Anda di halaman 1dari 4

1.

BATU, KERIKIL, DAN PASIR


Pada awal kelas filsafat di sebuah universitas, profesor berdiri dengan
beberapa item yang terlihat berbahaya di mejanya. Yaitu sebuah
toples mayonaisse kosong, beberapa batu, beberapa kerikil, dan
pasir. Mahasiswa memandang benda-benda tersebut dengan penasaran.
Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin profesor itu lakukan dan mencoba
untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, profesor mulai meletakkan batu-
batu kecil ke dalam toples mayonaisse satu per satu. Para siswa pun bingung,
namun profesor tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu. Setelah batu-
batu itu sampai ke leher tabung, profesor berbicara untuk pertama kalinya hari
itu. Dia bertanya kepada siswa apakah mereka pikir toples itu sudah
penuh. Para siswa sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.
Profesor itu lalu mengambil kerikil di atas meja dan perlahan menuangkan
kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil tersebut menemukan celah di
antara batu-batu besar. Profesor itu kemudian mengguncang ringan toples
tersebut untuk memungkinkan kerikil menetap pada celah yang terdapat di
dalam stoples. Ia kemudian kembali bertanya kepada siswa apakah toples itu
sudah penuh, dan mahasiswa kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah
penuh.
Para siswa sekarang tahu apa yang akan profesor lakukan selanjutnya, tapi
mereka masih tidak mengerti mengapa profesor melakukannya. Profesor itu
mengambil pasir dan menuangkannya ke dalam toples mayones. Pasir, seperti
yang diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam stoples. Profesor
untuk terakhir kalinya bertanya pada murid-muridnya, apakah toples itu sudah
penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA.
Profesor itu kemudian menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi
untuk kehidupan. Dia menyamakan batu dengan hal yang paling penting
dalam hidup, yaitu : Kesehatan, pasangan anda, anak-anak anda, dan semua
hal yang membuat hidup yang lengkap.
Dia kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup anda
nyaman seperti pekerjaan anda, rumah anda, dan mobil anda. Akhirnya, ia
menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam
hidup anda.
Profesor menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan
menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula,
mengacaukan hidup anda dengan hal-hal kecil akan menyebabkan anda tidak
memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga.
Pesan Moral : Perhatikan segala sesuatu yang penting demi kehidupan yang
penuh dengan kebahagiaan. Luangkan waktu untuk bersama dengan anak-
anak dan pasangan anda. Selesaikan pekerjaan anda ketika anda berada di
kantor, jangan saat anda sedang berkumpul dengan keluarga. Dendam
terhadap seseorang tidak akan bermanfaat untuk anda. Dapatkan prioritas
anda sekarang dan bedakan antara batu, kerikil, dan pasir.
2. IBU DENGAN SATU MATA
Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku
membencinya karena hal itu. Aku benci perhatian tak diundang yang aku
dapatkan ketika berada di sekolah. Aku benci bagaimana anak-anak lain
menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibuku bekerja dengan dua
pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi aku justru malu dengan
keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamanya.
Setiap kali ibu saya datang untuk mengunjungi saya di sekolah, rasanya aku
ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap wanita
yang membuat saya menjadi bahan tertawaan sekolah. Pada suatu waktu,
ketika aku ingin meluapkan kemarahan ekstrim, aku bahkan pernah
mengatakan kepada ibu saya bahwa saya ingin dia mati. Aku benar-benar
tidak peduli tentang perasaannya.
Setelah aku tumbuh dewasa, aku melakukan apapun sekuat tenaga untuk
menjauhkan diri dari ibuku. Aku belajar dengan keras dan mendapat pekerjaan
di luar negeri, jadi aku tidak akan bertemu dengannya. Aku menikah dan mulai
membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga,
demi menyediakan kehidupan yang nyaman untuk anak-anakku tercinta. Aku
bahkan tidak memikirkan ibuku lagi.
Namun tidak disangka, ibuku datang untuk mengunjungi rumahku pada suatu
hari. Wajah bermata satunya membuat anak-anak saya takut, dan mereka
mulai menangis. Aku marah pada ibuku karena muncul mendadak dan saya
melarang dia masuk. Kemudian aku berkata : “Jangan pernah kembali ke
rumah saya dan kehidupan keluarga baru saya..!”. Aku berteriak, tapi ibu saya
hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa mampu berkata-kata lagi.
Pada suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah tinggi membawa aku
kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya. Aku tidak bisa
menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir ke gubuk tua
tersebut. Tetangga saya mengatakan kepadaku bahwa ibuku sudah meninggal
dan meninggalkan surat untukku.
Beginilah isi surat ibu :
“Anakku sayang :
Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah
mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-
anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena ibu adalah
wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu
masih kecil sampai tumbuh dewasa.
Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali ke kota
ini untuk reuni sekolah. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini
ketika nanti kamu datang, dan ibu pikir itu adalah waktu yang tepat
untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih
kecil.
Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan
dan kehilangan satu mata. Ibu sangat terpukul karena terus
memikirkan bagaimana nasib anakku apabila anak ibu tercinta
tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia
yang indah dengan sempurna, jadi ibu memberikan padamu sebelah
mata ibu.
Anakku sayang, ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu
dari lubuk hati ibu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali
keputusan ibu untuk memberikan mata ibu. Dan ibu merasa tenang
ketika ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati
hidup yang lengkap.
Dari : Ibumu tersayang.”
Setelah membaca surat dari ibu, air mataku menetes. Aku sangat menyesal.
Diriku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku tidak pernah
sedikitpun bersikap baik pada ibu. Aku bahkan tega menghilangkan dirinya
dari kehidupanku, padahal ibu selalu ada untuk membantuku.
Pesan Moral : Jangan pernah anda menyakiti perasaan orang tua. Karena
anda tidak pernah tahu apa saja yang telah dilakukan oleh orang tua anda
sehingga anda bisa menjadi seperti sekarang. Dan anda tidak akan pernah
tahu kapan orang yang anda sayangi akan meninggalkan anda untuk
selama-lamanya.
3. CATATAN PENYELESAIAN
Untuk membiayai pendidikannya, seorang anak miskin menjual barang dari
pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki-laki ini benar-benar lapar tapi tidak punya
uang untuk membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu
untuk dimakan ketika ia mengetuk pintu di rumah berikutnya.
Seorang wanita muda yang cantik membuka pintu tersebut, dan anak itu
kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia hanya meminta untuk diberi segelas
air, ia terlalu malu untuk meminta makanan. Wanita muda tersebut
membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak
itu.
Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi wanita tersebut hanya
tersenyum dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik
kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun.
Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan perut penuh dan hati
yang penuh kekuatan baru untuk terus melanjutkan pendidikan dan terus
bekerja keras. Namun setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia teringat pada
wanita itu. Seseorang yang telah menanamkan keyakinan baru dan ketabahan
di dalam dirinya.
Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh
baya yang menderita penyakit langka. Ketika wanita tersebut mengatakan
kepadanya nama kota kecil di mana dia tinggal, Dr. Kelly merasa memori
samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara tiba-tiba Dokter itu
tersadar. Dia adalah wanita yang telah memberinya segelas susu bertahun-
tahun yang lalu.
Kemudian dokter melanjutkan konsultasi dengan menyediakan wanita itu
perawatan yang terbaik dan memastikan dia mendapatkan perhatian
khusus. Bahkan, ia mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai seorang
dokter untuk menyelamatkan hidup wanita tersebut.
Setelah lama dirawat di rumah sakit dengan melalui berbagai perawatan,
wanita itu akhirnya siap untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat khawatir
karena akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan
pembayaran biaya perawatannya selama di rumah sakit. Penyakit serius yang
dideritanya dan lamanya ia tinggal di rumah sakit telah menghasilkan tagihan
yang cukup besar. Namun, ketika dia menerima surat tagihan, ia menemukan
bahwa Dr. Kelly telah membayar seluruh tagihannya dan menulis catatan kecil
untuknya.
Dr. Kelly menulis catatan seperti ini : “Sudah dibayar lunas dengan
segelas susu”.
Pesan Moral : Teruslah berbuat kebaikan di dalam hidup anda. Bantulah
orang lain walaupun anda hanya dapat memberikan bantuan kecil. Karena
bantuan kecil yang anda berikan sangat berarti bagi orang lain. Percayalah,
ketika suatu saat anda mengalami kesulitan, akan datang bantuan dari orang
lain. Itulah balasan dari bantuan kecil yang anda berikan di masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai