Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa       : Gilang Nama Asisten : Tiara Kartika


Vienna S P

NPM                           
Paraf Asisten  :
: 12515911

Tanggal Praktikum    :  13 Mei


 
2016

1. Percobaan : Indera Penciuman

Nama Percobaan : Pembauan

Nama Subjek
: Gilang Vienna Santini
Percobaan

Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

Untuk membuktikan bahwa zat yang


dibaui adalah zat yang berupa gas,
a.      Tujuan
: serta membedakan beberapa
Percobaan
wewangian mulai dari bau yang tidak
enak sampai enak.

  b.      Dasar Teori : Menurut Plotnik (Basuki, 2008:75),


penciman disebut juga suatu indra
kimia karena menerima rangsangan
kimia yang dibawa oleh udra. Bagian
atas hidung mempunyai area sempit
yang berisi sel penerima rangsangan
penciuman. Fungsi penciuman adalah
melakukan transduksi mengubah
reaksi kimia menjadi rangsangan
saraf. Penciuman memiliki beberapa
fungsi. Fungsi pertama adalah
mengintensifkan pengecapan
makanan. Fungsi kedua adalah untuk
mewaspadai secara sangat efektif
makanan yang berpotensi berbahaya:
bau busuk, basi. Fungsi ketiga yang
merupakan fungsi yang baru
ditemukan yaitu mendatangkan
ingatan yang kuat; sering
berhubungan dengan perasaan.

Reseptor pencium merupakan


reseptor jauh (telereseptor). Jalannya
implus penciuman tidak memiliki
hubungan dengan talamus. Reseptor
penciuman terletak pada bagian
khusus mukosa hidung atau membran
mukosa pencium. Pada anjing, indra
penciuman berkembang dengan baik
(binatang makrosmatik). Setiap
reseptor penciuman terdiri atas
neuron dengan dendri pendek dan
ujung tebal yang dinamakan lobang
pencium. Reseptor-reseptor hanya
memberi respons terhadap zat yabg
beersentuhan dengan epitek yang
bersilia.

Reseptor untuk indera penciuman ini


adalah saraf khusus yang terdapat
dalam bagian kecil di membran
mukosa di bagian atas dari tulang
hidung kita, tepat di bawah mata.
Jutaan reseptor di setia rongga
hidung bertemu dengan molekul kimia
yan terdapat pada udara. Molekul-
molekul ini mendorong munculnya
respons-respons di reseptor yang
terkombinasi menjadi bau kas. Sinyal
dari reseptor ini kemudian dibawa ke
bulbus olfaktori di otak oleh saraf-
saraf olfaktori, yang terbuat dari
akson-akson reseptor. Dari bulbus
olfaktori, sinyal-sinyal tersebut
kemudian dikirim ke bagian lebih
tinggi dari otak.

c.       Alat yang : Lilin, dupa, hio, dan beberapa macam


Digunakan wewangian (lebih dari 5).

d.      Jalannya : 1.1  Dupa dan Hio


Percobaan
Praktikan diminta untuk mencium bau
dupa dan hio yang masih asli (belum
dibakar), setelah itu asisten lab
membakar dupa dan hio, lalu
praktikan diminta untuk mencium bau
dupa dan hio yang telah dibakar
tersebut.

1.2 Wewangian

Praktikan menutip matanya


menggunakan penutup mata. Lalu
praktikan diminta mencium
wewangian yang telah dipersiapkan
secara berurutan mulai dari wangi
pertama, kedua, hingga kelima.
Praktikan diminta mengira-ngira
wangi apa yang subjek cium
kemudian mencatatnya hingga
wewangian terakhir.

e.       Hasil : 1.1  Dupa dan Hio


Percobaan
Sebelum dibakar : Bau

Setelah dibakar : Bau lebih


menyengat

1.2  Wewangian

1.      Buble Gum (permen karet)

2.      Melon

3.      Mawar

4.      Strowberri

5.      Vanila

Hasil sebenarnya :

1.1  Dupa dan Hio

a.       Hio dan dupa yang dibakar


baunya lebih kuat baunya dan lebih
menyengat.

b.      Karena concho nasal


superior hanya menerima rangsangan
benda-benda yang dapat menguap
dan berwujud gas.

1.2  Wewangian
1.      Buble Gum (permen karet)

2.      Melon

3.      Jeruk

4.      Apel

5.      Strowberri

Hio dan dupa merupakan zat yang


dapat menyebabkan perangsangan
penciuman setelah dibakar. Akibat
pembakaran zat tersebut bercampur
dengan udara dan menguap sehingga
merangsang sel–sel olfaktoria dan
masuk ke daerah superior hidung,
f.       Kesimpulan :
kemudian reseptor–
reseptor olfaktoria memberi respon
terhadap bua kemenyan tersebut. Dan
darii percobaan tersebut OP juga
mempunyai indera penciuman yang
baik.

g.      Daftar : Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi


Pustaka umum. Jakarta : Universitas
Gunadarma.

Karmana, O. (2008). Cerdas biologi


untuk kelas XI sekolah menengah
atas/ madrasah aliyah program ilmu
pengetahuan alam. Bandung :
Grafindo Media Pratama.

Wade, C., Tavris, C. (2008). Psikologi


edisi kesembilan jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai