Anda di halaman 1dari 252

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E

PEDAGOGIK:
TIK DALAM PEMBELAJARAN

PROFESIONAL:
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA

Penulis:
Drs. Mudini (e-mailbangdinik@gmail.com)
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Rien Hermawaty, M. Hum. (rien_chan07@yahoo.com)
Penelaah:
Muh. Arsyidin CH, S.Pd. M. (arsyidin37mks@gmail.com)
Fitria Liza, S.Pd. (fitria.liza.fl@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iii
 
 

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam


mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 195908011985031002

iv 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah


Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
 
 

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi PePEHODMDUan (PTP), dosen perguruan tinggi,
dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi 
 
 

  i 
 
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI E
PEDAGOGIK
TIK DALAM PEMBELAJARAN

Penulis:
Drs. Mudini (e-mailbangdinik@gmail.com)
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Rien Hermawaty, M. Hum. (rien_chan07@yahoo.com)

Penelaah :
Muh. Arsyidin CH, S.Pd. M. (arsyidin37mks@gmail.com)
Fitria Liza, S.Pd. (fitria.liza.fl@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi


TIM Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Daftar Isi

Hal.
Kata Sambutan ................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................................. ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Pendahuluan........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan......................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ........................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................... 3
E. Cara Penggunaan Modul............................................................................ 3
Kegiatan Pembelajaran TIK dalam Pembelajaran .......................................... 11
A. Tujuan....................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 11
C. Uraian Materi ............................................................................................ 12
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 55
E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................ 57
F. Rangkuman .............................................................................................. 60
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................................................ 62
Kunci Jawaban Latihan/Kasus ........................................................................ 63
Evaluasi.............................................................................................................. 67
Penutup .............................................................................................................. 71
Daftar Pustaka ................................................................................................... 73
Glosarium .......................................................................................................... 75

ix
 
 

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 4
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 5
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 7
Gambar 4. Tampilan menu Save As................................................................... 28
Gambar 5. Lokasi penyimpanan File .................................................................. 28
Gambar 6. Tampilan Folder ................................................................................ 30
Gambar 7. Menu Page Layout............................................................................ 31
Gambar 8. Tampilan Ukuran Kertas ................................................................... 31
Gambar 9. Tampilan Page Stup ......................................................................... 31
Gambar 10. Pengaturan jenis huruf.................................................................. 32
Gambar 11. Pemilihan Jenis Huruf ..................................................................... 32
Gambar 12. Pengaturan Ukuran Huruf ............................................................... 32
Gambar 13. Pengaturan Spasi ........................................................................... 33
Gambar 14. Pengaturan Pafagraf....................................................................... 33
Gambar 15. Pengaturan Bullet dan Numbering .................................................. 34
Gambar 16. Tampilan Menu Insert Tabel ........................................................... 34
Gambar 17. Tampilan Insert Tabel ..................................................................... 35
Gambar 18. Tampilan Cetak Dokumen .............................................................. 35
Gambar 19. Tampilan Menu Design ................................................................... 37
Gambar 20. Tampilan Menu Insert ..................................................................... 37
Gambar 21. Tampilan Menu Transition .............................................................. 38
Gambar 22. Animations ...................................................................................... 38
Gambar 23. Slide Show ...................................................................................... 39
Gambar 24. New Slide........................................................................................ 39
Gambar 25. Templete Slide ................................................................................ 40
Gambar 26. New Slide........................................................................................ 40
Gambar 27. Lokasi Penyimpanan ...................................................................... 41
Gambar 28. Membuka Dokumen........................................................................ 42
Gambar 29. Tampilan dekstop ........................................................................... 43
Gambar 30. Tampilan awal exel ......................................................................... 43


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
Gambar 31. Halaman Microsoft exel .................................................................. 44
Gambar 32. Halaman baru Microsoft exel.......................................................... 46
Gambar 33. Membuka data pada Microsoft exel ............................................... 47
Gambar 34. Tampilan google ............................................................................. 52
Gambar 35. Hasil Temuan Google Untuk teks eksposisi................................. 53
Gambar 36. Tampilan Hasil Temuan Untuk teks eksposisi” filetype:ppt. ...... 53
Gambar 37. Mengunduh file ............................................................................... 54

xi
 
 

Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1. Peta Kompetensi Pedagogik ................................................................... 2
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul.................................................................... 10
Tabel 3. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 11

xii 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada dasarnya peningkatan kompetensi guru, khususnya kompetensi pedagogik
merujuk pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi
Guru. Selain itu, Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diintegrasikan di
dalam modul ini sebagai wujud Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dalam rangka mendukung gerakan PPK, modul ini mengintergrasikan lima nilai
utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Kelima
nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada
pada modul.

Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi


pedagogik guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK. UU Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa profesi guru
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan standar
kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan sepanjang hayat. Kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Dari sisi hak, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak


memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh pelatihan
dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Dari sisi kewajiban, guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Profesi guru menjadi profesi yang sangat penting untuk selalu meningkatkan
kompetensinya, baik dari sisi kompetensi pedagogik maupun kompetensi
profesional. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan mengikuti program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutandalam bentuk diklat/pengembangan diri. Hal ini sesuai dengan
jabatan fungsional guru yang memerlukan penilaian dalam angka kredit yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010

1
   
 
 
 
Pendahuluan 

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka


Kreditnya.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutanyang dikelompokkan menjadi


sepuluh kelompok kompetensi (KK) A-J didasarkan pemetaan standar kompetensi
guru (SKG) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Modul ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru sesuai dengan hasil UKG-
nya baik melalui moda tatap muka, dalam jaringan (daring), maupun kombinasi.

B. Tujuan
Tujuan mempelajari Modul Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBahasa
Indonesia SMP Kelompok Kompetensi E ini adalah Bapak dan Ibudapat
memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran dan sumber belajar dengan
mengintegrasikan nilai-nilai PPK yaitu nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong dan integritas.

C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada
kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Tabel 1. Peta Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Guru Mapel


Kompetensi Inti (KI) Materi
(KG)

4. Memanfaatkan 4.5 Menggunakan media Media dan


teknologi informasi pembelajaran dan sumber Teknologi
dan komunikasi untuk belajar yang relevan dengan Pembelajaran
kepentingan karakteristik peserta didik dan
penyelenggaraan mata pelajaran yang diampu
kegiatan untuk mencapai tujuan
pengembangan yang pembelajaran secara utuh.
mendidik.
5.1 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan kualitas
kegiatan pembelajaran yang
diampu.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Kompetensi Guru Mapel


Kompetensi Inti (KI) Materi
(KG)

24.1 Memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi
dalam berkomunikasi

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini terdiri atas kegiatan pembelajaran media dan teknologi
pembelajaran, yang mencakup sumber belajar, media dan jenis-jenisnya,
pemanfaatan TIk dalam Pembelajaran dan Internet sebagai sumber belajar.

Setiap kegiatan pembelajaran mencakup A) Tujuan, B) Kompetensi dan Indikator


Pencapaian Kompetensi, C) Uraian Materi, D) Aktivitas Pembelajaran, E) Latihan
/Tugas/Kasus, F. Rangkuman, G) Umpan Balik dan Tindak Lanjut, H)
Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus, I) Evaluasi.

Sebagai bahan penilaian Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi E ini disajikan bahan evaluasi
berupa soal pilihan ganda dan uraian. Bagian akhir modul ini terdapat penutup,
daftar pustaka, dan glosarium.

E. Cara Penggunaan Modul


Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran
disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

3
   
 
 
 
Pendahuluan 

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka


 

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang


dapat dilihat pada alur di bawah ini.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada


peserta diklat untuk mempelajari TIK dalam Pembelajaaran

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian


BerkelanjutanSMP kompetensi pedagogi, Kelompok Kompetensi E,
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai


dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu

5
   
 
 
 
Pendahuluan 

oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran


menggunakan pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi
secara langsung di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan
latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh yaitu menerapkan


pemahaman materi-materi yang terdapat pada kajian materi. Pada
aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan, dan mengolah data sampai pada membuat kesimpulan
kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan,


sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas
bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada kegiatan ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes


akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2
(In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat


pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari

1) latar belakang yang memuat gambaran materi


2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

7
   
 
 
 
Pendahuluan 

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogi, Kelompok
Kompetensi E, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran.
Fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi
secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta
secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan
rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogi,
Kelompok Kompetensi E, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran. Guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang
telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta
dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi
yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara
langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui
tagihan berupa lembar kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan


ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes


akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kompetensi pedagogi,


Kelompok Kompetensi E, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya
terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Pada modul ini dipersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

9
   
 
 
 
Pendahuluan 

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.01. Hakikat Media Pembelajaran TM, IN1

2. LK.02. Jenis Media Pembelajaran TM, IN1

3. LK.03. Manfaat TIK dalam Komunikasi TM, IN1

4. LK.04. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran TM, ON

5. LK.05. Memanfaatkan Internet sebagai Sumber TM, ON


belajar

Keterangan.
TM Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 Digunakan pada In service learning 1
ON Digunakan pada on the job learning

10 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Kegiatan Pembelajaran
TIK dalam Pembelajaran

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak dan ibu diharapkan dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, baik sebagai media
maupun sumber belajar dengan mengembangkan sikap kemandirian, percaya diri,
dan tanggungjawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Tabel 3. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian
Kompetensi Inti Kompetensi Guru
Kompetensi

4. Memanfaatkan 4.5. Menggunakan media 4.5.1. Mengidentifikasi media


teknologi pembelajaran dan pembelajaran dan sumber
informasi dan sumber belajar yang belajar yang relevan
komunikasi untuk relevan dengan dengan karakteristik
kepentingan karakteristik peserta peserta didik dan mata
penyelenggaraan didik dan mata pelajaran yang diampu
kegiatan pelajaran yang untuk mencapai tujuan
pengembangan diampu untuk pembelajaran secara utuh.
yang mendidik. mencapai tujuan
4.5.2 Memanfaatkan media
pembelajaran secara
pembelajaran dan sumber
utuh.
belajar yang relevan
dengan karakteristik
peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu
untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan 5.1.2 Menjelaskan konsep TIK


teknologi informasi
5.1.3 Memanfaatkan Microsoft
dan komunikasi untuk
Office (Microsoft word,
meningkatkan kualitas
Microsoft powerpoint dan

11
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Indikator Pencapaian
Kompetensi Inti Kompetensi Guru
Kompetensi
kegiatan Microsoft Exel) dalam
pembelajaran yang pembelajaran
diampu.

24.1. Memanfaatkan 24.1.2. Memanfaatkan internet


teknologi informasi sebagai sumber belajar.
dan komunikasi
dalam berkomunikasi
 

C. Uraian Materi

1. Media Pembelajaran

a. Hakikat Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara
atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran. Saat ini banyak pakar
mendefinisikan pengertian media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Media menurut Djamarah (1995136) adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Selanjutnya, Purnamawati dan Eldarni (20014) media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses
belajar.

Media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan


bahan yang dapat dipakai untuk media pendidikan seperti radio, televisi,
buku, koran, dan majalah.

12 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
Sadiman (2008) menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses
belajar dapat terjalin. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru
sebagai alat bantu mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru
menyampaikan pesan ajaran berupa materi pembelajaran kepada siswa

Selanjutnya Schramm menyatakan bahaw media pembelajaran adalah


teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat
digunakan untuk pembelajaran.

Selanjutnya, menurut Briggs (1970), media adalah alat bantu untuk


memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Terakhir, menurut Miarso (1989) media adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang


bersifat visual, audio, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja
yang disebut multi media. Contoh dewasa ini penggunaan komputer tidak
hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis
media yang bersifat interaktif.

