BERANDA
PROFIL DESA
KABAR DESA
PRODUK
KEPENDUDUKAN
KEUANGAN
KEGIATAN
INFOGRAFIS
BUKU PEDOMAN
PELAKSANAAN SURVEI PHBS (PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT)
UPT PUSKESMAS GEMAHARJO
Oleh:
AMINATU ROFI’AH, S. KM (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
NIP. 19831123 201001 2 020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat meyelesaikan Buku Pedoman Pelaksanaan Survei PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
Tatanan Rumah Tangga Tahun 2014 ini tepat pada waktunya.
Pedoman PHBS Tatanan Rumah Tangga ini disusun sebagai pedoman bagi petugas promosi
kesehatan dan kader kesehatan di UPT Puskesmas Gemaharjo.
Rumah tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan setiap anggota rumah tangga untuk
menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya dari gangguan ancaman penyakit melalui
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dengan adanya Buku Pedoman ini diharapkan pelaksanaan program PHBS di wilayah UPT
Puskesmas Gemaharjo bisa berjalan dengan baik dan mampu mengembangkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat.
Disadari sepenuhnya oleh penyusun bahwa Pedoman Pelaksanaan Survei PHBS (Perilaku Hidup
Bersih Sehat) Tatanan Rumah Tangga ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diperlukan
masukan-masukan bagi perbaikan dan penyempurnaannya di masa mendatang.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian buku pedoman ini, kami ucapkan
terima kasih atas kerja samanya yang baik.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
LATAR BELAKANG 5
BAB I PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 7
BAB II DEFINISI OPERASIONAL 8
BAB III MANAJEMEN PELAKSANAAN PHBS 11
BAB IV URAIAN PROSEDUR 13
PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi kehidupan, baik fisik, mental
maupun sosial ekonomi. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan
sumber dayanya dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal
(Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan). Orientasi pembangunan kesehatan yang
semula sangat menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya
kesehatan yang terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran aktif masyarakat. Pendekatan baru
ini menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif. (KepMenKes No. 1202/ 2003).
Adapun visi dari pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan Indonesia Sehat 2010, artinya pada
tahun 2010 bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai target kesehatan tertentu yang ditandai oleh
penduduk yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktikkan hidup sehat dan bersih serta
mampu menyediakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga memiliki
derajat kesehatan yang tinggi. Pencapaian Indonesia sehat 2010 ini sangat ditentukan oleh
pencapaian propinsi sehat, kabupaten atau kota sehat, kecamatan sehat dan bahkan Desa Sehat.
Oleh karena itu, perlu disusun indikator kabupaten sehat dan indikator propinsi sehat yang mengacu
pada indikator Indonesia Sehat 2010. Indikator-indikator yang disusun itu digolongkan sesuai dengan
penggolongan indikator Indonesia Sehat 2010 dan dicantumkan sebagai pedoman bagi daerah
setempat dalam melaksanakan pembangunan kesehatan daerah (KepMenKes No. 1202/ 2003).
Sejak tahun 2008, sistem penilaian terhadap PHBS rumah tangga yang digunakan saat ini adalah
rumah tangga yang menerapkan PHBS dan rumah tangga yang tidak menerapkan PHBS. Suatu
rumah tangga sudah dikatakan tidak menerapkan PHBS jika salah satu indikator PHBS rumah tangga
tidak terpenuhi. Oleh sebab itu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa hampir seluruh rumah tangga
di wilayah kerja Puskesmas Sudimoro belum menerapkan PHBS. Ini bertentangan dengan visi
Indonesia Sehat 2010 yang salah satunya adalah 65% rumah tangga di Indonesia harus memenuhi
persyaratan kesehatan.
PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Ini bertujuan
agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di samping itu, kemampuan bekerja setiap
anggota keluarga meningkat, serta pengeluaran biaya rumah tangga dapat digunakan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan, dan peningkatan pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta
lingkungan yang sehat dan mampu mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
Rumah tangga sehat merupakan aset dan modal utama pembangunan di masa depan. Kesakitan dan
kematian karena penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan
sehat.
BAB I
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS)
1. Definisi
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment)
sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Rumah Tangga Adalah wahana atau wadah, dimana keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-
anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.
PHBS Tatanan Rumah Tangga Adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam erakan kesehatan masyarakat.
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu pasangan usia subur,
ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak. Indikator PHBS adalah
suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga
yang digunakan yaitu mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh
indikator, yaitu:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis
lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama
berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung
zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan
demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan
imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang
sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur
terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor
air limbah.
BAB III
MANAJEMEN PELAKSANAAN PHBS
Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas Promosi Kesehatan
Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua
keluarga yang ada di wilayah Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui
penerapan fungsi-fungsi manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi
kesehatan atau petugas lintas program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di
Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan
Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Pemantauan dan penilaian
4. Penggerakan dan pelaksanaan
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya.
Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah.
Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal
kegiatan. Penggerakan pelaksanaan merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih yang
penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh
petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait.
Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan
penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan. Dalam setiap tahapan
manajemen tersebut petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus
melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri. Secara
singkat, tahapan manajemen output PHBS di Puskesmas/Desa/Kelurahan dan luarannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tahapan manajemen output PHBS di Puskesmas/Desa/ Kelurahan dan luarannya
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut
dinyatakan tidak menjalankan PHBS. Sehingga Rumah Tangga yang menerapkan 10 indikator PHBS
dikategorikan Rumah Tangga Sehat, sedangkan Rumah tangga yang tidak menerapkan salah satu
indikator PHBS dikategorikan Rumah Tangga Tidak Sehat.
BAB IV
URAIAN PROSEDUR
PENUTUP
Buku Pedoman Pelaksanaan Survei PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di wilayah UPT
Puskesmas Gemaharjo sangat dibutuhkan bagi petugas promosi kesehatan dan kader kesehatan di
Posyandu sebagai pegangan dalam melaksanakansurvei dan penyuluhan. Karena itu dukungan
semua pihak harus berjalan sesuai dengan harapan terutama Petugas Puskesmas, Bidan di Desa,
Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Kader Kesehatan dan lintas sektor lainnya. Semoga Buku
Pedoman ini bermanfaat bagi petugas untuk melaksanakan penyuluhan. Amin
Facebook Comments
Bagikan ini:
Facebook
Twitter
WhatsApp
Pinterest
Surat elektronik
Cetak
SEBELUMNYA
Musyawarah Perencanaan APBDes Tahun 2018 Desa Gemaharjo
SELANJUTNYA
Seperempat Abad Peringati Padma Raksasa Sebagai Bunga Nasional
JADI YANG PERTAMA BERKOMENTAR
Tinggalkan Balasan
Pemutar Video
00:00
00:00
Cari untuk:
POS-POS TERBARU
Kucurkan Dana Puluhan Juta,Bukti Kepedulian Pemdes Gemaharjo Pada Guru PAUD dan TPA
Pendaftaran Bakal Calon Anggota DPRD Kabupaten Pacitan Pemilu 2019
Safari Ramadhan Pemdes Gemaharjo, Eratkan Tali Silaturahim dengan Warga Dusun
Yuk Intip Tips Jalankan Puasa Ramadhan
Tradisi Nyekar Jelang Bulan Ramadhan
KOMENTAR TERBARU
ARSIP
Arsip
GALERI
Foto Lainnya
S S R K J S M
« Des Feb »
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
Januari 2018
Copyright © 2019Log Masuk