Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INDERA

Kegiatan I
A. Judul

: Reseptor Rasa
B. Tujuan :
menentukan daerah pengecap berbagai rasa

pada lidah manusia


C. Dasar Teori
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot.
Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot
ekstrinsik

mengaitkan

lidah

pada

bagian-bagian

sekitarnya

serta

melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat


mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada
langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorong masuk ke dalam faring
Pearce, Evelyn C. 2009).
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat
saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan
melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang maka
tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah
struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar
mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung
lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah
berbentuk bulat.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu
sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi
papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis (Marco Aponno, 2011):
a. Pappilae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis
ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah
jenis pappilae terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam
lekukan seperti parit-parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk
huruf V pada bagian belakang lidah.
b. Pappilae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah,
dan berbentuk jamur.

c. Papillae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh


permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting
pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding-dinding papillae
sirkumvalata dan fungiforum. Papillae filiform lebih berfungsi untuk
menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya.
Selaput lendir langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting
pengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu manis, pahit, asam, dan asin.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu
merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan.
Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan atau larut
dalam saliva, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan unjung saraf
yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap
yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Kuncup
pengecap yang sensitif terhadap rasa manis terletak di ujung lidah. Substansi
asam dirasakan terutama di bagian samping lidah. Substansi asin dapat
dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di
bagian samping lidah. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di
bagian belakang lidah (Tranggono, 2007)
Impuls dari kuncup pengecap pada bagian depan lidah menjalar pada
serabut yang melewati tiga saraf yang berbeda pada perjalanannya mencapai
batang otak. Impuls-impuls dari pucuk pengecapan pada bagian belakang
lidah berjalan pada serat-serat di saraf glosofaringeal ke batang otak.
Selanjutnya serabut saraf membawa sensori pengecap dari batang otak ke
lobus parietal (Cambridge Communication Limited, 2006).
D. Alat dan Bahan
1. 4 buah piring kecil berisi:
a. Larutan asam cuka 33%
b. Larutan aspirin atau kina lemah
c. Larutan NaCl 10%
d. Larutan gula tebu 5%
2. Aplikator
3. Peta rasa
4. Kertas saring
E. Cara Kerja

1. Mintalah pasangan praktikan anda berkumur, kemudian keringkan


lidahnya dengan kertas hisap (mata tertutup)
2. Celupkan aplikator ke dalam larutan asam, buanglah kelebihan asam
dengan menekannya pada sisi pinggan
3. Sentuhlah aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan
belakang lidah pasangan anda
4. Tulislah tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jia merasakan larutan
tersebut. Tulislah tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah
tertentu yang di sentuhkan tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.
5. Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan lainnya satu
demi satu.
F. Hasil Pengamatan
1. Larutan
No Nama
1.
Fajrin
2.
Hikmah
3.
Wicianingsi
4.
Faujiah
5.
Tyo
6.
Arif
2. Serbuk
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fajrin
Hikmah
Wicianingsi
Faujiah
Tyo
Arif

Manis
+
+
+
+
+
+

Asam
+
+
+
+
+
+

Asin
+
+
+
+
+
+

Pahit
+
+
+
+
+
+

Manis
+
+
+
+
+
+

Asam
+
+
+
+
+
+

Asin
+
+
+
+
+
+

Pahit
+
+
+
+
+
+

G. Pembahasan
Lidah atau alat indera pengecap adalah alat indera yang berfungsi untuk
merasakan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian
lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap
bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa
tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Lidah dapat merespon berbagai
jenis dan macam rasa.
Pada paratikum alat indera pengecap ini, lokasi pemberian larutan bahan
sangat berpengaruh. Menurut teori umumnya ada 4 pengecap dasar yang

digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor. Dimana pada bagian ujung lidah
lebih sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif
terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa
asam dan pada baian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Dalam praktikum ini, percobaan dilakukan oleh 6 orang praktikan.
Dengan langkah kerja yang dilakukan adalah menganalisa sensasi dengan
tujuan untuk membedakan sensasi antara lidah yang basah oleh air liur (air
saliva) dan lidah yang kering. Pada lidah yang basah oleh air saliva (air liur)
adalah sebagai berikut: membersihkan rongga mulut denga berkumur air
tawar. Meletakkan larutan bahan manis, asam, asin, dan pahit pada ujung
lidah, tepi lidah, tepi depan, tepi belakang dan pangkal lidah tengah dibagian
yang merupakan reseptornya yang dimana pada bagian ujung lidah lebih
sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif
terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa
asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Kemudian pemberian bahan lagi (larutanmanis, asam, asin, dan pahit) yang
dileletakkan dengan acak atau dibagian yang bukan merupakan reseptor pada
lidah.
Setelah masing-masing dari praktikan melakukan percobaan diatas,
semua praktikan dapat merasakan rasa manis, asam, asin, dan pahit sesuai
dengan peta rasa yang telah dibuwat baik untuk bahan yang larutan maupun
yang serbuk.
H. Kesimpulan
Pada lidah memiliki 4 peta rasa yaitu rasa manis berada di pangkal lidah
bagian depan, asam dan asin berada disamping-samping lidah bagian kiri dan
kanan serta rasa pahit terdapat pada pangkal lidah bagian belakang.
Setelah masing-masing dari praktikan melakukan percobaan diatas,
semua praktikan dapat merasakan rasa manis, asam, asin, dan pahit sesuai
dengan peta rasa yang telah dibuwat baik untuk bahan yang larutan maupun
yang serbuk.

Kegiatan II
A. Judul
: Menghitung Waktu Sensasi
B. Tujuan
: untuk mencari/ menghitung waktu sensai
C. Dasar Teori
Manusia memiliki lima alat indra, yaitu mata adalah indra penglihatan,
telinga adalah indra pendengar, hidung adalah indra penciuman, kulit adalah
indra peraba dan lidah adalah indera pengecap. Lidah tersusun atas otot otot
rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan sirkuler. Pada bagian
dorsal lidah tertutup oleh selaput lendir sehingga selalu lembab dan tertutup
papila papila yang mengandung kuncup pengecapan ( taste buds ).
Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan,
merupakan badan ovoid yang berukuran 50 70 m. Tiap-tiap kuntum
pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang
merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor
pengecap (gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf
sensorik. Leher dari sel-sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel
epitel di sekitarnya melalui tight junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi
oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima
masukan dari rata-rata 5 kuntum pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel
yang mengelilingi kuntum pengecap. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel
reseptor baru, dan sel reseptor lama secara terus-menerus diganti dengan
waktu paruh sekitar 10 hari.
Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis,
palatum, dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata
lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak
ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang
tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil
berbentuk kerucut, dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak
mengandung kuntum pengecap.
Serat-serat saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga
anterior lidah berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat
dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus.
Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n.

Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls


relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius
medula oblongata.
Manusia memiliki 4 macam pengecapan (rasa) dasar; manis, asam,
pahit dan asin. Zat yang pahit terutama di kecap di belakang lidah, yang asam
di sepanjang tepi lidah, yang manis di ujung lidah, dan yang asin di dorsum
anterior lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di palatum yang juga agak
peka terhadap manis dan asin. Keempat modalitas ini dapat dirasakan di
pharinx dan epiglotis. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sel
pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit sedang sel pengecap
yang lain berespons paling baik terhadap manis, asam dan asin. Selain itu
diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu umami. Modalitas ini
mengindrai rasa glutamat dan glutamat monosodium yang banyak digunakan
dalam makanan Asia. Varian reseptor glutamat metabotropik , mGluR4
terpotong (truncated), mungkin merupakan reseptor untuk rasa ini.
Asam (acid) terasa asam (kecut), di rangsang oleh kation H+, rasa asin
dihasilkan oleh Na+, babaerapa senyawa organik juga terasa asin misalnya
dipeptida lisiltaurin dan ornitiltaurin. Mayoritas zat yang terasa manis adalah
zat organik. Sukrosa, maltosa, laktosa, dan glukosa adalah contih yang paling
dikenal. Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, traumatin dan
morelin, terasa 100.000 kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang
sama. Zat yang paling sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina
sulfat, senyawa ini dapat dideteksi dalam konsentrasi 8mol/L. Senyawa
organik lain, terutama morfin, nikotin, kafein, dan ureum terasa pahit. Garamgaram anorganik lain, seperti magnesium, amonium, dan kalsium juga terasa
pahit, rasa ini disebabkan adanya kation (ion positif).
Makanan dapat diketahui rasanya karena adanya reseptor pengecap
pada lidah yang disebut kuncup pengecap. Reseptor pengecap sangat peka
terhadap zat kimia berupa larutan. Puting pengecap terdapat di kuncup
pengecap (papila). Kuncup pengecap lidah dapat merasakan empat macam
rasa, yaitu manis (ujung lidah), asin (lidah bagian depan), asam (tepi lidah)
dan pahit (pangkal lidah). Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air

liur memasuki papila melalui pori-pori pengecap. Zat makanan tersebut


merangsang rambut-rambut saraf yang terdapat pada papila. Saraf akan
membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai
rasa suatu makanan (Wibawati, 2009)
Cita rasa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, sentuhan, dan
rangsangan mulut (panas dan dingin), dua faktor yang disebutkan terakhir
dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada lidah dan dikecap sebagai rasa.
Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi 4 cecapan utama, yaitu manis,
pahit, asam dan asin. Agar bisa dirasakan, zat itu harus larut dalam
kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan, zat dapa tmenstimulasi
papila. Ada tambahan respon lain yang terjadi bula dilakukan modifikasi
seperti rasa kecut, pedas, panas dan sebagainya. Sensitifitas dari rasa terdapat
pada ujung-ujung lidah, masing-masing terdistribusi pada 4 jenis daerah
reseptor : ujung lidah (manis), pangkal lidah (pahit), sisi depan lidah (asin)
dan sisi belakang lidah (asam), (Zuhra, 2009).
Sensasi rasa dari pengecapan terjadi menurut mekanisme berikut.
Bahan yang masuk ke dalam mulut lalu terkena permukaan lidah. Ujung luar
sel-sel kecap tersusun mengelilingi pori kecap yang kecil. Dari ujung setiap
sel, keluar menonjol melalui pori kecap melalui rongga mulut. Beberapa
mikrovili, atau rambut kecap dengan panjang sekitar 2-3 mikron, lebar 0,2
mikron. Mikrovili merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Jalinan diantara
sel-sel kecap merupakan jalinan cabang-cabang terminal beberapa serabut
saraf kecap yang dirangsang oleh sel-sel kecap. Serabut-serabut ini
mengadakan invaginasi jauh ke dalam lipatan membran sel kecap, sehingga
terdapat hubungan yang sangat erat antara sel kecap dan saraf. Saraf akan
membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai
rasa suatu makanan. Beberapa puting kecap dapat dipersarafi oleh serabut
kecap yang sama (Yosevin, 2009).
Rasa manis dimulai dengn melekatnya molekul gula pada porus perasa.
Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada
sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan
teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini

akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan


camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini
akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada
puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke
sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak (Yustian, 2009).
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na
mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan
neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak. Transtan pahit akan
berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ii akan mengakibatkan
teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim
fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupan senyawa yang larut
daam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor
akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju
Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi
sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit, rasa asam terjadi karena konsentrasi
proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini.
Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter
dilepaskan ke sinaps (Yustian, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah usia, jenis kelamin,
perokok atau tidak, kondisi lidah dan kesehatan seseorang, yang akan
memberikan respon yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa :
D. Alat dan Bahan
1. 4 buah piring kecil berisi:
a. Gula putih
b. Garam dapur atau NaCl
c. Pil kina
d. Asam sitrat
2. Aplikator
3. Peta rasa
4. Kertas hisap/saring
5. Stopwatch
E. Cara Kerja
1. Bersihkan rongga mulut anda dengan berkumur air tawar
2. Keringkan permukaan lidah dengan kertas filter atau tissu dan
pertahankan agar lidah diluar mulut

3. Letakkan sedikit gula pada lokasi manis, sambil emenghidupkan


stopwatch. Ketika sensasi telah terasa stopwatch segera dimatikan. Catat
waktunya
4. Berkumurlah dengan air tawar lagi tetapi lidah tidak dikeringkan
5. Ulangi kegiatan 3 dan 4 setelah beberapa menit, catat rata-rata waktunya
F. Hasil Pengamatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fajrin
Hikmah
Wicianingsi
Faujiah
Tyo
Arif

Manis
25 s
23 s
30 s
25 s
25 s
25 s

Asam
35 s
37 s
35 s
33 s
35 s
36 s

Asin
38 s
38 s
40 s
35 s
38 s
39 s

Pahit
35 s
32 s
30 s
31 s
28 s
28 s

G. Pembahasan
Makanan dapat diketahui rasanya karena adanya reseptor pengecap pada
lidah yang disebut kuncup pengecap. Reseptor pengecap sangat peka terhadap
zat kimia berupa larutan. Puting pengecap terdapat di kuncup pengecap
(papila). Kuncup pengecap lidah dapat merasakan empat macam rasa, yaitu
manis (ujung lidah), asin (lidah bagian depan), asam (tepi lidah) dan pahit
(pangkal lidah). Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air liur
memasuki papila melalui pori-pori pengecap. Zat makanan tersebut
merangsang rambut-rambut saraf yang terdapat pada papila. Saraf akan
membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai
rasa suatu makanan. Rasa manis disebabkan oleh senyawa organik alifatik
yang mengandung gugus OH, beberapa asam amino, aldehid dan gliserol.
Pemanis buatan, sakarin dan siklamat dalam konsentrasi tinggi cenderung
memberikan rasa pahit. Rasa pahit disebabkan oleh alkaloid seperti kafein,
kuinn, fenol, garam Mg, NH4 dan Ca. Rasa asin dihasilkan oleh garam
anorganik, umumnya NaCl kecuali garam Iodida dan bromida memberikan
rasa pahit sedangkan garam Pb dan Be memberikan rasa manis. Rasa asam
disebabkan oleh donor proton. Intensitas rasa asam tergantung ion H+ yang
dihasilkan dari hidrolisis asam. Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan,
praktikan rata-rata cepat merespon terhadap rasa mani dan lebih lama
merespon rasa pahit.

H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa
bagian depan lidah sensitif terhadap rasa manis, bagian pinggir depan lidah
sensitif terhadap rasa asin dan asam, bagian tepi lidah belakang sensitif
terhadap rasa asam, bagian pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit. Serta
lidah lebih cepat merasakan sensari rasa manis dan paling lama merespon rasa
pahit.

Kegiatan III
A. Judul
: Uji Kepekaan
B. Tujuan
: Mengukur kepekaan reseptor pengecap
C. Dasar Teori
Dalam aktivitasnya, manusia memiliki sistem koordinasi yang
mengatur semua aktivitas. Kinerja sistem koordinasi dibantu oleh reseptor.
Reseptor merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsangan dari lingkungan. Reseptor ini berupa alat indera yang terdiri dari
mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima
indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga
dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting
kita (Godam, 2008).
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi
oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena
jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar
berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya
halus.Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam
pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis
yang menuju ke laryng. Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra
pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk
menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon
rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke
dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda
(Marco Aponno.2011).
Lidah terletak pada dasar mulut dan tersusun atas otot rangka yang
terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus
di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan
intrinsik. (Domi.2011). Otot intrinsik adalah serat otot yang menghubungkan
lidah dengan bagian disekitarnya, berorigo di luar, terutama pada mandibula,
tulang hyoid dan berinsersi pada lidah. Sedangkan otot ekstrinsik adalah oto
yang origo dan inserdionnya terdapat dalam lidah pada lingu dan aponeurosis
lingua. (Adecha Chann.2012).

Pada permukaan atas lidah terdapat banyak tonjolan-tonjolan epitel


mulut dan lamina propia yang disebut papila. Ada empat jenis papila yaitu
filiformis, fungiformis, foliate dan circumvalata. Filiformis terdapat di bagian
posterrior berbentuk seperti benang halus pada filiformis tidak terdapat
reseptor pengecap. Fungiformis terdapat di bagian anterior dan di antara
filiformis, bentuknya menyerupai jamur karena memiliki tangkai permukaan
yang halus dengan bagian atas yang melebar fungsinya adalah untuk
mengecap rasa asin, asam dan manis. Cicumvalata merupakan papila yang
sangat besar dengan permukaan berbentuk pipih meluas untuk mengecap rasa
pahit sedangkan foliate terdapat di pangkal lidah bagian lateral (Domi, 2011).
Setiap papila terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, pada sel pengecap
terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui
lubang-lubang pengecap (taste pores), kemudian sel reseptor akan merespon
rangsangan tertentu, lalu mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan
menjadi sinyal listrik serta bahasa sistem saraf dan akan dikirimkan ke otak,
lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan
menentukan rasa dari makanan yang kita makan. sedangkan sel penyokong
berfungsi untuk menopang(Marco Aponno.2011).Pengecap rasa pahit terdapat
pada pangkal lidah, pengecap rasa manis trdpt pd ujung lidah, pengecap rasa
asin trdpt pd ujung & tepi lidah, pengecap rasa asam trdpt pd tepi lidah.
Berikut adalah transduksi rasa manis, asin, asam dan pahit. Rasa manis
dimulai dengan melekatnya molekul gula pada papila, hal ini akan
mengaktifkan stimulator pada sitoplasma. Stimulator (protein G) akan
mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan
pembentukan Camp dari ATP. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar
sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan
mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan
diteruskan ke otak. Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na
mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan
neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.

Transduksi pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran.


Pelekatan ii akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang
kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat
IP3 yang merupan senyawa yang larut daam sitoplasma yang terdapat dalam
RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka
ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat
saluran K terbuka dan terjadi sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit, rasa
asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat
permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi
akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps (Rachmah Kurniasari. 2011)
D. Alat dan Bahan
1. Tusuk gigi
2. Kain untuk menutup mata
3. Jepit kain
4. Buah apel
5. Bawang putih
6. Bawah merah
E. Cara Kerja
1. Potong apel, bawang merah, bawang putih menjadi potongan-potongan
kecil yang mudah dimakan dengan ukuran yang sama
2. Mintalah teman kalian untuk membantu dalam percobaan ini. Tanpa
melihat atau membau (tutp mata dan hidung), teman tersebut akan
menentukan jenis makanan hanya dari rasanya dengan cara:
a. Tutp mata teman tersebut dengan kain dan pasang jepit pakaian pada
hidungnya. Jepit pakaian yang sudah lemah pernya paling baik untuk
digunakan karena tidak akan menjepit terlalu keras.
b. Gunakan tusuk gigi untuk memasukkan sepotong apel kedalam mulut
teman, beri petunjuk agar ia mengunyah pelan-pelan, lalu menentukan
jenis makanan yang ia makan.
3. Sesudah temaan tersebut menentukan jenis makanan, lepaskan jepit
pakaian dari hidungnya dan ulangi lagi langkah di atas. Suru ia
membandingkan rasa makanan itu juga, setelah dan sedudah tercium
baunya
F. Hasil Pengamatan
a. Tutup mata dan hidung

N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fajrin
Hikmah
Wicianingsi
Faijiah
Tyo
Arif

Apel

Bawang merah

Bawang putih

+
+
+
+

+
+
+
+
+

+
+
+
+
-

Apel

Bawang merah

Bawang putih

+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

b. Tutup mata
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fajrin
Hikmah
Wicianingsi
Faijiah
Tyo
Arif

G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan memakan apel, bawang
merah, bawang putih dengan mata dan hidung tertutup serta hanya dengan
mata tertutup. Praktikan yang melakukan percobaan ini ada 6 orang.
Percobaan pertama dilakukan dengan menutup mata dengan kain penutup dan
hidung dengan jepit kain yang sudah longgar. Setelah masing-masing
praktikan melakukan percobaan ini dibantu dengan teman lainnya hampir
semua praktikan salah membedakan makanan apa yang dimakan. Sedangkan
pada percobaan hanya mata tertutup semua praktikan benar dalam
menentukan jenis makanan. Hal ini dikarenakan ada campuran antara rasa
pengecap dan rasa pembau, dimana saat hanya merasakan jenis makanan
dengan indra pengecap saja bisa salah menentukan walau sebenarnya fungsi
indra pengecap normal. Hal ini berbeda ketika merasakan makanan dengan
mencium terlebih dahulu, kita langsung bisa menentukan jenis makanan
hanya dengan mencium makanan tersebut tanpa harus merakannya.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap kepekaan reseptor
pengecap dapat disimpulkan bahwa indra pengecap dan indra pencium saling

bekerja sama dalam hal menentukan jenis makanan. Dimana lidah hanya
menentukan rasa dari makanan yang diuji. Apakah manis, asam, asin atau
pahit. Tanpa mencium makan kita tidak bisa menentukan jenis makanan
walaupun sebenrnya fungsi indra pengecap normal.

Kegiatan IV
A. Judul
B. Tujuan

: Reseptor Visual
: a. Menentukan jarak bintik buta dari mata
b. Menentukan daerah bintik buta pada kertas
c. Menentukan bintik pandangan dekat

C. Dasar Teori
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan
sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali bendabenda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua
buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak
memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu,
dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk
bergerak.
Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata
dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini
memiliki fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah
satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat.
Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat
dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat
merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk,
dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat
gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin.
Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi
cahaya yang masuk ke mata. Bagian-bagian mata :
a. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna
putih dan relatif kuat.
b. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
bagian luar sklera.

c. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan


pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu
memfokuskan cahaya.
d. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
e. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
f. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus
dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
g. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang
bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke
otak.
h. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil
dari retina ke otak.
i. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan
kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan
bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
j. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di
depan retina (mengisi segmen posterior mata).
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui
kornea dan diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor,
kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan
mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang
peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls
yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus

oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat
benda
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda
jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya
yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak
sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak
nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian
bintik buta pada retina.
Bintik buta adalah daerah tempat sarap optik meninggalkan bagian
dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam
kehiduan sehari hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta,
karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di
ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang
menyadarinya.
D. Alat dan Bahan
1. Penentu bintik buta
2. Penggaris panjang
3. Kertas gambar besar
4. Pasak / jarum
E. Cara Kerja
a. Menentukan jarak bintik buta dari bola mata
1. Peganglah penentu bintik buta ( titik hitam sebelah kanan tanda (+)
pada jarak 20 inch didepan wajah sejajar dengan mata kanan anda.
2. Tutuplah mata kiri anda, fokuskan mata anda pada tanda (+), dengan
perlahan gerakan penentu bintik buta tersebut mendekati wajah anda.
3. Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan
anda. Tepat pada saat hilangnya titik hitam dari pandangan anda
ukurlah jarak antara alat penentu bintik buta tersebut dengan mata
anda (dalam cm)
4. Bandingkanlah dengan jarak tang diperoleh oleh praktkum lainnya
dalam satu kelompok.
b. Peta bintik buta
1. Buatlah pada kertas garis-garis sejajar AB dan CD sepanjang 30 cm
dengan jarak diantaranya 1 cm.

2. Buatlah titik atau lingkaran hitam pada titik A dari garis AB.
3. Sediakan sepotong kertsa tebal segiempat panjnag dengan salah satu
ujung nya diberi tanda bintik hitam seukuran dengan titik A.
4. Letakkan kertas gambar pada meja dan rekatlah ujung-ujung nya.
Duduklah anda dengan dagu yang ditopang oleh penopang dagu/
tumpukklah buku sehingga kedudukan kepala stabil.
5. Tutuplah mata kiri dan fokus kan mata kanan memandang titik A.
Sementara kertas penunjuk gerakkan perlahan sepanjang garis AB dari
A ke B hingga tidak tampak titiknya (titik 1 ). Ukurlah jarak A dan 1.
Lanjutkan gerakan hinggabintik hitam terlihat kembali (titik 2) ukur
pula jarak A dan 2.
6. Ulangi gerakan B menuju A. Fokuskan mata tetap dan ukurlah pula
jarak B degan 2 (bayangan hilang) dan Bdengan 1 (bayangan muncul
kembali)
7. Ulangi prosedur 5 dan 6 pada garis CD.
8. Tentukn titik tengan dari garis 1-2 pada AB dan 3-4 Pada CD,
kemudian tarik garis EF melalui kedua titik tersebut. gerakkan
petunjuk sepanjang EF dan tentukan titik 5 dan 6pada tempat hilang
dan munculnya kembali bayangan.
9. Hubungkan titik 1-3-6-2-2-5-1 daerah yang terlingkupi garis-garis ini
adalah peta bintik buta subjek anda.
c. Menentukan titik pandangan dekat
1. Tutuplah datu mata dengan tangan dan fokuskan satu mata yang lain
pada jarum lurus yang dipegang tangan anda jauh-jauh.
2. Doronglah perlahan-lahan mendekati mata anda, hingga benda tampak
kabur
3. Dengan bantuanteman anda, Ukurlah jarak dari mata kejarum yang
kabur. Ini merupakan titik pandang dekat anda.
F. Hasil Pengamatan
a. Jarak bintik buta
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
Fajrin
Hikma
Wicianingsi
Faujiah
Tyo

Jarak Bintik Buta


Kanan
Kiri
6,5 cm
5 cm
3,5 cm
4 cm
7 cm
6 cm
6,5 cm
5 cm
7,5 cm
7 cm

Keterangan
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi

6.

Arif

8,5 cm

7,5 cm

Tidak terlihat lagi

b. Peta bintik buta


No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama

Fajrin
Hikma
Wicianingsi
Faujiah
Tyo
Arif

Objek (Titik Hitam) Tak


Nampak
Kanan
Kiri
12 cm
17 cm
10 cm
8 cm
13 cm
12 cm
10,5 cm
12,5 cm
15 cm
17 cm
11 cm
15 cm

Keterangan

Tidak terlihat lagi


Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi

c. Titik pandangan dekat


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fajrin
Hikma
Wicianingsi
Faujiah
Tyo
Arif

Pandangan Dekat
Kanan
Kiri
6,5 cm
5 cm
3,5 cm
4 cm
7 cm
6 cm
6,5 cm
5 cm
7,5 cm
7 cm
8,5 cm
7,5 cm

Keterangan
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi
Tidak terlihat lagi

G. Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan, jarak bintik buta dan pandangan
dekat mata kanan dan kiri berbeda. Pada jarak tertentu, benda terlihat dan
pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak terlihat pada jarak
tertentu, hal ini disebabkan oleh pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh
dibagian bintik buta pada retina yang cahayanya jatuh pada bagian yang tidak
mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang
diteruskan ke saraf optik. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda
jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena
pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada
retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda
tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam
melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila

rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik
dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat
benda kurang baik.
H. Kesimpulan
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama.
Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya
dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang
jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga
tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan
tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu
benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan
benda akan terlihat.

DAFTAR PUSTAKA
Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi Sistem Lokomotor dan
Pengideraan. Jakarta: EGC
Evelyn, C Pearce.2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ganong, W. F., 2003. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Gayton & Hall., 1997 . Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai