Anda di halaman 1dari 3

Dream Place

Setiap orang pasti memiliki sebuah tempat istimewa. Entah itu adalah tempat yang
bersejarah atau tempat yang sering dikunjungi dan ditempati. Misalnya kamar, menurut
survei yang kulakukan, orang-orang lebih banyak memilih kamar menjadi tempat favorit
mereka dan juga banyak yang memilih rumah menjadi tempat idaman. Ya, itu karena mereka
punya kamar dan rumah sendiri, tidak seperti aku.

Aku hanya seorang anak kecil berusia 11 tahun, yang tinggal di perkampungan
kumuh di sebuah kota yang sangat besar, Jakarta. Memiliki sebuah kamar bahkan rumah
mewah hanyalah sebuah mimpi belaka.

Perkampungan yang keluargaku nobatkan sebagai tempat tinggal ini bukan hanya
kumuh, tetapi menyimpan sejuta kasus kriminalitas di dalamnya. Ada tempat tongkrongan
judi, kedai minuman keras, distributor sabu-sabu, markas bandit, dan banyak hal lain yang
tak kalah menyeramkan. Mimpiku untuk mendapatkan sebuah tempat favorit hanyalah
khayalan.

Suatu hari, aku yang sedang duduk di teras depan kelas melihat sebuah mobil van
berukuran lumayan besar berwarna hijau dengan gambar pohon-pohon dan di dalamnya
terdapat orang banyak, ya.. Seperti sebuah tim. Tapi bukan tim sepakbola, melainkan tim ''Go
Green''.

Aku baru sadar, bahwa di masa sekarang upaya go green sangat diperlukan karena global
warming yang semakin memarah.

Seluruh anak kelas 7 dikumpulkan di aula untuk mendengarkan sosialisasi dari kakak-
kakak itu. Sebenarnya sih.. Aku ingin ikut sosialisasi itu karena sangat jarang sebuah program
pemerintah datang ke sekolah lusuh seperti sekolahku ini, sayangnya aku sekarang sudah
kelas 8, dan tidak diikutsertakan dalam acara itu.

Pulang sekolah, otakku masih memikirkan sosialisasi itu, tiba-tiba disebuah


perempatan gang aku berhenti. Aku berpikir bagaimana jika perkampungan di rumahku itu
diadakan acara go green. Bukankah itu hal yang menarik. Karena ''Orang baik selalu datang
dari lingkungan yang baik pula''. Ya.. Kenapa tidak.
Esoknya ketika pulang sekolah, aku menemui tim hijau itu di ruang guru, aku
menyampaikan niatku untuk merombah perkampunganku itu menjadi hijau. Dan benar saja,
mereka ingin sekali membantuku, tetapi aku harus melaporkan hal ini kepada kepala desa
tempat tinggalku terlebih dahulu.

''Oh, jadi begitu. Tapi kan kalian tau sendiri bagaimana watak masyarakat disini, keras
dan tidak ada yang berdamai,''Jelas Kepala Desa. ''Tapi, pak. Kita bisa membicarakan dan
mengajak niat baik ini dengan masyarakat setempat,''Jawab kak Robby yang merupakan
ketua tim ''Go Green'' itu. Kepala Desa pun berpikir sejenak dan mengangguk. Aku pun
tersenyum. :)

Aku, tim hijau, dan Kepala Desa pun saling bagi tugas untuk mengelilingi perkampungan ini
untuk mengajak orang-orang bekerja sama membangun perkampungan yang hijau dan
pastinya menjadi lebih baik.

''Halah.. Apa-apaan ini, kami tidak mau!''Segak seorang bandit di bandar judi. Aku
menunduk sedikit kecewa, tapi aku harus kuat dengan hal itu karena kami telah bersepakat
sebelumnya bahwa akan berusaha secara perlahan untuk membujuk para bandit itu
melakukan hal baik ini.

Kepala Desa datang dan menepuk bahuku, ''Semangat! Demi kebaikan!'' katanya
dengan senyuman yang lebar serta keringat yang berpeluh dimukanya. Aku tau bukan hanya
aku yang capek, tetapi kepala desa dan tim hijau juga merasakan hal ini.

Esok harinya, kami berusaha untuk mengajak warga setempat go green lagi. Tapi....
Sepertinya ada yang aneh, aku mengusap mataku untuk melihat lebih terang. ''APA? Pak,
kak.. Kita berhasil!'' teriakku sambil berloncat girang melihat warga menanami perkarangan
mereka dengan tanaman-tanaman hijau yang sangat enak dipandang walaupun bandit-bandit
itu belum melakukan hal ini. biarlah... Haha..

Kampung kami pun benar-benar dirombak, setelah beberapa hari bergotong royong.
Dari kampung yang benar-benar kumuh,banyak sampah, lusuh, kumal, dsb. Kini telah
berubah menjadi kampung yang nyaman. Wuah.. Tak kusangka.

Kulihat selokan sudah bersih dan ternyata... Para bandit itu yang membersihkannya,
ah.. Tak kusangka, ini benar-benar berhasil. Bandit-bandit yang dulu tidak pernah bersatu
dengan masyarakat baik, malah menjadi satu rekan tim yang sangat kompak dengan adanya
gotong royong ini. Yes! Berhasil! Terimakasih kakak-kakak go green dan kepala desa.

''Untuk anak yang menjadi pahlawan lingkungan, Sena Junian,'' Kata Kepala Desa
bangga menyebut namaku didepan seluruh warga desa, aku maju kedepan podium dan
menerima sebuah penghargaan Kalpataru. Yiha... ''Terima kasih banyak kepada semuanya,
karena kalianlah aku bisa mendapatkan ini namun penghargaan ini bukan untuk diriku sendiri
tapi aku serahkan untuk kampung kita, untuk kita bersama, terima kasih,'' aku langsung
memberikan penghargaan dari pemerintah itu kepada kepala desa. Lalu aku disambut tepuk
tangan yang sangat meriah dari warga kampung.

Aku tersenyum puas, sejak itu tidak ada lagi yang namanya perkampungan kumuh di
tempat tinggalku, melainkan perkampungan hijau, aman, dan nyaman. Tidak ada lagi
kriminalitas disini, semuanya damai.

Dan akhirnya aku menemukan tempat favoritku, bukan kamar atau rumah yang
mewah melainkan Kampung hijauku. Village sweet village 

Anda mungkin juga menyukai