Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Riska Setianingtyas Tgl Pemeriksaan :


NPM : 11521238 Nama Asisten Paraf :
: 1PA39 Asisten
Kelas :

1. Percobaan : Indera Pengecapan


Nama Percobaan : Merasakan berbagai macam rasa
Nama Subjek Percobaan : Riska Setianingtyas
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk Memahami dan mengetahui bahwa lidah
merupakan alat pengecap rasa serta membuat
peta rasa.

b. Dasar Teori : 1.1 Menurut Ardhina Nugrahaeni (2021)


Mendeteksi rasa atau gustation cukup mirip
dengan mendeteksi bau (penciuman). Hal ini
karena rasa dan bau bergantung pada
reseptor kimia yang dirangsang molekul
tertentu. Organ utama pada indera perasa
adalah kuncup rasa. Sel pengecap adalah
sekelompok reseptor gustatory (sel perasa)
yang terletak di lidah disebut papiliae
(tunggal: papilla). Ada beberapa papilla
yang beda secara structural. Filiform
papillae di lidah bersifat taktil yaitu
memberikan gesekan yang membantu lidah
menggerakkan zat, dan tidak mengandung
sel perasa. Fungiform papillae berada di dua
pertiga anterior lidah, masing-masing berisi
satu hingga delapan indera perasa dan
reseptor untuk suhu dan tekanan.

1
Circumvallate papillae mengandung 100
indera perasa dan membentuk V di dekat
batas posterior lidah.

1.2 Menurut Johan Harlan (2018) Organ reseptor


pengecapan adalah kuncup kecap (taste
buds), yaitu organ indera untuk pengecapan,
berbentuk ovoid dengan ukuran 50-70 µm.

1.3 Menurut Siti Nur Aisyah (2014) Indera


pengecap sangat berhubungan erat dengan
indera penciuman. Jika indera penciuman
mengalami gangguan, misalnya karena
menderita influenza, maka indera pengecap
pun akan mengalami gangguan.Dengan kata
lain, kualitas rasa sangat dipengaruhi oleh
kualitas bau . Namun demikian, indera
pengecap merupakan indera tersendiri
sebagaimana indera yang lain. Selain
berkaitan dengan indera penciuman, kualitas
rasa juga dipengaruhi oleh pengalaman
subyektif masinng-masing individu. Sebagai
contoh, ada sebagian orang yang mendeteksi
rasa pahit pada kafien, tetapi sebagian orang
lain tidak merasakannya. Sebagian
penduduk India mendeteksi asam sitrat
sebagai rasa yang tidak menyenangkan,
tetapi sebagian orang lain merasakan
sebaliknya.

2
c. Alat yang digunakan : Cotton bud, 5 larutan rasa (manis, asin, pahit,
asam, dan pedas), sapu tangan (handuk kecil)
atau tissue.

d. Jalannya Percobaan : Praktikan diberikan 5 cotton bud, lalu dicelupkan


ke berbagai larutan yang berbedabeda, ada
larutan asam, manis, pahit, asin, dan pedas, yang
berisikan cuka, gula, kopi hitam, garam, dan
saus di setiap cangkir/gelas, Kemudian mata
kita ditutup dengan penutup mata dan kita
disuruh untuk mencoba dan menebak rasa
tersebut.

e. Hasil Percobaan : 1.1 Hasil percobaan tersebut, kita dapat


merasakan berbagai macam rasa manis dari
gula di ujung lidah, lalu rasa asin dari garam
di bagian samping kanan dan kiri setelah
ujung lidah, rasa pahit dari kopi hitam di
bagian pangkal lidah, rasa asam dari cuka di
bagian samping kanan kiri sebelum pangkal
lidah, dan rasa pedas di bagian tengah lidah
atau seluruh lidah.

1.2 Merasakan berbagai macam rasa manis dari


gula di ujung lidah, lalu rasa asin dari garam
di bagian samping kanan dan kiri setelah
ujung lidah, rasa pahit dari kopi hitam di
bagian pangkal lidah, rasa asam dari cuka di
bagian samping kanan kiri sebelum pangkal
lidah, dan rasa pedas di bagian tengah lidah
atau seluruh lidah.

3
f. Kesimpulan : Lidah merupakan indera pengecap pada
manusia. Lidah memiliki permukaan yang
bersifat kasar yang mengandung
tonjolantonjolan. Lidah memiliki fungsi yang
cukup vital dalam kehidupan manusia, ia
merupakan indera yang bertugas merasakan
segala apapun bentuk makanan yang masuk ke
mulut kita, lidah akan merasakan bahwa
makanan itu berasa pahit, asin, manis, asam atau
pedas. Oleh sebab itu perlunya perhatian lebih
terhadap lidah agar lidah tersebut tidak
mengalami gangguan pada indera
pengecapannya. Lidah adalah kumpulan otot
rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan.

g. Daftar Pustaka Nugrahaeni Ardhina. (2021).


Pengantar anatomi fisiologi manusia.
Yogyakarta : Healthy.

Harlan Johan. (2018). Psikologi faal.


Depok Universitas Gunadarma

Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag. (2014).


Kuliah psikologi faal. Sidoarjo : Zifatama
Publisher

4
Gambar Lidah

5
6
7
8
2. Percobaan : Indera Penciuman
Nama Percobaan : Mencium Berbagai Macam Wangi
Nama Subjek Percobaan : Riska Setianingtyas
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui
adalah zat yang berupa gas, serta membedakan
beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak
enak sampai yang enak.

b. Dasar Teori : 1.1 Menurut Siti Nur Asiyah (2014) Indera


penciuman terdapat pada hidung dari ujung
saraf otak nervus olfaktorius, serabut saraf
ini timbul pada bagian atas selaput lender
hidung yang dikenal dengan sebutan
olfaktori. Nervus olfaktorius dilapisi oleh
sel-sel yang sangat khusus yang
mengeluarkan fibril-fibril yang sangat
halus, tenalin dengan serabut-serabut dari
bulbus olfaktorius yang merupakan otak
terkecil, saraf olfaktorius terletak di atas
lempeng tulang etmoidalis. Berbeda
dengan indera lain, indera penciuman
memiliki jalur yang relatif lebih pendek.
Reseptornya yang berada di rongga hidung
berhubungan langsung tanpa sinaps ke
otak. Selain itu, tidak seperti indera
penglihatan dan indera penglihatan yang
reseptornya jauh dari permukaan, reseptor
indera penciuman terpapar langsung
dengan lingkungan, tanpa ada pelindung di
depannya.

9
1.2 Menurut Evelyn C. Pearce (2021) Rasa
penciuman dirangsang oleh gas yang
terhirup atau oleh unsur unsur halus. Rasa
penciuman ini sangat peka, dan
kepekaannya mudah hilang bila dihadapkan
pada suatu bau yang sama untuk suatu
waktu yang cukup lama. Contoh, orang-
orang yang berada dalam suatu ruangan
yang sesak dan pengap tidak merasakan bau
yang tidak enak, sementara di lain pihak
bau itu akan segera menyerang hidung
orang yang baru datang dari lingkungan
udara segar, yang masuk ke dalam ruangan
itu. Rasa penciuman juga diperlemah bila
selaput lendir hidung sangat kering, sangat
basah, atau membengkak, seperti halnya
seseorang yang diserang pilek. Bau-bauan
dilukiskan sebagai bau harum dan bau
busuk. Rasa penciuman yang hilang sama
sekali dapat juga merupakan komplikasi
suatu cedera pada kepala.

1.3 Menurut Fidah, Nurul, Ari (2009) Daerah


yang sensitif terhadap indera penciuman
terletak di bagian atas rongga hidung.
Struktur indera penciuman terdiri atas sel
penyokong yang berupa sel epithel dan sel
bau yang berupa sel saraf sebagai reseptor.

10
c. Alat yang digunakan : Beberapa macam wewangian (siapkan 5 jenis,
boleh bumbu dapur ataupun parfum) dan slayer
penutup mata.

d. Jalannya Percobaan : Menyediakan 5 macam wewangian, bumbu


dapur, parfum, dll. Lalu mata kita ditutup
dengan penutup mata, kemudian kita
mengambil 5 wewangian tersebut secara acak,
dan mencatat seberapa banyak kita menebak
secara benar wewangian tersebut.

e. Hasil Percobaan : Hasil percobaan sebenarnya kita dapat menebak


secara benar dari 5 wewangian tersebut, yaitu
yang pertama parfum, kedua lotion/hand body,
ketiga bawang putih, keempat jahe, dan yang
kelima kopi. Tetapi ada wangi yang menyengat
saat kita mencium aroma tersebut yaitu
bawang putih. Semakin tajam wanginya,
semakin mudah dikenal, semakin lembut
wanginya, semakin sulit dikenal.

f. Kesimpulan : Dalam indera penciuman kita bisa mengenali


aroma atau wewangian apa saja yang kita hirup
atau cium dari hidung kita. Hidung adalah
indera yang kita gunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma
yang dihasilkan. Di dalam hidung kita terdapat
banyak kemoreseptor untuk mengenali bau.
Hidung meliputi bagian eksternal yang
menonjol dari wajah dan bagian internal berupa

11
rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan
disupport oleh sepasang tulang hidung.

g. Daftar Pustaka Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag. (2014).
Kuliah psikologi faal. Sidoarjo : Zifatama
Publisher
Evelyn C. Pearce. (2021). Anatomi dan
fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Faidah, Nurul, Ari. (2009). Biologi untuk
sma/ma kelas xi program ipa. Jakarta : Pusat
Perbukuan

h. Note 1. Biasanya dalam hal kemampuan mengingat


bau, ♀ lebih baik.
2. Proporsinya, dari 5 macam wewangian : ♀
= 5, dan ♂ = 3
3. Hal ini disebabkan karena pada ♀, ruang
dalam menerima gas (Concha nasal
superior) lebih luas.
4. Semakin tajam wanginya = semakin mudah
dikenal.
5. Semakin lembut wanginya = sulit dikenal.
6. Syaraf kranial = olfactory
7. Manusia dapat membedakan berbagai
macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau, namun kemampuan
tersebut ditentukan oleh prinsipprinsip
komposisi (component principle).
8. Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor,
namun dapat membaui lebih dari 600

12
aroma. Manusia mempunyai daya ingat
yang kuat dalam hal penciuman yang
berkaitan dengan aroma tertentu.
9. System olfaction dapat menerima stimulus
benda-benda kimia sehingga reseptornya
disebut pula Chemoreseptor.
10. System olfaction terdapat di hidung bagian
atas (Concha nasal superior) artinya peka
dalam penciuman dan lebih dekat ke syaraf
olfaktorius.
11. Penciuman pada manusia, secara umum
unsur yang mempengaruhi adalah:
a. Fisik : hidung mancung lebih sensitive
terhadap bau.
b. Fisiologis : ♀ yang PMS lebih sensitif.
12. Kemampuan membau makhluk hidup
tergantung pada:
a. Susunan rongga hidung : hidung
mancung lebih peka.
b. Variasi fisiologis : ♀ PMS dan hamil
muda memiliki penciuman yang lebih
peka.
c. Spesies : anjing (karena
kemampuannya survival tergantung
pada pembauan).
d. Konsentrasi bau : bau busuk akan lebih
tercium.

13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai