Anda di halaman 1dari 25

Potensial Elektroda

Sel Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan
(reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia
yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

• Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk
membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan
produk (rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan
kerja terhadap lingkungan
• Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non
spontan (∆G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
• Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan
listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit
(campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan
Elektroda
• Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu
anoda dan katoda
• Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda.
Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi
(zat pereduksi) dan meninggalkan sel melalui
anoda
• Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda.
Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat
pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda
Sel Volta dan
Sel Elektrolisa
Potensial Sel (ξ sel)
• Selama reaksi sel berlangsung akan terjadi perpindahan elektron
dari anoda ke katoda, hal ini menunjukkan antara anoda ke
katoda ada selisih potensial listrik, ξ sel.
• Bila dua buah setengah sel memiliki kemampuan oxidasi dan
reduksi yang berbeda apabila digabungkan akan menghasilkan
reaksi sel yang spontan, jika sama maka tidak akan menghasilkan
reaksi ξsel = 0.
• Menurut Thermodinamika reaksi yang spontan akan
berlangsungkan bila disertai dengan penurunan energi bebas ΔG
negatif
• Dalam reaksi sel penurunan energi bebas ini akan terwujud
sebagai kerja. Kerja tersebut adalah kerja listrik.
Apabila elektron yang bergerak sebanyak q coulomb dengan perbedaan
potensial sebesar ξ volt akan melakukan kerja sebesar :
q x ξ volt = q ξ joule

Pada suatu reaksi sel yang spontan sejumlah elektron pindah dari anoda ke
katoda mengalami perbedaan potensial sebesar Σ sel. Jika 1 coulomb elektron
yang pindah kerja yang dilakukan :
1 x ξ sel = ξ joule

Sel mengalami perubahan Energi bebas :


ΔG = - ξ sel
Σ sel harus positif bagi sel yang mengalami proses spontan dan ΔG negatif.
Jika 1 mol elektron (1 ekuivalen elektron) yang pindah dari anoda ke katoda
maka :
ΔG = - F ξ sel

Jika perpindahan elektron n ekuivalen maka ΔG = - n F ξ sel

ΔG = perubahan energi bebas


N = perpindahan elektron n ekivalen
F = Tetapan Faraday (96489 coulomb/ekivalen)
ξ sel = potensial sel
Contoh :
Sel volta: Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu
Σ sel = 1,10 volt
Hit : ΔG
Zn  Zn2+ + 2 e-

ΔG = - n F ξ sel
ΔG = - 2 . 96489 . 1,10 joule
= - 2,123 . 105 joule

Joule Zn yang teroksidasi 3 gr :


3
Zn  mol  0,046 mol
65,37
G   2 . 0,049  96489 1,10 joule
 9764,6 joule

Suatu sel disebut dalam keadaan standart bila tiap zat yang terlibat
ada dalam keadaan standart untuk larutan diambil konsentrasi 1 M,
untuk gas diambil tekanan 1 atm, untuk zat padat diambil keaktifan
1, potensial sel dalam keadaan standart diberi simbol ξ °sel
ΔG° = - n F ξ °sel
Potensial Elektroda Standar (ξ osetengah-sel)

• Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait


dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda)
• Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu
ditulis dalam setengah reaksi reduksi
• Bentuk teroksidasi + ne  bentuk tereduksi ξo1/2 sel
• Potensial elektroda standar seperti halnya besaran
termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya
ξ osel = ξ okatoda - ξ oanoda
Contoh :

1) Elektroda standart Zn2+ - Zn dan Cu2+ - Cu dipasangkan


membentuk sel sebagai berikut :

Zn Zn 2 (1 M ) Cu 2 (1 M ) Cu
diketahui : ξ ° Cu - Cu2+ = -0,34 volt
ξ ° Zn - Zn2+ = 0,76 volt
hitung : ξ ° sel

ξ ° sel = ξ ° katoda - ξ ° anoda


= ξ ° Cu2+ - Cu - ξ ° Zn2+ - Zn
= 0,34 volt – (-0,76 volt)
= 1,10 volt
Harga ξ ° sel positif menunjukkan reaksi sel spontan.
Contoh :
2) Sel Fe2+
diketahui : ξ ° Sn4+ - Sn2+ = 0,13 volt(katoda)
ξ ° Fe3+ - Fe2+ = 0,77 volt (anoda)
hitung : ξ ° sel

ξ ° sel = ξ ° katoda - ξ ° anoda


= ξ ° Sn4+ - Sn2+ - Σ° Fe3+ - Fe2+
= 0,13 volt – 0,77 volt
= -0,64 volt
Harga Σ° sel negatif menunjukkan tidak reaksi sel. Agar
ada reaksi sel spontan kedua elektroda dibalik.
Beberapa harga potensial reduksi standar pada suhu 25°C

(setengah sel) Reaksi reduksi ξ 0red (volt)


K+/K K+ + e¯  K - 2,92
Zn2+/Zn Zn2+ + 2e¯  Zn - 0,76
Fe2+/Fe Fe2+ + 2e¯  Fe - 0,44
Pb2+/Pb Pb2+ + 2e¯  Pb - 0,13
H+/H2 H+ + e¯  ½ H2 0,00
Cu2+/Cu Cu2+ + 2e¯  Cu + 0,34
Fe3+/Fe2+ Fe3+ + e¯  Fe2+ + 0,77
Ag+/Ag Ag+ + e¯  Ag + 0,80
Cl2/Cl¯ Cl2 + 2e¯  2Cl ¯ + 1,36
Au3+/Au Au3+ + 3e¯  Au + 1,50
Reaksi Redoks Spontan
• Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga
akan ada reduktor dan oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
• Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (ξ osel> 0) akan terjadi antara
oksidator (sisi reaktan) dan reduktor (sisi produk) yang terletak
dibawahnya
• Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah
Cu2+
Potensial Sel Standar dan Konstanta
Kesetimbangan

0,0592V
o
E sel  log K
n
o
nE sel
log K 
0,0592V
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel

• Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga
pada keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi
pada keadaan standarnya

• Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:


∆G = ∆Go + RT ln Q
sedangkan
∆G = -nF ξ sel juga ∆Go = -nF ξ osel
sehingga
-nF ξ sel = -nF ξ osel + RT ln Q
ξ sel = ξ osel – (RT/nF) ln Q (Persamaan Nernst)
PERSAMAAN NERNST

Pers Nernst digunakan untuk menghitung potensial sel yang tidak


standart.
Reaksi sel :
xX+qQ  yY+pP
Menurut NERNST hubungan Σ° sel dari Σ sel adalah :
RT (Y ) y ( P) p
 sel  sel  ln
nF ( X ) x (Q) q
Dengan memasukkan harga–harga :
R = 8,214 joule / derajad mol
T = (273 + 25) °K
F = 96489 coulomb/ ekuivalen
0,059 (Y ) y ( P) p
Maka :  sel  sel  log
n ( X ) x (Q) q
0,059
 sel  sel  log Z
n
Dengan catatan : keaktifan unsur murni = 1
Contoh :
P + | Sn2+, Sn4+ || Au3+ | Au
Diketahui : ξ o Au3+ - Au = 1,50 volt
ξ o Sn4+ - Sn2+ = 0,13 volt
Hit ξ sel apabila konsentrasi semua larutan 0,1 M
ξ o sel = ξ o katoda ∑o anoda
= ξ o An3+ - An - ξ o Sn4+ - Sn2+
= 1,50 v – 0,13 v = 1,37 volt
A : Sn2+  Sn4+ + 2e- x3
K : An3+ 3e  An x3
R sel : 3 Sn2+ + 2An3+  3 Sn4+ + 2An
4 3 2
0,059 (Sn ) (An)
ξ Sel = ξ o Sel -  log
n (Sn 2 )3 (An3 ) 2
0,059 (0,1)3 (1) 2
 1,37   log
6 (0,1)3 (0,1) 2
Aplikasi Persamaan Nernst
• Saat Z < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka ξ sel > ξ osel
• Saat Z = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka ξ sel = ξ osel
• Saat Z > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka ξ sel < ξ osel
• Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298o
ξ sel = ξ osel – (0,0592/n) log Z (pada 25oC)
Potensial Sel dan Hubungan antara Z dan K

Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s) Z = [Zn2+]/[Cu2+]


Contoh Soal
1.

2.

3.
Sel Elektrolisa
• Prinsip kerja sel elektrolisa adalah energi listrik dari sumber eksternal akan
mendorong reaksi tidak spontan berlangsung

• Sel Volta:
Sn(s)  Sn2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Cu2+ + 2e  Cu(s) (katoda; reduksi)
Sn(s) + Cu2+  Sn2+ + Cu(s) ξ o = 0,48 V

• Sel Elektrolisa:
Cu(s)  Cu2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Sn2+ + 2e  Sn(s) (katoda; reduksi)

• Oksidasi terjadi di anoda dan reduksi terjadi di katoda tapi arah aliran
elektron dan tanda elektroda kebalikan sel volta
APLIKASI SEL ELEKTROLISA

1. Penyepuhan Logam (Elektroplating)


Misalnya penyepuhan logam besi. Agar besi tahan terhadap karat
maka permukaan besi sering dilapisi oleh logam yang lebih stabil,
seperti seng, nikel, atau perak.
Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan
logam penyepuh dipasang sebagai anoda yang dibenamkan dalam
larutan garam dari logam penyepuh dan dihubungkan dengan sumber
arus searah.
Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari besi dengan
perak (Ag), maka garpu dipasang sebagai katoda dan logam perak
dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO3.
2. Pemurnian Logam
Logam yang kotor ditempelkan di anode dan logam murni
ditempatkan di katode. Larutan yang digunakan adalah yang
mempunyai mempunyai kation logam tersebut.
3. Pembuatan senyawa (misal NaOH) atau gas (misal O2, H2, Cl2).
Memperkirakan Produk Elektrolisa
• Elektrolisis lelehan garam murni: Contoh CaCl2(l)
maka kation akan tereduksi dan anion akan
teroksidasi
2Cl-(l)  Cl2(g) + 2e (anoda; oksidasi)
Ca2+(l) + 2e  Ca(s) (katoda; reduksi)
Ca2+ + 2Cl-  Ca(s) + Cl2(g) (overall)
• Elektrolisis Lelehan campuran garam
Spesies yang lebih mudah teroksidasi (reduktor kuat)
akan bereaksi di anoda dan spesies yang lebih mudah
tereduksi (oksidator kuat) akan bereaksi di katoda
• Contoh : Campuran NaCl dan MgBr2 dilelehkan dan
dielektrolisis, prediksikan zat yang terbentuk di
anoda dan katoda?

Anda mungkin juga menyukai