Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Tentang:

GAYA BAHASA

Disusun oleh kelompok 8

DINA OKTAVIA

HANI SEPTIA

STEVANI CAROLINA L.

SYUKRI

Dosen Pembimbing

Zulfahmi HB

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTADAIYAH (B)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)

IMAM BONJOL PADANG

TP 2019/1441H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................................

1.3 Tujuan masalah...............................................................................................................

BAB II GAYA BAHASA


2.1 Pengertian Gaya Bahasa .................................................................................................................
2.2 landasan gaya bahasa..........................................................................................................................
2.2 Jenis-jenis gaya bahasa.....................................................................................................................
2.2 Unsur-unsur ciri kebahasaan ............................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1
Simpulan..............................................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada allah SWT. Atas rahmat dan kesehatan yang telah
diberikan kepada kami sehingga kami dapat membuat makalah dengan judul “gaya bahasa”.
Solawat beserta salam semoga tercurah kepada junjungan kita baginda nabi muhammad
SAW.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi
susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya atau khususnya Gaya Bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style, kata style
diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lililn.
Dalam keahlian menggunakan alat ini dapat mempengaruhhi jelas tidaknya tulisan pada
lempengan lilin tersebut sehingga penekanan dititik beratkan pada keahlian penulisan indah ,
sehingga style berubah menjadi kemanpuan dan keahlian untuk menulis atau mempengaruhi
kata-kata secara indah.

Karena perkembangan itu, Gaya Bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi
atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tiidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa
terstentu untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, persoalan Gaya Bahasa
meliputi semua hirarki kebahasaan, misalnya pilihan kata secara individual, frasa, klausa,
kalimat yang mencakup sebuah wacana secara luas.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian gaya bahasa ?

b. Bagaimana penentuan gaya bahasa?

c. Bagaimana jenis-jenis gaya bahasa ?

d. Bagaimana unsur-unsur ciri kebahasaan?

1.3 Tujuan Masalah

a. Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa

b. Untuk mengetahui penentuan gaya bahasa

c. Untuk mengetahui jenis-jenis gaya bahasa

d. Untuk mengetahui unsur-unsur ciri kebahasaan


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian gaya bahasa

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan
kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan
pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau
majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau
lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara
langsung menyatakan makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan
bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

2. Landasan Penentuan Gaya Bahasa

Untuk merencanakan jenis atau corok gaya bahasa yang akan kita tampilkan,diperlukan
beberapa landasan atau persyaratan.persyaratan-persyaratan itu adalah:

a.sikap jujur
b.sikap mematuhi etika,clan
c.keorinisilan yang menarik
kejujuran merupakan landasan utama dalam menentukan gaya bahasa yang akan di
pakai.kita betapa kekacauan berbahasa seseorang yang di sebabkan oleh ketidak jujuran
orang tersebut dalam mengungkapkan idenya dalam bahasa.

Sikap menjaga etika atau sopan santun juga merupakan dasar utama dalam merencanakan dan
memeilih jenis gaya bahasa yang akan di pakai.sopan santan meliputi sopan santun terhadap
sipembaca atau kepada siapa kita mengkomunikasikan ide ide kita,maupun terhadap materi
yanh akan kita sampaikan.kegagalan komunikasi dalam konteks yang umum sering di
sebabkan oleh faktor ketidak sopanan atau sikap komunikator(penyampai komunikasi)baik
terhadap materi yang di sampaikan maupun lawan pembicara(komunikan).

3. Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Jenis-Jenis Gaya Bahasa terdiri dari :

1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata

Gaya bahasa dapat dibagi menjadi 5 yaitu:

a) Gaya bahasa beku

Gaya bahasa beku adalah gaya bahasa yang digunakan untuk keperluan komunikaasi
pemerintahan yang bersifat mendasar, seperti dalam bahasa undang-undang, undang-
undang dasar, falsafah negara, ketetapan majelis, dan lain-lain. Gaya bahasa yang di
gunakan untuk keperluan tersebut terasa kaku tetapi sakral (meengandung nilai-nilai
kesucian).

Contohnya dalam pembukaan undang-undang dasaar maupun dalam ketetapan MPR

b) Gaya bahasa formal atau resmi


Gaya bahasa formal adalah jenis gaya bahaasa yang di gunakan dalam situasi resmi,
baik dalam acara-acara kenegaraan maupun dalam acara lain.
Contohnya : bahasa guru ketika menerangkan pembelajaran

c) Gaya bahasa nonformal atau tidak resmi


Gaya bahasa non formal adalah jenis gaya bahaasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi. Sebenarnya hubungan antara komunikator dengan komunikan
mempunyai ikatan tinggi-rendah.
Contohnya : atasan dengan bawahan, guru dengan siswa,

d) Gaya bahasa akrab atau gaya bahasa percakapan


Gay bahasa akrab adalah jenis gaya bahasa yang digunakan dalam situasi komukassi
tidak resmi dan hubungan antara komunikator dengan komunikan bukan merupakan
hubungan yang bertingkat.
Contohnya : acara arisan, acara istirahat ketika diadakan pertemuan besar, dan dalam
bentuk tulis sering rerdapat dalam novel remaja.
Akan tetapi gaya bahasa ini juga sering dipakai oleh penulis untuk menyampaikan
idenya.
e) Gaya bahasa santai
Gaya bahasa santai adalah jenis gaya bahasa yang di pakai pada situasi tidak rresmi,
dan hubungan antara komunikator dengan komunikan memiliki kekerabatan.
Contohnya : gaya bahasa yang di pakai ketika dalam situasi santai dalam sebuah
keluarga, antara ayah, ibu, dan anak-anaknya.
2. Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana atau konteks
Jenis gaya bahasa dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Gaya sederhana

Gaya bahasa sederhana dipakai dalm konteks resmi maupun tidak resmi, tetapi tidak
mengandung gaya sugesti tertentu. Proses komunikasi bertujuan untuk menyampaikan
ide, menyampaikan pembuktian dan laporan. Ciri khusus gayabahasa sederhana adalah
tidak adanya unsur emotif dan sugesti.

Misalnya : gaya bahasa guru dalam menerangkan pelajaran, gaya bahasa seorang repoter
dalam menyampaikan laporan.

b. Gaya bahasa mulia dan bertenaga


Digunakan untuk menyampaikan dan menimbulkan emosi penentu para pendengan
atau para pembacanya. Jenis gaya bahasa ini seorang komunikator berusaha
mempengaruhi pendengaran- pendengaran atau komunikannya, agar mau bertindak,
berpikiran atau bersikap seperti apa yang diharapkan komunikator tersebut.
Contohnya : pidato- pidato kampanye, ceramah- ceramah, dan pada kegiatan
keagamaan

c. Gaya bahasa menengah


Merupakan jenis gaya bahasa yang digunakan pada situasi tidak resmi dan hubungan
antara komunikator dengan komunikannya juga tidak bertingkat.

1. Majas/Gaya Bahasa Perbandingan

Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias untuk
membandingkan dan meningkatkan kesan dari suatu kalimat terhadap pembaca atau
pendengar. Majas perbandingan sendiri mempunyai 4 macam, yang dibagi berdasar cara
mengambil perbandingannya,yaitu:
a) Majas Perumpamaan atau Asosiasi

Yaitu majas yang menggunakan gaya bahasa membandingkan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda tapi sengaja dianggap sama. Majas ini sering menggunakan kata seumpama, seperti,
bagai, bagaikan, dan laksana.

Contohnya sebagai berikut:

Bagai mencari semut dalam jerami.

Wajah Aisyah sendu laksana rembulan malam.

Semangat Ubay membara bagaikan api.

Mukamu indah seperti mentari.

b) Majas Metafora

Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu secara langsung tanpa kata
penghubung. Sederhananya metafora adalah membandingkan dua hal secara langsung
sehingga memiliki makna baru.

Contohnya:

Ghilad menjadi Anak Emas Juragan Ahkong.

Varid adalah buah hati Vatih.

Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo.

Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?

Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet Marketing.

c) Majas Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tak bernyawa dan
membuatnya seolah-olah memiliki sifat hidup, dan dapat berbuat layaknya makhluk hidup.

Contoh:

Peluru mengoyak tubuh Andi.


Badai menerjang Jakarta.

Peluit panjang wasit menjerit menandai berakhirnya pertandingan futsal Sintesa vs


Hidayatullah.

Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian besar desa Magetan.

d) Majas Alegori

Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan antara satu hal yang
bertautan dengan hal lain.

Contoh:

Suami adalah nahkoda, istri adalah juru mudi dalam sebuah bahtera rumah tangga.

Majas alegori juga sering berbentuk cerita yang mengandung pesan-pesan moral.

Contoh lainnya dalam bentuk yang lebih panjang;

Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air dalam sungai yang kadang menyusuri
tebing-tebing, kadang-kadang menabrak bebatuan, sesekali bermuara dalam indahnya hilir,
tak jarang pula berakhir diperairan dangkal.

4. Ciri-ciri Gaya Bahasa

Keraf (2010:113–115) mengungkapkan bahwa sebuah gaya bahasa yang baik harus
mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Ketiga unsur tersebut
adalah sebagai berikut.

1) Kejujuran

Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan
benar dalam berbahasa. Pemakaian kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat
yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis
tidak menyampaikan isi pikirannya secara terus terang; ia seolah-olah menyembunyikan
pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat yang berbelit-
belit tak menentu. Bahasa adalah alat untuk kita bertemu dan bergaul. Sebab itu, ia harus
digunakan pula secara tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.

2) Sopan-santun

Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau menghormati


penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau
pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan
kesingkatan.

Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau pendengar memeras
keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau dikatakan. Kejelasan dengan demikian akan
diukur dalam beberapa butir kaidah berikut, yaitu:

1) kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;

2) kejelasan dalam korespodensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-kata atau
kalimat tadi;

3) kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;

4) kejelasan dalam penggunaan kiasan dan perbandingan.

Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha unutk mempergunakan kata-kata secara efisien,
meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang bersinonim secara longgar, menghindari
tautologi; atau mengadakan repetisi yang tidak perlu.

3) Menarik

Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui bebrapa komponen berikut: variasi, humor
yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi).
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis
sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis.

Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun tulisan,
adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan untuk
memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.

2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak kekurangan dan kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai motivasi bagi kami untuk membuat makalah lebih baik lagi dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Http://astriaprillia.blogspot.com

Http://dinizakiah-dizanursalamah.blogspot.com

http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-gaya-bahasa-atau-majas-dan-jenisnya-serta-
contohnya.html

https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa/

Keraf, Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai