Anda di halaman 1dari 6

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya sebuah karya sastra adalah replica kehidupan nyata walaupun berbentuk
fiksi, misalnya cerpe, novel, dan drama persoalan yang dituankan oleh pengarang tak terlepas dari
pengalaman pribadi nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering
mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia.

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Nilai-nilai dalam buku tersebut memuat nilai moral, nilai social yang membantu kita
menumbuhkan semangat dan sikap peduli terhadap masalah terutama di lingkungan sekitar yang
dekat dengan kita.

Novel “Stolen Life” mencceritakan tentang kehidupan seseorang yang terkekang selama
beberapa tahun karena dikurung oleh seseorang yang mengalami gangguan seksual dan mental yang
mengingatkan kita untuk sangat berhati-hati ketika melakukan aktivitas di luar yang jauh dari
jangkauan orang.

Ketertarikan peneliti ingin mengetahui nilai-nilai social dan moral yang tergantung di dalam
novel ini, selain itu penelitian ini bertujuan untuk memudahkan pembaca yang kesulitan memahami
isi novel tersebut. Manfaat dari penelitian adalah memudahkan pembaca mengerti isi buku.

1.2 Rumusan Masalah

a. nilai moral apa yang terkandung

b. peristiwa apa yang bias kita pelajari

c. alas an terjadinya peristiwa pada cerita

d. dampak dari peristiwa yang terjadi di dalam cerita

1.3 Tujuan

Penelitian novel ini bertujuan untuk mempermudah calon pembaca menemukan apa
sebenarnya isi buku ini dan apa saja yang menarik di dalamnya. Para peneliti juga ingin memudahkan
para pembaca yang mungkin sulit memahami isi dari novel tersebut.

1.4 Manfaat

Novel ini mengajarkan kepada para pembaca untuk lebih berhati-hati dengan lingkungan
sekitar. Dan utamanya wanita seharusnya lebih bisa melindungi diri dengan orang-orang luar yang
belum dikenal.
Bab II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Novel

Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novellayang secara harfiah berarti “sebuah
barang baru yang kecil”. Novel merupakan salah satu bagian dari sastra berupa prosa. Dalam
bahasa Latin kata novel berasal dari kata novellusyang diturunkan pula dari kata noveis yang
berarti baru. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis lain, novel ini baru
muncul kemudian. Lubis (1994: 161) menyatakan “novel adalah hasil kesusastraan yang
berbentuk prosa yang menceritakan suatu kajian yang biasa dari kejadian itu lahirlah satu
konflik suatu pertikaian yang merubah nasib mereka”.“Novel adalah karya imajinatif yang
mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh”
Kosasih (2012: 60). Sedangkan menurut Clara Reeve (Wellek & Warren, 2014: 260) “novel
adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata dari zaman pada saat novel itu
ditulis. Novel bersifat realistis, novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi; surat,
jurnal, memoar atau biografi, kronik atau sejarah”. Dengan kata lain, novel berkembang dari
dokumen-dokumen.
Dari beberapa pengertian novel yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa novel merupakan karya fiksi yang
mengungkapkanaspek-aspek kemanusiaan yang di dalamnya terdapat konflik atas masalah-
masalah kehidupan seseorang, serta memiliki segi kejiwaan yang disampaikan melalui tok
oh yang dilukiskan secara nyata.
Novel “a Stolen Life” adalah novel yang menceritakan kisah yang ditulis oleh Jaycee Dugard
yang selaku korban penculikan selama 18 tahun yang menceritakan kembali kisah hidupnya selama
diculik yang selama ini menjadi budak seseorang yang mengalami gangguan seksual/pedofil.

Pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau seorang remaja
yang mulai mengalami masa menuju ke dewasa yang biasanya ditandai dengan suatu kepentingan
seksual primer atau ekslusif pada anak prapuber.

2.2 Hakikat Nilai Sosial dan Nilai Moral

2.2.1 Nilai Sosial

Nilai social adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.

Nilai sosial adalah sekelompok ukuran, patokan-patokan, keyakinan, atau anggapan


yang hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat tertentu. sekelompok
keyakinan-keyakinan tersebut dianut oleh banyak orang di dalam komunitasnya, dan memuat
mengenai apa yang beanr, apa yang salah, dan apa yang pantas untuk dilakukan serta yang
tidak pantas untuk dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai sosial sebenarnya merupakan proses pembenaran daripada kehendak masyarakat


di dalam kelompok hidupnya mengenai sesuatu yang dianggap benar dan baik untuk
dijalankan. Nilai-nilai sosial yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Indonesia
berasal dari 3 aspek, yaitu agama (Tuhan), masyarakat, dan individu.
2.2.2 Nilai Moral

Moral menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-
perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang
diperoleh dengan akal budi manusia.

Adapun moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran tentang baik buruk
yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya. Remaja
dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal yang
baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta hal-hal yang
etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian
atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika,
Selly Tokan (dalam Asri Budiningsih, 1999: 5).

Nilai moral dapat diperoleh di dalam nilai moralitas. Moralitas adalah kesesuaian
sikap dan perbuatan dengan hukum atau norma batiniah, yakni dipandang sebagai kewajiban.

Menurut Kohlberg (1977: 5) penalaran atau pemikiran moral merupakan faktor


penentu yang melahirkan perilaku moral. Oleh karena itu, untuk menemukan perilaku moral
yang sebenarnya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya pengukuran moral yang
benar tidak sekadar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapi harus melihat pada
penalaran moral yang mendasari keputusan perilaku tersebut.
Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang
digunakan untuk mencapai tujuan(W.J.S Poerwodarminto1987:649)

Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode penelitian deskriptif. Yaitu


merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti
sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta,
karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

Dalam penelitian kali ini kami berusaha mencari gambaran karakter dari novel ini,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Bab IV

PEMBAHASAN

4.1 Novel a Stolen Life

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baru
dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat . sementara nilai moral adalah nilai berdasarkan
tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.

Dalam novel “a stolen life” mengisahkan tentang penulikan. Jaycee Dugard diculik selama 18
tahun, selama itulah ia berusaha untuk hidup dan mengahadapi keadaan itu.

Ketika berusia 11 tahun jaycee diculik oleh Philip dan Nancy saat akan berangkat kesekolah. Ian yang
masih kecil tidak bisa melakukan perlawanan ketika diculik, ia pun kemudian dikurung dan dikunci
didalam ruangan bawah tanah selama dua tahun. Selama diculik Jaycee mengalami penyiksaan baik
secara psikis maupun secara seksual

Ketika berusia 2 tahun jaycee diculik oleh Philip dan Nancy saat akan berangkat ke sekolah.
Jaycee yang masih kecil tidak bisa melawannya. Jaycee kecil diculik dan dikurung di ruang bawah
tanah selama 2 tahun. Selama diculik jaycee mengalami penyiksaan baik psikis maupun seksual.
Jaycee dijadikan sarana pelampiasan seksual ileh Philip. Jaycee hanya bisa pasrah karena dia tak
mampu melawannya

Semakin lama nasib Jaycee semakin miris. Setelah berkali-kali Jaycee dilecehkan secara
seksual Jycee pun hamil pada usia 14 tahun. Jaycee melahirkan tanpa dibantu oleh ahli medis. Dia
melahirkan hanya dibantu oleh Nancy dan Philip tanpa dibawa kerumah sakit maupun puskesmas.
Pada usia 17 tahun hal tersebut terulang kembali Jaycee melahirkan anak keduanya.

Suatu ketika Philip yang seorang pecandu narkoba ia selalu diawasi oleh polisi untuk
mengecek kadar narkobanya. Dikarenakan hal tersebutlah Jaycee bisa bebas setelah diculik.

Pihak polis membantunya menemukan keluarga dan teman-temannya. Setelah terbebas dari
penculikan Jaycee mengalami gangguan traumatik parah sehngga Jyce perlu menjalani serangkain
pengobatan terapis.
Bab V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai