Anda di halaman 1dari 45

Elektroplating dan Anodazing

Kimia Terapan 1
Politeknik Negeri Semarang
Pendahuluan
Telah Diketahui bahwa korosi terjadi akibat dari:

o Adanya beda potensial diantara material sejenis atau


dengan material yang berbeda.
oAdanya lingkungan yang bertindak sebagai media
elektrolitik.

Dimana lingkungan semacam ini dalam keadaan basah atau


lembab yang merupakan media yang agresif
Pendahuluan
Perlu adanya cara untuk membuat lapisan pemisah antara
logam dengan lingkungan.

Lapisan itu sendiri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


o Pelelehan (Celup Panas/Hot Dip)
o Endap Vakum
o Sherardizing
o Rich Coating
o Listrik (Electroplating)
Tujuan dan fungsi dari lapisan
1. Memperbaiki tampak rupa (Decorative)
Contoh: Lapis Emas, Perak, Kuningan, Perunggu.
2. Melindungi logam dari korosi
Contoh: Lapis Zinc, Cadnium pada baja.
3. Meningkatkan ketahanan permukaan logam dasar
Contoh: Hard Chromium
4. Memperbaiki kehalusan permukaan
Contoh: Lapis Nickel, Chromium.
Tujuan Pelapisan (Coating)
 Meningkatkan ketahanan thd korosi
 Meningkatkan ketahanan aus
 Meningkatkan tampak rupa
Kelebihan Elektroplating
 Temperatur proses, rendah
 Kondisi proses, pada lingkungan atmosfir biasa
 Peralatan, relatif murah
 Komposisi larutan, luas
 Laju pengendapan, cepat
 Porositas pada lapisan, relatif rendah
 Dapat menghasilkan beberapa lapisan

Kekurangan Elektroplating
 Terbatas pada logam & paduannya
 Perlu perlakuan awal terhadap benda kerja
 Terbatas pada bendakerja yg bersifat konduktor
LAPIS LISTRIK (ELECTROPLATING)
 Merupakan proses pengendapan ion-ion logam pada
elektroda (katoda) dengan cara electrolisa.

 Terjadinya endapan karena ion-ion bermuatan listrik


berpindah dari electroda (katoda) melalui electrolit
yang akan mengendap pada electroda (anoda).

 Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah reaksi


reduksi maupun oksidasi yang berlangsung secara
terus menerus menuju arah tertentu secara tetap.
Prinsip dasar dari pelapisan listrik
Berpedoman pada Hukum Faraday yang menyatakan:

1. Jumlah zat (unsur) yang terbentuk dan terbebas dari


electroda selama proses electrolisa sebanding dengan
jumlah arus listrik yang mengalir dalam larutan
electrolit.
2. Jumlah zat (unsur) yang dihasilkan oleh arus listrik yang
sama selama electrolisa adalah sebanding dengan berat
ekivalen masing-masing zat tersebut.
Kualitas lapisan hasil elekroplating,
dipengaruhi oleh:
1. Rapat arus
2. Temperatur
3. Waktu
4. Konsentrasi larutan elektrolit
Prediksi Ketebalan Lapisan
ISTILAH DALAM PROSES LAPIS
LISTRIK (ELECTROPLATING)
ISTILAH DALAM PROSES LAPIS
LISTRIK (ELECTROPLATING)
PRINSIP KERJA LAPIS LISTRIK
(ELECTROPLATING)
PRINSIP KERJA LAPIS LISTRIK
(ELECTROPLATING)
LARUTAN ELECTROLIT
 Larutan electrolit merupakan media proses
berlangsungnya lapis listrik.
 Larutan electrolit terbuat dari larutan asam, basa dan
garam-garam yang dapat membentuk muatan ion positif
dan negatif.
 Tiap jenis larutan dapat berbeda tergantung dari sifat
electrolit yang diinginkan
LARUTAN ELECTROLIT
Air
Anodizing
Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan
untuk mempertebal atau memperkuat lapisan protektif
alami pada logam.

Aluminium adalah logam yang paling sesuai untuk anodizing.


Logam non-ferrous lainnya yang dapat dipergunakan untuk
anodizing adalah magnesium dan titanium.
Kelebihan proses anodizing
 Keandalan
 umur pakai yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal ini
merupakan implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat dengan kuat
dengan substrat logam dasarnya.
 Stabilitas warna
 Warna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodisasi tahan terhadap
sinar ultraviolet sehingga tidak mudah pudar
 Kemudahan perawatan
 Estetika
 menghasilkan kilap yang sangat baik dan juga pilihan warna yang menarik
 Biaya
 untuk jangka waktu yang lama, anodizing merupakan pilihan surface
treatment yang dapat memberikan nilai awal dan nilai perawatan yang
lebih rendah dibandingkan proses lainnya.
 Kesehatan dan keselamatan
Anodizing Berdasarkan Sumber Arus
AC anodizing
1. Menggunakan arus bolak-balik (alternating current).
2. Proses pembentukan oksida lebih lambat karena polaritas positif dan
negatif power supply bergantian secara cepat.
3. Digunakan dengan tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan
kekerasan rendah.
4. Aplikasi anodizing tipe ini adalah pada pembuatan aluminium foil.
Apabila pembuatan aluminium foil dilakukan menggunakan DC
anodizing, maka akan diperoleh hasil anodizing dengan kekerasan
tinggi yang mengakibatkan aluminium foil akan patah jika di tekuk
atau di rol.
Apabila pembuatan aluminium foil ini dilakukan dengan menggunakan
AC anodizing maka akan diperoleh aluminium foil dengan sifat tahan
tekuk dan rol.
Anodizing Berdasarkan Sumber Arus
DC anodizing
 Menggunakan arus searah (dirrect current).
 Proses pembentukan oksida lebih cepat karena polaritas positif power supply
selalu berada pada benda kerja.
 Digunakan dengan tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan kekerasan
tinggi.
 DC anodizing dapat dilakukan dengan dua metode yaitu continuous anodizing
(rapat arus dijaga konstan) dan pulseanodizing (rapat arus naik turun secara
periodik)
Tipe-Tipe Anodizing
1. Chromic Acid Anodizing (Tipe I)
2. Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II)
3. Hard Anodizing (Tipe III)
Tipe-Tipe Anodizing
1. Chromic Acid Anodizing (Tipe I)

 Tipe ini menggunakan larutan elektrolit chromic acid dan menghasilkan


lapisan yang paling tipis, hanya sekitar 0,5 hingga 2,5 mikron.
 Pada saat proses berlangsung, 50% Al2O3 terintegrasi ke dalam substrat
dan 50% pertumbuhan lapisan kearah luar.
 Dapat meningkatkan ketahanan korosi pada alumunium.
 Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet dibandingkan tipe lainnya.
Tipe-Tipe Anodizing
2. Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II)
 Tipe ini adalah tipe yang paling umum dilakukan yaitu dengan menggunakan
larutan sulfuric acid sebagai elektrolit dengan kemampuan menghasilkan
lapisan protektif hingga 25 mikron.
 Selama proses berlangsung, 67% oksida protektif terintegrasi ke dalam
substrat dan sisanya tumbuh kea rah luar.
 Lapisan yang dihasilkan permeable dan porous sehingga dapat dilakukan
pewarnaan.
 Tipe II biasa digunakan untuk aplikasi arsitektur, bagian pesawat terbang,
otomotif, maupun komputer.
Tipe-Tipe Anodizing
3. Hard Anodizing (Tipe III)
 Menggunakan larutan elektrolit yang sama dengan tipe II namun dengan
konsentrasi yang lebih tinggi pada temperatur yang lebih rendah.
 Lapisan yang dihasilkan lebih tangguh, memiliki ketahanan abrasi yang baik,
ketahanan korosi, anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi, dan memiliki
kekerasan yang baik.
 Lapisan mencapai ketebalan 75 mikron sehingga juga dapat menjadi
insulator listrik yang baik.
 Umumnya digunakan pada peralatan yang membutuhkan ketahanan aus
yang sangat tinggi seperti pada piston dan hydraulic gear.
Langkah Anodizing

1. Celupkan bagian logam ke dalam larutan non-etch cleaner pada 55 – 60°C selama 3 – 5
menit, kemudian bilas dengan air bersih.
2. Lakukan pengetsaan, jika menginginkan hasil yang matte lakukan pada suhu 50°C dalam 50
– 100 g/l NaOH selama satu menit atau lebih lama, kemudian bilas dengan air bersih.
3. Bagian yang telah dietsa, rendam logam dalam larutan desmut 10% HNO3 selama 1 menit,
bilas dengan air bersih.
4. Lakukan anodisasi dengan besar arus 1 – 1.5 A/dm2 selama 30 – 45 menit pada temperatur
kamar (20 - 22°C), bilas selama minimal 1 menit dan lakukan dua kali.
5. Celupkan bagian logam ke dalam dye solution pada temperatur 60oC selama 15 detik hingga
15 menit, bilas.
6. Lakukan sealing dalam nickel acetate sealant selama minimal 20 menit 85 – 90oC, bilas.
Aplikasi Anodizing
Anodizing banyak digunakan pada peralatan sehari-hari. Pada
umumnya dilakukan untuk tujuan dekoratif selain untuk
melindungi logam dari degradasi.

Anda mungkin juga menyukai