Body Mekanik FIXX
Body Mekanik FIXX
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas
tentang “Peran Bidan dalam Pelayanan dan Fungsi Bidan dalam Pelayanan”.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW
semoga selalu terlimpahkan. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Ibu Indrayanti, S.Pd., M.Keb. selaku dosen yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi
kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................................................... 5
D.
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
1.3. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Gerakan (ambulating)
b. Menahan (squatting)
c. Menarik (pulling)
1. Ketinggian.
3. Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong ke depan dari
panggul).
5. Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta
pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.
d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya
tarik ke atas. Ketika melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar
dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut, dan pinggul
untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang
e. Memutar (pivoting)
b. Nutrisi Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh
dapat menyebabkann kelemahan otot dan memudahkan terjadinya
penyakit. Sebagai contoh, tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih
mudah mengalami fraktur.
a. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini
dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi
fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
1.Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
2. Me n i n g k a t k a n r a s a n ya m a n .
3 . Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya
ekspansi dada dan ventilasi paru.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang
menetap
Indikasi
1.Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Cara pelaksanaan:
2. Dudukkan pasien.
3. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur,
untuk posisi fowler (90˚) dan semi fowler (30-45˚).
b. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini
dilakukanuntuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
(Supositoria) melalui anus.
Tujuan
1.Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah
aspirasi.
2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter
mayorotot pinggang
3. Memasukkan obat supositoria.
4. Mencegah dekubitus
Indikasi
1.Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perinea.
2. Pasien yang tidak sadarkan diri.
3. Pasien paralisis.
4. Pasien yang akan dienema.
5. Untuk tidur pada wanita hamil
Cara pelaksanaan:
c. Posisi Trendelenburg
Posisi Trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat
tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Indikasi
1.Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
2.Pasien shock
3. Pasien hipotensi
Cara pelaksanaan:
3. Pada bagian kaki tempat tidur, berikan balok penopang atau atur
tempat tidur secara khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang.
Indikasi
1.Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
2. Pasien dengan ketegangan punggung belakang.
Cara pelaksanaan:
4. Pasang selimut
Gambar 2.4: Posisi Dorsal Recumbent.
e. Posisi Litotomi
Tujuan
Indikasi
4. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk
posisi litotomi.
5. Pasang selimut.
Indikasi
1.Pasien hemorrhoid.
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Cara pelaksanaan:
Prosedur pelaksanaana.
1. Memberitahu pasien tentang hal yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan.
3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, siapkan kursi
roda dalam posisi 45 derajat terhadap tempat tidur.
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu.
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil
dantidak licin.
6. Renggangkan kedua kaki anda.
7. Fleksikan panggul dan lutut Anda, sejajar lutut anda dengan lutut
klien.
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan
tempatkan tangan anda di scapula pasien.
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan
panggul dan tungkai Anda,dengan tetap mempertahankan lutut agak
fleksi.
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis denganlutut.k.
11. Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegangkursi
untuk menyokong.
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien kekursi.
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.
15. Posisikan pasien pada posisi yang di pilih.
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap
pemindahan.Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan
adanya titik tekan.
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.
19. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
20. Observasi keadaan umum pasien.
21. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa lelah pada pasien.
Tujuan :
Persiapan Alat :
a. Tempat tidur
b. Selimut
c. Bantal dan sarungnya
Prosedur pelaksanaana.
a. Memberitahu pasien tentang hal-hal yang akan dilakukanb.
b. Mencuci tangan
c. Mengunci kursi roda,bila tidak memakai kunci bagian belakang
harusdi tahan oleh perawat lain.
d. Perawat berdiri di depan pasien.
e. Kedua tangan perawat memegang pasien dan kedua tangan
pasien.memegang bahu perawat.
f. Membantu pasien berdiri dan keluar dari kursi roda.
g. Menuntun pasien sampai ke sisi tempat tidur dengan
melangkahkankaki secara teratur (kalau pasien melangkahkan kaki
kirinya makaperawat melangkahkan kaki kirinya), kemudian
membantu pasienmembelakangi tempat tidur.
h. Mendudukan pasien kesisi tempat tidur.
i. Merapikan pasien.
j. Mengembalikan kursi roda pada tempatnya.
k. Mencuci tangan
Tujuan :
a. Brancard
b. Pengalas brancard
c. Selimut tipis
d. Tiga orang tenaga perawat
Prosedur pelaksanaan :
1. Menempatkan kereta dorong sedemikian rupa sehingga
membentuksudut 90° yaitu bagian kepala brancard berada pada bagian
kakitempat tidur atau sejajar dengan tempat tidur (bila pasien
dapatmenggerakkan badannya sendiri).
2. Memberitahu pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Mengambil seprei atas dari atas kereta dorong dan menutupnya
padapasien. Perawat yang akan mengangkat pasien berdiri di
sebelahkanan pasien, berdiri menurut tinggi yaitu paling tinggi berdiri
dibagian kepala, yang terpendek berdiri di tengah di antara perawat.
5. Masukkan kaki kiri masing-masing perawat sedikit ke muka/depan
6. Susupkan lengan-lengan perawat di bawah leher, punggung,
bokong,paha, kaki pasien dengan telapak tangan menghadap ke atas
sampai mencapai sisi kiri pasien, telapak tangan perawat dirapatkan
kebadan pasien dengan sedikit ditekan untuk menahan agar
pasientidak lepas/jatuh.
7. Perawat yang berdiri di bagian kepala memberi aba-aba dan
denganserentak pasien diangkat, dan melangkahkan kaki secara teratur
danhati-hati.
8. Meletakkan pasien secara bersama-sama dan perlahan-lahan.
9. Merapikan pasien.
10. Mencuci tangan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan