Pesantren Di Antara Generasi Alfa Dan Ta
Pesantren Di Antara Generasi Alfa Dan Ta
2 Februari 2018 94
Erfan Gazali
IAIN Syekh Nurjati
Erfangazali@gmail.com
Abstract
Pesantren as an educational institution-based religion that has the main
task of transmission of Islamic knowledge, maintenance of Islamic tradition
and reproduction of 'ulama' has been faced with the challenges of changing
times and the character of generations that live in the present. This study is
descriptive explorative which analyzes the challenges of pesantren in the
aspects of education and da'wah in the fourth industrial revolution era (RI
4.0) and the presence of students from alpha generation with all their
characteristics as digital natives. This paper uses generation categorization
theory by Bencsik, Juhász, & Horváth-Csikós (2016), industrial revolution
by Schwab, K. (2016, i-scoop. (2018) and pesantren studies by (Azra and
Jamhari 2006; Ahmad, 2010).
Abstrak
Pesantren sebagai Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama yang
memiliki tugas pokok yaitu transmisi ilmu-ilmu dan pengetahuan Islam,
pemeliharaan tradisi Islam, dan reproduksi (calon-calon) ulama telah
dihadapkan pada tantangan perubahan zaman dan karakter generasi yang
hidup pada masa sekarang. Kajian ini bersifat deskriptif eksploratif yang
menganalis tantangan pesantren dalam aspek pendidikan dan dakwah di
era revolusi industri keempat (RI 4.0) dan kehadiran peserta didik dari
generasi alfa dengan segala karakteristik mereka sebagai penduduk asli
digital. Tulisan ini mengunakan teori kategorisasi generasi oleh Bencsik,
Juhász, & Horváth-Csikós (2016), revolusi industri oleh Schwab, K. (2016,
i-scoop. (2018) dan kajian pesantren oleh (Azra dan Jamhari 2006;Ahmad,
2010)
Kata kunci: Pesantren, Revolusi Industri 4.0, penduduk digital, Generasi
alfa
kehidupan (Pouris, 2012). Kondisi gaya hidup yang semakin modern. Hal ini
mengiring kita memasuki era baru dalam memunculkan generasi baru dengan
kehidupan kemanusiaan terutama bidang perubahan perilaku sosial yang berbeda
manafuktur dan industri yaitu revolusi dari sebelumnya. Istilah generasi mengacu
industri keempat atau disebut juga sebagai pada sekelompok orang yang secara
industri 4.0 (selanjutnya disingkat RI. 4.0) perkiraan berada di usia yang sama dan
Transformasi digital manufaktur memiliki pengalaman sosial utama
dan pemanfaatan teknologi platform (seperti keadaan ekonomi, peristiwa
ketiga menjadi identitas RI 4.0. Teknologi sejarah, dan nilai-nilai budaya yang
informasi menjadi basis dalam kehidupan dominan) yang memiliki potensi untuk
manusia. Semuanya tanpa batas dengan saling memperngaruhi. Generasi biasanya
penggunaan daya dan data komputasi tak ditentukan oleh kohort kelahiran (Strauss
terbatas, karena dipengaruhi oleh & Howe, 1991).
perkembangan Internet dan teknologi Generasi Alfa adalah istilah yang
digital masif sebagai tulang punggung diberikan oleh peneliti sosial Mark
gerakan manusia dan mesin serta McCrindle untuk kategori orang-orang
konektivitasnya. Revolusi ini akhirnya yang lahir pada tahun 2010 dan
mengubah perspektif seseorang dalam setelahnya, angka kelahiran generasi ini
menjalani kehidupan modern dan diperkirakan sekitar 2,5 juta setiap
canggih.(i-scoop, 2018) Klaus Schwab minggunya di seluruh dunia. Mereka akan
sebagai pendiri sekaligus ketua forum bermain, belajar, dan berinteraksi dengan
ekonomi dunia mempertegas kondisi cara baru. Mereka dilahirkan di era digital,
diatas, masuknya era RI 4.0 ditandai dimana perangkat teknologi berada pada
dengan kemunculan superkomputer, tingkat kecerdasan yang tinggi.
robotika, kendaraan tanpa pengemudi, lingkungan fisik dan digital saling
editing genetik dan perkembangan terhubung menjadi satu. Ketika mereka
neuroteknologi yang memungkinkan tumbuh dewasa, teknologi telah menjadi
manusia untuk lebih mengoptimalkan bagian hidup mereka dan akan
fungsi otak (Schwab, 2016), kecerdasan membentuk pengalaman, sikap, dan
buatan (Artificial intelligence), big data, harapan mereka terhadap dunia. Beberapa
nano teknologi, komputasi quantum, ahli saraf dan psikolog bahkan percaya
seluruhnya ditujukan untuk kesejahteraan bahwa pola pikir mereka akan berbeda
manusia. (Tjandrawinata, 2016) dari generasi sebelumnya. (WIRED,
Kemajuan sains dan teknologi telah 2017). Konsep "terkoneksi jaringan
membawa babak baru bagi peradaban internet" adalah pusat aktifitas generasi
manusia, Daya jangkau yang sangat luas Alfa, bahkan melebihi generasi Z sebagai
membuat interaksi manusia dalam dimensi pendahulu mereka (Riedling, 2007).
ruang dan waktu semakin tak terbatas. Berdasarkan kondisi diatas,
Perangkat teknologi sejatinya diciptakan pertanyaan mendasar yang menarik untuk
untuk memudahkan manusia dalam dicermati. Bagaimana lembaga pendidikan
menjalani berbagai aktivitas kehidupan Islam khususnya pesantren merespon
sehingga memicu perubahan sikap, tuntutan perubahan di era RI 4.0?.
perilaku, dan cara hidup yang semakin Pertanyaan tersebut terus dieksplorasi
efisien dan produktif, serta perubahan untuk menemukan kekuatan ide pada
aspek pendidikan tentang (1) apa dan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan
bagaimana tantangan pesantren dalam di pesantren meliputi pendidikan Islam,
dunia pendidikan di era RI 4.0 terutama dakwah, pengembangan kemasyarakatan
hadirnya generasi baru dari masyarakat dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para
digital yang akan menjadi calon-calon peserta didik pada pesantren disebut santri
santri pesantren dimasa mendatang? (2) yang umumnya menetap di pesantren.
apa dan bagaimana tantangan pesantren Tempat dimana para santri menetap, di
terhadap perubahan perilaku masyarkat lingkungan pesantren, disebut dengan
digital dalam memperoleh informasi istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah
keagamaan? pondok pesantren (Dirjen Kelembagaan
Agama Islam, 2013).
Metode
Secara eksplisit Imam Zarkasyi
Jenis penelitian yang dipilih oleh memaknai pesantren sebagai lembaga
penulis ini adalah penelitian kepustakaan pendidikan Islam dengan sistem asrama
(library research), karena sumber data atau pondok, di mana sosok kyai sebagai
yang digunakan adalah seutuhnya berasal figur sentral, masjid sebagai pusat
dari perpustakaan atau dokumentatif, kegiatan yang menjiwainya, dan
Yakni mengkaji sumber data yang terdiri pengajaran agama Islam dibawah
dari literatur-literatur yang berkaitan bimbingan sang kyai yang diikuti para
dengan tema pesantren, generasi alfa dan santri sebagai kegiatan utamanya
revolusi Industri 4.0. Penelitian ini (Wiryosukarto & Efendi, 1996).
menggunakan (Neuman, 1994; Berg, Berdasarkan data Bagian Data,
2001) Sistem Informasi, dan Hubungan
Selanjutnya pengolahan data dalam Masyarakat Sekretariat Direktorat
penelitian ini menggunakan metode Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
deskriptif-analitis, yaitu model penelitian Agama yang dikutip dari laman koran
yang berupaya mendeskripsikan, Republika di tahun 2016 terdapat 28,194
mencatat, menganalisa dan pesantren yang tersebar baik di wilayah
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang kota maupun pedesaan dengan 4,290,626
ada sehingga diharapkan memberi santri (Muhyiddin, 2017).
gambaran kepada lembaga pesantren Pesantren memiliki tradisi khas
dalam mensikapi perilaku masyarakat yang tidak dimiliki oleh lembaga
digital terutama hadirnya generasi alfa pendidikan di luar pesantren. Tradisi-
sebagai generasi yang lahir di era revolusi tradisi itu diwariskan dari generasi ke
industri ke empat. generasi untuk kelangsungan hidup
Hasil dan Pembahasan pesantren dari waktu kewaktu (Dhofier,
1994). Pesantren bukan semata-mata
Kata pesantren bersinonim dengan
sebagai sebuah institusi pendidikan saja.
kata surau (di Sumatera Barat) dan dayah
Sejak kemunculannya, pesantren sebagai
(di Aceh), kata pesantren atau pondok
sebuah institusi yang telah berakar kuat di
pesantren lebih umum dikenal masyarakat
dalam masyarakat Indonesia. Pesantren
Jawa dan Kalimantan (Tan, 2014).
merupakan produk dari sistem pendidikan
Pesantren didefinisikan sebagai lembaga
pribumi yang memiliki akar sejarah,
pendidikan keagamaan yang mempunyai
budaya dan sosial di Indonesia. Oleh
kekhasan tersendiri dan berbeda dengan
Pesantren Di Antara Generasi Alfa Dan Tantangan Pendidikan di Era
ERFAN GAZALI
Revolusi Industri 4.0
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol. 2, No. 2 Februari 2018 98
sebanyak 27,5 juta jiwa dari seluruh total MENGAPA sekarang menjadi bagian
penduduk Indonesia atau terdapat 10,7% yang sangat penting untuk dipelajari.
yang terkategori generasi alfa. Siswa perlu belajar cara berpikir,
Menurut Kartadinata (2018) jumlah bukan apa yang harus dipikirkan, dan
generasi digital yang suka berinteraksi di itu termasuk menjadi metakognitif
internet di Indonesia mencapai 54 persen, tentang tindakan dan pilihan mereka
Asia sebanyak 55 persen. Mereka merasa sendiri.
ada yang kurang tanpa media sosial.
2. Memberikan pembelajaran dengan
Generasi yang mengalami hal seperti ini
fleksibilitas dan tujuan yang lebih
di Indonesia mencapai 69 persen, Asia
besar (Provide learning with
sebanyak 46 persen.
flexibility and a greater purpose)
Menjadi pendidik generasi yang
sangat akrab dengan teknologi dengan Generasi Alfa akan tertarik pada
informasi yang melimpah bukan hal yang keaslian dan menolak materi
mudah. Ada sejumlah hal yang perlu pelajaran yang terpisah dengan
disiapkan oleh guru dan lembaga konteks yang mereka alami. Mereka
pendidikan dalam menyiapkan sistem ingin menciptakan produk bernilai
pendidikan untuk generasi ini. menurut yang memungkinkan mereka
Zmuda, Alcock, & Fisher (2017), terdapat memadukan materi yang mereka
empat hal yang perlu disiapkan oleh guru pelajari dengan pengalaman
sebelum siswa-siswa dari generasi alfa pengetahuan yang mereka miliki dan
memasuki ruang belajarnya : menunjukkan apa yang mereka
ketahui tersebut dengan cara yang
1. Fokus pada keterampilan, bukan tidak tradisional. Guru perlu
isi materi (Focus on skills, not mempertimbangkan hasil belajar yang
content) memungkinkan siswa dapat
Bukan suatu berlebihan di era menunjukkan apa yang mereka
teknologi dengan akses informasi ketahui dan mampu lakukan dengan
yang terbuka saat ini bila kita cara inovatif dan kreatif di berbagai
nyatakan bahwa materi belajar dan bidang materi dan berbagi kreasi
perangkat aksesnya sangat melimpah tersebut dengan masyarakat virtual
dan tersedia dimana saja dan kapan (virtual community) baik lokal
saja. Ditopang pesatnya maupun global.
perkembangan perangkat teknologi
3. Perencanaan untuk peningkatan
gawai dan kecepatan internet yang
kemampuan kolaboratif (Plan for
dapat digunakan siswa untuk collaboration):
mengakses banyak informasi
termasuk materi-materi belajar. Dalam beberapa tahun terakhir,
Karena itu, tugas guru harus lebih orientasi belajar mengarah pada
memperhatikan keterampilan kemampuan berpikir kritis dan
siswanya ketimbang pada isi materi. mengatasi masalah secara kreatif
Terkait APA yang akan mereka (Learning innovation skills),
pelajari sudah ada di luar sana. khususnya melalui upaya kolaborasi
Tinggal BAGAIMANA dan dengan siswa lain. Teknik ini akan
terus berlanjut. Guru perlu
Pesantren Di Antara Generasi Alfa Dan Tantangan Pendidikan di Era
ERFAN GAZALI
Revolusi Industri 4.0
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol. 2, No. 2 Februari 2018 101
Tafasir, I-waris dan sejenisnya akan Shomad; (3) Kanal Aa Gym official
banyak membantu proses pembelajaran dikelola oleh pesantren Darut Tauhid
dan percepatan pemahaman secara Bandung yang menjadi sarana dakwah
komprehensif. KH. Abdullah Gymnastiar, tidak hanya
di youtube tetapi juga melalui fanpage
2. Membuat kanal (channel) kajian
facebook dan website.
keislaman
Dahulu dakwah banyak dilakukan Kesimpulan
dengan menggunakan media cetak Pesantren sebagai salah satu
semacam koran, buletin, majalah, lembaga pendidikan agama yang menjadi
selebaran pamplet dan lainnya. rahim bersemayamnya para calon
Sekarang hal itu mulai ditinggalkan. cendikiawan muslim, ia juga memiliki
Ongkos yang mahal, distribusi yang mandat untuk menjalankan misi
terbatas, dan kompleksitas produksi- pendidikan berdasarkan Pasal 1 (1) UU
distribusi-konsumsi yang nyata telah Nomor 20/2003 yaitu mengembangkan
membuat orang berpindah dari potensi diri perserta didik untuk memiliki
teknologi konvensional tersebut ke kekuatan spiritual keagamaan,
dunia digital. Bila dulu dakwah pengendalian diri, kepribadian,
dilakukan dengan media elektronik kecerdasan, berakhlak mulia serta
semacam tivi dan radio yang memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya,
keterbatasan pada waktu siar, maka masyarakat, bangsa dan negara. Saat ini
hari ini pun perlahan mulai dalam era informasi global, metode dan
ditinggalkan (terutama di perkotaan) pendekatan pebelajaran telah berkembang
mereka lebih suka menonton live dengan cepat seiring dengan perubahan
melalui media Youtube atau facebook pola pikir dan gaya masyarakat di
yang menyediakan layanan streaming dalamnya yang tidak lagi bisa
secara kegiatan dakwah, sehingga memaksakan cara mendidik 100 tahun
mereka bisa belajar dan mengikuti lalu. Ketersediaan terabyte informasi yang
proses pengajian tanpa harus dibatasi lahir dari revolusi digital membuat semua
ruang dan tempat dan mengonsumsi orang dapat mengakses ilmu pengetahuan
pesan-pesan agama di sela-sela tanpa dibatasi ruang dan waktu, karena itu
kesibukannya sebagai manusia modern. kurikulum pesantren terus didorong agar
Beberapa pesantren dan komunitas kontekstual dengan kebutuhan zaman
keagamaan pun sudah mulai dengan mengambil sesuatu yang
menjadikan teknologi sebagai bagian dipandang manfaat-positif untuk
media dakwah dalam menyampaikan perkembangan pesantren itu sendiri,
pesan-pesan agama diantaranya (1) pendekatan pembelajaran di pesantren
kanal alBahjah TV yang dikelola oleh harus mampu merangsang kemampuan
pesantren al-Bahjah Cirebon secara berpikir kritis santri, sikap kreatif dan juga
konsisten menyebarkan dakwah dan merangsang santri untuk bertanya
tausiyah Buya Yahya atau (2) kanal sepanjang hayat. tetapi di sisi lain
Tafaqquh kelompok kajian keilmuan pesantren tetap mampu mempertahankan
Islam yang menyebarluaskan pengajian identitas dirinya sebagai penjaga tradisi
subuh dan tabligh akbar ustad Abdul