PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan
dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja
dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di puskesmas adalah
profil kesehatan puskesmas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profil
kesehatan puskesmas ini pada intinya berisi berbagai data / informasi yang
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas khususnya Puskesmas Perak Timur.
Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Profil
Kesehatan Puskesmas perlu dicermati dan sedapat mungkin dalam pembuatannya
ada suatu keseragaman di semua unit kerja berdasarkan petunjuk teknis yang telah
dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Sehingga nantinya profil pada suatau
daerah dapat dikompilasi dengan profil pada daerah lainnya menjadi Profil
Kesehatan Indonesia.
Profil Kesehatan Puskesmas Perak Timur ini disusun dengan
menggunakan format baru, dengan modifikasi dari Petunjuk Teknis Profil
Kesehatan Kota Tahun 2015. Secara umum data yang disajikan beberapa
diantaranya terpilah menurut jenis kelamin. Dengan tersedianya data kesehatan
yang responsif gender, diharapkan dapat mengidentifikasi ada tidaknya serta
besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi
laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
dalam pembangunan bidang kesehatan.
Namun demikan beberapa data dari pemegang program memang masih
belum terpilah menurut jenis kelamin, hal ini dikarenakan tidak adanya
sinkronisasi laporan bulanan yang dibuat dengan laporan pada profil kesehatan.
Banyak sekali laporan dari para pemegang program puskesmas yang tidak berdasar
pada jenis kelamin dan desa sehingga pada saat rekapitulasi di akhir tahun
mengalami banyak kendala.
B. SARAN
Ada beberapa hal yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dan
juga saran agar adanya perubahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan
Puskesmas, yaitu :
1. Sistem pencatatan dan pelaporan yang dibebankan kepada pengelola SP2TP
dan masing-masing pemegang program sangat tidak efektif dan efisien. Banyak
16
sekali laporan yang harus dibuat dan saling tumpang tindih, seperti laporan
SP2TP ( LB 1 sampai dengan LB5 ), dan laporan dari masing-masing program.
Belum lagi pada akhir tahun mereka harus membuat rekapitulasi laporan untuk
pembuatan profil kesehatan puskesmas yang kadang-kadang malah sangat
berbeda dengan laporan bulanan yang telah dibuat.
Seharusnya seluruh laporan ini dibuat dalam 1 bentuk laporan bulanan yang
mewakili penyampaian data baik untuk program di Dinkes maupun dalam
pembuatan profil kesehatan seperti yang telah ada pada juknis profil kesehatan
tentunya hal ini akan lebih efektif, baik dalam penyampaian laporan bulanan ke
Dinkes maupun tepat waktunya pembuatan profil kesehatan puskesmas.
3. Beberapa tabel dalam format laporan profil kesehatan sebenarnya masih belum
sempurna, potensi bermasalah dan tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, seharusnya ini menjadi tanggung jawab bersama bagi
seluruh pelaksana tugas dari tingkat puskesmas, dinas kesehatan kota, dinas
kesehatan provinsi untuk memberi masukan bagi kementerian kesehatan
sebagai pemegang / pembuat kebijakan khususnya dalam penyempurnaan
pelaporan profil kesehatan sehingga tercipta bentuk laporan yang betul-betul
bisa memberi gambaran keadaan yang sebenarnya dari pelayanan kesehatan.
Beberapa tabel yang potensi bermasalah diantaranya :
b. Tabel 30 dan 31 yaitu persentase imuisasi TT pada ibu hamil dan WUS.
17
Imunisasi TT diberikan bukan saja kepada ibu hamil dan WUS tetapi
juga diperhitungkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan imunisasi
TT sejak masih bayi ( jika mempunyai riwayat dan bukti pencatatan ),
sehingga tidaklah tepat yang menjadi pembanding adalah ibu hamil dan
WUS saja, Seharusnya yang menjadi pembanding adalah seluruh
peduduk wanita, namun inipun juga tidak bisa dilakukan karena
perbedaan jumlah penduduk saat sekarang dan masa lampau saat wanita
bersangkutan di imunisasi TT. Sehingga tabel ini sebenarnya hanya
menjadi gambaran kecil saja dari gambaran yang sebenar dan
seharusnya. Dan tentu saja karena pembandingnya tidak
memperhitungkan TT kelompok diluar ibu hamil dan WUS maka
cakupannya pun tidak akan pernah 100%.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN TABEL
No Tabel Hal
20
42. Pelayanan Kesehatan Dalam 10 Peyakit Terbesar 48
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin
43. 49
Menurut Desa dan Jenis Kelamin
44. Persentase Rumah Sehat Menurut Desa 50
45. Persentase Rumah / Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Desa 50
46. Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan 51
47. Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Desa 52
Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut
48. 53
Desa
49. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan Menurut Desa 54
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan Dan
50. 55
Bulan
51. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Desa 56
52. Jumlah Sarana Transportasi ( Kendaraan Dinas ) 57
53. Jumlah Posyandu Menurut Desa Dan Strata 57
54. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Desa 58
55. Data Ketenagaan Menurut Jenis Kelamin Dan Tingkat Pendidikan 59
56. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Harapan 60
57. Penggunaan Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan 61
21