Di susun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
Page ii
DAFTAR ISI
Page iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berati sekolah. Jadi, skolastik berarti
aliran ataukaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah
filsafat abad pertengahan.
Istilah skolastik ini berasal dari bahasa latin “Scholacticus” yang berarti murid, sebagai suatu
gerakan filsafat dan keagamaan yang berupaya mengadakan sintesa antara akal budi manusia
dengan keimanan. Atau menerapkan metafisika Yunani ke dalam keyakinan Kritiani, dalam hal
ini metode yang digunakan adalah disputatio, yaitu membandingkan argumentasi antara yang pro
dan kontra.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan skolastik?
2. Apa tujuan dan manfaat dari skolastik
C.Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang masa skolastik.
D.Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini, yaitu pembaca khususnya mahasiswa dapat memahami
bagaimana sejarah pemikiran ekonomi masa skolastik.
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian skolastik
Istilah skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berati sekolah. Jadi, skolastik
berarti aliran ataukaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah
filsafat abad pertengahan.
Istilah skolastik ini berasal dari bahasa latin “Scholacticus” yang berarti murid, sebagai suatu
gerakan filsafat dan keagamaan yang berupaya mengadakan sintesa antara akal budi manusia
dengan keimanan. Atau menerapkan metafisika Yunani ke dalam keyakinan Kritiani, dalam hal
ini metode yang digunakan adalah disputatio, yaitu membandingkan argumentasi antara yang pro
dan kontra.
Istilah ini pertama kali muncul di Ghalia dengan tokohnya Abaelardus, Anselmus dan Petrus
Lombardus, dan mengalami kejayaan pada abad 12 dengan tokohnya Thomas Aquinas,
Beraventura, Dun scotus dan Ockham.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, yakni sebagai berikut
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika,
serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran
tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman pertengahan, ajaran-ajaran
gereja memang jauh lebih dominan disanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-
penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi lemah.
Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-ordinat dari pengorbanan, serta
perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat dengan aturan-aturan
moralitas. Orang di jaman itu menganggap kekayaan materi perlu sebab tanpa materi tidak bias
menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Bagaimanapun juga, motif ekonomi sangat
dikecam, digambarkan dengan kalimat “the merchant can scarely or never be pleased to God”.
Page 5
B. Ekonomi Zaman Pra-klasik
pada masa pra-kelasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi masa yunani
kuno skolastik.
tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu plato, Aristoteles, Xenophone.
1. Plato
Gagasan plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah
Negara ideal. Kata plato, dalam sebuah Negara ideal, kemajuan tergantung pada
pembagian kerja yang dimaksudkan untuk untuk pembangunan kualitas kemanusiaan.
Plato dapat dikatakan sebagai orang yang sangat mengecam kekayaan dan kemewahan.
Agar tiap orang bias hidup sejahtera secara merata, maka manusia perlu dan kewajiban
mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi
kewajaran. Kalau nafsu keserakahan ini tidak bias dikndlikan, maka sebagian orang akan
hidup kemewahan, sedang yang lain akan hidup degan kesengsaraan dan kehinaan.
2. Aristoteles
Menurut aritoteles ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya
yang harus dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga yang meletakkan pemikiran dasar
tentang teori nilai dan harga. Aristoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua
cabang yaitu, kegunaan (use) dan keuntungan (gain).
C. Masa skolastik
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah tika,
serta besarnnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh tersebut
dipengaruhidengan kuat oleh ajara greja. Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lain, St.
Albertus magnus, dan St. Thomas Aquinas.
a.Albertus Magnus
Di samping sebagai birawan, Albertus Mangnus juga dikenal sebagai cendikiawan Abad
Pertengahan. Ia lahir dengan nama Albert Von Bollstadt yang juga dikenal sebagai “Doktor
Universalis” dan “Doktor Magnus”, kemudian bernama AlbertusMangnus (Albert the Great). Ia
mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu
pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi di Bologna, dan masuk ordo
Dominican tahun 1223, kemudia masuk ke Koln Jerman menjadi dosen filsafat dan teologi.
Selain daripada itu ia juga mengantarkan ajaran Aristotelesdi Eropa Barat, yang oleh karenanya
telah membuka keterangan yang baru bagi pemikiran Kristiani terhadap gagasan-gagasan dasar
filsafat Aristoteles. Lebih dari siapa pun ia telah memperkenalkan Aristotles kepada dunia Barat.
Sekalipun demikian ia tetap setia kepada beberapa dalil Neoplatonisme bahkan telah
memperkuat pengaruh Neoplatonisme dengan keterangannya yang mengenai ajaran Dionision
dan Areopagos.
Page 6
b.Thomas Aquinas
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga
disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli
teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari
filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya:
Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai “Ahli teologi utama orang Kristen.” Bahkan ia
dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Selain itu juga
merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang teolog dan filsuf dari
Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus, pandangan Tomhas Aquinas banyak dipengaruhi
oleh pandangan Aristoteles serta ajaran Injil.
Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa
memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual
sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh
Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang
dilakukan tanpa usaha an biaya.
Pandangan Thomas Aquinas ini sudah tidak berlaku lagi sekarang. Dengan meminjamkan uang
kepada orang lain, si pemilik uang tidak akan mendapat manfaat saat ini dari uang yang
dimilikinya. Jika seseorang meminjamkan uangnya kepada orang lain dan kemudian orang itu
memanfaatkan uang tersebut untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, maka sudah wajar jika
si pemberi pinjaman diberi kompensasi atas kesempatan untuk mendapat untung (oppotunity
cost) yang telah diberikan kepada sipeminjam, disamping kemungkinan bahwa si peminjam tidak
dapat mengembalikan pinjamannya. Melihat adanya kebenaran dalam pendapat Thomas Aquinas
tersebut, maka pendapat itu selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan sehingga
menjadi suatu pembenaran dalam penetapan beban bunga atas transaksi pinjam meminjam uang.
Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid
Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir
dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-
pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat
Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-
ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah Pangeran
Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya
anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino untuk
dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte
Cassino, ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana,
ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo
Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh
orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya
sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245,
Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.
Page 7
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah
universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 —
1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat
Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale
di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 – 1252.
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254) dan
Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris. Kecakapan
Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah dalam bidang
filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo,
selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas dipanggil kembali ke Paris. Ia hanya
tiga tahun berada di sana karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah
Dominikan di Naples.
Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di biara
Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang kudus pada
tahun 1323.
1. Faktor Religius
Maksud faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan religius. Mereka
beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem, dunia ini
bagaikan negeri asing dan sebagai tempat pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan).
Sebagai Dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga.Manusia tidak dapat sampai ke tanah
airmya (Surga) dengan kemampuan sendiri, sehingga harus ditolong.Karena manusia itu menurut
sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang dilakukan (diwariskan) oleh Adam,
mereka juga berkeyakinan bahwa Isa anak Tuhan berperan sebagai pembebas dan pemberi
bahagia.Ia akan memberi pengampunan sekaligus menolongnya. Maka, hanya
dengan jalan pengampunan inilah manusia dapat tertolong agar dapat mencapai tanah airnya
(surga). Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan dasar pemikiran filsafatnya.
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara,
gereja, ataupun dari keluarga istana. Kepustakaannya diambilkan dari para penulis latin, Arab
(Islam), dan Yunani.
D. Masa Skolastik
Page 8
E. Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi
pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan
terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabanya ikut runtuh yang telah
dibangun selama berabad-abad.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742-814) dapat
memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan dan ilmu pengetahuan,
termasuk kehidupan manusia dan pemikiran filsafat yang semuanya menampakkan mulai adanya
kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan, dimana arah
pemikirannya berbeda sekali dengan sebelumnya.
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa.Hal ini di tandai dengan skolastik yang
didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah.Pada
mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di Biar Italia Selatan dan akhirnya sampai
berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau Artes liberals, meliputi tata bahasa,
retorika, dialektika( seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman,
Abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu ada di luar iman( di luar kepercayaan). Karena
itu sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukan dalam teologi, yatiu bahwa
teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.
F. Skolastik Puncak
Masa ini merupakan maasa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa
ini juga disebut masa berbunga.Masa itu ditandai dengan munculnya Universitas-universitas dan
ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu
pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan
dan kebudayaan.
1. Adanaya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga sampai
abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang lurus.
Page 9
2. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan
gabungan dari beberapa sekolah.
3. Beridirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan
suasana yang semarak pada abad ke-13.
G. Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang
menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi( kemandegan)
William Ockham(1285-1349)
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi.
Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak
sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pergertian yang abstrak berdasar
pada sajian atau tangkapan indra. Dengan ituisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih
tinggi.
Page 10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa, pemikiran kaum skolastik menekankan
pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah
keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh
ajaran gereja. Pada zaman pertengahan ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan
dibanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap
teknik teori ekonomi lemah. Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-
ordinat dari pengorbanan serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang
terikat dengan aturan-aturan moralitas. Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan
mempertanyakan sesuatu, kemudian melakukan interpretasi, melakukan proses deduktif dan
logika dari pengalaman manusia dengan didasari kejujuran dan kewenangan.
Orang dizaman itu menganggap kekayaan materi perlu sebab, tanpa materi semua orang tidak
bisa menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Bagaimanapun juga, motif ekonomi
sangat dikecam, digambarkan dengan kalimat “The Merchant Can Scarely or Never be Pleased
to God”. Tokoh-tokoh yang sepaham dengan aliran ini adalah antara lain Peter Abaelardus,
Albertus Magnus, Thomas Aquinas, William Ockham, dan Nicolas Cusaus.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila didalam
makalah ini terdapat kesalahan atas kelalaian penulis, maka penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kerena penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan,
sehingga makalah ini belum begitu sempurna. Oleh karena itu penulis mohon maaf terutama
kepada bapak dosen pengampu yang telah berbaik hati dalam meluangkan waktunya untuk
berbagi ilmu.
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin dan Abdullah Idi. Filsafat, dan pendidikan. Kakarta: Rajawali pers, 2011.
Page 12