Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR PHYLLODES

A. DEFINISI

Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler
yang bertumbuh dengan cepat.

Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini
dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini
disebut “sarcoma” karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan
jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara.

Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut “giant fibroadenomas”.

B. ETIOLOGI
Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus,
karena pasien dapat memiliki kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin
terlihat pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari
fibroadenoma atau keduanya berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat
muncul de novo, tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah mempelajari pertanyaan ini
dengan analisis klonal dalam tiga kasus dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh
berurutan dari pasien yang sama. Pada masing-masing kasus, kedua tumor monoklonal dan
memperlihatkan alel inaktif yang sama. Mereka berargumen dengan meyakinkan bahwa
tumor filodes memiliki asal yang sama dengan fibroadenoma, fibroadenoma tertentu dapat
berkembang menjadi tumor filodes.

C. GEJALA KLINIS
1. Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma
2. Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat
3. Benjolan dapat sangat besar (5 cm – 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang
dari 30% baik tipe jinak maupun ganas.
4. Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus
5. Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau
tumor sudah sngat besar disertai ulkus.

1
D. PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka
kekambuhan akan sangat besar
2. Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:
a) Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara sehingga hanya
tersisa sedikit jaringan payudara yang sehat
b) Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang maligna
c) Benjolan residif pada usia tua
1) Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang
benigna kecuali pada yang residif, langsung dikerjakan mastektomi
sederhana. Pembersihan KGB aksila hanya bila didapatkan metastase pada
KGB aksila.
2) Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.

E. MASTEKTOMI
Mastektomi adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada keganasan payudara
yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan
parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit di atas tumornya disertai diseksi
kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II, III secara end block tanpa mengangkat
M.Pektoralis major dan minor (Sjamsuhidayat, 2004).

Tipe Mastektomi Menurut Pierce & Neil (2007) tipe mastektomi dan penanganan kanker
payudara bergantung pada beberapa faktor meliputi : usia, kesehatan secara menyeluruh,
status menopause, dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya, stadium
tumor dan keganasannya, status reseptor hormon tumor, penyebaran tumor telah mencapai
simpul limfe atau belum.

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan dalam empat kategori meliputi:

a. Mastektomi Preventif (preventife mastectomy)


Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan
putting atau berupa subcutaneous mastectomy dimana seluruh payudara diangkat namun
puting tetap dipertahankan .
b. Mastektomi Total
Mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe dan
otot dada tetap utuh.
c. Mastektomi Radikal Modifikasi
Mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua nodus limfe dan kadangkadang otot
pektoralis minor.otot dada mayor masih utuh. Mastektomi radikal adalah prosedur yang
jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan
minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau supra
klavikular.

2
F. Indikasi Mastektomi
Adapun indikasi dilakukannya mastektomi menurut Fujin (2008) yaitu :
a. Kanker payudara stadium dini (I,II)
b. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
c. Keganasan jaringan lunak pada payudara.
G. Komplikasi operasi
Dini :
1. Pendarahan
2. Lesi n. Thoracalis longus : wing scapula
3. Lesi n. Thoracalis dorsalis.
Lambat :
1. Infeksi
2. Nekrosis flap
3. Wound dehiscence
4. Seroma
5. Kekakuan sendi bahu : kontraktur

3
LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN OPERASI MASTEKTOMI DENGAN INDIKASI PYLLOIDES
MAMAE PADA PASIEN Ny. R DI KAMAR OPERASI 7 IBS RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA

I. IDENTITAS PASIEN
NAMA : Ny. R
UMUR : 46 th
DIAGNOSA : Pylloides Mamae Dekstra
RENCANA TINDAKAN : Mastektomi
II. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat steril

1. Hand vat mes no. 3 :1


2. Doek Klem :5
3. Pincet Chirurgie :2
4. Pincet Anatomis :2
5. Gunting Benang :1
6. Gunting Metzembaum :1
7. Klem bengkok :8
8. Kocher :6
9. Nald Voerder :2
10. Langenbeck :2
11. Desinfeksi Klem (Sponge Holding Forceps) :1
12. Allis klem :2

Set dan bahan penunjang operasi

 Linen Set.
 Sarung tangan ukuran 6,5/7/7,5 = 1/2/3
 Desinfektan dan Alkohol 70 %, NS 0.9 %, H2O2
 Kanul Diathermi + Kabel.
 Kanul + Selang Suction.
 Mes no. 10 = 1
 NGT no. 16 = 2
 Kasa, kom
 Benang non absorbtable (silk) 2/0, absortable (safil) no. 3/0

4
B. Alat tidak Steril

1. Plester
2. Gunting Verban/ Bandage scissors.
3. Plat Diatermi.
4. Mesin Diatermi.
5. Mesin Suction.
6. Lampu Operasi.
7. Meja Operasi.
8. Meja Mayo.
9. Meja Instrumen.
10. Standar Infus.
11. Tempat sampah

Persiapan pasien

1. Persetujuan operasi.
2. Alat-alat dan obat-obatan.
3. Puasa

Setelah penderita dilakukan anaesthesi.

 Mengatur posisi terlentang.


 Memasang plat diatermi di bawah paha penderita

TEKNIK OPERASI

1. Perawat instrumen cuci tangan.


2. Operator dan asisten cuci tangan.
3. Perawat instrumen memakai baju steril. dan sarung tangan .
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator.
5. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
6. Berikan klem dan deper desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi, bagian atas
sampai dengan pertengahan leher, bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian
medial sampai pertengahan mamae kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi
lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku. Jika ada lesi /
luka dicuci setelah jaringan yang sehat. Kemudian siapkan duk besar 1 biji, duk kecil
3 biji, duk klem 3 buah untuk draping.
7. Pasang dan atur selang suction, kabel diathermi, klem dengan allis klem dan
memberitahu operator bahwa instrurnen siap dipergunakan.

5
8. Berikan hand vat mes dan mes no. 10 dan pinset sirurgis untuk insisi dimana garis
insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor. Insisi sesuai dengan marker yang
sudah ada.
9. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan
dengan couter, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal.
Berikan klem untuk klem bekas insisi atau menggunakan kocher. Pada saat sampai
pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan mamae dilepaskan
dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior mastektomi simpel. Vena-vena yang
menuju ke jaringan mamma diligasi. Bila pembuluh darah yang besar dilakukan ligasi
dengan benang silk 2/0. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus,
dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis.
10. Lapangan operasi dicuci dengan H2O2 dan Nacl 0,9%.
11. Evaluasi ulang sumber perdarahan
12. Berikan mes untuk insisi kulit yang akan dipasang drain, kemudian berikan klem
untuk melubangi kulit yang akan dipasang drain, berikan 2 buah NGT untuk di pasang
drain.
13. Berikan nald voerder, benang Safil 3/0 dan pinset sirurgis untuk menjahit subcutis
kemudian benang silkam 2/0 untuk menjahit kulit.
14. Tutup luka dengan kasa kemudian plester.
15. Cek kelengkapan kasa dan instrumen.

Anda mungkin juga menyukai