Anda di halaman 1dari 25

Nama: Muhammad Hirzi Tamam

Kelas: 3D

RESUME ILMU KALAM


1. Pengertian, Ruang Lingkup, dan tujuan Ilmu kalam.
 Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan wujud Allah, sifat, yang ada pada Allah
dan sifat yang mungkin ada padanya
 Menurut Ibn Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan
 Berasal dari kata al-kalam, dalam Al-Qur’an kalamullah (perkataan Allah)
 Nama lain dari ilmu kalam

-Ushulludin

-Al-fiqh al-akbar

 Mengapa mempelajari ilmu kalam

-Karna persoalan penting tentang firman Allah

-Dasar ilmu kalam adalah dalil-dalil pikiran

-Pembuktiannya logika untuk membedakan dengan logika dalam filsafat

 Sebab mempelajari ilmu kalam

-Memahami tauhid

-Perbuatan dan kehendak tuhan

-Golongan yang mengingkari tuhan

-Masalah-masalah politik

-Persoalan agama dan kehidupan

-Golongan yang dulu memusuhi islam dan pengaruh filsafat

 Tujuan

-Memberikan arah keimanan yang besar


-Memberikan pijakan yang kuat

-Menjalankan ajaran islam dengan benar

-Menjawab penyimpangan ajaran

-Menguatkan keimanan

 Ruang lingkup ilmu kalam

-Ilahiyat : berhubungan dengan Allah, wujud, asma wa sifat,

-Nubuwat : berhubungan dengan nabi/rasul

-Ruhaniyat : yang berhubungan dengan malaikat, jin, iblis

-Sam’iyyat : dalil naqli dan aqli, surge, neraka, akhirat

2. Dasar-dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam


Sejarah munculnya ilmu kalam berawal sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW,
timbullah persoalan-persoalan dikalangan umat islam tentang siapakah pengganti Nabi
(Khalifatul Rasul) kemudian persoalan itu dapat diatasi dengan diangkatnya Abu Bakar As-
Shiddiq sebagai khilafah, setelah Abu Bakar wafat kekhalifaan dipimpin Umar bin Khattab
pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab umat islam tampak tegar dan mengalami
ekspansi seperti kejazirah Arabian, Palestina, Syiria, sebagian wilayah Persia dan Romawi
serta Mesir.
Setelah kekhalifahan Umar bin Khattab berakhir maka yang menjadi khalifah
selanjutnya adalah Ustman bin Affan. Ustman bin Affan termasuk dalam golongan Quraisy
yang kaya, kaum keluarganya terdiri dari orang-orang Aristokrat Mekkah yang memiliki
pengalaman dagang dan mereka mempunyai pengetahuan administrasi. Pengetahuan mereka
ini bermanfaat dalam memimpin administrasi daerah-daerah di luar semenanjung Arabiah
yang bertambah masuk kebawah kekuasaan Islam. Namun karena pada masa kekhalifahan
Utsman cenderung kepada nepotisme dan terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat Islam
dengan banyaknya penentang-penentang yang tidak setuju kepada khalifah Utsman bin
Affan, puncaknya Ustman bin Affan tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basroh,
dan Mesir.
Setelah Utsman bin Affan wafat, Ali bin Abi Thalib adalah sebagai calon terkuat yang
dipilih sebagai khalifah yang keempat tetapi ia segera mendapat tantangan dari pemuka-
pemuka yang ingin pula menjadi khalifah seperti Thalhah, Zubair, dan Aisya, peristiwa ini
dikenal dengan perang Jamal. Tantangan kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang
juga ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada Ali supaya menghukum pembunuh-
pembunuh Ustman.
Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam
Umat pada masa awal-awal Islam belum merasakan arti penting dan perlunya
mengetahui lebih jauh dan memperbincangkan masalah-masalah yang bersifat teoretis,
seperti yang yang dibicarakan di dalam ilmu Kalam. Masalah-masalah yang dirasakan sangat
perlu diketahui adalah yang dibicarakan dalam ilmu fikih. Dengan kata lain, membicarakan
dan mempersoalkan masalah-masalah teoretis ketika itu dirasa tidak ada manfaatnya bagi
umat, karena yang diperlukan di dalam keberagamaan sehari-hari mereka adalah masalah
yang bersifat amaliah.
Ketika dunia Islam berada pada era Dinasti Bani Abbas, suasana perkembangan
pemikiran umat mulai memperlihatkan kecendrungan baru. Pada penguhjung abad pertama
atau awal abad kedua Hijriah, muncul diskusi sistematis dan silang pendapat di sekitar
persoalan kalam, seperti masalah iman dan kufur, pelaku dosa besar, dan masalah qadha dan
qhodr. Diskusi ini masih diikuti oleh para sahabat generasi akhir. Diskusi ini pula yang pada
gilirannya melahirkan ilmu kalam yang memusatkan materi bahasa pada aspek akidah dengan
metode sendiri, metode nasional.
Pemikiran kalam ulama modern
1. Muhammad Abduh
Pemikiran Ilmu Kalam Muhammad Abduh, yaitu :
A. Alam
Alam dalam pandangan Muhammad Abduh terbagi atas dua, yaitu alam abstrak (alam
yang tidak dapat di jelaskan apalagi dilihat dengan panca indera, terdapat juga alam gaib
tetapi alam gaib itu berbeda dengan alam abstrak itu sendiri, contoh : kehidupan setelah
kematian), dan Alam nyata (alam yang dapat dilihat dengan panca indera).
B. Manusia
Muhammad Abduh mengatakan antara manusia satu dengan yang lainnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Manusia awam, yaitu manusia yang tidak mampu menggunakan akalnya secara maksimal
atau manusia yang hanya dianugrahi akal secara sederhana oleh tuhan. Sehingga pemahaman
tentang wahyu sebatas sebagai informasi.
b. Manusia khawas, yaitu manusia yang dianugrahi oleh tuhan memiliki kelebihan akal atau
manusia yang mampu menggunakan akalnya secara maksimal. Sehingga pemahaman tentang
wahyu selain sebagai informasi juga sebagai konfirmasi.
C. Akal
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Muhammad Abduh
terkait akal, sebagaimana diakuinya sendiri, yaitu :
a. Membebaskan akal pemikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat
perkembangan pengetahuan agama.
b. Memperbaiki gaya bahasa arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi di
pemerintahan maupun dalam tulisan-tulisan media massa.
Dua persoalan ini muncul ketika melihat perkembangan umat islam pada masa itu yang
digambarkan sebagai suatu masyarakat yang beku, kaku, menutup rapat-rapat pintu ijtihad,
hukum, karena telah merasa cukup dengan hasil karya pendahulunya yang juga hidup di
dalam masa kebekuan akal (jumud) serta yang berdasarkan khurafat-khurafat.
D. Kebebasan Manusia dan Fatalisme
Pandangan Muhammad Abduh tentang kebebasan manusia memandang bahwa
manusia memiliki daya pikir, dan mempunyai kebebasan sebagai sifat dasar alami yang
dimiliki.
E. Sifat-sifat Allah
Muhammad Abduh berkaitan dengan sifat-sifat tuhan mengatakan sebagaimana
berikut :
1. Kehendak Mutlak Allah
Hukum alam atau sunnatullah yang diberikan Allah kepada manusia menjadikan
manusia memiliki kebebasan dan kemampuan dalam melakukan dan mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Melalui sunnatullah yang ditetapkan itu pula Allah membatasi
kehendaknya.Artinya melalui sunnatullah yang diciptakan-Nya dalam mengatur alam, Allah
melalui kemauan-Nya sendiri telah membatasi kehendak-Nya.
2. Keadilan Allah
Muhammad Abduh memandang keadilan Allah bukan hanya dari segi
kemahasempurnaan-Nya, tetapi juga dari pemikiran rasional manusia.
3. Melihat Allah
Muhammad Abduh menyatakan bahwa orang yang percaya pada tanzih (keyakinan bahwa
tidak ada satupun dari makhluk yang menyerupai Allah) bahwa Allah tidak dapat dilukiskan
dengan gambar ataupun dijelaskan melalui kata-kata.
4.Firman Allah
Firman Allah bagi Muhammad Abduh tidak dapat menjadi sifat Allah, dan tidak dapat
diartikan lebih dari kata-kata yang diucapkan melalui lidah. Fungsi firman Allah adalah
sebagai pembimbing manusia dalam menuju kesempurnaan.
F. Iman :
Muhammad Abduh mengatakan iman adalah ‘ilm (pengetahuan), i’tikad
(kepercayaan), atau yaqin (keyakinan). Artinya pengetahuan yang dihasilkan akal melalui
argumen-argumen kuat dan membawa jiwa seseorang menjadi tunduk dan menyerah.
2. Sayyid Ahmad Khan
Pemikiran Ilmu Kalam Sayyid Khan, yaitu :
A.Hukum Alam
Allah menciptakan alam sekaligus menciptakan dan menetapkan sunnatullah atau
hukum alam itu sendiri, sehingga semua yang terjadi di dunia berasa dari sebab akibat dari
hukum alam. Hukum alam menurut Ahmad Khan bersifat tetap dan tidak berubah.
B. Al-Qur’an dan Hadist
Al-Qur’an adalah firman Allah yang dijadikan sebagai landasan dan pedoman utama
dalam Islam. Sedangkan Hadist sebagai salah satu sumber ajaran Islam yang dipandang tidak
semuanya dapat diterima, akan tetapi harus diadakan penelitian terhadap keaslian hadist
tersebut.
C. Akal
Akal menempati posisi tertinggi dalam pemikiran Ahmad Khan, dan menjunjung
tinggi ijtihad. Kekuatan akal menjadikan manusia bebas menentukan kehendak dan
melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diinginkan. Maka pandangannya selalu
berpusat pada kritik rasional, menentang yang bertentangan dengan logika, hukum alam, dan
pandangannya mirip dengan pendangan qadariyah.
D. Perhatian dalam bidang lain
Pendidikan, dipandang sebagai faktor utama dalam maningkatkan dan menjadikan
umat islam maju, bukan hanya terkait pengetahuan agama semata tetapi pengetahuan sain,
tekhnologi, dan pengetahuan-pengetahuan lainnya.

3. Muhammad Iqbal
Pemikiran Ilmu Kalam Muhammad Iqbal, yaitu :
A.Hakikat Teologi
Muhammad Iqbal melihat teologi sebagai ilmu yang berdimensi kepada keimanan dan
berdasarkan esensi Tauhid. Didalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan,
kesetiakawanan, dan kebebasan dan kemerdekaan.
B.Pembuktian Tuhan
Muhammad Iqbal menolak argumen teologis uang berusaha membuktikan eksistensi
tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari sebelah luar, tetapi menerima landasan teologis yang
menafsirkan tuhan yang imanen (tetap ada) bagi alam. Selain itu Muhammad Iqbal menolak
argumen kosmologis (sebab-musabab) maupun ontologis (logika).
C. Jati Diri Manusia
Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan
mengembangkan bakat-bakatnya. Secara umum Muhammad Iqbal mengatakan bahwa
manusia itu dinamis sebagai kehidupan dunia.
D. Surga dan Neraka
Muhammad Iqbal menyakini surga dan neraka, selanjutnya surga dan neraka
dikatakan sebagai sebuah keadaan. Pandangannya merujuk pada rumusan Al-Qur’an, bahwa
surga adalah kegembiraan karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai
dorongan yang menuju kepada perpecahan. Sedangkan neraka adalah api Allah yang
menyala-nyala dan yang membumbung ke atas hati, dengan sederhana dikatakan sebagai
penyiksaan.
Faktor Timbulnya Ilmu Kalam
Ilmu Kalam muncul akibat dari dua faktor, yaitu :
1. Faktor Internal :
Al-Qur’an sendiri disamping ajakan kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan
hal-hal yang berhubungan dengan itu, menyinggung pula golongan-golongan dan agama-
agama yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW, yang mempunyai kepercayaan-
kepercayaan yang tidak benar. Qur’an tidak membenarkan kepercayaan mereka dan
membantah alasan-alasannya.
2. Faktor Eksternal :
A. Banyak di antara pemeluk-pemeluk islam yang mula-mula beragama Yahudi,
Masehi, dan lain-lain, bahkan diantara mereka pernah menjadi ulama agama tersebut. Setelah
mereka tenang dari tekanan muslimin mulailah mereka mengaji lagi aqidah-aqidah agama
merekan dan mengembangkan ke dalam Islam.
B. Golongan Islam yang dulu, terutama golongan Mu’tazilah, memusatkan
perhatiannya untuk penyiaran Islam dan membantah alasan mereka yang memusuhi Islam,
dengan cara mengetahui dengan sebaik-baiknya aqidah mereka.
C. Sebagai kelanjutan dari sebab tersebut, mutakallimin hendak mengimbangi lawan-
lawannya yang menggunakan filsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat
Pro dan Kontra Ilmu Kalam
1. Pro
a. Kaum Mutakallimin
Kaum Mutakallimin mempunyai pandangan bahwa metode dan teori rasional-lah
yang dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, oleh karena itu mempelajarinya
merupakan suatu keharusan (wajib).
b. Abu al-Hasan al-Asy’ari
Al-Asy’ari mengemukakan bahwa anggapan pengkritik kalam bahwa persoalan-
persoalan yang dibahas dalam ilmu kalam bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah,
menurut al-Asy’ari adalah anggapan yang keliru sebab, nyata sekali bahwa hal-hal yang
dibahas di dalam ilmu kalam itu.
c. Abu Ma’in
Abu Ma’in berpendapat bahwa setiap orang yang sudah balligh harus sanggup
membuktikan adanya Allah, pencipta alam semesta, melalui argumen rasional.
d. Seikh Abdurrahman Shiddiq
Menurut Seikh Abdurrahman Shiddiq metode ilmu kalam dapat diandalkan untuk
mengantarkan umat kepada tingkat pemahaman dan penghayatan yang benar tentang ushul
al-din.
2. Kontra
A. Kaum Hanbaliah
Kaum Hanbaliah merupakan kelompok yang paling keras menolak kehadiran ilmu
kalam (teologi) dalam sistem ajaran Islam. Pada umumnya kaum Hanbaliah melihat
problematika ilmu kalam (teologi) yang terpenting adalah terletak pada metode
argumentasinya yang tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah karena
menggunakan metode dialektis dan rasional, yang pada dasarnya pinjaman dari luar,
khusunya filsafat Yunani.

B. Imam Abu Hanifah


Imam Abu Hanifah pernah tinggal di kota Bashrah dan beliau tinggal di dekat
pengajian Hammid bin Abu Sulaiman, lalu ada seorang wanita datang dan bertanya
kepadanya “Ada seorang lelaki mempunyai seorang istri. Lelaki itu hendak ingin menalaknya
dengan talak yang sesuai sunnah, Berapakah dia harus menalaknya?”, Pada saat itu beliau
tidak tahu apa yang harus di jawab dan menyarankan agar dia datang ke Hammad. Hammad
memberikan jawaban : “Lelaki itu dapat menalaknya ketika istrinya dalam keadaan suci dari
haid dan juga tidak dilakukan hubungan jima’, dengan satu kali talak saja. Kemudian istrinya
dibiarkannya sampai haid dua kali. Apabila istri itu sudah suci lagi, maka ia halal untuk
dinikahi.” Lalu wanita itu datang lagi kepada Imam Abu Hanifah tentang jawaban yang tadi.
Akhirnya beliau berkesimpulan “saya tidak perlu lagi mempelajari ilmu kalam. Saya ambil
sandalku dan pergi berguru kepada Hammad.
C. Imam Malik
Imam Ibn’Abdil Bar meriwayatkan dari Musha’b bin Abdullah bin az-Zubairi,
katanya, Imam Malik pernah berkata : “saya tidak menyukai ilmu kalam dalam masalah
agama, warga negeri ini juga tidak menyukainya, dan melarangnya, seperti membicarakan
pendapat Jahm bin Shafwan, masalah qadar dan sebagainya. Mereka tidak meyukai kalam
kecuali di dalam terkandung amal. Adapun kalam di dalam agama, bagi saya lebih baik diam
saja”.
D. Imam Ahmad => Imam Ahmad berkata : “Janganlah kalian bermajelis dengan ahlul
kalam, walaupun ia membela sunnah. Karena urusannya tidak akan membawa kebaikan.
E. Imam Asy-Syafi’i
Abu Tsaur dan Husain bin Ali Al-Karabisiy, keduanya berkata : Kami pernah mendengar
Asy-Syafi’i berkata “Menurutku hukuman yang pantas untuk ahli ilmu kalam adalah dipukul
dengan pelepah kurma, dinaikkan di atas unta, dan dibawa keliling ke tengah-tengah
khalayak ramai, lalu diserukan kepada mereka : inilah balasan bagi orang-orang yang
meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.”

3. Hubungan Ilmu Kalam,Filsafat, Dan Tasawuf.


Ilmu Kalam Secara Bahasa Artinya Perkataan / Ucapan. Sedangkan Secara Istilah adalah
Ilmu Yang Membahas Tentang Keyakinan Terhadap Tuhan Dan Sifat-Sifatnya.
Filsafat Secara Bahasa dapat diartikan sebagai “cinta kebijaksanaan”.Orang yang
mempelajari serta mendalami filsafat disebut “filsuf”. Sedangkan Secara istilah adalah studi
tentang hakikat dasar dari pengetahuan, kenyataan, dan keberadaan (eksistensi).
Tasawuf, kata itu berasal dari Suf,bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana
yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Ada juga yang berpendapat bahwa sufi berasal dari
kata saf, yakni barisan dalam sholat. Suatu teori etimologis yang lain menyatakan bahwa
akar kata dari Sufi adalah Shafa (‫ )صفا‬Yang berarti kemurnian. Sedangkan secara istilah
adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah.(Imam Junaid,
Baghdad).

Ilmu Kalam dan Filsafat:


-Persamaan ilmu kalam dengan Filsafat:
Ilmu Kalam dengan Filsafat Islam tujuannya sama, yaitu antara lain sama-sama mencari
kebenaran tentang adanya Tuhan, dengan menggunakan akal pikiran serta sama-sama
menggunakan argumen rasional.
-Perbedaan ilmu Kalam dengan Filsafat:

Segi Metodelogi Sejarah Pembentukan


Ilmu Kalam Berangkat dari Iman baru kemudian Lahir di dunia Islam dengan
mengemukakan argumen-argumen proses yang panjang secara
rasional untuk membuktikan kebenaran berangsur-angsur.
pokok masalah yang telah diyakini dari
sumber syar’i.

Filsafat Menyusun berbagai argumen sehingga Hadir di dunia Islam dalam


sampai kepada suatu hasil atau bentuk yang telah sempurna di
kesimpulan yang mereka yakini tangan para filsuf yunani.
sepenuhnya sebagai sesuatu yang benar. Filsuf muslim mengambil
secara mendekati utuh dan
mengintegrasikan dengan
nilai-nilai Islam

Hubungan antara Ilmu Kalam dengan Filsafat


Ilmu kalam dalam membuktikan kebenaran tentang adanya Sang Pencipta memakai metode
berpikir (logika) yang mana metode ini adalah metode yang dipakai oleh filsafat.
Para Mutakalimin setelah filsafat tersebar luas di dunia Islam, terpengaruh oleh filsuf.
Mereka tidak jarang memasukkan sebagian pendapat para filsuf ke dalam ilmu kalam dan
begitu pula sebaliknya.
ILMU KALAM DAN TASAWUF:
-Persamaan Ilmu kalam dengan tasawuf:
Persamaan Ilmu kalam dengan tasawuf adalah sama-sama diawali dengan mempercayai nash
Al-Qur’an (dalil naqli) kebenaran tentang adanya Allah dan hal-hal yang berhubungan
dengan percaya kepada-Nya.
-Perbedaan Ilmu Kalam dengan tasawuf:
Ilmu kalam adalah ilmu yang memakai metode berpikir sedangan ilmu tasawuf merupakan
ilmu yang yang menggunakan metode zauq (hati). Para sufi memperbanyak amal ibadah,
berzikir kepada Allah. Perbedaan ilmu kalam dengan tasawuf tidak hanya pada metodenya
saja, tetapi juga obyek kajiannya. Ilmu kalam berlandaskan kepada ilmu-ilmu atau nash
agama yang dipertemukan atau dipadukan dengan dalil-dalil akal dalam membahas akidah
dan ibadah ke dalam hati nurani. Sedangkan tasawuf lebih banyak menggunakan perasaan
atau dzauq dan latihan kejiwaan dengan jalan memperbanyak amal ibadah.
Hubungan Antara Ilmu Kalam Dengan Tasawuf
Jika ilmu kalam bercorak mewarnai aqidah dengan rasio (akal pikiran) sedangkan tasawuf
dengan merasai, beribadah serta berdzikir yang banyak. Dengan kata lain ilmu kalam pakai
metode berpikir, tasawuf pakai metode berdzikir. Para sufi sebelum beribadah, berdzikir
untuk mencapai akhlakul karimah, dia terlebih dahulu beriman, bertasdiq dengan hati
meyakini terlebih dahulu tentang Tuhan, dimana keyakinan ini adalah masuk dalam arena
bahasan ilmu kalam. Jadi iman adalah dasar dari semua ibadah kepada Allah.
Hubungan antara Ilmu Kalam dengan Filsafat-tasawuf
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu
kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek
kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala
sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya
pendekatan terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah
yang berkaitan dengan ketuhanan.

4. Iman,Kufur,Nifaq,Syirik.
A. IMAN
Firman Allah:
{ ََ‫ت َعلَ ْي ِه َْم آيَات ُ َهُ زَ ادَتْ ُه َْم إِي َمانًا َو َعلَىَ َربِ ِه َْم يَت ََو َّكلُون‬
َْ َ‫ت قُلُوبُ ُه َْم َوإِذَا ت ُ ِلي‬ ََّ ‫إِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونََ الَّذِينََ إِذَا ذ ُ ِك ََر‬-
َْ َ‫ّللاُ َو ِجل‬
َّ ‫األنفال [الَّذِينََ يُ ِقي ُمونََ ال‬: 2-3]
ََ‫ص ََل َة َ َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه َْم يُن ِفقُون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (Al-Anfaal: 2-3)
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat
dikatakaan sebagai mukmin yang sempurna, sebab unsur-unsur keimanan tersebut merupakan
suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
B. KUFUR
Pengertian Kufur
Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau menutup. Sedangkan
menurut syari’at adalah menolak kebenaran dan berbuat kufur karena
kebodohannya. Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar dan menyimpang dari
landasan Iman.Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
disebut Kafir.
Macam-Macam Kufur
Kufur dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Kufur akbar (kufur besar)
Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama islam.
Terkadang kufur besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang sangat
bertolak belakang dengan iman seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau
menginjak Al Qur`an dalam keadaan tahu kalau itu adalah Al Qur`an dan tidak
terpaksa.
b. Kufur ashghar (kufur kecil)
Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali.
Kufur amali ialah dosa yang disebutkan didalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah sebagai dosa
dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.
C. SYIRIK
Pengertian Syirik
Syirik secara bahasa berasal dri kata asyraka-yusyriku-syirkan-musyrikun yang
artinya mencampurkan atau menyekutukan, menurut syara’ syirik berarti menyamakan Allah
dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalil Tentang Syirik:
‫اَّللَِفَقَدَِا ْفت ََرىَإِثْ ًماَ َع ِظي ًما‬ َ ‫َّللاََالَيَ ْغ ِف ُرَأ َ ْنَيُ ْش َركَ َبِ ِه‬
َ ‫َو َي ْغ ِف ُرَ َماَد ُونَ َذَلِكَ َ ِل َم ْنَيَشَا ُء‬
َّ ِ‫َو َم ْنَيُ ْش ِر ْكَب‬ َّ ‫إِ َّن‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu,bagi siapa yang dikehendaki-Nya.barangsiapa yang
mempersekutukan Allah,Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisaa: 48)
Jenis-Jenis Syirik
Syirik terbagi menjadi 2 macam yaitu Syirik Besar dan Syirik Kecil
A. Syirik Besar
Perbuatan syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan
menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti
berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan
kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap
sesuatu selain Allah.
B. Syirik Kecil
Perbuatan syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia
mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik kecil ada 2 macam yaitu :
Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam
bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat seperti riya (keinginan
untuk mendapatkan pujian) Contohnya :
Sihir. “sebab sesungguhnya sihir adalah ilham dan inspirasi setan yang diperdengarkan
kepada para pengikutnya:.
D. NIFAQ
Pengertian Nifaq
Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan atau bisa disebut munafik. Perilaku seperti ini
pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau
dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati
nuraninya, terhadap Allah Swt maupun sesama manusia. Pelaku perbuatan nifaq disebut
munafik.
Jenis-Jenis Nifaq
Perbuatan nifaq dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Nifaq I’tiqadi (Nifaq Besar)
Nifaq I’tiqadi adalah suatu bentuk perbuatan yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah
Swt., sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama sekali. Dia shalat, bersedekah, dan
beramal saleh lainnya, namun tindakannya itu tanpa didasari keimanan dalam hatinya. (QS.
an-Nisa':142)
b. Nifaq ‘Amali. (Nifaq Kecil)
Nifaq ‘amali adalah kemunafikan berupa pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk
perbuatan.
Dalil Nifaq
a. (QS.An-nisa[4]:145) Artinya:
Sesungguhnya orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka.
b. H. R. Bukhari dan Muslim
“Tanda-tanda orang muna¿k itu ada tiga, yaitu apabila berkata selalu berdusta, apabila
berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu mengkhianati”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Ciri-ciri Perbuatan yang Masuk Kategori Nifaq.
Adapun ciri-ciri dari orang yang termasuk kategori munafik yaitu :
a. Tidak mampu menegakkan salat kecuali dengan malas-malasan, ia merasa ragu terhadap
balasan Allah Swt di akhirat.
b. Hanya berfikir jangka pendek yaitu kekayaan duniawi semata.
c. Terbiasa dengan kebohongan, ingkar janji, dan khianat.
d. Tidak mampu ber-amar ma’ruf nahi munkar.
e. Sering kali dalam pembicaraannya menyindir dan menyakiti Nabi atau Islam.

5. Tauhid.
Pengertian Tauhid
Kata “tauhid” di dalam bahasa Arab berasal dari kata (wahhada – yuwahhidu – tauhidan), dan
makna (wahhadasy syai’a) yaitu menjadikan (sesuatu) satu-satunya, dan semuanya berasal
dari kata (wahidun) yang berarti satu atau tunggal.
Dalil-dalil Tentang Tauhid
َٰ
ِ ‫وحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ ََّل إِلَهَ إِ ََّّل أَنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمن قَ ْب ِلكَ ِمن َّر‬
ِ ُ‫سو ٍل إِ ََّّل ن‬
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah oleh kalian akan Aku.” [QS.Al-Anbiya’: 25].
‫ان‬ ِ ْ ‫ش ْعبَةٌ ِم ْن‬
ِ ‫اْلي َم‬ ِ ‫َّللاُ َوأ َ ْدنَا َها إِ َما َطةُ ْاْلَذَى ع َْن ال َّط ِر‬
ُ ‫يق َوا ْل َحيَا ُء‬ َ ‫ش ْعبَةً فَأ َ ْف‬
َّ ‫ضلُهَا قَ ْو ُل ََّل إِلَهَ إِ ََّّل‬ ُ َ‫س ْبعُون‬
َ ‫ض ٌع َو‬ ِْ
ْ ِ‫اْلي َمانُ ب‬
Iman memiliki tujuh puluh cabang lebih. Yang paling utama ialah ucapan Laa ilaha illallah,
dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu termasuk
cabang dari iman. (HR al-Bukhaariy, Muslim)
Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah => Menyendirikan / mengesakan Allah dalam hal perbuatan-
perbuatan-Nya, seperti menciptakan, menguasai, mengatur, dan yang lainnya dari perbuatan-
perbuatan Allah yang tidak ada sekutu dan tandingan bagi Allah dalam hal tersebut.
Dalil Tentang Rububiyah:
‫اء َو ْاْلَ ْرض‬ َّ ‫َّللاِ َي ْر ُزقُكُم ِِّمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫ق‬
َّ ‫غي ُْر‬ ٍ ‫ِم ْن َخا ِل‬
Artinya: Ingatlah (hanya) bagiNyalah menciptakan dan memerintah, Maha Suci Allaah, Rabb
semesta alam”. [QS. Al-A’raaf: 54]
2. Tauhid Uluhiyyah
Berprilaku mengesakan Allah dalam berbagai bentuk perbuatan yang disebut ibadah.Seperti,
menyembah, mengabdi, taat, patuh, menghamba, meminta, bergantung hanya kepada Allah.,
beribadah hanya kepada Allah & karena Allah, minta tolong, berharap hanya kepada Allah.
Dalil tentang Uluhiyyah:
َٰ
ِ ‫وحي ِإلَ ْي ِه أَنَّهُ ََّل ِإلَهَ ِإ ََّّل أَنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمن قَ ْب ِلكَ ِمن َّر‬
ِ ُ‫سو ٍل ِإ ََّّل ن‬
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah)
melainkan Aku, maka hendaknya kalian (hanya) menyembahKu.” [QS.Al-Anbiya’: 25].
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Menyendirikan/mengesakan Allah dalam apa yang Allah miliki dari nama-nama dan sifat-
sifat-Nya. Dan dalam hal ini terkandung dua perkara:
Dalil Tentang Asma’ Wa Sifat:
‫ير‬ َّ ‫ْس ك َِمثْ ِل ِه ش َْي ٌء ۖ َوه َُو ال‬
ُ ‫س ِمي ُع ا ْلبَ ِص‬ َ ‫لَي‬
Artinya: Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Allah), dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. [QS. Asy-Syuura: 11]

6. Khawarij Dan Murjiah


Pengertian Khawarij
Menurut bahasa, Khawarij berasal dari kata bahasa arab yaitu ‫ = خرج‬keluar, muncul, timbul,
atau memberontak.
Sedangkan menurut Terminologi Khawarij yaitu Suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali
bin Abi Thalib RA yang keluar meninggalkan barisan karena ketidak sepakatan terhadap
keputusan Ali bin Abi Thalib RA yang menerima arbitrase (tahkim, dalam perang Siffin pada
tahun 37 H/ 648 M, dengan kelompok bughat(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sofyan
perihal persengketaan khilafah.
Dalil Khawarij
Surat annisa ayat 100
َُ‫سو ِل ِهَث ُ َّمَيُد ِْر ْكه‬
ُ ‫َو َر‬ َّ َ‫اج ًراَ ِإل‬
َ ِ‫ىَّللا‬ َ ًَ‫س َعة‬
ِ ‫َۚو َم ْنَ َي ْخ ُرج‬
َِ ‫َْم ْنَ َب ْي ِت ِهَ ُم َه‬ َ ‫اَو‬
َ ‫ير‬ ِ ‫يَاأل َ ْر‬
ً ‫ضَ ُم َرا َغ ًماَ َك ِث‬ ْ ‫َّللاَِ َي ِجدَْ ِف‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ ِ ‫َو َم ْنَيُ َه‬
َ َ‫اج ْرَ ِفي‬
‫اَر ِحي ًما‬
َ ‫ور‬ ً ُ‫َّللاَُ َغف‬
َّ َ‫َۗو َكان‬
َ َِ‫ّللا‬ َ
َّ َ‫َْوقَ َعَأجْ ُرهَُ َعلَى‬ ْ
َ ‫ال َم ْوتُ َفَقَد‬
Artinya:
Tokoh Utama
Abdullah Bin Wahab Arrasi, Urwah Bin Hudair, Hausarah Al Asadi, Quraib Bin Maruah,
Nafi’ Bin Azraq, Mustarid Bin Saad, Abdullah Bin Basyir.
Ajaran Pokok Khawarij dibagi menjadi 2 macam yaitu menurut pandangan politik dan
menurut teologi dan sosial.
A. Menurut Pandangan Politik:
1) Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2) Khalifah tidak harus berasal dari keturunan arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3) Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam.
4) Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah. Tetapi setelah tahun
ketujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a. dianggap telah menyeleweng.
5) Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap telah
menyeleweng.
6) Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng
dan telah menjadi kafir.
7) Pasukan Perang Jamal yang melawan Ali juga kafir
B. Menurut Teologi Sosial
1) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim, sehingga harus dibunuh. Mereka
juga menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau
membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus
dilenyapkan pula.
2) Adanya Wa’ad dan Wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang yang
jelek harus masuk neraka).
3) Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka
4) Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng
5) Amar ma’ruf nahi munkar
6) Memalingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tampak mutasabihat (samar)
7) Qur’an adalah makhluk
Pengertian Murji’ah
Menurut bahasa, murjiah berasal dari kata bahasa arab yaitu ‫ ارجع‬yang berarti
penundaan, penangguhan, ataupengharapan. Artinya memberi harapan kepada pelaku dosa
besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat dari Allah.
Sedangkan menurut Terminologi, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan
kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta pengikutnya hari
kiamat kelak.
Dalil nya:
Surat Al- Araf ayat 111
ْ ِ‫َوأ َ ْر ِس ْلَف‬
ََ‫يَال َمدَائِ ِنَ َحا ِش ِرين‬ َ ُ‫َْوأَخَاه‬
َ ‫قَالُواَأ َ ْر ِجه‬
Artinya: Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah
ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir).
Golongan Murjiah Moderat=> Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa
besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai
dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa tuhan akan
mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali
Tokoh-Tokoh Murjiah
Hasan Bin Muhammad Bin Ali Bin Abi Thalib,Said Bin Zubair (Seorang Wara’ Dan Zuhud
Yang Termasuk Tabi’in, Abu Hanifah(Imam Mazhab), Muhammad Bin Hasan,Abu Yusuf.
Sejarah Munculnya Murjiah
Teori pertama mengatakan bahwa irja’ atau arja’a dikembangkan sebagian sahabat dengan
tujuan persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik serta menghindari
sektarianisme. Murji’ah diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculan Syiah dan
Khawarij.
Teori kedua mengatakan bahwa irja’ merupakan doktrin Murji’ah, muncul pertama kali
sebagai gerakan yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin Muhammad
Al-Hanafiyah tahun 695. Watt penggagas teori ini menceritakan bahwa 20 tahun setelah
kematian Muawiyah tahun 680, Al-Mukhtar membawa faham Syiah ke Kuffah tahun 685-
687, kemudian muncul respon gagasan irja’ atau penangguhan sekitar tahun 695 oleh Al-
Hasan dalam sebuah surat pendek yang menunjukkan sikap politik untuk menanggulangi
perpecahan umat.
Teori ketiga, menceritakan bahwa terjadi perseteruan antara Ali dan Muawiyah, dilakukanlah
tahkim (abitrase) atas usulan Amr bin Ash, kaki tangan Muawiyah dan kelompok Ali
terpecah menjadi dua kubu pro dan kontra, salah satunya adalah kubu kontra yaitu Khawarij
yang berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi
kafir, seperti zina, riba, membunuh tanpa alasan dan masih banyak lagi.
Ajaran Pokok menurut harun nasution dan Abu ‘A’la Al-Mandudi
Menurut Harun Nasution:
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari yang
terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim berdosa besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman dari pad amal.
d. Memberikan penghargaan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan
dan rahmat dari Allah.
Menurut Abu ‘A’la Al-Mandudi:
a. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Amal atau perbuatan itu
merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Seseorang dianggap mukmin walau
meninggalkan perbuatan dosa besar.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, maksiat tidak akan
mendatangkan madharat atas seseorang untuk mendapatkan ampunan maka cukup
menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.
Dalil Yang Membenarkan Ajaran Murjiah
1. QS. An Nisa’: 48
َ ‫َّللاََالَيَ ْغ ِف ُرَأ َ ْنَيُ ْش َركَ َبِ ِه‬
‫َو َي ْغ ِف ُرَ َماَد ُونَ َذَلِكَ َ ِل َم ْنَيَشَاء‬ َّ ‫إِ َّن‬
Artinya:” Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”
2. QS. Az Zumar: 53
‫ورالر ِحي َُم‬
َّ ُ‫وبَ َج ِميعًاَإِنَّهَُه َُو ْالغَف‬
َ ُ‫َّللاََيَ ْغ ِف ُرَالذَُّن‬
َّ ‫َّللاَِإِ َّن‬ َ ‫واَم ْن‬
َّ ‫َرحْ َم ِة‬ ِ ‫ط‬ ُ َ‫ِيَالَّذِينَ َأَس َْرفُواَ َعلَىَأ َ ْنفُ ِس ِه ْمَالَتَ ْقن‬
َ ‫قُ ْلَيَاَ ِعبَاد‬
Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. QS. An Nahl:106
َِ ‫ط َم ِئ ٌّنَ ِباإلي َم‬
‫ان‬ َ َ‫ِإالَ َم ْنَأ ُ ْك ِره‬
َْ ‫َوقَ ْلبُهَُ ُم‬
Artinya:” kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia
tidak berdosa)”.
Perbandingan Antara Khawarij Dan Murjiah
Khawarij Murjiah
Pelaku dosa besar Kafir akan disiksa selamanya di
neraka.

Iman & Kufur Iman : Tidak semata mata percaya Ekstrim : Keimanan terletak
kepada Allah. dalam hati, ucapan dan
Kafir : Setiap pelaku dosa besar. perbuatan tidak
mempengaruhi iman.
Moderat : Pelaku dosa besar
tidaklah kafir.

7. Jabariyah Dan Qodariyah


Pengertian Jabariyah
Nama jabariyah berasal dari bahasa Arab yaitu “Jabara” yang berarti alzamahu bi fi’liih, yaitu
berkewajiban atau terpaksa dalam pekerjaannya.
Golongan Jabariyah:
1. Jabariyah murni atau ekstrim, yang dibawa oleh Jahm bin Shafwan pham fatalisme ini
beranggapan bahwa perbuatan-perbuatan diciptakan oleh Tuhan didalam diri manusia, tanpa
ada kaitan sedikitpun dengan manusia, tanpa ada kaitan sedikitpun dengan manusia, tidak ada
kekuasaan dan kemauan dan pilihan baginya.
2. Jabariyah Moderat, yang dibawa oleh al-Husain bin Muhammad al-Najjar. Dia mengatakan
bahwa Allah berkehendak artinya bahwa dia tidak terpaksa atau dipaksa. Allah adalah
pencipta dari semua pebuatan manusia, yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang
salah, tetapi manusia mempunyai andil dalam perwujudan perbuatan-perbuatan itu.
Dalil-Dalil yang menjadi landasan golongan jabariyah:
ََ‫َو َماَتَ ْع َملُون‬
َ ‫ّللاَُ َخلَقَ ُك ْم‬
َّ ‫َو‬
Artinya: “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". (QS
Ash-Shaffat: 96)
َّ ‫َو َماَتَشَا ُءونَ َ ِإالَأ َ ْنَيَشَا َء‬
َّ ‫َّللاَُ ِإ َّن‬
‫َّللاََ َكانَ َ َع ِلي ًماَ َح ِكي ًما‬
Artinya : “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS al-Insan: 30)
Pengertian Qodariyah
Qodariyah adalah aliran dalam teologi islam yang berpendirian bahwa manusia memiliki
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
Tokoh-Tokoh Dan Ajaran-ajarannya:
A. Jahm bin Shofwan
Pendapatnya yang berkaitan dengan Teologi adalah :
1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.
2. Surga dan neraka tidak kekal.
3. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
B. Ja’d bin Dirham
Doktrin pokok Ja’d secara umum sama dengan pikiran Jahm. Al-Ghuraby menjelaskannya
sebagai berikut :
1. Al-Qur’an itu adalah makhluk.
2. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk.
3. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.
C. An-Najjar
Di antara pendapat-pendapatnya adalah :
1. Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau
peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.

D. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Di antara pendapat-pendapatnya adalah :
1. Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan Husain bin Muhammad An-Najjar,
yakni manusia mempunyai bagian dalam perwujudan dari perbuatannya dan tidak semata-
mata dipaksa dalam melakukan perbuatannya.
2. Mengenai ma’rifat Tuhan di akhirat, Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di
akhirat melalui indera keenam.
3. Hujjah yang dapat diterima setelah nabi adalah Ijtihad. Hadits ahad tidak dapat dijadikan
sumber dalam menetapkan hukum.
dalil-dalil yang menjadi landasan golongan qadariyah
ِ ‫ا ْع َملُواَ َماَ ِشئْت ُ ْمَإِنَّهَُبِ َماَتَ ْع َملُونَ َ َب‬
َ‫صير‬
Artinya : “Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki sesungguhnya Ia melihat apa yang kamu
perbuat”. (QS. Fush-Shilat : 40).
َ‫َو َم ْنَشَا َءَفَ ْليَ ْكفُ ْر‬
َ ‫َربِ ُك ْمَفَ َم ْنَشَا َءَفَ ْليُؤْ ِم ْن‬
َ ‫َم ْن‬ ْ ‫َوقُ ِل‬
ِ ‫َال َح ُّق‬
Artinya : “Katakanlah kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau beriman maka
berimanlah dan barang siapa yang mau kafir maka kafirlah”. (QS. Al-Kahfi : 29).

8. Mu’tazilah Dan Syiah


Mu’tazilah
 Aliran m’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam islam yang dapat
dikelompokkan sebagai kaum rasionalis islam, disamping maturidiyah samarkand.
 Aliran Mu’tazilah ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij
dan aliran Murjiah, mengenai orang mukmin yang berdosa besar. Menurut kaum
Khawarij, orang mukmin yang berdosa besar sudah tidak dapat dikatakan mukmin
lagi, melainkan kafir.
 Kaidah yang dikembangkan oleh aliran mu’tazilah merupakan kaidah yang batil,
karena kalaulah akal itu lebih utama dari syariat maka Allah akan perintahkan kita
untuk merujuk kepadanya ketika terjadi perselisihan.
Tokoh-Tokoh Mu’tazilah:
Wasil bin Atha,Abu Huzail al-Allaf,Al-Jubba’i,An-Nazzam,Al- jahiz,Mu’ammar bin
Abbad,Bisyr al-Mu’tamir,Abu Musa al-Mudrar,Hisyam bin Amr al-Fuwati.
Ajaran-Ajaran Mu’tazilah:
Aliran Mu’tazilah berdiri atas lima pokok ajaran utama (al-ushul al-khomsah), yaitu:
1) At-tauhid (Ke-Esaan),
2) Al-Adlu (keadilan Tuhan),
3) Al Manzilah baina Manzilatain (Tempat diantara dua tempat),
4) Al-Wa’du wal Wa’id (Janji dan Ancaman)
5) Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Syiah
Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa
kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa
tahun-tahun awal jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada
akhir kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh
Utsman, sehingga setelah itu umat islam pun berpecah belah.
Tokoh-Tokoh Syiah:
Nashr bin Muzahim (120 – 212 H.), Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy’ari (Abad Ketiga
– 274 H), Ahmad bin Abi Abdillah Al-Barqi (Penghujung Abad Kedua – 280 H), Ibrahim bin
Hilal Ats-Tsaqafi (Permulaan Abad Ke-3–283 H.), Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash-
Shaffar (Permulaan Abad ke-3–290 H), Muhammad bin Mas’ud Al-‘Ayasyi As-Samarqandi,
Ali bin Babawaeh Al-Qomi, Syaikhul Masyayikh, Muhammad Al-Kulaini (259 – 329 H),
Ibnu ‘Aqil Al-‘Ummani, Muhammad bin Hamam Al-Iskafi (258 – 336 H), Muhammad bin
Umar Al-Kasyi (Abad Ke-4 Hijriah), Ibn Qawlawaeh Al-Qomi (Wafat 367 H), Abu Ghalib
Az-Zurari (285 – 368 H), Ra`îsul Muhadditsîn, Syeikh Shaduq, Ibnu Junaid Al-Iskafi, Sayid
Radhi (359 – 406 H), Syaikh Mufid (338 – 413 H), Sayid Murtadha Alamulhuda, Syeikh Abu
Shalah Al-Halabi.
Ajaran Pokok syiah:
Kaum Syi’ah memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus dianut oleh para pengikutnya
diantaranya yaitu: At-Tauhid, Al-‘Adl, An-Nubuwah, Al-Imamah, Al-Ma’ad.

9. Ahlusunnah,Shalaf,Khalaf
Ahlusunnah : golongan yang senantiasa mengikuti jejak hidup rasulullah SAW dan jalan hidp
para shabatnya.

Tokoh-tokoh :

1. Madzhab Hanafi

2. Madzhab Maliki

3. Madzhab Syafi’i

4. Madzhab Hanbali

Ajaran pokok ahlussunah :

-Aqidah (ketauhidan)

=>Tidak mengkafirkan orang lain

=>Al-Qur’an adalah firman Allah

=>Allah mempunyai nama-nama yang mulia

-Fiqih

=>Mengikuti salah satu dari 4 madzhab yaitu imam syafi’i

-Akhlak (tasawuf)
=>Penjernihan hati

=>Agar seseorang menghadap Allah SWT dalam keadaan bersih/suci

Dalil Al-Qur’an tentang ahlussunnah : Qs.An-Nisa ayat 166

Salaf : generasi pertama dan terbaik dari ummat islam, yang terdiri dari para sahabat, tabi’in,
tabi’ut tabi’in, dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi) pertama yang
dimuliakan oleh Allah SWT.

Tokoh-tokoh salaf :

1. Ahmad bin Hanbal

2. Muhammad bin Abdul Wahab

3. Ibn Taimiyyah

Ajaran pokok salaf : oleh Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-bani, bersama bahwa dakwah
salafiyah berdiri tegak di atas tiga landasan, yaitu,:

1. Al-Qur’anul karim

2. Sunnah Shahihah

3. Al-Qur’an dan sunnah wajib dipahami dengan pemahaman sahabat nabi SAW.

Dalil tentang salaf : Qs.An-nisa ayat 115

Khalaf : suatu golongan dari ummat islam yang mengambil filsafat sebagai patokan amalan
agama dan mereka ini meninggalkan jalannya as-salaf dalam memahami Al-Qur’an dan Al-
Hadits.

Tokoh khalaf : Al-Maturidi

- Akal dan wahyu, membagi akal ada tiga macam;


 Akal dengan sendirinya hanya megetahui kebaikan sesuatu
 Akal dengan sendirinya mengetahui keburukan sesuatu itu.
 Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk
ajaran wahyu.

Ajaran pokok khalaf :

-Pemikiran al-maturidi lebih dekat dengan pemikiran muktazilah

-Al-maturidi berpendapat bahwa penetapan kewajiban ma’rifah terhadap allah mungkin


ditemukan berdasarkan penalaean akal.

-Segala sesuatu dapat dinilai baik atau buruk berdasarkan substansinya

-Allah itu maha suci dan berbuat secara main-main


-Allah dapat dilihat pada hari kiamat

-Pelaku dosa besar tidak kekal di neraka

10. Persoalan utama yang dibahas dalam ilmu kalam (Perbandingan Pemikiran).
1). Pelaku Dosa Besar, Kufur Dan Iman
A. Menurut aliran Khawarij => Semua pelaku dosa besar, menurut semua subsekte
Khawarij, kecuali Najdah adalah kafir dan akan disiksa dineraka selamanya.
Pandangan pelaku dosa besar oleh subsekte khawarij:
Azariqah =>Adapun pelaku dosa besar dalam pandangan mereka telah beralih status
keimanannya menjadi kafir millah (agama), dan berarti ia telah keluar dari Islam, mereka
kekal di neraka bersama orang-orang kafir lainnya.
An-Najdat => berpendapat bahwasanya orang yang berdosa besar menjadi kafir dan kekal di
dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sefaham dengan golongannya. Adapun
pengikutnya, jika mengerjakan dosa besar tetap mendapatkan siksaan di neraka, tetapi pada
akhirnya akan masuk surga juga.
Al-Muhakimat => berpendapat bahwasanya orang yang berbuat dosa besar, berbuat zina,
membunuh sesama manusia tanpa sebab, dan dosa-dosa besar lainnya menyebabkan
pelakunya telah keluar dari Islam.
B. Menurut Aliran Murjiah
Murji’ah dapat dikategorikan dalam dua kategori: ekstrim dan moderat.
Murji’ah Ekstrim berpandangan bahwasanya pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka.
Sedangkan Murji’ah moderat ialah mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar
tidaklah menjadi kafir.
C.Menurut Aliran Mu’tazilah => Setiap pelaku dosa besar, menurut Mu'tazilah, berada
diposisi tengah diantara posisi mukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum
sempat bertaubat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya, begitu pula
sebaliknya.
D. Aliran Asy’ariyah => Terhadap pelaku dosa besar, Al-Asy’ari sebagai wakil ASWAJA,
tidak mengkafirkan orang2 yang sujud ke Baitullah walaupun melakukan dosa besar, seperti
berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan
keimanan yang mereka miliki.
E. Aliran Maturidiyah => baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat menyatakan bahwa
pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya Adapun
balasan yang diperolehnya kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukannya di dunia.
F. Aliran Syi’ah Zaidiyah => Penganut Syi’ah Zaidiyah percaya bahwa orang yang
melakukan dosa besar akan kekal di dalam neraka, jika ia belum taubat dengan taubat yang
sesungguhnya.
Iman Dan Kufur: Aliran Khawarij, Aliran Mu'tazilah, Aliran Murji’ah dan Aliran
Maturidiyah.
2. Perbuatan Tuhan Dan Manusia
=>Semua aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan perbuatan.
Perbuatan disini dipandang sebagai konsekuensi logis dari dzat yang memilki kemampuan
untuk melakukannya.
Menurut Aliran Mu’tazilah => aliran yang bercorak Rasional berpendapat bahwa
perbuatan tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik.
Menurut Aliran Asy’ariah => mengatakan bahwa Tuhan tidak berkewajiban berbuat bagi
manusia. Dengan demikian aliran asy’ariyah tidak menerima faham Tuhan mempunyai
kewajiban. Tuhan dapat bebuat sekehendak hati-Nya terhadap makhluk.
Menurut Aliran Maturidiyah dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Samarkand dan Bukhara.
Samarkand =>mereka berpendapat bahwa perbuatan tuhan hanyalah menyangkut hal-hal
yang baik saja, dengan demikian tuhan berkewajiban melakukan yang baik bagi manusia.
Bukhara => memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah mengenai faham bahwa
Tuhan tidak mempunyai kewajiban.
Perbuatan Manusia
Menurut Aliran Jabariyah, dibagi menjadi 2 macam yaitu: Ekstrim dan Moderat
Ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukanlah perbuatan yang timbul dari
kemauannya sendiri.
Moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya.
Menurut Aliran Qadariyah, menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala
perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik itu berbuat baik maupun berbuat jahat.
Menurut Aliran Mu’tazilah mengaku Tuhan sebagai pencipta awal, sedangkan manusia
berperan sebagai pihak yang berkreasi untuk mengubah bentuknya.
Menurut Aliran Maturidiyah yaitu untuk perwujudan perbuatan, perlu ada dua daya.
Manusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan
baginya.
3. Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan
Paham jabariyyah => menempatkan segala yang maujud ini termasuk di dalamnya
perbuatan manusia dalam ketentuan Tuhan secara mutlak.
Paham qadariyyah => lebih menitik beratkan perhatiannya pada kehendak mutlak manusia
daripada kehendakan kemutlakan kekuasaan tuhan.
4. Jenis kehendak Allah
A. Iradah Kauniyah Qadari [kehendak yang pasti terjadi]
Iradah Kauniyah adalah kehendak Allah yang pasti terjadi pada seluruh makhluknya secara
mutlak.
B. Iradah Syar’iyah Diniyah [kehendak yang tidak mesti terjadi]
kehendak Allah dalam perintah agama-Nya, yang tidak mengharuskan terjadinya apa yang
diinginkan-Nya dan dicintai-Nya, hal ini karena Allah memberikan pilihan bagi manusia
untuk taat atau untuk menolak.
Dalil-Dalil:
Pelaku Dosa Besar, Kufur Dan Iman (Q.S. Al-maidah ayat 44)
Perbuatan Tuhan Dan Manusia (Q.S.Al-anbiyaa:23) dan (Q.S. Ash-shaffat : 96)
Kehendak Mutlak Dan Keadilan Tuhan (QS. Al-Qamar: 49)

11. Rukun Iman.


Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan.
• Iman kepada Allah SWT
- Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukum-Nya.
• Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)
- Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah si alam
semesta.
• Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
- Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab-Nya .Salah satu kitab Allah adalah Al-
Qur’an.
• Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
- Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan
kebenaran yang disertai kesabaran.
• Iman kepada hari akhir
- Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan.
• Iman kepada Qada dan Qadar
- Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta.
12. Analisis ilmu kalam modern
1) Pemikiran kalam ulama modern
a. Syekh Muhammad Abduh (1894-1905)
Dilahirkan di desa Mahallat Nashr di kabupaten Al-Buhairah, Mesir, pada
tahun 1849.
 Pemikiran kalam Muhammad Abduh
- Kedudukan akal dan fungsi wahyu
- Sifat-sifat tuhan dalam risalah
b. Sayyid Ahmad Khan
Lahir di Delhi pada tahun 1817. Berasal dari keturunan Husein cucu Nabi
Muhammad SAW melalui Fatimah dan Ali.
 Pemikiran kalam Sayyid Ahmad Khan
- Mempunyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad Abduh di Mesir
setelah Abduh berpisah dengan Jamalludin Al-Afghani dan kembali
dari pengasingan.
- Keyakinan dan kebebasan akal menjadikan Khan percaya bahwa
manusia bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatan.
- Tuhan telah menentukan tabiat atau nature bagi setiap makhluknya
yang tetap dan tidak pernah berubah.
c. Muhammad Iqbal
Lahir di Sialkot pada tahun 1873. Beliau berasal dari kasta Brahmana
Khasmir.
 Pemikiran Muhammad Iqbal
- Islam mempetahankan konsep dinamis
- Manusia dengan kemampuan khudinya harus menciptakan perubahan
- Hakikat teologi
- Pembuktian Tuhan
- Jati diri manusia
- Dosa
- Surga dan neraka
2) Tokoh ilmu kalam masa kini
a. Ismail al-Faruqi
Lahir di Jaffa, Palestina pada tanggal 1 Januari 1921
 Pemikiran kalam Ismail Al-Faruqi
- Tauhid sebagai inti pengalaman agama
- Tauhid sebagai pandangan dunia
- Tauhid sebagai intisari islam Esensi peradaban islam adalah islam
sendiri
- Tauhid sebagai prinsip sejarah
- Tauhid sebagai prinip pengetahuan
- Tauhid sebagai prinsip metafisika
- Tauhid sebagai prinsip etika
b. Hasa Hanafi
Dilahirkan pada 13 Februari tahun 1935, di Kairo
 Pemikiran kalam Hasan Hanafi
- Kritik terhadap teologi tradisional
- Rekontruksi teologi
3) Tokoh ilmu kalam masa kini
a. H.M. Rasyidi
Lahir di kota Gede, Yogyakarta, 20 Mei 1915- 30 Januari 2001 adalah
mantan Menteri Agama Indonesia pada cabinet Sjahrir I dan cabinet
Sjahrir II.
 Pemikiran kalam H.M. Rasyidi
-Tentang perbedaan ilmu kalam dan teologi
- Tema-tema ilmu kalam
- Hakikat iman
b. Harun Nasution
Lahir pada hari selasa 23 September 1919 di Sumatera.
 Pemikiran harun nasution
- Peranan akal
- Pembaharuan teologi
- Hubungan akal dan wahyu

Anda mungkin juga menyukai