Dari berbagai pendapat di atas, jelaslah bahwa pada dasarnya semua


pendapat tersebut memosisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya
yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi atau isi pelajaran.
Keberadaan media dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami
dan dimengerti oleh peserta didik. Jika media adalah sumber belajar,
secara luas dapat diartikan bahwa manusia, benda, ataupun peristiwa
yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, dapat dikatagorikan sebagai media.

13
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Untuk lebih mengkonkretkan penyajian pesan, sekitar pertengahan abad


ke-20 mulai digunakan alat audio sehingga lahirlah istilah alat bantu
audiovisual. Usaha tersebut terus berlanjut. Edgar Dale
mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang paling
konkret sampai dengan yang paling abstrak. Klasifikasi ini dikenal dengan
nama kerucut pengalaman Dale.

Pada akhir tahun 1950-an, teori komunikasi mulai masuk memengaruhi


penggunaan alat bantu audiovisual dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut teori ini ada tiga komponen penting dalam proses penyampaian
pesan, yaitu sumber pesan, media penyalur pesan, dan penerima pesan.
Sejak saat itu alat bantu audiovisual tidak lagi hanya dipandang sebagai
alat bantu bagi guru saja, tetapi juga sebagai alat penyalur pesan. Hanya,
faktor peserta didik yang menjadi komponen utama dalam proses belajar
belum mendapat perhatian.Baru pada tahun 1950–1965 orang mulai
memerhatikan peserta didik.

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi


kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pendidik dalam kaitannya
dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, hal itu
akan memberikan kemungkinan kepada pendidik untuk menggunakan
berbagai jenis media secara bervariasi. Apabila kurang memahami
karakteristik media tersebut, pendidik akan dihadapkan kepada kesulitan
dan cenderung bersikap spekulatif. Oleh karena itu, sebelum

14 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
menggunakan media dalam pembelajaran, pendidik harus memahami
karakteristik, jenis serta pengelompokan media yang akan digunakan.
Pendidik harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakan
tersebut, benar-benar dapat memberikan nilai positif terhadap kualitas
pembelajaran yang akan mereka lakukan.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa setiap media pembelajaran


memiliki karakteristik dan keampuhan masing-masing, maka diharapkan
kepada pendidik mampu menentukan pilihannya sesuai dengan
kebutuhan pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai penggunaan media pembelajaran
menjadi penghalang proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik di
kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media pembelajaran menjadi
alat bantu yang dapat mempercepat atau mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran. Ketika suatu media pembelajaran akan dipilih atau
dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pendidik.

b. Kriteria Pemilihan Media

Memilih media pembelajaran hendaknya tidak boleh sembarangan tetapi


harus didasarkan pada kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan,
baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan,
akan membawa akibat panjang yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum menentukan pilihan
media tertentu.

Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan


media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

1) Tujuan
Dalam memilih media hal yang perlu dipertimbangkan adalah tujuan
pembelajaran. Kita dapat mengajukan pertanyaan; Apa tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu
masuk kawasan kognitif, afektif, psikomotor atau kombinasi
ketiganya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan apakah

15
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah


perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu
akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media
realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak, dan
seterusnya.

2) Peserta Didik
Kriteria memilih media yang perlu dipertimbangkan yang lain adalah
peserta didik. Siapakah peserta didik yang akan menggunakan
media? Bagaimana karakteristik mereka?, berapa jumlahnya?,
bagaimana latar belakang sosialnya?, apakah ada yang berkelainan,
bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila
kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat
tentu tidak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya
sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita
itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi sasaran
didik kita.

3) Karakteristik Media yang Bersangkutan


Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan
kelemahannya? Sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan
tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media
dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik setiap
media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan
membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih
sesuai dibandingkan dengan yang lain, oleh karena itu sebelum
menentukan jenis media tertentu pahami terlebih dahulu dengan baik
bagaimana karakteristik media tersebut.

4) Waktu
Waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa
lama waktu yang tersedia atau yang kita miliki. Pertanyaan lain
adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media
tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses

16 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
pembelajaran? Tidak ada gunanya kita memilih media yang baik,
tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai
terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu,
tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita
kekurangan waktu.

5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih
media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah
artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru terjadi
pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus
kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat,
membeli atau meyewa media tersebut? Dapatkah kita mengusahakan
biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan
belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkin tujuan belajar itu tercapai
tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih
murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang
mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar,
dibandingkan dengan media sederhana yang murah.

6) Ketersediaan Bahan Media


Kemudahan dalam memperoleh media juga harus menjadi
pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu tersedia di
sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya
sendiri, adakah kemampuan, waktu, tenaga, dan sarana untuk
membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya
tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas?
Misalnya, untuk menjelaskan proses tejadinya gerhana matahari,
memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun,
karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player,
maka sudah cukup jika digunakan alat peraga gerhana matahari saja.

17
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

7) Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi
bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya, apakah untuk
belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau massal?
Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara
keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran,
sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaan
media tersebut dalam pembelajaran.

8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media pembelajaran siap
pakai yang telah ada. Misalnya program audio, video, grafis atau
media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media pembelajaran
tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? Apakah
suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena
keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media
pembelajaran yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.
Perlu diingat bahwa jika program media pembelajaran itu hanya
menyajikan sesuatu yang sebenarnya dapat dilakukan oleh guru
dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.

c. Jenis Media Pembelajaran

Sanjaya (2006170), mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi


beberapa jenis bergantung pada sudut mana melihatnya.

1) Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi atas


a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam
media visual adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar,
poster dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis dan sebagainya. Khusus tentang media poster dalam
Kurikulum 2013 dapat dijadikan sebagai jenis teks di samping

18 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
iklan dan semboyan. Dengan demikian, penggunaan poster oleh
guru sekaligus membantu memahami fungsi struktur dan
kebahasaan dari media tersebut.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,
misalnya, rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
2) Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi atas
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti
radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara
serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film
slide, liquid crystal display (LCD), untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.

19
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Berdasarkan kelompok instruksional menurut Anderson (1976) media


dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

NO KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL

1. Audio Pita audio (rol atau kaset)


Piringan audio
Radio (rekaman)
2. Cetak Buku teks terprogram
Buku pegangan/manual
Buku tugas
3. Audio – Cetak Buku latihan dilengkapi kaset
Gambar/poster (dilengkapi audio)
4. Proyek Visual Diam Film bingkai (slide)
Film rangkai (berisi pesan verbal)
5. Proyek Visual Diam Film bingkai (slide) suara
dengan Audio Film rangkai suara
6. Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption)
7. Visual Gerak dengan Film suara
Audio Video/vcd/ dvd
8. Benda Benda nyata
Model tiruan (mock-up)
9. Komputer Media berbasis computer; CAI
(Computer Assisted Instructional)
& CMI (Computer Managed
Instructional)
Klasifikasi media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (1985)
dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu sebagai berikut.

4) Media cetakan, yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas


kertas untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks,
lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur, brosur,
dan teks terpogram.
5) Media pajang, pada umumnya digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan tulis,
flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran.
6) OHP dan transparansi, Transparansi yang diproyeksikan adalah
visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya

20 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan
untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.
7) Rekaman audiotape, pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada
tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali
pada saat diinginkan.
8) Seri slide (film bingkai) dan filmstrips, adalah suatu film transparansi
yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut
terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui
slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada
umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10
sampai 100 buah.
9) Penyajian multi-image, media berbasis visual (image atau
perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar
representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan
bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan hubungan
konsep, organisasi, dan struktur materi.
10) Rekaman video dan film hidup, Film atau gambar hidup merupakan
gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar hidup.
11) Komputer, mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang
diberi kode, mesin berbasis TIK yang otomatis melakukan pekerjaan
dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit komputer terdiri atas
empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing pad),
prosesor (CPU unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data
(memori permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor,
printer).

Sedangkan Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) mengklasifikasi media ke


dalam lima kelompok, yaitu

1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan


kegiatan kelompok)

21
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja,
dan lembaran lepas)
3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,
gambar, transparansi, dan slide)
4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan
televisi)
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video dan hypertext)

Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan–pesan pembelajaran. Setiap jenis atau
bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat–
sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku
dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari
sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara


untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan yang berupa audio dan
visual untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar
terjadi komunikasi interaktif guru dengan peserta didik secara efektif.

Media pembelajaran sangat dibutuhkan guru untuk memudahkan


penyampaian materi kepada peserta didik. Dengan media pembelajaran
yang tepat, peserta didik dapat menangkap isi materi secara jelas dan
lengkap. Oleh karena itu, guru tidak hanya perlu menguasai materi
pelajaran, pendidik harus memiliki kemampuan untuk menggunakan
media pembelajaran secara tepat.

Berdasarkan wujudnya, media pembelajaran dibedakan menjadi tiga


jenis, yaitu media audio, visual, dan audio-visual. Media pembelajaran
audio adalah media pembelajaran yang dapat didengar, tetapi tidak dapat

22 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
dilihat. Media audio dapat berasal dari rekaman suara yang diperoleh dari
radio, televisi, telepon, dan lain-lain.

Media pembelajaran visual adalah media pembelajaran yang dapat dilihat,


tetapi tak dapat didengar. Media visual ini dapat berwujud tulisan, gambar,
alat peraga dan lain-lain. Media pembelajaran audio-visual merupakan
media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio-visual dapat
berbentuk rekaman televisi, video, youtube, skype,video call, dan lain-lain.

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan


pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan kompleks.

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang


bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan
media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang
memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai
tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh
siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Harjanto (1997245) menjelaskan manfaat media pembelajaran, yaitu

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu


kata– katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
3) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
4) Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 4) yaitu
5) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
peredaran darah.

23
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

6) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam


lingkungan belajar.
7) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
8) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata
telanjang.
9) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
10) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
lingkungannya.
11) Membangkitkan motivasi belajar
12) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
belajar.
13) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.
14) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu
dan ruang)
15) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

e. Prinsip-prinsip Memilih Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka


dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa
penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media


pembelajaran, yaitu harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan
pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk
pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar
hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk
pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD,
SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat
pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut
akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses
kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).

24 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
f. Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat


dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi

Alternatif pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan


atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan
media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa
media yang dapat dibandingkan.

Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media


pembelajaran menurut Harjanto (1997 238) yaitu Tujuan, Keterpaduan
(validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan, Mutu teknis, Biaya
selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun
yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi
pembelajaran secara tuntas.

2. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran


Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
baik sebagai media, alat peraga, maupun sebagai sumber belajar. Media
pembelajaran yang dipandang segala bentuk peralatan fisik komunikasi
berupa hardware dan software merupakan teknologi pembelajaran yang harus
dikembangkan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan pendorong utama Computer Assisted Learning yakni penerapan
komputer dalam pembelajaran dan pemanfaatan internet khusunya browser
sebagai sumber belajar.

Pada pemanfaatan TIK, khsusunya komputer dalam pembelajaran, sebagai


media dan sumber belajar, dibagi atas tiga program yakni, (1) Microsoft word,
(2) Microsof exel (3) Microsoft Powerpoint, dan (4) internet sebagai sumber
belajar.

25
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

a. Microsoft Word
Microsoft Word adalah perangkat lunak pengolah naskah (word
processor) yang dibuat oleh Microsoft Corporation. Microsoft Corporation
menjual Microsoft Word dalam satu kesatuan dengan perangkat lunak
lainnya, yakni Microsoft Excel , Microsoft PowerPoint, Microsoft Accesss,
dan Microsoft Outlook. Kumpulan perangkat lunak yang disatukan
tersebut dikenal sebagai suite Microsoft Office.

Word merupakan perangkat lunak yang memiliki kemampuan


menampilkan hasil pencetakan yang sama dengan tampilannya di layar
monitor. Teknologi ini memungkinkan pengguna menulis sekaligus
mengatur tata letak dokumen sampai menjadi naskah yang siap cetak.

1. Membuat File Baru, Meyimpan File Dan Membuka File


a. Membuat File Baru
Untuk membuat file baru pada Microsoft office 2013 sama dengan
Microsoft office versi sebelumnya akan tetapi tampilan dan beberapa fitur
yang berbeda. Langkah-langkah membuat file baru pada Microsoft office
2013 adalah sebagai berikut.

1) Klik menu FILE

Gambar 5 Menu FILE 

26 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
maka akan tampil tampilan seperti berikut

Gambar 6 Tampilan Info 

2) Klik menu NEW untuk membuat file baru lalu kemudian pilih template
yang disediakan

Gambar 7 Tampilan Menu New 

Jika sudah memilih template maka akan masuk ke halaman kerja.

27
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

b. Menyimpan File
Untuk menyimpan file yang sudah diketik, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut.

1) Klik menu FILE kemudian pilih menu Save As

Gambar 4. Tampilan menu Save As

2) Pilih Computer lalu klik browse untuk menentukan tempat


penyimpanan file, maka akan tampil seperti gambar berikut.

Gambar 5. Lokasi penyimpanan File

Pada kotak isian file name diisi nama file yang akan dibuat. Jika
nama telah diisi maka klik save untuk menyimpan.

28 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
c. Membuka File
Untuk membuka file yang tersimpan di dokumen, langkah-langkahnya
sebagai berikut.

1) Klik FILE lalu kemudian pilih menu Open

Gambar 10  Tampilan Menu Open 

2) Lalu klik computer kemudian klik browse untuk mencari file yang
disimpan pada folder tertentu.

Gambar 11  Tampilan browser folder 

29
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Selanjutnya akan tampil seperti gambar berikut.

Gambar 6. Tampilan Folder

Cari file yang disimpan kemudian klik open.

d. Pengaturan Tata Letak Naskah


Pengaturan tata letak naskah meliputi pengaturan margin (sembir),
orientasi (arah) pencetakan naskah, dan ukuran kertas yang digunakan.
Margin adalah jarak antara tepi kertas dengan tepi naskah. Ada 4 (empat)
margin yang harus ditentukan ukurannya (kalau Saudara tidak
menentukan sendiri, Microsoft Word memberikan ukuran-ukuran default,
yakni ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Microsoft Word sendiri), yakni
margin atas, margin bawah, margin kiri, dan margin kanan.

Langkah pengaturan tata letak naskah adalah sebagai berikut.

30 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
1) Klik menu PAGE LAYOUT

Gambar 7. Menu Page Layout

2) Pilih menu Size maka akan tampil seperti gambar berikut. Pilih ukuran
margin sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 8. Tampilan Ukuran Kertas

3) Jika ingin membuat ukuran sendiri maka klik “ More Paper Size”
untuk menentukan margin, layout dan paper.

Gambar 9. Tampilan Page Stup

31
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

e. Pengaturan Jenis Huruf dan Ukuran Huruf


Untuk mengatur jenis huruf dan ukuran spasi, langkah yangyang
dilakukan adalah.

1) Klik menu HOME, maka akan tampil gambar berikut.

Gambar 10. Pengaturan jenis huruf

2) Pilih font yang diinginkan seperti tampak pada gambar.

Gambar 11. Pemilihan Jenis Huruf

Pilih ukuran Ukuran font klik, sesuai dengan gambar berikut.

Gambar 12. Pengaturan Ukuran Huruf

32 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
f. Mengatur Spasi dan paragraf
Langkah-langkah untuk mengatur spasi adalah sebagai berikut.

1) Klik menu PAGE LAYOUT

Gambar 13. Pengaturan Spasi

2) Atur spasi dan paragraf pada sub menu paragraf


Jika ingin pengaturan lebih lanjut klik tanda panah kebawah pada
menu paragraf. maka akan tampil pada gambar berikut.

Gambar 14. Pengaturan Pafagraf

g. Bullets dan Numbering


Bullets and numbering yaitu pemberian angka atau symbol pada awal
kata. Hal ini biasanya digunakan pada penomoran huruf atau sub menu
pada suatu artikel. Bullets adalah penanda yang berhubungan dengan
symbol sedangkan numbering adalah penanda yang berhubungan
dengan angka.

33
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Contoh bullets
Macam-macam teks adalah
 Teks eksposisi
 Teks narasi
 Teks eksemplum
 Teks cerita pendek

Contoh numbering
Macam-macam teks adalah
 Teks eksposisi
 Teks narasi
 Teks eksemplum
 Teks cerita pendek

Adapaun cara membuatnya adalah sebagai berikut.


1) klik menu HOME pilih submenu paragraph

bullet

Gambar 15. Pengaturan Bullet dan Numbering

h. Memasukkan Tabel dalam Teks


Terkadang kita membutuhkan tabel dalam dokumen. Langkah-langkah
untuk memasukkan tabel dalam dukumen adalah sebagai berikut.

1) Klik menu INSERT lalu klik tool add a table

Gambar 16. Tampilan Menu Insert Tabel

34 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
2) Buat tabel sesuai dengan banyak kolom dan baris dengan cara
digambar satu persatu. Untuk lebih spesifikasi lagi yaitu klik Draw
Table maka akan muncul menu seperti ini

Gambar 17. Tampilan Insert Tabel

i. Mencetak dokumen
Pada saat proses pengetikan, penyipanan naskah dapat dilakukan kapan
saja, baik ditengah-tengah maupun di akhir penulisan naskah. Dianjurkan
menyimpan naskah segera setelah memperoleh tulisan beberapa
paragraf. Cara ini dimaksudkan agar tidak kehilangan tulisan apabila tiba-
tiba aliran listrik padam.
Langkah-langkah menyimpan naskah adalah sebagai berikut.
1. Klik menu File
2. Sorot item Print, maka akan muncul seperti gambar berikut.
3. Anda dapat menggunakan tombol CTRL+P, ENTER untuk
menampilkan item Print.

Gambar 18. Tampilan Cetak Dokumen

35
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Pada gambar di atas nampak pada item Print terdapat beberapa pengaturan
sebelum mencetak dokumen, seperti pengaturan printer (jika ingin mengubah
konfigurasi printer), setting halaman, serta print preview dari dokumen yang
akan dicetak.

2. Microsoft Power Point


Microsoft power point adalah suatu software yang akan membantu dalam
menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah.
Microsoft powerpoint akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik
dan jelas tujuannya jika dipresentasikan karena Microsoft Powerpoint akan
membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, presentasi elektronika,
menampilkan slide yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang
semuanya itu mudah ditampilkan di layar monitor

a) Fungsi Menu bar

Menu bar awal terdiri dari Home, Insert, Design, Transitions, Animation,
Slideshow, Review, View, tetapi akan bertambah sesuai dengan objek
yang sedang dikerjakan. Contoh saat membuat table, maka otomatis
menu Design dan Layout akan muncul untuk mengatur table tersebut.
Berikut penjelasan singkat mengenai menubar (ribbon) pada Power Point
2013.

Gambar 25 Tampilan Menu Awal

36 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
Adapun fungsi menu bar tersebut adalah sebagi berikut.

A. Menubar File yang mempunyai fungsi seperti office button pada microsft
office sebelumnya
B. Tabs yang terdiri atas beberapa Ribbon
C. Pengganti Menu dan Toolbar yang disebut Ribbon
D. Masing-masing Tabs terdiri atas beberapa groups
E. Command Buttons (Tombol Perintah)
F. Dialog Box Launche ( ) untuk membuka task pane terkait suatu
groups

Pada menu Design akan tampak pada gambar berikut.

Gambar 19. Tampilan Menu Design

1. Themes Untuk memberikan tema pada slide


2. Format Background Untuk mengubah format Background Slide

Gambar 20. Tampilan Menu Insert


5

3. Photo Album Untuk membuat photo album


4. Video Menyisipkan file video (baik di pc atau internet) ke dalam file
presentasi

37
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

5. Audio Menyisipkan klip suara atau masuk kedalam slide

Gambar 21. Tampilan Menu Transition

6. Transition to This slide untuk memberikan efek pergantian untuk setiap


slide
7. Sound Memberikan efek suara untuk setiap pergantian slide
8. Duration Pengaturan waktu untuk pergantian slide (secara default adalah
Auto)
9. Advance Slide Pengaturan pergantian slide apakah muncul setelah
mouse di klik atau dengan suatu pengaturan waktu tertentu

12

10 11

Gambar 22. Animations

10. Preview Melihat tampilan animasi secara lebih sederhana (tampilan


sederhana)
11. Animation Jenis-jenis animasi yang dapat diberikan pada objek yang
dipilih
12. Animation Pane Panel animasi yang dapat digunakan untuk mengatur
animasi (baik urutan, durasi dan lainnnya)

38 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

14 15

13

Gambar 23. Slide Show

13. From Beginning Memulai slide show dari awal atau dengan tombol F5
14. From Curent Slide (Slide Show) Memulai slide show dari slide yang
diinginkan
15. Hide Slide Menyembunyikan slide dari presentasi tanpa menghapus slide

17

18

16

Gambar 24. New Slide

16. New Slide Untuk menyelipkan slide baru ke presentasi


17. Layout Mengubah tampilan layout pada slide
18. Reset Mengembalikan dormat slide ke format awal

39
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

b) Membuat file baru


Perangkat lunak siap digunakan apabila telah tampil antarmuka seperti
gambar berikut ini. Perhatikan bahwa Microsoft PowerPoint memulai
dengan menyediakan slide kosong yang merupakan slide pembuka.
Microsoft Office Power Point 2013 akan menampilkan berbagai tema, baik
itu yang lokal maupun template yang harus di download terlebih dahulu,
seperti tampilan berikut ini

Gambar 25. Templete Slide

Adapun langkah-langkah membuka file baru adalah sebagai berikut.

1) Pilih salah satu themes yang telah disediakan, jika sudah maka
tampilan untuk area kerja (slide) adalah sebagai berikut

Gambar 26. New Slide

2) Pilih thema slide sesuai dengan keinginan.


3) Atur ukuran dan jenis huruf, klik home pilih jenis huruf dan ukuran.
4) Anda sudah dapat mulai bekerja di halaman powerpoint.

40 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
c) Menyimpan file
Cara menyimpan file Microsoft office apapun pada umumnya hampir sama
saja.

1) Klik File lalu pilih Save.


2) Dapat pula menggunkan fungsi pada keyboard berupa Ctrl+S
(Perintah Save). Adapun tampilan Power Point 2013 ketika masuk di
jendela penyimpanan akan seperti tampak pada gambar berikut

Gambar 27. Lokasi Penyimpanan

3) Pilih tempat penyimpanan yang diinginkan lalu Klik. Terdapat 3 menu


penyimpanan sekaligus, yaitu sky drive (penyimpanan di database
untuk sebuah akun microsoft di internet), My computer (penyimpanan
di pc user) serta Add a Place yaitu jika user ingin berbagi pakai dengan
jalur yang berbeda, untuk mencari jendela browse pada penyimpanan
Power Point 2013 user bisa mengklik icon browse yang ada pada
bagian my computer.

d) Membuka file
Membuka file pada Power Point adalah sebagai berikut.

1) Klik FILE, lalu pilih open


2) Dapat pula dengan menekan ctrl + O, tapilan tampak pada gambar
berikut.

41
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Gambar 28. Membuka Dokumen

3) Pilih salah satu tempat penyimpanan file yang akan dibuka yaitu
Recent Presentation (file yang paling terakhir dibuka) Sky drive
(database untuk sebuah akun microsoft di internet), My computer (
file-file yang ada di pc user), serta Adda Place (bagi user yang ingin
berbagi pakai dengan jalur yang berbeda)
4) Jika file yang akan dibuka ada dalam pc maka klik My computer.

3. Microsoft Exel
Microsoft Excel dapat digunakan untuk mengorganisir, menghitung,
menyediakan maupun menganalisa data-data dan mempresentasikannya ke
grafik atau diagram. Lembar keja dalam Microsoft Excel dalam satu sheet
terdiri dari 256 kolom (columns) dan 65536 baris (rows). Kolom ditampilkan
dalam tanda huruf A, B, C dan berakhir pada kolom IV. Sedangkan baris
dilambangkan dalam bentuk angka 1, 2, 3 dan berakhir pada 65536.
Perpotongan antara baris dan kolom disebut sel (cell), misal, pada
perpotongan kolom B dengan baris ke 5 disebut sel B5. Sel yang bergaris tebal
menandakan bahwa sel tersebut dalam keadaan aktif.

Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, Microsoft exel banyak digunakn


guru untuk menghitung, menganalisis, dan mendokumentasikan nilai-nilai
siswa. Penggunaan microsoft exel akan memudahkan guru dalam mengolah
dan melaporkan hasil belajar siswa.

42 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
a. Memulai Microsoft Exel
Adapun langkah memulai menggunkan program microsoft exel 2013
adalah sebagai berikut.
1) Klik tombol start pada keyboard

Gambar 29. Tampilan dekstop

2) Ketikkan kata “excel”, lalu klik excel 2013


3) Setelah beberapa saat, maka akan muncul tampilan dasar Microsoft
excel berikut,.

Gambar 30. Tampilan awal exel

4) Lalu klik blank workbook untuk memulai menjalankan aplikasi


Microsoft office 2013

43
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

b. Menu Pada Microsoft Excel

Gambar 31. Halaman Microsoft exel

1) Menu Bar
Menu Bar berguna untuk menjalankan suatu perintah. Menu bar pada
Microsoft Excel antara lain
1. File
2. Home
3. Insert
4. Page layout
5. Formulas
6. Data
7. Review
8. View

2) Status Bar
Status Bar mempunyai dua area utama, yaitu Message Area pada
bagian kiri dan kotak

indikator pada bagian kanan. Ready merupakan pertanda bahwa


Excel siap menerima perintah, sedangkan NUM mengindikasikan
bahwa fungsi tombol-tombol angka pada bagian keypad di papan
keyboard dalam kondisi aktif.
3) Title Bar
Title bar merupakan bagian yang berada paling atas lembar Excel.
Dalam title bar terdapat beberapa komponen, antara lain

44 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Icon Control Menu

Restore, untuk mengatur ukuran layar dalam ukuran yang relatif.

Move, untuk memindahkan posisi layar jendela ke posisi lain.

Size, mengatur ukuran layar jendela Excel.

Minimize, menampilkan jendela Excel ke ukuran minimal dalam
bentuk icon.

Maximize, menampilkan jendela Excel ke ukuran maksimal, yaitu
memnuhi layar.

Close, untuk keluar dari aplikasi Excel.

4) Formula Bar
Formula bar berfungsi untuk memasukkan, memperbaiki, dan juga
dapat menampilkan data atau rumus pada sel yang sedang aktif.
Untuk memperbaiki data atau rumus adalah dengan cara mengklik
atau menekan tombol F2.

5) Petunjuk Sel (Cell Pointer)


Untuk memindahkan penunjuk sel ke posisi yang baru dapat
digunakan bantuan mouse maupun keyboard. Dengan mouse kita
dapat leluasa memindahkan posisi penunjuk sel dengan
mengarahkan pointer ke sel yang dituju. Sedangkan dengan
menggunakan keyboard langkah yang ditempuh antara lain

45
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

c. Membuat File Baru, Menyimpan, dan Membuka File


1) Membuka Workbook Baru
Untuk membuka workbook baru langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut.
a) Pilih menu File – New (Ctrl+N) atau klik icon lembar kosong pojok
kiri atas pada toolbar.
b) Jika ingin membuka workbook yang telah disusun dengan format
tertentu bisa menggunakan tab Spreadsheet Solutions atau
Bussiness Planner Template.

Gambar 32. Halaman baru Microsoft exel

c) Pilih format yang diinginkan dengan mengklik pada file yang


ditampilkan, dan lihat contoh tampilannya pada Preview.
d) Setelah menentukan file yang dimaksud klik OK dan lihat hasilnya!
e)
2) Menyimpan Buku Kerja (Workbook)
a) Pilih menu File – Save (Ctrl+S)
b) Pada kotak dialog Save In, tentukan tempat yang dipakai untuk
menyimpan data.
c) Pada kotak isian, ketikkan nama file
d) Klik ikon save

46 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
3) Membuka File
a) Pilih menu File – open (ctrl+o)
akan tampak seperti ada gambar berikut.

Gambar 33. Membuka data pada Microsoft exel

b) Klik file yang ingin dibuka

d. Formula Dasar pada Microsoft Office Excel 2013


Fungsi formula dasar adalah untuk melakukan penghitungan terhadap
data yang ada di Microsoft Office Excel 2013. Setiap penggunaan formula
dasar, kita harus mengawalinya dengan tanda sama dengan (=). Tanda
sama dengan (=) dimaksudkan untuk mengawali sebuah fungsi di
Microsoft Office Excel 2013. Berikut ini disajikan beberapa fungsi dasar
yang sering dihunakan.

1) Rumus Dasar Fungsi penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian


(*), dan pembagian (/).

 
 

47
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

2) SUM Berfungsi untuk menjumlahkan data. 

Contoh di atas merupakan perhitungan jumlah nilai dari sejumlah


siswa. Jumlah nilai siswa tidak sama. Untuk menemukan jumlah
tersebut kita menggunakan rumus SUM. Caranya dengan mengetik
rumus =SUM(C3F3). Sel C3 sebagai data pertama dan F3 data
terakhir, sehingga bisa diketahui jumlah seluruhnya.

3) MIN Berfungsi untuk mencari nilai terendah dari kumpulan data. 

Contoh di atas adalah mencari nilai terendah dari sebuah data nilai
siswa. Untuk mencari nilaiterendah dari semua data digunakan rumus
MIN dengan mengetikkan rumus =MIN(G3G7) sel G3 sebagai data
awal dan sel G7 sebagai data terakhir.

4) MAX Berfungsi untuk mencari nilai tertinggi dari kumpulan data.

48 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Untuk mencari nilai tertinggi dari semua data digunakan rumus MAX
dengan mengetikkan rumus =MAX(G3G7) pada sel G8. Data pada
G3 sebagai data awal dan G7 sebagai data terakhir.

5) AVERAGE Berfungsi untuk mencari nilai rata-rata dari kumpulan


data.

Dari data nilai beberapa siwa tersebut di atas, kita dapat mengihitung
nilai rata-rata Nilai Harian (NH) siswa dengan menggunkaan fungsi
rumus AVERAGE. Caranya dengan mengetikkan rumus
=AVERAGE(C3F6) di sel G3, untuk siswa atas nama Akbar. Data
pada C3 sebagai data pertama, hingga F3 sebagai data terakhir
sehingga dapat diketahui berapakah nilai rata-ratanya.

6) COUNT Berfungsi untuk menghitung banyaknya data.

Dari data nilai beberapa siwa tersebut di atas, kita dapat mengihitung
jumlah siswa dengan menggunkan fungsi rumus COUNT. Caranya
dengan mengetikkan rumus =COUNT(C3C10) di sel C11 sehingga
dapat diketahui berapa jumlah siswa yang ada dalam daftar.

49
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

e. Format Karakter
Untuk pengaturan teks pada Microsoft Exel, ada banyak format karakter
yang digunakan. Karakter yang paling umum akan dijelaskan sebagai
berikut.
1) LEFT (Mengambil Karakter Kiri)
Left ini digunakan untuk mengambil karakter pada bagian sebelah kiri
dari suatu teks. Bentuk umum penulisannya adalah = LEFT
(text,num_chars).
2) MID (Mengambil Karakter Tengah)
Mid ini digunakan untuk mengambil karakter pada bagian tengah dari
suatu eks. Bentuk penulisannya adalah =MID
(text,start_num,num_chars)
3) RIGHT (Mengambil Karakter Kanan)
Right ini digunakan untuk mengambil karakter pada bagian sebelah
kanan dari suatu teks. Bentuk penulisannya adalah
=RIGHT(text,num_chars)
4) DATA SORT (Mengurutkan Data)
a) Langkah mengurutkan suatu data adalah
b) Blok seluruh data yang ingin diurutkan

c) Pilih tab Data – klik icon Sort ,


d) Klik AZ untuk pengurutan Ascending (diurutkan berdasarkan
dari kecil ke yang besar)
e) Klik ZA untuk pengurutan Descending (diurutkan berdasarkan
dari besar ke yang kecil)

f. Mencetak File
Sebelum melakukan pencetakan, perlu dilakukan pengaturan halaman
cetak. Untuk mengatur halaman yang akan dicetak, lakukanlah langkah-
langkah berikut
a) Klik menu file klik Page Layout
b) Pada bagian Orientation, pilih Potrait atau Landscape.
c) Pada kelompok scaling kita dapat Adjust to untuk menentukan ukuran
percetakan sehingga hasil terhadap ukuran normal dan pilihan Fit to

50 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
untuk mengatur ukuran cetak sehingga hasil percetakan dapat
tertampung pada sejumlah halaman yang ditentukan.
d) Pilih ukuran kertas yang akan dipakai pada Paper size.
e) Atur Margin untuk menentukan jarak cetakan dari batas kertas atas-
bawah,maupun samping kiri dan kanan maupun.
f) Setelah pengaturan selesai, klik print (gambar ikon print).

4. Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar.

Secara fisik Internet dapat dipandang sebagai jaringan komputer pada skala
global. Oleh karena di dalam komputer-komputer yang saling terhubung satu
sama lain tersebut, sebagian di antaranya menyimpan berbagai informasi yang
dapat diakses oleh komputer lain, maka dapat juga dikatakan bahwa Internet
adalah jaringan informasi yang saling terhubung satu sama lain dengan
perantaraan saluran telekomunikasi.

Perangkat lunak browser dirancang untuk mengakses informasi-informasi yang


tersimpan dalam komputer-komputer server, dan menampilkannya di layar
monitor komputer yang mengaksesnya. Pengakses informasi mengambil dan
menayangkan informasi yang diinginkannya, dari manapun ia berasal, di layar
monitornya.

Browser mengenali sumber informasi berdasarkan alamat situs yang


menyimpannya. Pengakses informasi harus mengetahui alamat situs
penyimpan informasi, mengetikkannya ke dalam kolom isian alamat pada
browser, dan selanjutnya browser yang akan menghubungi alamat situs
tersebut dan menampilkan informasi yang diinginkan.

Oleh karena terdapat jutaan, bahkan milyaran, alamat situs yang masing-
masing menyimpan jutaan halaman informasi, maka akan sangat sulit bagi
pengguna untuk mencari informasi yang diinginkan hanya dengan menjelajah
alamat-alamat situs satu demi satu. Kesulitan ini diatasi dengan dibuatnya
program komputer yang disebut sebagai mesin pencari (search engine). Mesin
pencari adalah situs yang dilengkapi dengan kolom isian pencarian informasi
berdasarkan kata kunci yang diberikan. Pencari informasi tinggal mengetikkan
kata-kata kunci, yakni kata atau frasa yang diperkirakan ada di dalam dokumen

51
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

atau file yang dicari. Hasil pencarian ditayangkan oleh mesin pencari dengan
urutan tertentu. Temuan mesin pencari ditayangkan dalam bentuk daftar link
yang dapat di-klik oleh pengguna.

a. Menggunakan Mesin Pencari


Mesin pencari pada dasarnya adalah sebuah situs. Program mesin
pencari akan bekerja ketika pengguna menuliskan kata kunci pencarian
dan menekan tombol Search. Google dipilih sebagai salah satu contoh
mesin pencari karena popularitasnya. Berikut ini adalah langkah-langkah
menggunakan mesin pencari Google.

1) Kunjungi situs Google (http//www.google.com).

Gambar 34. Tampilan google

2) Pada kolom isian kata kunci ketikkan frase pencarian tenaga surya,

kemudian klik tombol . Saat panduan belajar ini


ditulis, hasil pencarian dengan frase kunci teks eksemplum
didapatkan hasil sebagai berikut.

52 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Gambar 35. Hasil Temuan Google Untuk teks eksposisi

3) Cobalah juga lakukan pencarian dengan kata kunci “teks eksposisi”


filetypeppt. Apa yang Saudara temukan?

Gambar 36. Tampilan Hasil Temuan Untuk teks eksposisi” filetype:ppt.

4) Pada pencarian dengan pembatasan untuk mencari dokumen-


dokumen khusus seperti langkah 3 tersebut di atas, akan dihasilkan
daftar temuan berupa dokumen-dokumen yang hanya dapat dibuka
apabila browser atau sistem komputer yang digunakan telah

53
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

dilengkapi dengan program bantu penampil dokumen khusus


tersebut. Bila yang dicari adalah dokumen pdf (portable document
format), dan pengguna meng-klik link temuannya, maka browser akan
memanggil program pembaca dokumen pdf (misalnya Acrobat
Reader atau Foxit Reader).

5) Pengunduhan dokumen khusus yang link-nya telah ditampilkan oleh


mesin pencari dapat dilakukan dengan menempatkan kursor pada link
yang diinginkan, meng-klik kanan mouse sehingga ditampilkan kotak
menu. Maka akan tampil kotak menu berikut.

Gambar 37. Mengunduh file

6) Pada kotak menu, pilih baris menu akan tampil kotak dialog Save link
As. Pilih folder tempat menyimpan dokumen hasil unduhan, kemudian

klik tombol .

7) Bila proses pengunduhan selesai, Saudara dapat meng-klik tombol

untuk membuka dokumen atau untuk menutup


kotak dialog Download.

54 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan
Sebelum memulai aktivitas pembelajaran ini marilah kita berdoa menurut
kepercayaan masing-masing, dan saling menghargai agar pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Pada pembelajaran ini, Bapak dan Ibu akan
mengkaji materi TIk dalam pembelajaran.

2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu diminta untuk menjawab berbagai
masalah yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Sebagai
langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Bapak
dan Ibu dapat menjawab pertanyaan berikut ini.

• Masihkah Bapak/ibu ingat apa yang dimaksud dengan TIK dalam


pembelajaran? Coba Saudara jelaskan!
• Perlukah guru bahasa Indonesia memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran?Mengapa?
• Bagaimanakah cara memanfaatkan TIK dalam pembelajaran?

3. Telaah Materi
a. Peserta dibagi menjadi empat kelompok besar dan diberi nama sesuai
materi yang akan dipelajari, yaitu empat kelompok. Adapun pembagian
tugasnya adlah sebagai berikut.

Kelompok 1 membaca, mengkaji, dan menelaah materi hakikat media,


Jenis media.

Kelompok 2 membaca, mengkaji, dan menelaah materi manfaat media


dan prinsip memilih media pembelajaran.

Kelompok 3 membaca, menelaah dan mengkaji karakteristik media.

Kelompok 4 membaca, menelaah dan mengkaji materi pemanfaatan TIK


dalam pembelajaran

b. Setiap kelompok membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang


berhubungan dengan hal yang ingin dipahami tersebut. Adapun sumber

55
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

belajar yang dirujuk adalah bahan bacaan yang terdapat pada bagian
uraian materi dan sumber belajar lainnya yang relevan dengan penuh
tanggung jawab.

c. Setiap kelompok bekerjasama untuk memilih dua orang juru bicara untuk
menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok lain.

d. Anggota kelompok lainnya berkeliling menemui kelompok lainnya untuk


memahami TIK dalam pembelajaran yang didiskusikan oleh kelompok
tersebut. Bekerjasmalah dengan dengan teman lain agar dapat lebih
mudah memahami materi.

e. Setiap kelompok mendiskusikan kembali hasil penjelasan dari kelompok


lain dan membuat laporan secara utuh tentang TIK dalam pembelajaran.
Kembangkanlah sikap saling menghormati keragaman. Silakan Bapak
dan Ibukerjakan LK 1.1 sebagai laporan hasil diskusi.

f. Pada kegiatan mandiri, peserta diklat menyusun bahan ajar/media


pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan microsoft
powerpoin dan menyusun laporan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan program microsoft exel. Untuk tugas ini menggunakan LK
1.2.

4. Laporan dan Konfirmasi


Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan kelompok lain
bertanya atau memberikan tanggapan dengan santun dan saling menghargai.
Setelah itu, peserta menyimak penguatan dari fasilitator.

5. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Bapak dan ibu dapat mencocokan jawaban
dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Bapak dan ibu melakukan kegiatan
refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.

56 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

E. Latihan/Kasus/Tugas
LK 1.1 Hakikat Media Pembelajaran
Petunjuk Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan pengertian media pembelajaran
 

2. Edgar Dale mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang


paling konkret sampai dengan yang paling abstrak. Gambarkan tingkatan
tersebut!

3. Jelaskan manfaat media pembelajaran?

4. Menurut teori komunikasi ada tiga komponen penting dalam proses


penyampaian pesan, sebut dan jelaskan!
 

57
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

LK 1.2 Jenis Media Pembelajaran


Petunjuk Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan jenis media pembelajaran dilihat dari sifatnya!

2. Jelaskan media pembelajaran dilihat dari kemampuan jangkauannya!

3. Jelaskan media pembelajaran dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya!

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multimedia!

LK 1.3 Pemanfatan TIK dalam Pembelajaran


Pada kegiatan ini, Bapak dan Ibu diharapkan dapat memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Pada tugas ini ada dua hal yang Bapak dan Ibu harus kerjakan yaitu
(1) Memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran, dan (2) Memanfaatkan
internet sebagi sumber belajar.

58 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
Buatlah media pembelajaran berbasis komputer program microsof powerpoint.
Pilihlah salah satu KD dalam permen no 24 Tahnu 2016, lalu buatlat bahan
presentasi dengan powerpoint.

LK 1.4 Pemanfatan Internet Sebagai Sumber Belajar


Pada saat mengerjakan tugas nomor LK 1.3, manfaatkanlah internet untuk
menemukan bahan-bahan pembelajaran tersebut. Gunakan situs pencari yang
relevan, misalnya google, yahoo, Altavista, Webcrawler, Lycos Searchindonesia,
dan lain-lain. Uraikanlah langkah-langkah memanfaatkan internet dalam mecari,
mengolah, dan menyusun media. Tuangkan dalam powerpoint untuk
dipresentasikan pada kegiatan IN 2.

59
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

F. Rangkuman
Kata media berasal dari bahasa Latin, medius dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium. Secara harfiah berarti “perantara“ atau “pengantar”. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat


visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan
secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media.

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi


kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki seorang pendidik dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan
media pengajaran.

Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media


pembelajaran meliputi tujuan,sasaran didik, Karakteristik media yang
bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, Konteks penggunaan, dan mutu Teknis

Jenis Media
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas Media auditif, Media visual, Media
audiovisual, dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke
dalamMedia yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,seperti radio dan
televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-
kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
Serta Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,
seperti film slide, film, video, dan sebagainya. Dilihat dari cara atau teknik
pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam media yang diproyeksikan, dan
media yang tidak diproyeksikan.

Multimedia merupakan media pembelajaran yang dapat menyajikan unsur media


secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis, dan film. Multimedia sering
diidentikkan dengan komputer, internet, dan pembelajaran berbasis komputer
(CBI).

60 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara untuk
menyampaikan informasi atau pengetahuan yang berupa audio dan visual untuk
keperluan pembelajaran. Media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi komunikasi interaktif
guru dengan peserta didik secara efektif.

Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu

Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media


pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi
yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.

Karakteristik Media Pembelajaran.


Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu
memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media
pembelajaran secara bervariasi

Prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 238) yaitu Tujuan,
Keterpaduan (validitas), Keadaan peserta didik, Ketersediaan, Mutu teknis, Biaya
selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang
sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara
tuntas.

Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran


Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
baik sebagai media, alat peraga, maupun sebagai sumber belajar. Media
pembelajaran yang dipandang segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa
hardware dan software merupakan teknologi pembelajaran yang harus
dikembangkan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan pendorong utama Computer Assisted Learning (CAL) yakni
penerapan komputer dalam pembelajaran dan pemanfaatan internet khusunya
broser sebagai sumber belajar.

61
   
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Pemanfaatan TIK dalam pembelajran ini, khususnya penerapan komputer ini


dibagi atas empat program yakni, (1) Microsoft word, (2) Microsoft exel, (3)
Microsoft Powerpoint, dan (4) internet sebagai sumber belajar

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!
1. Apa yang Bapak dan Ibu pelajari dalam kegiatan pembelajaran media
pemanfatan TIK dalam pembelajaran?

2. Setelah memahami materi media pembelajaran dan TIK, apa yang akan
Bapak dan Ibu lakukan dalam pembelajaran di kelas?

3. Apa masalah yang Bapak dan Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran Media Pembelajaran dan TIK?

62 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Kunci Jawaban Latihan/Kasus

LK-1.1. Media Pembelajaran


1. Media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai
pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud
adalah materi atau isi pelajaran. Keberadaan media dimaksudkan agar pesan
dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Jika media
adalah sumber belajar, secara luas dapat diartikan bahwa manusia, benda,
ataupun peristiwa yang memungkinkan peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, dapat dikatagorikan sebagai media.
2. Edgar Dale mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang
paling konkret sampai dengan yang paling abstrak

3. Memosisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat


dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran. Keberadaan media
dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik. Bila media adalah sumber belajar, secara luas dapat diartikan
bahwa manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dapat disebut sebagai media.

63
   
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan/Kasus 

4. Menurut teori komunikasi ada tiga komponen penting dalam proses


penyampaian pesan, yakni sumber pesan, media penyalur pesan, dan
penerima pesan.
5. Fungsi pendekatan sistem pada media pembelajaran adalah mendorong
penggunaan media sebagai bagian yang integral dalam program
pembelajaran.

LK 1.2 Jenis Media Pembelajaran

1. Jenis media pembelajaran dilihat dari sifatnya


a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media
visual adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai
bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan sebagainya.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya,
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2. Jenis media pembelajaran dilihat dari kemampuan jangkauannya
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan
televisi. Melalui media ini, peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau
kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan
ruangan khusus.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,
seperti film slide, film, video, dan sebagainya.

64 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
3. Media pembelajaran dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya
a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi
khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film slide, overhead projector (OHP) untuk
memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam
ini, media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan
sebagainya.
4. Keunggulan media video adalah dapat menstimulasi efek gerak, dapat diberi
suara ataupun warna, tidak memerlukan keahlian khusus dalam
penyajiannya, serta tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
5. Multimedia merupakan media pembelajaran yang dapat menyajikan unsur
media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis, dan film.
Multimedia sering diidentikkan dengan komputer, internet, dan pembelajaran
berbasis komputer (CBI).

65
   
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan/Kasus 

LK 1.3 Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Hasil kerja peserta akan sangat bervariasi sesuai dengan KD yang dipilih. Tugas
dibuat dalam program microsof power point.

LK 1.4 Pemanfatan Internet sebagai Sumber Belajar

Hasil kerja peserta akan sangat bervariasi sesuai kreasi dan kreatifitas peserta.

66 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Evaluasi

Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal berikut!

1. Berikut ini yang merupakan pengertian media pembelajaran yang


dikemukakan oleh Schramm adalah…
A. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
B. Alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran.
C. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima
D. Alat bantu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

2. Media pembelajaran yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap


seperti suara, animasi, video, grafis, dan film. Media ini sering diidentikkan
dengan komputer, internet, dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).
Media yang dimaksud adalah
A. audio
B. audio-visual
C. multimedia
D. Media realitas

3. Berikut ini yang merupakan jenis media berdasarkan sifatnya adalah….


A. visual, audiovisual, multimedia
B. auditif, multimedia, audiovisual
C. auditif, visual, audiovisual
D. Multimedia, visual, dan auditif

4. Berdasarkan kelompok instruksional media slide termasuk kelompok


media....
A. Proyek Visual diam
B. Proyek visual diam dengan audio
C. Benda
D. Komputer

67
   
 
 
 
Evaluasi 

5. Cermatilah pernyataan berikut!


1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis
2) Mengatasi kekurangan pendidik
3) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
4) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif siswa.
5) Urutan pembelajran lebih runtut dan terperinci.
6) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
7) Membangkitkan motivasi belajar siswa
Yang merupakan manfaat media adalah….
A. (2) (3) (4)
B. (2) (4) (5)
C. (3) (5) (6)
D. (2) (5) (6)

6. Ibu Febi Eulia, akan mengajarkan kompetensi dasar “Menyajikan data


rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan
alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll) dengan
memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis.
Media yang paling tepat digunakan oleh ibu Febi Euliah adalah..
A. Video tentang tarian daerah
B. Gambar tarian daerah
C. Gambar alat musik daerah
D. Musik tradisional

7. Berikut ini yang merupakan cara memasukkan tabel yang tepat pada teks
dokumen adalah…
A. Klik insert lalu klik toll klik add a table kemudian atur jumlah kolom dan
baris lalu klik ok
B. Klik home lalu klik add a table kemudian atur jumlah kolom dan baris lalu
klik oke
C. Klik inser lalu klik add a table kemudian atur jumlah kolom dan baris lalu
klik ok
D. Klik home lalu klik add a table klik toll kemudian atur jumlah kolom dan
baris lalu klik ok

68 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 
8. Untuk memudahkan perincian dalam dokumen pada program microsoft word
dibuat bullet dan penomoran. Menu bar yang tepat difungsikan adalah….
A. insert
B. file
C. home
D. design

9. Menu bar yang digunakan untuk mengubah format background Slide


untuk setiap slide adalah…
A. design
B. transition
B. animation
C. insert

10. Perhatikanlah langkah untuk mencari bahan pembelajaran materi teks


eksemplum pada situs google yang diacak berikut!
1. Kunjungi situs Kunjungi situs Google (http//www.google.com).
2. Pada kolom isian kata kunci ketikkan frasa teks eksemplum
3. Pilih folder penyimpanan
4. Pilih save Target As, klik save as
5. Tampilkan kotam menu dengan klik kanan mouse
6. Klik tombol save
Urutan langkah mencari bahan pelajaran materi teks eksemplum di internet
yang tepat adalah….

A. 1 2 4 5 3 6
B. 1 2 5 4 3 6
C. 1 2 3 6 5 4
D. 1 2 3 4 5 6
 

69
   
 
 
 
Evaluasi 

KUNCI JAWABAN

1 A 6 A

2 C 7 A

3 C 8 C

4 A 9 A

5 C 10 B

70 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Penutup

Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul Guru Pembelajar Bahasa


Indonesia SMP Kelompok Kompetensi E ini, Bapak dan Ibudiharapkan tidak lagi
mengalami kesulitan dalam pengembangan pembelajaran efektif di kelas. Apalagi
materi-materi tersebut tidak bisa hindari. Guru sepatutnya mendapatkan
pemahaman terhadap kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi
yang ideal merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan
pada setiap pertemuan.

Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik;
bisa menambah wawasan bagi Bapak dan Ibuyang tentu saja hal itu bisa
berimplikasi pada pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat
umum, paparan tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa
dikembangkan lagi sesuai dengan KD yang akan Bapak dan Ibusampaikan
kepada para siswa.

71
   
 

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Daftar Pustaka

Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada.

Bunafit. 2008. 25 Aplikasi Windows Populer dengan Visual Basic 6.0. Jakarta PT
Elex Media Komputindo.

Denny, Richard. 2006. Communicate to Win, Kiat Komunikasi yang Efektif dan
Imresif. Jakarta Gramedia.

DePorter, Bobi & Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenang. Bandung Kaifa

DePorter, Bobi, dkk. 2010. Quantum Teaching, Mempraktikan Quantum Learning


di Ruang-ruang Kelas. Bandung Kaifa.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta.

Egan, Kieran. 2009. Pengajaran yang Imajinatif. Jakarta Indeks.

Harjanto. 1997. Perencanaa Pengajaran. Jakarta PT Rineka Cipta

Hernawati, Kuswari. 2011. E-Learning Adaptif Berbasis Karakteristik Peserta


Didik.http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/adaptif%20elearning.pdf

Hollingswort, Pat & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif, Meningkatkan


Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta Indeks.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Prenada


Media.

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan Komputer. Jakarta Rajawali


Pers Tirtarahardja.

Putra, Yovan P. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung Yrama Widya.

Purbo, Onno W. 2002 Teknologi Warung Internet. Jakarta Elex Media


Komputindo.

Rahadi, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar

73
   
 
 
 
Daftar Pustaka 

Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta Rajawali.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta Kencana

Soelarko, R.M. 1995. Audio Visual Media Komunikasi Ilmiah Pendidikan


Penerangan. Bandung Binacipta

Sudjana, Nana dan Sudjana, Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung
Sinar Baru Algendindo.

Susilana, Rudi & Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung Wacana
Prima.

 Tim Labkom UMM. (2013) Microsoft Power Point. https//www.google.co.id/#q=


panduan= singkat+ powerpoint

Tim Labkom. UMM (2013) Microsoft Word https//www.google.co.id/#q=


panduan +singkat+microsoft+word+2013+pdf

Tim Labkom. UMM (2013) Microsoft exel https//www.google.co.id/#q= panduan


+singkat+microsoft+exel+2013+pdf

74 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 
 

Glosarium

Audio visual gerak : Suara dan gambar bergerak

Audio :  Suara

Diagram :  Lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan


untuk menjelaskan sarana, prosedur, serta kegiatan
yang biasa dilaksanakan dalam suatu sistem. Disebut
juga bagan 

Media audiovisual :  Jenis media yang selain mengandung unsur suara


juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,
misalnya, rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara, dan sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama
dan kedua.
Media auditif   :  media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
Media realia :  semua media nyata yang ada di lingkungan alam,
baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah
diawetkan. Media-media yang terdapat di lingkungan
sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa
yang langsung dapat kita pergunakan sebagai
sumber belajar 

Media visual :  media yang hanya dapat dilihat saja, tidak


mengandung unsur suara. Jenis media yang
tergolong ke dalam media visual adalah film slide,
foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai
bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan
sebagainya.

75
   
 
 
 
Glosarium 

Multimedia :  media pembelajaran yang dapat menyajikan unsur


media secara lengkap seperti suara, animasi, video,
grafis, dan film. Multimedia sering diidentikkan
dengan komputer, internet, dan pembelajaran
berbasis komputer (CBI).

video player :  Alat elektronik pemutar

visible :  tanda yang dapat dilihat pada keterampilan berbicara.

visual diam :  Gambar diam

visual gerak :  Gambar bergerak

76 
 
 

  i 
 
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E
PROFESIONAL:
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA

Penulis:
Drs. Mudini (e-mailbangdinik@gmail.com)
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Rien Hermawaty, M. Hum. (rien_chan07@yahoo.com)

Penelaah :
Muh. Arsyidin CH, S.Pd. M. (arsyidin37mks@gmail.com)
Fitria Liza, S.Pd. (fitria.liza.fl@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi .............................................................................................................. iii 
Daftar Gambar .................................................................................................... iv 
Daftar Tabel ......................................................................................................... iv 
Pendahuluan ........................................................................................................ 1 
A.  Latar Belakang ........................................................................................... 1 
B.  Tujuan ........................................................................................................ 3 
C.  Peta Kompetensi ....................................................................................... 3 
D.  Ruang Lingkup ........................................................................................... 4 
E.  Cara Penggunaan Modul ........................................................................... 4 
Kegiatan Pembelajaran 1 Keterampilan Berbicara......................................... 11 
A.  Tujuan ...................................................................................................... 11 
B.  Indikator Ketercapaian Kompetensi ......................................................... 11 
C.  Uraian Materi ........................................................................................... 11 
D.  Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 24 
E.  Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 27 
F.  Rangkuman ............................................................................................. 30 
G.  Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Refleksi ................................................. 31 
Kegiatan Pembelajaran 2 Keterampilan Membaca ......................................... 33 
A.  Tujuan ...................................................................................................... 33 
B.  Indikator Ketercapaian Kompetensi ......................................................... 33 
C.  Uraian Materi ........................................................................................... 33 
D.  Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 46 
E.  Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 48 
F.  Rangkuman ............................................................................................. 53 
G.  Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 53 
Kegiatan Pembelajaran 3 Keterampilan Menulis ........................................... 55 
A.  Tujuan ...................................................................................................... 55 
B.  Indikator Ketercapaian Kompetensi ......................................................... 55 
C.  Uraian Materi ........................................................................................... 55 
D.  Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 74 
E.  Latihan/ Tugas/Kasus .............................................................................. 77 
F.  Rangkuman ............................................................................................. 82 
G.  Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 83 
 

  iii 
 
 

Kegiatan Pembelajaran 4 Teori dan Genre Sastra.......................................... 85 


A.  Tujuan ...................................................................................................... 85 
B.  Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ................................ 85 
C.  Uraian Materi............................................................................................ 85 
D.  Aktivitas Pembelajaran........................................................................... 117 
E.  Latihan /Tugas/Kasus ............................................................................ 119 
F.  Rangkuman ............................................................................................ 122 
G.  Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................. 123 
Kunci Jawaban Latihan/Tugas ....................................................................... 125 
Evaluasi ............................................................................................................ 135 
Penutup ............................................................................................................ 147 
Daftar Pustaka.................................................................................................. 149 
Glosarium ......................................................................................................... 153 
 

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ..................................................... 4 
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................................... 5 
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ..................................... 7 
Gambar 4. Iklan Pemberitahuan ................................................................................. 64 
Gambar 5. Iklan Layanan Masyarakat ....................................................................... 64 
Gambar 6. Iklan Penawaran ........................................................................................ 65 
Gambar 7. Struktur teks Eksposisi ............................................................................. 66 
Gambar 8. Bagan Plot ................................................................................................ 114 

Daftar Tabel

Hal.
Table 1. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................... 11 
Table 2. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................... 33 
Table 3. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................... 55 
Table 4. Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia .......................... 120 

iv 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan
negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran
guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan
dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun
sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu:
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan
bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam
rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
dan/atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang
memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional.
Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga professional,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru
untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan melalui

  1 
 
 
 
 
Pendahuluan 

program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-


UKG).

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari


pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat
juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya.

Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah


pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang
diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan
aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang
menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan
Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutanini
dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut
terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul.

Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk


memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan
komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan
kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan
peserta.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru
sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional
Bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan
terhadap: (1) Keterampilan berbahasa (berbicara, membaca dan menulis) (2) Teori
dan Gendre Sastra Indonesia. Kompetensi tersebut merupakan standar minimal
yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki keterampilan berbahasa dan
kebahasaan yang akan mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugas
pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

B. Tujuan
Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat
Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanSekolah Menengah Pertama kelompok
kompetensi profesional. Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh
proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa (berbicara, membaca dan menulis serta teori dan gendre
sastra Indonesia dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan
karakter.

C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas
nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa
Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah
Menengah Pertama. Indikator-indikator pencapaian kompetensi tersebut disusun
menjadi Kegiatan Pembelajaran yang terdiri atas:

Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional


Kompetensi Guru Mapel
Kompetensi Inti (KI) Materi
(KG)
20.4 Memiliki keterampilan
20. Menguasai materi, berbahasa Indonesia Keterampilan
struktur, konsep, dan (berbicara, membaca, dan Berbahasa
pola pikir keilmuan yang menulis)
mendukung mata
20.6 Memahami teori dan Teori dan Genre
pelajaran yang diampu
genre sastra Indonesia Sastra Indonesia

  3 
 
 
 
 
Pendahuluan 

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah


Pertama mendukung kompetensi profesional. Oleh karena itu, modul ini mengkaji
bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia
untuk guru sekolah menengah pertama.

Gambaran tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam


kegiatan pembelajaran berikut.

1. Keterampilan berbicara
2. Keterampilan membaca
3. Keterampilan menulis
4. Teori dan gendre sastra

E. Cara Penggunaan Modul


Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah ini.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi,
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
 langkah-langkah penggunaan modul.

  5 
 
 
 
 
Pendahuluan 

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
BerkelanjutanSMP Kelompok Kompetensi E “Keterampilan Berbahasa
Indonesia, Teori dan Gendre Sastra”, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran
menggunakan pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi
secara langsung di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh yaitu menerapkan


pemahaman materi-materi yang terdapat pada kajian materi. Pada
aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan, dan mengolah data sampai pada membuat kesimpulan
kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan,
sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas
bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

e. Persiapan Tes Akhir


Pada kegiatan ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2
(In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut.

  7 
 
 
 
 
Pendahuluan 

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat
pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)
 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E,
Keterampilan Berbahasa, Teori, dan Gendre Sastra, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar.Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
 Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang
secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan
menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming,
simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana
pembelajaran pada on the job learning.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

c. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E
Keterampilan Berbahasa, Teori, dan Gendre Sastra guru sebagai
peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-
tugas yang ditagihkan kepada peserta.
 Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah
disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi
yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara
langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui
tagihan berupa lembar kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan
ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak
mengikuti tes akhir.

  9 
 
 
 
 
Pendahuluan 

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi


kompetensi E Keterampilan Berbahasa, Teori, dan Gendre Sastra, teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Pada modul ini dipersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK.1.1 Konsep Berbicara TM, IN1
2. LK.1.2. Melengkapi Teks Wawancara TM, ON
3. LK.1.3. Tanggapan Dalam Diskusi TM, ON
4. LK.2.1 Pengertian Membaca TM, IN1
5. LK.2.2. Aplikasi Keterampilan Membaca TM, ON
6. LK.2.3 Penilaian Berbasis Kelas TM, ON
7. LK.3.1 Konsep menulis TM IN1
8. LK.3.2. Praktik Menulis TM ON
9. LK.3.3 Menulis Teks Eksposisi TM ON
10. LK.3.4 Penilaian Berbasis Kelas TM ON
11. LK.4.1 Teori Sastra: Puisi, Prosa dan Drama. TM, IN1

11 LK.4.2 Genre Sastra TM IN1

12 LK.4.3 Unsur-Unsur Karya Satra TM ON

13 LK.4.4 Penilaian Berbasis Kelas TN ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

10 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kegiatan Pembelajaran 1
Keterampilan Berbicara

A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan ini Bapak dan Ibu dapat memahami ihwal keterampilan
berbicara dengan baik, dapat meningkatkan keterampilan tersebut di berbagai
kepentingan sekolah dan kehidupan sehari-hari dengan didasari sikap percaya
diri, kemandirian, toleransi, dan saling menghargai.

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi


Table 1. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


20.4 Memiliki 20.4.1 Menjelaskan konsep, prinsip, dan
keterampilan berbahasa prosedur berbahasa secara lisan
Indonesia (Berbicara) (berbicara)
20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara deskrit.
(berbicara)
20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara
integratif (berbicara)
20.4.4 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa berdasarkan
konteks akademis, formal,
vokasional (berbicara)
20.4.5 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara lisan.
(Dialog)
 

C. Uraian Materi
1. Pengertian Berbicara

Tentu Bapak dan Ibu sudah tidak asing lagi mendengar atau membaca istilah
“berbicara”, bahkan Bapak dan Ibu setiap saat melakukan kegiatan bicara.
Ami dikatakan berbicara ketika ia mengucapkan “Assalamualaikum” kepada
ibunya. Ibu Rita dikatakan berbicara ketika membincang kenaikan iuran listrik

  11 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

dalam pengajian. Ketua RT dikatakan berbicara saat mengajak warganya


bekerja bakti membersihkan jalan dan selokan. Dihan dikatakan berbicara
ketika ia bertanya kepada gurunya tentang pelajaran yang ia belum ketahui.
Sebagai guru, Bapak dan Ibu dikatakan berbicara ketika menjelaskan atau
menjawab pertanyan siswa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016:114) mendefinisikan berbicara


sebagai kegiatan berkata, bercakap, berbahasa; melahirkan pendapat
dengan perkataan, tulisan , dan sebagainya atau berunding. Sementara itu,
Henry Guntur Tarigan (1983 :15) berpendapat bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan,
dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka
ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.

Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan (1990: 149) menyatakan


bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa
lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian
sangat erat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli,
tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba
mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula.
Sementara itu, Arsjad dan Mukti (1993: 23) mengemukakan pula bahwa
kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan


ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

12 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

2. Prinsip- prinsip Berbicara

a. Berbicara sebagai Keterampilan Deskrit


Kata ‘deskrit’ diadaptasi dari bahasa Inggris (discrete) yang artinya
terpisah atau tersendiri. Dalam hal ini, berbicara diartikan sebagai
keretampilan tersendiri yang tidak terintegrasi dengan keterampilan
berbahasa yang lain (menyimak, membaca, dan menulis).

Berikut ini diuraikan prinsip-prinsip keterampilan berbicara.


1) Berbicara adalah proses adaptif
Berbicara merupakan sarana komunikasi seseorang dengan
lingkungannya. Berbicara digunakan sebagai sarana penyesuaian diri
seseorang, termasuk dalam rangka mempelajari dan mengontrol
kondisi dan lingkungan sekitar. Ketika seseorang ingin diakui sebagai
bagian dari komunitas masyarakatnya, salah satu cara yang harus ia
tempuh adalah dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
masyarakat itu. Demikian halnya apabila ingin mempelajari budaya
sekitarnya, seseorang harus memahami pula bahasa masyarakat itu
secara mendalam. Bagaimanapun bahasa merupakan implementasi
kegiatan berbudaya suatu kelompok masyarakat.

2) Berbicara adalah ekspresi kreatif


Melalui kegiatan berbicara, seseorang tidak sekadar menyatakan ide,
tetapi juga mengungkapkan sikap dan kepribadiannya. Dalam hal ini
ada ungkapan, “bahasa adalah pembeda kelas.” Melalui pembicaraan
seseorang akan tergambar banyak hal tentang keadaan jiwa orang itu,
termasuk latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan kemampuan
intelektualnya.

3) Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman


Berbicara juga sangat dipengaruhi oleh kekayaan ataupun keluasan
pengalaman seseorang. Semakin kaya pengalaman seseorang
semakin mendalam dan berkualitas pembicaraan orang itu.
Sebaliknya, seseorang yang kurang pengalaman, akan tampak kering
dan dangkal pembicaraan orang itu. Pembicaraan orang itu pun tidak
menarik.

  13 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

4) Berbicara sarana memperluas cakrawala


Di samping sarana untuk menuangkan pengalaman, berbicara dapat
menjadi sarana untuk mengetahui banyak hal. Dengan berbicara,
orang itu sesungguhnya sedang berusaha untuk memperluas sesuatu
yang diketahuinya.

5) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari


Seseorang yang ingin meningkatkan kemampuan berbicaranya, ia
perlu belajar dengan orang lain yang lebih fasih. Baik itu dalam hal
ekspresi, intonasi, lafal, dan unsur-unsur berbahasa lainnya, dapat
ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Semakin banyak berlatih
berbicara, semakin dikuasai keterampilan itu. Dengan banyaknya
sekolah-sekolah dan pelatihan berbicara, hal itu membuktikan bahwa
keterampilan tersebut dapat dipelajari. Tidak ada orang yang
langsung terampil berbicara tanpa proses latihan. Berbicara adalah
tingkah laku yang harus dipelajari dan bisa dikuasai.

b. Berbicara sebagai Keterampilan Terintegratif


Berbicara memiliki kaitan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya,
yaitu menyimak, membaca, dan menulis.

1) Hubungan Berbicara dengan Menyimak


Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun
berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling
melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan
sebagainya. Dalam komunikasi lisan, pembicara dan penyimak
berpadu dalam suatu kegiatan yang resiprokal berganti peran dari
pembicara menjadi penyimak, dan dari penyimak menjadi pembicara.

2) Hubungan Berbicara dengan Membaca


Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi.
Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan
berfungsi sebagai penyampai informasi. Membaca bersifat reseptif

14 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima


informasi.

Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan


membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak
informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang
bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang
diperolehnya antara lain melalui berbicara.

3) Hubungan Berbicara dengan Menulis


Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-
ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi.
Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui
bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan
menulis disalurkan melalui bahasa tulis.

Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh


melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan
menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara
menunjang keterampilan menulis. Demikian halnya, keterampilan
menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan menulis pun
menunjang keterampilan berbicara. Misalnya, ketika seorang penulis
mengetahui kaidah berbahasa baku, maka ia cenderung relatif benar
pula ketika menyampaikan tuturan-tuturan di saat berpidato ataupun
berceramah. Tuturannya akan lebih tertib dan lebih berkaidah
ketimbang seseorang yang tidak tahu aturan-aturan berbahasa dalam
ragama bahasa tulis.

3. Tujuan Berbicara

Kegiatan berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni (1)


berbicara untuk tujuan transaksional dan (2) berbicara untuk tujuan
interaksional. Fungsi transaksional mementingkan transfer informasi,
sedangkan fungsi interaksional mementingkan hubungan sosial. Berbicara
berkategori fungsional umumnya berbentuk monolog dan kegiatan
transaksional berbentuk dialog. Kegiatan berpidato ataupun penyampaian

  15 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

berita merupakan tergolong ke dalam kegiatan berbicara secara transaksional.


Adapun berbicara berkategori interaksional, antara lain, berdiskusi dan
bercakap-cakap.

Berdasarkan isi yang disampaikannya, terdapat pembagian lain atas tujuan


berbicara, yakni untuk menyampaikan pesan, perasaan, harapan, serta ide
ataupun pendapat, berkomunikasi. Namun, dari sekian itu, ada tiga tujuan
umum berbicara, yakni sebagai berikut.

a. Menghibur
Pembicara menuturkan berbagai hal yang ada pada dirinya dengan tujuan
untuk memberikan rasa senang ataupun suasana gembira pada orang
lain. Untuk itu, penuturannya berupa teks humor-humor, kisah-kisah
jenaka, dongeng dan cerita-cerita fantasi, cerita-cerita ringan, dan
sejenisnya. Kegiatan seperti ini tidak hanya disampaikan oleh seorang
pelawak ataupun juru dongeng, dalam kehidupan sehari-hari pun
pembicaraan yang menghibur sering dilakukan seseorang di tengah-
tengah pembicaraannya yang serius. Dengan cara demikian, suasana
berkomunikasi menjadi akrab dan menyenangkan.

b. Menginformasikan
Tujuan berbicara seperti ini biasanya terjadi ketika seseorang ingin
menjelaskan suatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau
menginterpretasi suatu hal; atau memberi, menyebarkan, atau
menanamkan pengetahuan. Dalam tugas-tugas kesehariannya sebagai
pengajar, pada umumnya guru lebih banyak berperan sebagai penyampai
informasi. Seorang penyuluh pertanian pun, pembicaraannya berisi
dengan penyampaikan informasi. Begitu juga dengan penyiar berita, isi
pembicaraannya didominasi oleh informasi-informasi yang dianggap
penting bagi khalayak. Adapun terkait dengan teks-teks yang bersifat
informatif, antara lain, teks prosedur, eksplanasi, biografi, berita, laporan,
deskripsi, dan sejenisnya.

c. Menstimulasi
Pembicaraan model ini biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat,
agama, ataupun aparat pemerintah. Isi pembicaraannya berisi materi-

16 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

materi tentang pembentukan suatu sikap ataupun kesadaran untuk


berbuat sesuatu. Misalnya, tentang pentingnya toleransi, kejujuran,
ketaqwaan, kesadaran membayar pajak. Pembicaraan seperti ini, juga
sering dilakukan guru untuk membentuk kesadaran pentingnya belajar,
berprestasi, dan sikap-sikap positif lainnya. Seorang juru kampanye,
tukang obat, juru parkir, juga sales, pembicaraanya didominasi oleh nada-
nada persuatif untuk membujuk orang lain supaya melakukan sesuatu
yang diinginkannya.

Di luar tujuan-tujuan itu, seseorang berbicara dapat juga didasari oleh


kepentingan-kepentingan sosial. Seseorang karyawan terlibat di antara
pembicaraan teman-temannya hanya untuk menjaga hubungan baik
dengan para koleganya itu. Hal serupa sering pula dilakukan di dalam
perbincangan keluarga dan di tengah-tengah kehidupan masyarakat pada
umumnya. Keterlibatan seseorang di dalam konteks pembicaraan seperti
itu sering kali didorong oleh keinginan untuk menjalin silaturahim ataupun
kewajiban-kewajiban sebagai anggota dari komunitas tertentu.

Aktualisasi dan ekspresi diri merupakan tujuan lainnya yang mendasari


seseorang berbicara. Seorang siswa yang bericara kepada guru di
tengah-tengah diskusi kelompoknya, sering kali didasari oleh tujuan agar
ia memperoleh pengakuan gurunya bahwa ia tahu atau bisa menjawab
suatu persoalan. Seorang petani bersenandung; itulah cara petani itu di
dalam mengekspresikan diri bahwa dia sedang bergembira. Seorang
pelajar bertutur kata secara puitis; merupakan cara ekspresi remaja itu di
dalam menyatakan kerinduannya pada seseorang. Dari kegiatan
berbicara yang bersifat menstimulasi memungkinkan untuk melahirkan
jenis-jenis teks persuasif, eksposisi, ulasan, tanggapan kritis, dan
sejenisnya.

4. Keterampilan Berbicara Sesuai Konteks Akademis, Formal, Vokasional

Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud


dan tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
sebaiknya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin

  17 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

dikombinasikan, dia harus mengevaluasi efek komunikasi terhadap


pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan
atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3)
menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.

Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat


dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: (a) satu lawan satu, (b) satu lawan
banyak, (c) banyak lawan satu,dan (d) banyak lawan banyak.

Keterampilan berbicara berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, dapat


dikelompokkan menjadi sembilan bentuk, yaitu: (a) memberi perintah atau
instruksi, (b) memberi nasehat, (c) memberi saran, (d) berpidato, (e) mengajar
atau member ceramah, (f) berapat, (g) berunding, (h) pertemuan, (i)
menginterview.

Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat


dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: (a) berbicara formal, (b) berbicara
semi formal dan (c) berbicara informal.

Berdasarkan ragam bahasa terdiri atas :


a. Akademisi: penggunaan bahasa oleh praktisi akademis, misalnya: dosen,
ilmuwan
b. Formal : penggunaan bahasa oleh situasi formal, misalnya : sekolah,
acara resmi
c. Vokasional: penggunaan bahasa pada jurusan atau bidang tertentu,
misalnya: apoteker, notaris

5. Jenis-Jenis Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pihak yang tertuju, berbicara terbagi ke dalam empat jenis, yakni
bicara pada diri sendiri, bicara empat mata, bicara dalam kelompok, dan
berbicara di depan umum.

a. Berbicara pada diri sendiri (monolog) dilakukan seseorang ketika


merenung atau memikirkan sesuatu, baik tentang dirinya sendiri ataupun

18 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

hal yang di luar dirinya. Berbicara pada diri sendiri pada umumnya tidak
dilisankan. Berbicara pada diri sendiri seolah-olah tidak penting sehingga
terlewatkan begitu saja di dalam kehidupan seseorang. Padahal cara ini
dapat melahirkan sikap bijak dan kecerdasan, yang kemudian
terekspersikan dengan budi bahasa dan perilaku.

b. Berbicara empat mata (dialog) dilakukan dalam percakapan sehari-hari,


baik langsung bertatap muka ataupun melalui media (telepon). Caranya
dengan bergiliran, bersifat situasional, dan spontan. Pada umum
bersifatnya nonformal. Isi pembicaraan sering kali tidak terfokus pada satu
topik. Salah satu jenis berbicara empat mata yang lebih tertata adalah
wawancara.

Wawancara adalah proses dialog antara orang yang mencari informasi


dengan orang yang memberikan informasi. Pemberi informasi biasanya
adalah seorang ahli, yang menjadi spesialis dalam satu bidang tertentu,
atau yang dianggap mengenal dan mengetahui suatu masalah secara
baik. Si penanya mengharapkan informasi yang luas dan lengkap atas apa
yang ditanyakan.

Berwawancara memiliki dua tahapan, yakni persiapan dan pelaksanaan.


Pada tahap pelaksanaan terbagi atas (1) tahap pembukaan, (2) tahap inti,
dan (3) tahap akhir. Pada tahap persiapan hal yang harus diperhatikan
pewawancara adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan wawancara yang akan dilaksanakan.


2) Menentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai
dengan tujuan wawancara.
3) Jenis-jenis informasi, keterangan, atau data yang dapat dijadikan
bahan pertanyaan dalam.
4) Memilih narasumber yang dapat memberikan informasi, keterangan,
atau data yang diperlukan.
5) Menghubungi narasumber sebelum wawancara dilaksanakan dan
membuat kesepakatan berkaitan dengan teknik pelaksanaan
wawancara, misalnya mengenai waktu, tempat, dan sebagainya.

  19 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

6) Menyusun pokok-pokok pertanyaan yang akan digunakan dalam


wawancara.
Di awal wawancara, pewawancara memperkenalkan diri sekaligus
mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. Pewawancara
hendaknya mengikuti tata aturan dan kesopanan, baik dalam penampilan
maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendiknya rapi, bersih dan
enak dipandang. Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah
menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan
orang yang diwawancarai.

Supaya proses tanya jawab berlangsung dengan baik, pewawancara


sebaiknya mengenal lebih jauh mengenai identitas atau
keterangan-keterangan yang berkenaan dengan pribadi narasumber.
Pada tahap inti, pewawancara mengajukan pertanyaan secara sistematis,
jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan
situasi dan waktu. Pertanyaan-pertanyaan hendaknya disampaikan
dengan ramah sehingga dapat menciptakan suasana akrab dengan orang
yang diwawancarai. Selama proses wawancara berlangsung,
pewawancara hendanya bersikap sebagai pihak yang netral. Artinya, ia
tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, ataupun konflik-
konflik lainnya yang mungkind kemukakan narasumber. Pewawancara
mencatat data penting yang dikemukakan oleh orang narasumber.

Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.


Pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan
pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada
kesempatan lain. Tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.

c. Berbicara dalam kelompok dalam bentuk diskusi dengan melibatkan


banyak orang. Kegiatan semacam ini pada umumnya berlangsung dalam
situasi formal. Keterfokusan topik dan keberaturan lalu lintas pembicaraan
sengaja diatur dengan perlunya kehadiran pihak moderator. Di samping
kejelasan argumen, berbicara dalam kelompok juga memerlukan
kesiapan berbeda pendapat. Berikut ini diuraikan materi berdisuksi secara
lebih rinci.

20 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Secara etimologi diskusi berasal dari kata, “discuture” berarti suatu


pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat
sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikannya.
Secara umum pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan
dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan,
saling tekar informasi, saling berpendapat dalam memecahkan sebuah
masalah tertentu. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2016) diskusi
diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah.

Agar dikusi dapat terlaksana dengan efektif dan efesien, maka diperlukan
prosedur sebagai berikut.

1) Persiapan
Persiapan adalah langkah awal yang penting dalam melakukan
diskusi yang efektif. Pada tahap persiapan beberap hal yang harus
diperhatikan adalah: (a) Merumuskan tujuan berdiskusi, (b)
Menetapkan masalah yang akan dibahas. (c) Merumuskan jenis
diskusi yang dilakuakn sesuai dengan tujuan diskusi yang telah
dirumuskan. (d) Mempersiapakan segala sesuatu yang yang
diperlukan saat berdiskusi, misalnya ruang, pengaturan kursi, petugas
diskusi yakni moderator, notulis dan tim perumus.

2) Pelaksanaan Diskusi
Adapun langkah yang dilakukan, pada tahap pelaksanaan diskusi
adalah sebagai berikut. (a) Memastikan segala sesuatu yang
dibutuhkan telah lengkap. (b) Memberikan pengarahan sebelum
dilaksanakan diskusi, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan. (c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan
main yang telah ditetapkan. Sebaiknya memerhatikan suasana atau
iklim diskusi yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan, dan lain sebagainya. (d) Memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan
gagasan dan ide-idenya. (e) Mengendalikan pembicaraan kepada

  21 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

pokok persoalan yang sedang dibahas agar masalah tetap fokus dan
tidak melebar.

3) Menutup Diskusi
Pada tahap menutup diskusi, notulen membuat pokok-pokok
pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
Sekanjtnya mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat
dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.

6. Faktor-faktor Penentu Kegiatan Berbicara

Sekurang-kuragnya ada lima faktor yang menjadi penentu seseorang dalam


berbicara, terutama pada cara dan ragam bahasanya. Faktor-faktor itu adalah
orang yang diajak berbicara, topik pembicaraan, media yang digunakan,
tempat, dan waktu berlangsungnya pembicaraan. Faktor-faktor itu terkait
dengan pertanyaan-pertanyaan berikut.

a. Dengan siapa kita berbicara?


b. Apa yang kita bicarakan?
c. Dengan apa kita berbicara?
d. Di mana dan kapan kita berbicara?

Berikut uraian keempat faktor berbicara di atas.

a. Orang yang diajak bicara


Faktor ini sangat menentukan gaya bicara kita. Cara dan ragam bahasa
yang kita gunakan sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, status
sosial, dan latar belakang budaya penyimak. Berbicara dengan anak-anak
tentunya akan berbeda dengan ketika berbicara dengan remaja ataupun
orang tua. Demikian pula ketika berbicara dengan perempuan sedikit
banyak berbeda pula dengan ketika berbicara dengan laki-laki.
Perbedaan-perbedaan itu akan dipengaruhi pula oleh status sosial
pembicara, seperti ketokohannya di masyarakat, serta budayanya.

22 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

b. Isi pembicaraan
Isi ataupun topik pembicaraan sangatlah bermacam-macam, mulai dari
keagamaan, politik, pendidikan, sosial, budaya, sampai pada masalah
gosip atau hiburan. Topik-topik tersebut juga berpengaruh pada cara kita
berbicara. Misalnya, berbicara masalah keagamaan cenderung lebih
serius ketimbang ketika berbicara tentang gosip para artis. Mengobrol
tentang masalah pendidikan umumnya menggunakan ragam bahasa
formal. Hal itu berbeda dengan ketika berbicara tentang pentas organ
tunggal di pesta pernikahan tetangga. Bahasa yang digunakan lebih
sering menggunakan ragam santai.

c. Media yang digunakan


Suatu pembicaraan dapat menggunakan berbagai media: langsung,
mikrofon (speaker), telepon. Penggunaan media-media itu berimplikasi
pada cara berbicara seseorang. Berbicara dengan telepon harus lebih
lugas dan bahasa yang lebih sistematis daripada dengan bertatap muka
langsung. