BANGSA Psikiatri Evan
BANGSA Psikiatri Evan
I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. MS
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Suku / Warganegara : Jawa/Indonesia
Alamat : Loireng RT 4/2 Demak
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan :-
Tanggal pemeriksaan : 02 Mei 2018
No. CM : 00074519
Diperiksa oleh : Difa Aulia Evandrian
Nama Tn Supaat
Alamat Loireng RT 4/2 Demak
Pekerjaan Tidak bekerja
Pendidikan SD
Umur 66 tahun
Agama Islam
Hubungan Ayah kandung
Lama kenal 38 tahun
Sifat perkenalan Akrab
3
diberi obat risperidon, ketika minum obat pasien selalu merasa ngantuk dan tidur,
pasien merasa nyaman ketika minm obat. Pasien rutin kontrol. Pasien sudah tidak
bekerja. Waktu luang dignakan untuk menonton tv dan berkumpul bersama.
Perawatan diri seperti makan , minum dan mandi sudah mandiri.(GAF 70)
±1 tahun SMRS pasien kembali ke jakarta dengan maksud ingin menemui
anak dan istri. Tapi istri dan keluarga istri menolak. Pasien kemudian kembali ke
semarang. Semenjak itu pasien tidak mau minum obat, tidak mau kontrol dengan
alasan bosan. Pasien kembali suka sering berbicara sendiri, sering marah-marah.
Pasien sulit tidur saat malam hari, hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga
merenggang pasien menolak bekerja, waktu luang digunakan untuk menyendiri
berbicara sendiri dan sering keluyuran jauh dari rumah. Perawatan diri seperti,
makan minum dan mandi harus diperintah. (GAF 50)
±2bulan SMRS, pasien kembali sering keluyuran. Ketika ditanya pasien
mengatakan ingin ke jakarta dan surabaya untuk menjalankan tugas negara dan
mencari lakon. Pasien kemudian kembali sering berbicara ngelantur, sering
berbiacara sendiri, marah – marah sendiri dan sulit tidur saat malam hari. Pasien
mengaku telah menikah dengan Megawati soekarno putri saat di jakarta dan
kemudian membunuhnya karena dia selingkuh dengan lelaki lain dan kemudian
membunuh lelaki itu juga dengan menggunakan ‘lakon’. Hubungan pasien dan
keluarga menjadi renggang. Pasien sudah tidak bekerjadengan alasan tidak suka
pada teman tempat kerjanya. Waktu luang digunakan untuk keluyuran, berbicara
sendiri, marah – marah sendiri, Perawatan diri seperti, makan minum dan mandi
harus diperintah , pasien lalu dibawa lagi ke RS Amino.(GAF 30)
5
c. Riwayat Sebelumnya
1. Psikiatri:
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
Pasien tidak pernah mengalami sedih yang berkepanjangan sebelumnya
2. Medis Umum
Riwayat kejang demam : disangkal
Riwayatepilepsi : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat nyeri dada/sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit maag : disangkal
Riwayat pingsan : disangkal
Riwayat gegar otak : disangkal
6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien mulai masuk SD pada usia 7 tahun. Pasien menamatkan SD selama 6
tahun kemudian melanjutkan ke SMP. Setelah lulus dari SMP pasien
melanjutkan ke SMA. Setelah lulus dari SMA pasien tidak melanjutkan
sekolah ke perguran tinggi karena biaya. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Prestasi pasie di sekolah rata-rata
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien mulai bekerja sebagai kuli di perusahaan sejak lulus SMA. Kemudian
berhenti dan menjadi kuli ayam di perusahaan pokpan Demak. Sekarang
pasien berhenti bekerja karena berkelahi dengan teman di tempat kerjanya.
Pasien sudah berhenti kerja selama ± 9 tahun.
7
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam. Sejak kecil dididik ajaran agama islam oleh orangtua.
Pasien sudah tidak pernah beribadah sejak sakit.
d. Riwayat Perkawinan
Pasien menikan dengan istri pada usia 24 thun. Dari pernikahan tersebut
pasien memiliki 2 anak laki - laki
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah megikuti pelatihan/kegiatan militer
g. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, tentangga dan teman teman baik. Pasien
tidak aktif dalam kegiatan RT/RW maupun masjid
7. Riwayat Psikoseksual
Pasien dibesarkan sebagai seorang laki-laki. Pasien tidak memiliki kelainan
orientasi ataupun perilaku sosial yang menyimpang. Pasien tidak pernah
mengalami penyimpangan seksual dan pelecehan seksual. Mimpi basah usia
12 tahun.
8
C. Gangguan Persepsi
Ilusi : (-)
Halusinasi : ada (+)
Halusinasi Auditorik pasien menedngar bisikan tipe pnema yang menyuruhnya
berjalan untu mencari lakon dimana menurut pasien lakon adalah doa gaib. Pasien
mulai sering mendengarkan bisikan sejak ±3 tahun yang lalu. Suara terdengar saat
pasien sedang terjaga dan sadar serta pernah juga terdengar saat asien sedang
melakukan aktivitas.
Halusinasi Visual pasien melihat bayagan putih, pasien mengikuti bayangan
putih itu apabila dia memanggil.
D. Pikiran
a. Aruspikir
Flight of Idea : (-)
Asosiasi longgar : (-)
Pikiran berpacu : (-)
Tangensialitas : (-)
Sirkumstansialitas : (-)
Inkoherensi : (-)
Asosiasi bunyi : (-)
Verbigerasi : (-)
Persevasi : (-)
Blocking : (-)
Pikiran samar-samar : (-)
Neologisme : (+)
10
b. Isi Pikir
Waham : (+)
Waham Kebesaran pasien meyakini dirinya adalah utusan tuhan dengan
menjadi subkhan ke 25 diutus untuk mencari dan menyampaikan lakon
Waham Magic Mistik pasien meyakini mempunyai lakon yang dapat
membunuh orang lain dari jauh
Paranoia : (-)
Preokupasi : (-)
Obsesi dan Kompulsi : (-)
Fobia : (-)
Gagasan bunuh diri/membunuh: (+)
Ide-ide referensi/influence: (-)
Kemiskinan isi : (-)
f. Kemampuan Visuospasial
Baik
g. Pikiran Abstrak
Baik
h. Pengendalian Impuls
Baik
11
G. Tilikan
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit / gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan
dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab
eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian
dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri
pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu
selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight : Pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti
tilikan derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada
diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini
membuat perubahan perilaku pada pasien.
H. Pertimbangan
Tidak Baik
I. Taraf Dapat Dipercaya
Tidak dapat dipercaya
NAMA : Umur:
Ruang : Alamat :
NO Penilaian Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4
1. P4 Score 1 1 1 1
GADUH GELISAH
2. P7 Score 5 5 5 5
PERMUSUHAN
3. G4 Score 1 1 1 1
KETEGANGAN
4. G8 Score 1 1 1 1
KETIDAK KOOPERATIFAN
5. G14 Score 4 4 4 4
PENGENDALIAN IMPULS
YANG BURUK
Jumlah 12 12 12 12
dan adik kandungnya dengan keluhan pasien suka keluyuran. Berdasarkan riwayat
penyakit pasien ditemukan adanya pola perilaku dan psikologis yang secara klinis
bermakna secara khas berkaitan dengan gejala yang menimbukkan suatu
penderitaan (distress), maupun hendaya (disabilitas) fungsi peran, sosialm waktu
luang dan perawatan diri sehingga dapat disimpulkan pasien menderita gangguan
jiwa
Aksis I
Aksis II
Dari riwayat preorbid masa kanak awal hingga dewasa pasien tidak ada gangguan
sehingga dapat disimpulkan tidak ada diagnosis pada aksis II
Aksis III
Aksis IV
Pada alloanamnesis dan autoanamnesis stressor pada pasien ini tidak jelas
Aksis V
GAF 1 tahun terakhir (terbaik) : 70
GAF saat masuk : 30
GAF saat diperiksa : 30
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi (Resep, ECT)
Risperidon 2mg/12 jam p.o R/
Pro:
2. Psikoterapi Usia:
a. Terapi Kelompok
Pembinaan pasien dalam kegiatan kelompok selama rawat inap agar pasie
dapat berinteraksi dengan pasien lain dan dapat membangun kemampuan
bersosialisasi, seperti pasien diajak berbincang senam pagi, jalan bersama
b. Terapi Keluarga
Melibatkan keluarga dalam penelesaian masalah yang dihadapi oleh asien dan
meningkatkan hubungan antara pasien dan kelarganya sebagai kesatuan untuk
menghadapi dorongan destruktif didalam maupun diluar lingkungan.
c. Terapi Suportif
Memberikan dukungan agar asien menerima kondisinya saat ini dan
membesarkan hati pasin untuk sembuh serta harus patuh minum obat
d. Terapi Okupasional
Memberi dukungan agar pasien dapat melakukan kegiatan seperti yang
dilakukan pada saat pasien sebelum sakit secara bertahap
15
IX. PROGNOSIS: