Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN PADA Tn.

K
PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM
DI RUANG CEMPAKA RUMKIT TK.111 SLAMET RIYADI SURAKARTA

Hari : Senin
Tanggal : 21 Oktober 2019
Jam : 11.00 WIB

A. KeluhanUtama
Nyeri

B. DiagnosaMedis
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera biologis

D. Data yang mendukung


DS : Pasien mengatakan nyeri pada dada menjalar sampai ke tangan .
Paliatif/provokatif : nyeri saat bergerak
Qualitiy : tertusuk - tusuk
Region : dada menjalar sampai tangan
Severitiy: skala nyeri 5
Time: hilang timbul
DO : Pasien tampak menahan nyeri.
Tekanan darah : 130/80 mmHg, HR: 77 kali/menit, RR : 22 kali/menit.

E. DasarPemikiran
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima rangsangan nyeri. Nyeri
dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat
dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi
(Ratnasari, 2013).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 3 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau
berulang akhirnya tidak dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2018).

F. PrinsiptindakanKeperawatan
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan :
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Indikasi :
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut
Prosedur pelaksanaan :
Tahap prainteraksi
1. Menbaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
Tahap kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien
untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2
menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara
perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju
keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa biala rasa nyeri
kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri
Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien

G. Analisa tindakan
Pemberian terapi relaksasi napas dalam pada Tn. K bertujuan untuk
meredakan nyeri yang dialami. Teknik relaksasi nafas dalam dapat
mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system
saraf otonom. Prinsip yang mendasari penurunan oleh teknik relaksasi terletak
pada fisiologi system saraf otonom yang merupakan bagian dari system saraf
perifer yang mempertahankan homeostasis lingkungan internal individu. Pada
saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi p yang akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan saraf
simpatis mengalami vasokonstriksi yang akhirnya menekan pembuluh darah.
Mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolism otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan
dipersepsikan sebagai nyeri (SmeltzerdalamTrullyen, 2013). Saat dilakukan
pemberian terapi relaksasi napas tidak ada kendala. Pasien kooperatif dan pasien
cepat paham dengan apa yang diajarkan.
H. Bahaya dilakukan nya tindakan
Selama dilakukan tindakan relaksasi napas dalam tidak ada kontraindikasi
ataupun bahaya dilakukannya tindakaan. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi
dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau
sewaktu – waktu (Trullyen, 2013). Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif
untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian pemberian farmakologi tidak
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk mengontrol
nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri
dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa
pemulihan tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut bukan merupakan
pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat
episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Pratiwi, 2015)

I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan


Manajemen nyeri (1400)
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST
b. Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri
c. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Monitor tanda – tanda vital (6680):


Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan

S : Pasien mengatakan nyeri.


Paliatif/provokatif : nyeri saat bergerak
Qualitiy : tertusuk - tusuk
Region : dada menjalar sampai tangan
Severitiy : skala nyeri 4
Time : hilang timbul

O : Pasien tampak lebih mampu mengontrol nyeri.


Tekanan darah : 120/80 mmHg
HR: 80 kali/menit, RR : 22 kali/menit.
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri (1400)
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST
b. Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri
c. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi napas dalam dan
terapi musik) untuk mengatasi nyeri
d. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat
prosedur
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Monitor tanda – tanda vital (6680):


Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan.

K. Evaluasi diri
Saya senang bias melakukan pemberian teknik relaksasi napas dalam
secara mandiri. Pada kesempatan yang lain saya ingin mencobanya lagi untuk
meningkatkan soft skill saya. Pada pemberian teknik relaksasi napas dalam, tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.
L. Daftarpustaka

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan


: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Pratiwi, R., Ermiati, dan R. Widiasih. (2015). Penurunan Intensitas Nyeri Akibat
Luka Post SectioCaesarea setelah dilakukan Latihan Teknik Relaksasi
Pernapasan Menggunakan Aromaterapi Lavender diRumah Sakit Al Islam
Bandung. Student e-journals.Vol 1 No 1.

Trullyen, V.I. (2013). Pengaruh Teknik relaksasi Nafas Dalam terhadap


Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria.
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada tanggal 28 oktober 201 pukul 20.00 WIB.

Yudha, Muhammad. (2013). Teori Pengukuran Nyeri. Nuha Medika:


Yogyakarta

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

(galih saputro) ( )

Anda mungkin juga menyukai