Anda di halaman 1dari 8

1

Mengenal Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara


(Pelajaran PKn SD Kelas 6)
MENGENAL PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
(Pelajaran PKn SD Kelas 6) ✓ Pada perisai burung garuda pancasila terdapat 5
sila yang digambarkan dengan berbagai lambang. Untuk sila pertama
dilambangkan dengan gambar bintang, pada sila kedua digambarkan dengan
rantai emas. Gambar pohon beringin untuk melambangkan sila ketiga. Untuk sila
keempat digambarkan dengan lambang kepala banteng. Gambar padi dan kapas
digunakan untuk melambangkan sila kelima.

Daftar Isi
1. Nilai Juang Proses
Perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara
 Proses Perumusan
Pancasila
 Berbagai Rumusan
Pancasila
 Makna dari Nilai
Juang dalam Proses
Perumusan Pancasila
2. Nilai Kebersamaan
dalam Perumusan
Pancasila
 Dapat Menghargai Pendapat
 Musyawarah dan Mufakat
3. Meneladani Tokoh Perumus Pancasila
 Tokoh Bangsa dalam Perumusan Pancasila
 Meneladani Sikap Para Tokoh di dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengenal Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara (Pelajaran


PKn SD Kelas 6)
2

Nilai Juang Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara


Proses Perumusan Pancasila
Pada tanggal 29 April 1945 pemerintah militer Jepang membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
disebut Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai. Sidang yang dilakukan oleh BPUPKI dua kali
saja yaitu Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 dan Sidang II tanggal 10 Juli - 16
Juli 1945. Panitia yang dibentuk oleh BPUPKI adalah sebagai berikut:

1. Panitia Perumus yang bernggotakan 9 orang sehingga panitia ini disebut juga
sebagai Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Sembilan orang
tersebut antara lain:

1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Mr. Ahmad Subarjo
5) Abdulkahar Muzakir
6) Mr. Muhammad Yamin
7) Abikusno Cokrosuyoso
8) Haji Agus Salim
9) K. H. A. Wachid Hasyim
3

2. Panitia Perancang Undang Undang Dasar yang ketuanya adalah Ir.


Soekarno. Panitia tersebut lalu membentuk Panitia Kecil Perancang Undang
Undang Dasar yang mana ketuanya adalah Prof. Mr. Dr. Soepomo.

c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, yang ketuanya adalah Drs. Mohammad


Hatta.

d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang ketuanya adalah Abikusno Cokrosuyoso.

Kedua panitia telah menghasilkan hal-hal berikut di dalam melaksanakan


tugasnya:
a. Panitia Perumus telah berhasil menyusun naskah dari Rancangan Pembukaan
Undang Undang Dasar pada tanggal 22 Juni 1945. Rancangan Pembukaan UUD
tersebut lalu dikenal sebagai Piagam Jakarta yang mana Piagam Jakarta tersebut
terdiri atas 4 alinea. Pada alinea 4 terdapat adanya rumusan Pancasila sebagai
dasar negara.
b. Panitia Perancang Undang Undang Dasar telah menghasilkan suatu susunan
rancangan UUD Indonesia pada tanggal 16 Juli 1945.

BPUPKI sesudah menyelaesaikan tugasnya maka kemudian BPUPKI dibubarkan


digantikan dengan badan yang baru yang bernama Dokoritsu Zyunbi Iinkai
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, disingkat PPKI) yang terbentuk pada
tanggal 9 Agustus 1945. Ketua dari PPKI adalah Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta adalah sebagai wakilmya.

PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan mengambil


keputusan sebagai berikut:
 Menetapkan dan juga mengesahkan Pembukaan UUD 1945. Terdapat
rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada alenia keempat
 Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945
 Memilih ketua PPKI sebagai Presiden & wakil PPKI sebagai Wakil Presiden
Republik Indonesia.
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI tersebut terdiri atas dua bagian antara
lain 1). "Pembukaan" yang terdiri atas 4 alinea dan 2). bagian ”Batang Tubuh
UUD” yang terdiri atas 37 pasal, aturan peralihan 3 pasal & Aturan Tambahan 2
ayat dan Penjelasan. Untuk rumusan Pancasila yang digunakan sebagai dasar
negara terdapat pada Pembukaan UUD 1945.
Berbagai Rumusan Pancasila
- Rumusan pertama (Mr. Muh. Yamin, yang secara lisan dikemukakan tanggal 29
Mei 1945) : Peri Kebangsaan; Peri Kemanusiaan; Peri Ketuhanan; Peri Kerakyatan;
Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).

- Rumusan kedua (Mr. Muh. Yamin, yang secara tertulis pada tanggal 29 Mei
1945) : Ketuhanan Yg Maha Esa; Kebangsaan p'satuan Indonesia; Rasa
4

kemanusiaan yg adil & beradab; Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dlm p'musyawaratan/ p'wakilan; Keadilan sosial bg slrh rkyt
Indonesia.
- Rumusan ketiga (Dr. Supomo, pada tgl 31 Mei 1945) : P'satuan; Kekeluargaan;
Mufakat & Demokrasi; Musyawarah; Keadilan Sosial.
- Rumusan keempat (Ir. Soekarno, yaitu pada tanggal 1 Juni 1945) : Kebangsaan
Indonesia; Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi;
Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan yg b'kebudayaan (Ketuhanan Yg Maha Esa,
Ketuhanan yg berperadaban).

Artikel yang terkait dengan judul :


- Rumusan kelima (Panitia 9 atau Piagam Jakarta, pada tanggal 22 Juni 1945) :
Ketuhanan, dgn kewajiban menjalankan syari'at Islam bg pemeluk-pemeluknya;
Kemanusiaan yg adil & beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yg dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dlm p'musyawaratan/ p'wakilan; Keadilan sosial bg
slrh rakyat Indonesia.

- Rumusan keenam (Pembukaan UUD 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945) :


Ketuhanan Yg Maha Esa; Kemanusiaan yg adil & beradab; Persatuan Indonesia;
Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm p'musyawaratan/
p'wakilan; Keadilan sosial bg slrh rakyat Indonesia.
Makna dari Nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila
Selama 3,5 abad bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Belanda dan
dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun. Untuk mewujudkan negara yang merdeka
perlu adanya nilai juang yang tinggi karena diakukan dengan kesungguhan,
tanggung jawab, tanpa paksaan, ikhlas, jujur, tanpa pamrih, pengorbanan dan
dengan semangat yang membara.

Dalam proses perumusan Pancasila terdapat nilai-nilai yang dapat kita


teladani antara lain:
 Semangat persatuan dan kesatuan
 Semangat pengabdian dan jiwa kepahlawanan.
 Semangan untuk membela dan memperjuangkan hak asasi manusia.
 Mengutaakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
 Semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan juga semangat untuk lebih
cinta tanah air.
5

Karena teman-teman adalah pelajar maka belajar dengan rajin untuk


meningkatkan prestasi merupakan nilai juang.
Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
Dapat Menghargai Pendapat
Pada PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA dapat dipakai
sebagai contoh nilai kebersamaan meskipun pada proses tersebut teradi
perbedaan pendapat antar tokoh. Perbedaan pendapat tersebut bukan
merupakan penyebab munculnya suatu perpecahan, namun para tokoh tersebut
tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Manusia pada dasarnya memiliki kepentingan dan kepribadian yang berbeda-


beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga terjadi adanya
perbedaan pendapat. Jika teman-teman mempunyai pendapat, kemukakanlah
supaya orang lain mengerti dan mengetahui, namun pada waktu orang lain
mengemukakan pendapatnya maka kita harus memperhatikannya dengan baik-
baik. Pada waktu kita melakukan musyawarah , kita tidal boleh memaksakan
pendapat kita kepada orang lain atau memotong pembicaraan apalagi
menyingggung perasaan orang lain. Perbedaan yang ada sebaiknya menjadi
pendorong dalam rangka untuk menyatukan pendapat yang ada.

Musyawarah dan Mufakat


Masih ingat bunyi dari sila keempat dari pancasila kan teman-teman? Berukut
adalah makna sila ke-4 dari pancasila :
6

- Kerakyatan. Berasal dari kata rakyat yang memiliki pengertian sekelompok dari
manusia yang mendiami pada suatu wilayah tertentu. Jika kita hubungkan
dengan sila ke-4 memiliki arti bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan
rakyat. Kerakyatan sering disebut juga sebagai kedaulatan rakyat (rakyat yang
berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang memerintah).

- Hikmat Kebijaksanaan. Pemakaian dari akal pikiran yang sehat haruslah dengan
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Lebih mengutamakan
kepentingan rakyat, jujur dan juga bertanggung jawab serta didorong oleh tujuan
sesuai dengan hati nurani yang benar-benar jernih.

- Permusyawaratan. Pada saat merumuskan dan memutuskan diambi didasarkan


pada bebulatan pendapat/ mufakat.

- Perwakilan. Dalam rangka menjalankan kekuasaanya maka rakyat akan memilih


wakil-wakilnya yang dapat mewakilinya yang berada di Dewan Perwakilan.
Berikut ini merupakan sikap kebersamaan yang bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari:
 Tidak memaksakan kehendak diri kita terhadap orang lain.
 Musayawarah yang dilaksanakan memakai akal pikiran yang sehat.
 Semangat kekeluargaan merupakan dasar dalam musyawarah untuk
mufakat.
 Lebih mengutamakan musyawarah dalam rangka pengambilan suatu
keputusan.
 Lebih mengedepankan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi/
golongan.
 Dapat menerima dan juga melaksanakan hasil keputusan secara
bertanggung jawab.
Meneladani Tokoh Perumus Pancasila
Tokoh Bangsa dalam Perumusan Pancasila
- Prof. Muhammad Yamin, SH

Beliau lahir pada tanggal 28 Agustus 1901903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera


Barat. Muhammad Yamin mempunyai kegemaran untuk membaca buku sehingga
beliaua memiliki perpustakaan sendiri. Beliau mempunyai cita-cita yang tinggi
yaitu dapat mempersatukan bangsanya. Unsur pokok sebagai dasar membina
persatuan adalah kesatuan bangsa, kesatuan bahasa dan juga kesatuan wilayah.
Kesemuanya itu disampaikan pada kongres pemuda pada Oktober 1928.
Kemudian menjelang proklmasi beliau juga ikut duduk dalam PPKI. Beliau banyak
menulis tentang buku-buku sejarah dan hukum. Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI Nomor 088/TK/Tahun 1973 tanggal 6 November 1973, Beliau
ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.
7

- Ir. Soekarno

Beliau lahir di kota Blitar, Jawa Timur tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau
juga merumuskan dasar negara Indonesia, yang diberi nama Pancasila. Seperti
yang sudah dijelaskan di atas bahwa Ir. Soekarno dipilih sebagai ketua PPKI.
Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta memiliki
peranan yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia karena merupakan
puncak dari perjuangan seluruh bangsa Indonesia. Kemudian pada tanggal 18
Agustus 1945, beliau terpilih menjadi Presiden yang pertama kali RI. Berdasarkan
Keputusan Presiden RI No. 081/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986, kemudian Ir.
Soekarno ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator.

- Drs. Mohammad Hatta

Beliau lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat tepatnya pada tanggal 12 Agustus
1902. Peran Mohammad Hatta sangat besar dalam menentang penjajah. Beliau
meruakan ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda tahun 1926. Bersama
dengan Ir. Soekarno, beliau ikut memproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Karier politiknya pernah menjabat
sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

- Prof. Dr. R. Supomo

Beliau lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah tepatnya pada tanggal 22 Januari 1903.
Pada zaman pendudukan Jepang, beliau duduk sebagai anggota Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Beliau ahli dalam bidang tata
negara dan dengan keahliannya tersebut beliau banyak berperan dalam
penyusunan UUD 1945. Beliau pernah menduduki sebagai Menteri
Kehakiman, Guru Besar Sekolah Hakim Tinggi, Guru Besar UGM, Rektor UI, dan
Dubes Republik Indonesia di London. Berdasarkan SK Presiden RI No. 123 tahun
1965 tanggal 14 Mei 1965, beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Pembela
Kemerdekaan.

Masih banayak tokoh - tokoh yang lainnya yang dapat kita teladani.
Baca lainnya : Pelaksanaan Demokrasi dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Meneladani Sikap Para Tokoh di dalam Kehidupan Sehari-hari
Sikap yang dapat diteladani dari para tohoh dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
 Memiliki semangat nasionalisme.
 Rasa cinta kepada tanah airnya.
 Mempunyai jiwa besar.
 Mempunyai semangat kerja keras
 Dapat menghormati terhadap hak-hak orang lain
 Dapat menghargai pendapat dari orang lain
 Mempunyai sifat kebersamaan dan gotong royong
 Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentigan pribadi/ golongan.
8

Anda mungkin juga menyukai