan kebebasan dan kemerdekaan.
B.Pembuktian Tuhan
Muhammad Iqbal menolak argumen teologis uang berusaha membuktikan eksistensi
tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari sebelah luar, tetapi menerima landasan teologis yang
menafsirkan tuhan yang imanen (tetap ada) bagi alam. Selain itu Muhammad Iqbal menolak
argumen kosmologis (sebab-musabab) maupun ontologis (logika).
C. Jati Diri Manusia
Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan
mengembangkan bakat-bakatnya. Secara umum Muhammad Iqbal mengatakan bahwa
manusia itu dinamis sebagai kehidupan dunia.
D. Surga dan Neraka
Muhammad Iqbal menyakini surga dan neraka, selanjutnya surga dan neraka
dikatakan sebagai sebuah keadaan. Pandangannya merujuk pada rumusan Al-Qur’an, bahwa
surga adalah kegembiraan karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai
dorongan yang menuju kepada perpecahan. Sedangkan neraka adalah api Allah yang
menyala-nyala dan yang membumbung ke atas hati, dengan sederhana dikatakan sebagai
penyiksaan.
Faktor Timbulnya Ilmu Kalam
Ilmu Kalam muncul akibat dari dua faktor, yaitu :
1. Faktor Internal :
Al-Qur’an sendiri disamping ajakan kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan
hal-hal yang berhubungan dengan itu, menyinggung pula golongan-golongan dan agama-
agama yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW, yang mempunyai kepercayaan-
kepercayaan yang tidak benar. Qur’an tidak membenarkan kepercayaan mereka dan
membantah alasan-alasannya.
2. Faktor Eksternal :
A. Banyak di antara pemeluk-pemeluk islam yang mula-mula beragama Yahudi,
Masehi, dan lain-lain, bahkan diantara mereka pernah menjadi ulama agama tersebut. Setelah
mereka tenang dari tekanan muslimin mulailah mereka mengaji lagi aqidah-aqidah agama
merekan dan mengembangkan ke dalam Islam.
B. Golongan Islam yang dulu, terutama golongan Mu’tazilah, memusatkan
perhatiannya untuk penyiaran Islam dan membantah alasan mereka yang memusuhi Islam,
dengan cara mengetahui dengan sebaik-baiknya aqidah mereka.
C. Sebagai kelanjutan dari sebab tersebut, mutakallimin hendak mengimbangi lawan-
lawannya yang menggunakan filsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat
Pro dan Kontra Ilmu Kalam
1. Pro
a. Kaum Mutakallimin
Kaum Mutakallimin mempunyai pandangan bahwa metode dan teori rasional-lah
yang dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, oleh karena itu mempelajarinya
merupakan suatu keharusan (wajib).
b. Abu al-Hasan al-Asy’ari
Al-Asy’ari mengemukakan bahwa anggapan pengkritik kalam bahwa persoalan-
persoalan yang dibahas dalam ilmu kalam bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah,
menurut al-Asy’ari adalah anggapan yang keliru sebab, nyata sekali bahwa hal-hal yang
dibahas di dalam ilmu kalam itu.
c. Abu Ma’in
Abu Ma’in berpendapat bahwa setiap orang yang sudah balligh harus sanggup
membuktikan adanya Allah, pencipta alam semesta, melalui argumen rasional.
d. Seikh Abdurrahman Shiddiq
Menurut Seikh Abdurrahman Shiddiq metode ilmu kalam dapat diandalkan untuk
mengantarkan umat kepada tingkat pemahaman dan penghayatan yang benar tentang ushul
al-din.
2. Kontra
A. Kaum Hanbaliah
Kaum Hanbaliah merupakan kelompok yang paling keras menolak kehadiran ilmu
kalam (teologi) dalam sistem ajaran Islam. Pada umumnya kaum Hanbaliah melihat
problematika ilmu kalam (teologi) yang terpenting adalah terletak pada metode
argumentasinya yang tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah karena
menggunakan metode dialektis dan rasional, yang pada dasarnya pinjaman dari luar,
khusunya filsafat Yunani.
4. Iman,Kufur,Nifaq,Syirik.
A. IMAN
Firman Allah:
{ ََت َعلَ ْي ِه َْم آيَات ُ َهُ زَ ادَتْ ُه َْم إِي َمانًا َو َعلَىَ َربِ ِه َْم يَت ََو َّكلُون
َْ َت قُلُوبُ ُه َْم َوإِذَا ت ُ ِلي ََّ إِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونََ الَّذِينََ إِذَا ذ ُ ِك ََر-
َْ َّللاُ َو ِجل
َّ األنفال [الَّذِينََ يُ ِقي ُمونََ ال: 2-3]
ََص ََل َة َ َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه َْم يُن ِفقُون
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (Al-Anfaal: 2-3)
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat
dikatakaan sebagai mukmin yang sempurna, sebab unsur-unsur keimanan tersebut merupakan
suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
B. KUFUR
Pengertian Kufur
Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau menutup. Sedangkan
menurut syari’at adalah menolak kebenaran dan berbuat kufur karena
kebodohannya. Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar dan menyimpang dari
landasan Iman.Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
disebut Kafir.
Macam-Macam Kufur
Kufur dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Kufur akbar (kufur besar)
Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama islam.
Terkadang kufur besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang sangat
bertolak belakang dengan iman seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau
menginjak Al Qur`an dalam keadaan tahu kalau itu adalah Al Qur`an dan tidak
terpaksa.
b. Kufur ashghar (kufur kecil)
Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali.
Kufur amali ialah dosa yang disebutkan didalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah sebagai dosa
dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.
C. SYIRIK
Pengertian Syirik
Syirik secara bahasa berasal dri kata asyraka-yusyriku-syirkan-musyrikun yang
artinya mencampurkan atau menyekutukan, menurut syara’ syirik berarti menyamakan Allah
dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalil Tentang Syirik:
اَّللَِفَقَدَِا ْفت ََرىَإِثْ ًماَ َع ِظي ًما َ َّللاََالَيَ ْغ ِف ُرَأ َ ْنَيُ ْش َركَ َبِ ِه
َ َو َي ْغ ِف ُرَ َماَد ُونَ َذَلِكَ َ ِل َم ْنَيَشَا ُء
َّ َِو َم ْنَيُ ْش ِر ْكَب َّ إِ َّن
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu,bagi siapa yang dikehendaki-Nya.barangsiapa yang
mempersekutukan Allah,Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisaa: 48)
Jenis-Jenis Syirik
Syirik terbagi menjadi 2 macam yaitu Syirik Besar dan Syirik Kecil
A. Syirik Besar
Perbuatan syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan
menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti
berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan
kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap
sesuatu selain Allah.
B. Syirik Kecil
Perbuatan syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia
mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik kecil ada 2 macam yaitu :
Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam
bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat seperti riya (keinginan
untuk mendapatkan pujian) Contohnya :
Sihir. “sebab sesungguhnya sihir adalah ilham dan inspirasi setan yang diperdengarkan
kepada para pengikutnya:.
D. NIFAQ
Pengertian Nifaq
Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan atau bisa disebut munafik. Perilaku seperti ini
pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau
dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati
nuraninya, terhadap Allah Swt maupun sesama manusia. Pelaku perbuatan nifaq disebut
munafik.
Jenis-Jenis Nifaq
Perbuatan nifaq dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Nifaq I’tiqadi (Nifaq Besar)
Nifaq I’tiqadi adalah suatu bentuk perbuatan yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah
Swt., sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama sekali. Dia shalat, bersedekah, dan
beramal saleh lainnya, namun tindakannya itu tanpa didasari keimanan dalam hatinya. (QS.
an-Nisa':142)
b. Nifaq ‘Amali. (Nifaq Kecil)
Nifaq ‘amali adalah kemunafikan berupa pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk
perbuatan.
Dalil Nifaq
a. (QS.An-nisa[4]:145) Artinya:
Sesungguhnya orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka.
b. H. R. Bukhari dan Muslim
“Tanda-tanda orang muna¿k itu ada tiga, yaitu apabila berkata selalu berdusta, apabila
berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu mengkhianati”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Ciri-ciri Perbuatan yang Masuk Kategori Nifaq.
Adapun ciri-ciri dari orang yang termasuk kategori munafik yaitu :
a. Tidak mampu menegakkan salat kecuali dengan malas-malasan, ia merasa ragu terhadap
balasan Allah Swt di akhirat.
b. Hanya berfikir jangka pendek yaitu kekayaan duniawi semata.
c. Terbiasa dengan kebohongan, ingkar janji, dan khianat.
d. Tidak mampu ber-amar ma’ruf nahi munkar.
e. Sering kali dalam pembicaraannya menyindir dan menyakiti Nabi atau Islam.
5. Tauhid.
Pengertian Tauhid
Kata “tauhid” di dalam bahasa Arab berasal dari kata (wahhada – yuwahhidu – tauhidan), dan
makna (wahhadasy syai’a) yaitu menjadikan (sesuatu) satu-satunya, dan semuanya berasal
dari kata (wahidun) yang berarti satu atau tunggal.
Dalil-dalil Tentang Tauhid
َٰ
ِ وحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ ََّل إِلَهَ إِ ََّّل أَنَا فَا ْعبُد
ُون َ َو َما أ َ ْر
ُ س ْلنَا ِمن قَ ْب ِلكَ ِمن َّر
ِ ُسو ٍل إِ ََّّل ن
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah oleh kalian akan Aku.” [QS.Al-Anbiya’: 25].
ان ِ ْ ش ْعبَةٌ ِم ْن
ِ اْلي َم ِ َّللاُ َوأ َ ْدنَا َها إِ َما َطةُ ْاْلَذَى ع َْن ال َّط ِر
ُ يق َوا ْل َحيَا ُء َ ش ْعبَةً فَأ َ ْف
َّ ضلُهَا قَ ْو ُل ََّل إِلَهَ إِ ََّّل ُ َس ْبعُون
َ ض ٌع َو ِْ
ْ ِاْلي َمانُ ب
Iman memiliki tujuh puluh cabang lebih. Yang paling utama ialah ucapan Laa ilaha illallah,
dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu termasuk
cabang dari iman. (HR al-Bukhaariy, Muslim)
Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah => Menyendirikan / mengesakan Allah dalam hal perbuatan-
perbuatan-Nya, seperti menciptakan, menguasai, mengatur, dan yang lainnya dari perbuatan-
perbuatan Allah yang tidak ada sekutu dan tandingan bagi Allah dalam hal tersebut.
Dalil Tentang Rububiyah:
اء َو ْاْلَ ْرض َّ َّللاِ َي ْر ُزقُكُم ِِّمنَ ال
ِ س َم َ ق
َّ غي ُْر ٍ ِم ْن َخا ِل
Artinya: Ingatlah (hanya) bagiNyalah menciptakan dan memerintah, Maha Suci Allaah, Rabb
semesta alam”. [QS. Al-A’raaf: 54]
2. Tauhid Uluhiyyah
Berprilaku mengesakan Allah dalam berbagai bentuk perbuatan yang disebut ibadah.Seperti,
menyembah, mengabdi, taat, patuh, menghamba, meminta, bergantung hanya kepada Allah.,
beribadah hanya kepada Allah & karena Allah, minta tolong, berharap hanya kepada Allah.
Dalil tentang Uluhiyyah:
َٰ
ِ وحي ِإلَ ْي ِه أَنَّهُ ََّل ِإلَهَ ِإ ََّّل أَنَا فَا ْعبُد
ُون َ َو َما أ َ ْر
ُ س ْلنَا ِمن قَ ْب ِلكَ ِمن َّر
ِ ُسو ٍل ِإ ََّّل ن
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah)
melainkan Aku, maka hendaknya kalian (hanya) menyembahKu.” [QS.Al-Anbiya’: 25].
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Menyendirikan/mengesakan Allah dalam apa yang Allah miliki dari nama-nama dan sifat-
sifat-Nya. Dan dalam hal ini terkandung dua perkara:
Dalil Tentang Asma’ Wa Sifat:
ير َّ ْس ك َِمثْ ِل ِه ش َْي ٌء ۖ َوه َُو ال
ُ س ِمي ُع ا ْلبَ ِص َ لَي
Artinya: Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Allah), dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. [QS. Asy-Syuura: 11]
Iman & Kufur Iman : Tidak semata mata percaya Ekstrim : Keimanan terletak
kepada Allah. dalam hati, ucapan dan
Kafir : Setiap pelaku dosa besar. perbuatan tidak
mempengaruhi iman.
Moderat : Pelaku dosa besar
tidaklah kafir.
D. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Di antara pendapat-pendapatnya adalah :
1. Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan Husain bin Muhammad An-Najjar,
yakni manusia mempunyai bagian dalam perwujudan dari perbuatannya dan tidak semata-
mata dipaksa dalam melakukan perbuatannya.
2. Mengenai ma’rifat Tuhan di akhirat, Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di
akhirat melalui indera keenam.
3. Hujjah yang dapat diterima setelah nabi adalah Ijtihad. Hadits ahad tidak dapat dijadikan
sumber dalam menetapkan hukum.
dalil-dalil yang menjadi landasan golongan qadariyah
ِ ا ْع َملُواَ َماَ ِشئْت ُ ْمَإِنَّهَُبِ َماَتَ ْع َملُونَ َ َب
َصير
Artinya : “Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki sesungguhnya Ia melihat apa yang kamu
perbuat”. (QS. Fush-Shilat : 40).
ََو َم ْنَشَا َءَفَ ْليَ ْكفُ ْر
َ َربِ ُك ْمَفَ َم ْنَشَا َءَفَ ْليُؤْ ِم ْن
َ َم ْن ْ َوقُ ِل
ِ َال َح ُّق
Artinya : “Katakanlah kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau beriman maka
berimanlah dan barang siapa yang mau kafir maka kafirlah”. (QS. Al-Kahfi : 29).
9. Ahlusunnah,Shalaf,Khalaf
Ahlusunnah : golongan yang senantiasa mengikuti jejak hidup rasulullah SAW dan jalan hidp
para shabatnya.
Tokoh-tokoh :
1. Madzhab Hanafi
2. Madzhab Maliki
3. Madzhab Syafi’i
4. Madzhab Hanbali
-Aqidah (ketauhidan)
-Fiqih
-Akhlak (tasawuf)
=>Penjernihan hati
Salaf : generasi pertama dan terbaik dari ummat islam, yang terdiri dari para sahabat, tabi’in,
tabi’ut tabi’in, dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi) pertama yang
dimuliakan oleh Allah SWT.
Tokoh-tokoh salaf :
3. Ibn Taimiyyah
Ajaran pokok salaf : oleh Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-bani, bersama bahwa dakwah
salafiyah berdiri tegak di atas tiga landasan, yaitu,:
1. Al-Qur’anul karim
2. Sunnah Shahihah
3. Al-Qur’an dan sunnah wajib dipahami dengan pemahaman sahabat nabi SAW.
Khalaf : suatu golongan dari ummat islam yang mengambil filsafat sebagai patokan amalan
agama dan mereka ini meninggalkan jalannya as-salaf dalam memahami Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
10. Persoalan utama yang dibahas dalam ilmu kalam (Perbandingan Pemikiran).
1). Pelaku Dosa Besar, Kufur Dan Iman
A. Menurut aliran Khawarij => Semua pelaku dosa besar, menurut semua subsekte
Khawarij, kecuali Najdah adalah kafir dan akan disiksa dineraka selamanya.
Pandangan pelaku dosa besar oleh subsekte khawarij:
Azariqah =>Adapun pelaku dosa besar dalam pandangan mereka telah beralih status
keimanannya menjadi kafir millah (agama), dan berarti ia telah keluar dari Islam, mereka
kekal di neraka bersama orang-orang kafir lainnya.
An-Najdat => berpendapat bahwasanya orang yang berdosa besar menjadi kafir dan kekal di
dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sefaham dengan golongannya. Adapun
pengikutnya, jika mengerjakan dosa besar tetap mendapatkan siksaan di neraka, tetapi pada
akhirnya akan masuk surga juga.
Al-Muhakimat => berpendapat bahwasanya orang yang berbuat dosa besar, berbuat zina,
membunuh sesama manusia tanpa sebab, dan dosa-dosa besar lainnya menyebabkan
pelakunya telah keluar dari Islam.
B. Menurut Aliran Murjiah
Murji’ah dapat dikategorikan dalam dua kategori: ekstrim dan moderat.
Murji’ah Ekstrim berpandangan bahwasanya pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka.
Sedangkan Murji’ah moderat ialah mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar
tidaklah menjadi kafir.
C.Menurut Aliran Mu’tazilah => Setiap pelaku dosa besar, menurut Mu'tazilah, berada
diposisi tengah diantara posisi mukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum
sempat bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya, begitu pula
sebaliknya.
D. Aliran Asy’ariyah => Terhadap pelaku dosa besar, Al-Asy’ari sebagai wakil ASWAJA,
tidak mengkafirkan orang2 yang sujud ke Baitullah walaupun melakukan dosa besar, seperti
berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan
keimanan yang mereka miliki.
E. Aliran Maturidiyah => baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat menyatakan bahwa
pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya Adapun
balasan yang diperolehnya kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukannya di dunia.
F. Aliran Syi’ah Zaidiyah => Penganut Syi’ah Zaidiyah percaya bahwa orang yang
melakukan dosa besar akan kekal di dalam neraka, jika ia belum taubat dengan taubat yang
sesungguhnya.
Iman Dan Kufur: Aliran Khawarij, Aliran Mu'tazilah, Aliran Murji’ah dan Aliran
Maturidiyah.
2. Perbuatan Tuhan Dan Manusia
=>Semua aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan perbuatan.
Perbuatan disini dipandang sebagai konsekuensi logis dari dzat yang memilki kemampuan
untuk melakukannya.
Menurut Aliran Mu’tazilah => aliran yang bercorak Rasional berpendapat bahwa
perbuatan tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik.
Menurut Aliran Asy’ariah => mengatakan bahwa Tuhan tidak berkewajiban berbuat bagi
manusia. Dengan demikian aliran asy’ariyah tidak menerima faham Tuhan mempunyai
kewajiban. Tuhan dapat bebuat sekehendak hati-Nya terhadap makhluk.
Menurut Aliran Maturidiyah dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Samarkand dan Bukhara.
Samarkand =>mereka berpendapat bahwa perbuatan tuhan hanyalah menyangkut hal-hal
yang baik saja, dengan demikian tuhan berkewajiban melakukan yang baik bagi manusia.
Bukhara => memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah mengenai faham bahwa
Tuhan tidak mempunyai kewajiban.
Perbuatan Manusia
Menurut Aliran Jabariyah, dibagi menjadi 2 macam yaitu: Ekstrim dan Moderat
Ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukanlah perbuatan yang timbul dari
kemauannya sendiri.
Moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya.
Menurut Aliran Qadariyah, menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala
perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik itu berbuat baik maupun berbuat jahat.
Menurut Aliran Mu’tazilah mengaku Tuhan sebagai pencipta awal, sedangkan manusia
berperan sebagai pihak yang berkreasi untuk mengubah bentuknya.
Menurut Aliran Maturidiyah yaitu untuk perwujudan perbuatan, perlu ada dua daya.
Manusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan
baginya.
3. Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan
Paham jabariyyah => menempatkan segala yang maujud ini termasuk di dalamnya
perbuatan manusia dalam ketentuan Tuhan secara mutlak.
Paham qadariyyah => lebih menitik beratkan perhatiannya pada kehendak mutlak manusia
daripada kehendakan kemutlakan kekuasaan tuhan.
4. Jenis kehendak Allah
A. Iradah Kauniyah Qadari [kehendak yang pasti terjadi]
Iradah Kauniyah adalah kehendak Allah yang pasti terjadi pada seluruh makhluknya secara
mutlak.
B. Iradah Syar’iyah Diniyah [kehendak yang tidak mesti terjadi]
kehendak Allah dalam perintah agama-Nya, yang tidak mengharuskan terjadinya apa yang
diinginkan-Nya dan dicintai-Nya, hal ini karena Allah memberikan pilihan bagi manusia
untuk taat atau untuk menolak.
Dalil-Dalil:
Pelaku Dosa Besar, Kufur Dan Iman (Q.S. Al-maidah ayat 44)
Perbuatan Tuhan Dan Manusia (Q.S.Al-anbiyaa:23) dan (Q.S. Ash-shaffat : 96)
Kehendak Mutlak Dan Keadilan Tuhan (QS. Al-Qamar: 49)