Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan :

NPM : Nama Asisten :

Kelas : 1PA Paraf Asisten :

1. Percobaan : Indera Penciuman


Nama Percobaan : Membedakan wewangian
Nama Subjek Percobaan :
Tempat Percobaan : Rumah pribadi subjek
a. Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan bahwa zat yang
dibaui adalah zat yang berupa gas,
serta membedakan beberapa
wewangian mulai dari bau yang tidak
enak sampai yang enak.
b. Dasar Teori : Plotnik (dalam Basuki, 2005),
menjelaskan bahwa Indera penciuman
disebut indra kimiawi karena
menerima rangsangan kimiawi yang
dibawa oleh udara. Di bagian atas
hidung terdapat area sempit yang
mengandung reseptor penciuman.
Fungsi penciuman adalah mengubah
reaksi kimia yang berubah menjadi
impuls saraf. Reyneri (dalam Basuki,
1984), menyebutkan bahwa indera
penciuman ini 10.000 kali lebih peka
daripada indera pengecapan.
Carlson (dalam Puspitawati, 2008),
menjelaskan bahwa Sistem penciuman
terdiri dari dendrit yang terletak di
saluran pernafasan dan memiliki akson
yang berjalan melalui bagian
tengkorak (lempeng kranial) yang
kemudian menuju ke sel penciuman
dan kemudian bersinaps dengan
neuron lain yang diproyeksikan
melalui jalur penciuman ke otak.
Zat yang mudah menguap adalah zat
yang memancarkan molekul ke udara
di dalam ruangan. Kita hanya bisa
mencium zat yang mudah menguap,
tetapi harus menyentuh sel penciuman
di hidung kita terlebih
dahulu. Bola penciuman mengandung
sel penciuman yang mengubah
molekul terlarut menjadi sinyal listrik.
Sel penciuman adalah reseptor bau dan
terletak di dua pita jaringan berukuran
1 inci persegi di bagian atas saluran
udara. Sel-sel penciuman ditutupi
dengan lendir, selaput lengket di mana
molekul yang mudah menguap larut
dan merangsang sel-sel penciuman
utama. Sel-sel penciuman memicu
impuls saraf yang berjalan ke otak,
dan otak menafsirkan rangsangan
tersebut.
Bartoshuk S. Beauchamp (dalam
Basuki, 1994), menjelaskan bahwa
Saat kita menarik napas, sebagian
kecil udara yang masuk melalui
hidung bergerak ke bagian atas saluran
udara tempat reseptor penciuman
berada. Orang kehilangan indera
penciuman ketika virus atau infeksi
merusak reseptor penciuman, atau
ketika pukulan di kepala merusak
sistem saraf yang mengirimkan
rangsangan ke otak.
Setiap orang memiliki kemampuan
mencium yang berbeda dikarenakan
susunan rongga hidung, variasi
fisiologis dan spesies.
Salah satu kerusakan sistem
penciuman adalah anosmia, yaitu
ketidakmampuan untuk mencium. Ini
mungkin karena bertambahnya usia.
Menurut penelitian, 50% orang di atas
usia 80 tahun menderita anosmia.
Selain itu, dapat disebabkan oleh
faktor neurologis, terutama benturan
kepala, yang menyebabkan perubahan
pada otak tengkorak dan memutus
saraf penciuman yang melewati
gendang telinga. Gangguan penciuman
dapat terjadi pada orang dengan
gangguan neurologis seperti
Alzheimer, sindrom Down, epilepsi,
penyakit Parkinson, multiple sclerosis,
dan sindrom Korsakoff.
c. Alat yang Digunakan : Beberapa macam wewangian (parfum,
teh, dan jahe) dan slayer penutup mata
d. Jalannya Percobaan : 1.1. Siapkan berbagai bahan
praktikum seperti beberapa
wewangian dan slayer penutup
mata
1.2 Subjek menutup mata dengan
slayer penutup mata
1.3 Rekan subjek mulai memberikan
berbagai wewangian kepada
subjek untuk ditebak nama benda
tersebut
e. Hasil Percobaan : Subjek berhasil menebak semua
wewangian yang diberikan oleh rekan
subjek.

f. Kesimpulan : Dalam keadaan mata tertutup pun


manusia dapat mencium suatu benda
karena ada rangsangan kimiawi yang
dibawa oleh udara, menyentuh
reseptor penciuman lalu di transduksi
menjadi sinyal listrik yang dibawa ke
otak untuk diterjemahkan
rangsangannya. Salah satu gangguan
pada sistem penciuman yaitu. Dalam
percobaan ini, subjek berhasil
menebak semua wewangian yang
menandakan bahwa subjek memiliki
penciuman yang baik.
g. Daftar Pustaka : Basuki, M. H. (2008). Psikologi
umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Puspitawati, I., Hapsari, I. I., &
Suryaratri, R. D. (2014). Psikologi
faal.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Walgito, Bimo. (2005). Pengantar
psikologi umum.
Yogyakarta: CV Andi Offset.

2. Percobaan : Indera Pengecap


Nama Percobaan : Merasakan Berbagai Macam Rasa
Nama Subjek Percobaan : Muhammad Fauzi
Tempat Percobaan : Rumah pribadi subjek
a. Tujuan Percobaan : Untuk memahami dan mengetahui
bahwa lidah merupakan alat pengecap
rasa serta membuat peta rasa
b. Dasar Teori : Plotnik (dalam Basuki, 2005),
menjelaskan bahwa indera perasa
sering disebut indera kimia karena
rangsangan terdiri dari bahan kimia
yang berbeda. Pada permukaan lidah
terdapat pucuk pengecapan yang
berfungsi untuk melakukan konversi
kimiawi menjadi rangsangan saraf.
Woodworth dan Marquis (dalam
Walgito, 1957), menjelaskan bahwa
Lidah sebagai alat pengecap memiliki
bagian axons to brain, nerve cells,
synapses, dan sense cells in mucous
membrane of nose.
Lidah merasakan 4 rasa dasar yaitu
manis, asin, asam, dan pahit. Namun
menurut Plotnik dalam bukunya
“Pengantar Psikologi” terdapat rasa
yang kelima yaitu rasa daging keju
yang terdapat pada keju,
daging, dan pizza yang disebut umami.
Pucuk pengecapan lidah merasakan
untuk lima rasa dasar, terletak
terutama di bagian belakang, depan
dan samping lidah. bertugas mengubah
larutan kimia menjadi sinyal.
Permukaan lidah mengandung lapisan
pengecap.
Saat kita mengunyah makanan, bahan
kimia di dalamnya bertindak sebagai
pengecap, yang kemudian terurai
menjadi molekul. Molekul bergabung
dengan air liur dan mengalir ke
lekukan di permukaan lidah. Ketika
molekul-molekul ini memasuki
tonjolan lidah, mereka merangsang
pengecap. Ada ratusan pengecap di
permukaan lidah. Carlson (dalam
Puspitawati, 2006), menjelaskan
bahwa reseptor terletak di atas lidah
dan bagian rongga mulut menumpuk
dan membentuk kelompok. Reseptor
pengecap disebut kuncup pengecap
dan terletak di papilae. Bahan kimia
yang terlarut dalam air liur
mengaktifkan indera perasa, yang
menghasilkan impuls saraf yang
akhirnya mencapai bagian dalam lobus
parietal otak. Otak mengubah impuls
saraf menjadi sensasi rasa. Rasa dapat
berbeda di berbagai orang karena
faktor individual, kebiasaan seseorang
dan konsesntrasinya.
Goldstein (dalam Basuki, 2002),
menjelaskan bahwa pucuk
pengecapan berada di lingkungan yang
relatif beracun, penuh bakteri, penuh
air liur dan selalu panas atau dingin.
Akibatnya, pengecap lama kelamaan
akan rusak dan harus diganti dengan
yang baru sekitar 20 kali sehari. Lidah
manusia memiliki hingga 10.000
pengecap dan setidaknya 500
pengecap yang selalu aktif.
Salah satu cacat organ pengecap
adalah ageusia, yaitu ketidakmampuan
untuk mengecap atau mengecap apa
yang dimakan. Kerusakan ini jarang
diperhatikan karena sinyal sensorik
keluar dari mulut melalui tiga rute
berbeda. Jadi jika salah satu jalur
rusak, jalur lainnya tetap berfungsi dan
dapat terus merasakan rasa lainnya.
Ageusia dapat disebabkan oleh
penuaan atau pukulan keras di kepala
yang menyebabkan otak tidak lagi
memproses informasi yang
diterimanya sehingga tidak dapat
bereaksi dengan baik.
Terkadang ageusia parsial, kerusakan
pada dua pertiga bagian depan lidah,
juga terjadi pada orang yang
telinganya rusak di sisi tubuh yang
sama dengan bagian lidah yang rusak.
Ini karena cabang saraf wajah
membawa pengecap dari dua pertiga
bagian depan lidah, melewati telinga
tengah. Penyebab indera perasa tidak
berfungsi atau tidak berfungsi, selain
usia, konsumsi makanan yang
mengandung nikotin, kekurangan
vitamin, terutama kekurangan vitamin
A dan B, tumor otak dan paparan
radiasi yang berlebihan.
c. Alat yang Digunakan : Cotton bud, tisu, air cuka (asam), air
kopi tanpa gula (pahit), air gula
(manis), air saus (pedas) dah air garam
(asin)
d. Jalannya Percobaan : 2.1 Siapkan bahan untuk percobaan,
yaitu cotton bud Cotton bud, tisu,
air cuka, air kopi tanpa gula, air
gula, air saus dan air garam.
2.2 Subjek memasukkan cotton bud
dalam air cuka tanpa melihat nama
gelas atau dengan mata tertutup
2.3 Subjek mengelap lidah
menggunakan tisu agar rasa
sebelumnya hilang
2.4 Melakukan hal serupa yaitu
mencoba berbagai air dengan
perasa yang berbeda dan mengelap
lidah sebelum mencoba rasa
selanjutnya sampai rasa air yang
terakhir
e. Hasil Percobaan : Subjek berhasil menebak semua rasa
yang dicampurkan dalam air dengan
menutup mata atau tidak melihat nama
gelas
f. Kesimpulan : Saat subjek merasakan sedikit air yang
dicampur dengan bahan lain, informasi
tersebut diterima oleh reseptor
pengecap dan dikirim ke otak untuk
diterjemahkan rangsangannya menjadi
suatu respon melalui saraf gulfaktori
sehingga kita bisa merasakan rasa
makanan atau minuman tanpa melihat
pun. Subjek dalam percobaan ini
mendapatkan hasil benar semua, yang
menandakan bahwa sistem indera
pengecapan subjek baik.
g. Daftar Pustaka : Basuki, M. H. (2008). Psikologi
umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Puspitawati, I., Hapsari, I. I., &
Suryaratri, R. D. (2014). Psikologi
faal.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Walgito, Bimo. (2005). Pengantar
psikologi umum.
Yogyakarta: CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai