Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MAKALAH
PERKEMBANGAN BAHASA

Kelompok:
Lenny Vitaningsih
Irwan Hadi Susanto
Winda Puspita Sari
Dian Fauziyyah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia, dalam hal ini khususnya peserta didik akan mengalami berbagai perkembangan dalam fase
kehidupannya. Antara lain perkembangan biologis, perkembangan perseptual, perkembangan kognitif, perkembangan
bahasa dan perkembangan kemandirian.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan salah satu dari perkembangan-perkembangan tersebut yaitu
perkembangan bahasa.
Berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dengan
hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah
bahasa seperti yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan.
Bahasa manusia adalah hasil dari kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.
Dengan bahasa manusia dapat memberi nama kepada segala sesuatu baik yang terlihat maupun yang tidak
terlihat. Semua benda, nama sifat, pekerjaan, dan hal yang yang abstrak, diberi nama. Secara singkat bahasa adalah
alat yang terpenting bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa itu pengertian perkembangan bahasa?
2. Apa saja tugas-tugas perkembangan bahasa?
3. Apa saja tahap-tahap perkembangan bahasa?
4. Apa saja tipe-tipe perkembangan bahasa?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?

C. Tujuan
Berikut adalah tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa.
2. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan bahasa.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe perkembangan bahasa.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya
dengan orang lain. Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun dengan tanda-tanda dan isyarat.
Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seseorang memerlukan komunikasi dengan orang lain. Sejalan dengan
perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan seseorang (bayi-anak) di mulai dengan meraba (suara atau
bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan
seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasa. Perkembangan pikiran itu dimulai pada
usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun dua atau tiga kata. Berikut laju perkembangannya:
1. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif. Misalnya, “Ibu duduk”.
2. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negative. Misalnya, “Ibu tidak duduk”.
3. Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat berupa keritikan (Ini jelek), keragu-raguan (mungkin), dan
menarik kesimpulan analogi (Ketika anak melihat Ibunya tidur karena sakit, maka setiap dia melihat ibunya tidur dia
menggap ibinya sakit).
B. Komponen Bahasa
Bahasa dapat dibagi ke dalam tiga komponen utama yaitu:
1. Bentuk (form) yang mencakup:
a. Morfologi yaitu ilmu yang membicarakan morfem dan bagaimana morfem itu dibentuk menjadi kata (Mar’at,
2001:61). Sedangkan morfem adalah bentuk linguistik yang paling kecil. Misalnya: tidur, jalan, ber-, ke-, -an, dingin
dan sebagainya.
b. Sintaksis yaitu bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat
dalam suatu bahasa.
c. Fonologi yaitu salah satu bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
2. Isi (content) mencakup:
a. Semantik yaitu studi mengenai arti atau makna suatu perkataan atau kalimat.
3. Penggunaan (use) mencakup:
a. Pragmatik yaitu penggunaan bahasa untuk mengekspresikan intention dan agar seseorang mengerjakan sesuatu.
Dalam hal ini kita melihat interaksi bahasa dan sosialisasi.
Semua komponen bahasa tersebut digunakan manusia untuk mencapai tujuan komunikasi tertentu seperti
memperoleh informasi, menyampaikan ucapan selamat, atau merespon.

C. Tugas-tugas Perkembangan Bahasa


Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling barkaitan.
Keempat tugas itu adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Bayi memahami bahasa orang lain, bukan
memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi dengan memahami gerakan bahasa tubuhnya.
2. Pengembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai secara lambat pada
usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia pra-sekolah dan terus meningkat setelah
anak masuk sekolah.
3. Penyusunan Kata-kata Menjadi Kalimat, kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya
berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan
disertai gerak tubuh untuk melengkapi cara berpikirnya. Contohnya, anak menyebut “Bola” sambil menunjuk bola itu
dengan jarinya. Kalimat tunggal itu berarti “Tolong ambilkan bola untuk saya”.
4. Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui peniruan terhadap suara-suara
yang didengar anak dari orang lain (terutama dari orang tuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya
mereka belum dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti
maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun.

D. Tahap Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa pada anak terjadi dalam beberapa tahap, sebagai berikut:
1. Perkembangan Bahasa Usia Bayi
Pada umumnya ucapan bayi pertama kali terjadi pada usia 6 sampai 10 bulan, walaupun ada juga bayi yang
memerlukan waktu yang lebih lama. Beberapa orang tua memandang bahwa permulaan perkembangan bahasa
bersamaan dengan munculnya kata pertama. Seperti pada usia tiga sampai dengan enam bulan bayi mulai
mengucapkan kata-kata celotehan dan nama orang-orang yang penting seperti baa, maa, paa, binatang yang akrab
(puss), ucapan selamat tinggal (daaa) dan makanan (susu). Untuk melakukan hal itu dengan lancar, sangat ditentukan
oleh kematangan biologis, bukan oleh kemampuan mendengar. Sebenarnya satu kata yang diucapkan seorang bayi
mengandung satu kalimat sempurna. Ini disebabkan keterampilan kognitif atau linguistik bayi yang masih terbatas.
Situasi tersebut diistilahkan sebagai holophrase hypothese yang berarti teori yang menganggap bahwa satu kata
tunggal digunakan untuk menjelaskan suatu kalimat sempurna.
Kadang-kadang anak itu memperluas (overextensions) atau mempersempit (underextensions). Memperluas
(overextensions) adalah kecenderungan anak salah menggunakan kata-kata dengan memperluas makna itu sehingga
mencakup benda yang tidak sesuai dengan makna kata itu. Misalnya anak menggunakan kata “mama” yang berarti
ibu namun kata itu sering digunakan untuk menyebut semua wanita yang ada di sekitarnya. Mempersempit
(underextensions) maksudnya makna kata terjadi ketika anak-anak gagal menggunakan suatu kata untuk
menyebutkan kejadian objek yang relevan. Misalnya anak menyebutkan kata “makanan” ketika melihat nasi dan
lauknya tapi tidak mengatakan demikian ketika melihat camilan.
Untuk anak-anak yang menginjak umur 18-24 bulan, mereka telah memulai mengucapkan pernyataan dengan
dua kata. Misalnya, “Lihat kucing!”. Untuk meyakinkan ungkapan tersebut anak-anak sering mengekspresikannya
dengan bantuan bahasa isyarat seperti gerakan, suara dan konteks.
Tujuan komunikasi bayi pada usia dini adalah untuk menarik perhatian orang tua dan perhatian orang lain di
lingkungannya. Pada umumnya bayi menarik perhatian orang lain dengan membuat kontak mata, membunyikan
ucapan dan menunjukan gerakan tangan, seperti menunjuk jari tangan.
2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Ada beberapa perubahan perkembangan bahasa yang terjadi pada usia dini, diantaranya:
a. Berkenaan dengan fonolofi, beberapa anak usia prasekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok
konsosnan misalnya (str dalam kata strika). Serta sulitnya mengucapkan huruf ‘r’.
b. Berkenaan dengan morfologi, bahwa pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya
lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya.
c. Berkenaan dengan sintaksis, bahwa anak-anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat
ditentukan pada tingkat sintaksis. Mereka mulai tahu aturan yang kompleks tentang bagaimana kata-kata seharusnya
diurutkan menurut subjek, predikat dan objeknya dalam membuat kalimat.
d. Berkenaan dengan semantik, bahwa begitu anak sudah mampu membuat kalimat dan sudah mampu
mengembangkan makna kalimat tersebut dengan cepat.
Anak belajar kata dimulai dengan anak berusia 12 bulan. Sejak usia 1 hingga 6 tahun, anak-anak belajar antara 5
sampai 8 kata setiap harinya. Setelah itu anak-anak cenderung mengalami peningkatan dengan cepat. Bahkan sejak 6
tahun, anak-anak setiap harinya mengalami peningkatan rata-rata 22 kata.
Perbedaan bahasa anak usia 2 dan 6 tahun :
1. Anak usia 6 tahun memiliki keterampilan dalam berdialog lebih baik, sehingga mampu membicarakan benda-
benda yang fisikal (imaginatif).
2. Anak usia 6 tahun mampu menunjukan gaya bicara yang sesuai dengan situasi sosial dan dengan siapa mereka
sedang berbicara.
3. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
Robert E. Owens (1996) menyatakan bahwa usia-usia sekolah adalah periode yang sangat kreatif dalam
perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak-anak usia sekolah dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.
Seluruh perkembangan bahasa dapat mencerminkan kreativitas.
4. Perkembangan Membaca dan Menulis
Pembaca yang terampil akan mampu membuat kesimpulan dan inferensi dari apa yang dibaca. Perlu diketahui
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan membaca pada usia dini adalah kesediaan orang tua
untuk menyediakan serta menciptakan suasana yang kondusif di rumah bagi perkembangan kemampuan membaca
melalui penyediaan bacaan.
Owens (1996) menyatakan bahwa kemampuan membaca pada awalnya diperoleh lebih banyak melalui interaksi
sosial daripada pengajaran formal. Membaca bersama-sama merupakan aktivitas yang bernilai sosial tinggi yang
melibatkan secara aktif orang tua anak. Selain itu, acara televisi juga bernilai penting bagi pengembangan
kemampuan anak.
Anak kelas satu dan dua cenderung fokus menulis tentang dirinya sendiri, selanjutnya anak kelas tiga dan empat
cenderung fokus menulisnya pada reaksi pembaca.

E. Tipe Perkembangan Bahasa


Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut:
1. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
2. Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan
lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk :
a. Adapted information, di sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari,
b. Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain,
c. Command (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman),
d. Questions (pertanyaan), dan
e. Answer (jawaban).
Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada
umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun, sementara yang “socialized speech” mengembangkan kemampuan
penyesuaian sosial (social adjustment).

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


1. Faktor Kesehatan
Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan
mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya.
2. Intelegensi
Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal.
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga
menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya
dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh
perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan
bahasa anaknya) atau kedua-duanya.
4. Jenis Kelamin
Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan wanita. Namun mulai
usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
5. Hubungan Keluarga
Proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang
mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak
(yang penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) akan memfasilitasi perkembangan bahasa anak,
sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan/kelambatan dalam
perkembangan bahasanya.
6. Umur Anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat
kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.
7. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa.
Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Begitu pula
perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain.
8. Kondisi Fisik
Seseorang yang cacat akan terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap atau organ
suara tidak sempurna akan menggangu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan menggangu
perkembangannya dalam berbahasa.
Sedangkan dalam perkembangan berbahasanya, potensi anak untuk berbicara didukung beberapa hal, diantaranya:
1. Kematangan alat berbicara
2. Kesiapan berbicara
3. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
4. Kesempatan berlatih
5. Motivasi untuk belajar dan berlalih
6. Bimbingan

G. Langkah-langkah untuk Membantu Perkembangan Bahasa Anak


1. Membaca
Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang
tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah
anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada sebutkan tadi.
2. Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana.
3. Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun
nama makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak.
Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5. Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka.
Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.

BAB III
IMPLIKASI
A. Implikasi Perkembangan Bahasa dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Perkembangan bahasa sangat berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Agar perkembangan bahasa anak
berjalan secara optimal maka kegiatan pembelajaran harus diciptakan seefektif mungkin. Jika kegiatan
pembelajaran berjalan kurang efektif, maka dapat diprediksi bahwa perkembangan bahasa anak akan terhambat.
Dalam hal ini guru Sekolah Dasar sebaiknya dalam mengajar di kelas menggunakan bahasa yang sesuai dengan
anak-anak atau mudah dimengerti oleh anak, jangan menggunakan bahasa orang dewasa. Misalnya dalam
memberikan contoh-contoh untuk membahas pembelajaran seharusnya menggunakan contoh yang berkaitan dengan
kehidupan anak. Selain itu jika guru menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai
maka akan dicontoh oleh anak-anak dengan menggunakan bahasa yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebaliknya, jika guru menggunakan bahasa yang kasar dan tidak sopan itu pun akan dicontoh oleh anak dalam
pergaulannya.
Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya terutama guru yang
dianggapnya sosok yang selalu benar. Selain itu kondisi ekonomi dan jenis kelamin mempengaruhi perkembangan
bahasa pada anak. Anak perempuan dan laki-laki akan lebih cepat anak perempuan dalam perkembangan menambah
kosa-kata baru, dan anak yang tumbuh dalam kondisi ekonomi lemah dalam pergaulannya akan sering menggunakan
bahasa daerah berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga dengan kondisi ekonominya tinggi akan
menggunakan bahasa nasional dalam pergaulannya. Oleh sebab itu sejak dini anak harus dihadapkan pada lingkungan
yang mendukung bagi perkembangan bahasa yang baik, yaitu lingkungan yang dekat dengan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A. dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Erdiansyah, Muhammad. (2009). Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa Anak. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/zetzue/d/22104651-Tugas-Perkembangan. [14 Pebuari 2012]
Hartono, A. dan Sunarto. (1995). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

http://hvalmband.multiply.com/journal/item/18/Perkembangan_Bahasa.[14 Pebuari 2012]


Irma, Ade Suryani. (2010). Makalah Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak-Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:
http://adeirmasuryani.wordpress.com/2010/11/29/makalah-perkembangan-bahasa-berbicara-pada-anak-usia-dini/.
[14 Pebuari 2012]

Wahab, Rochmat. (1998). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yusuf, Syamsu LN. (2005). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai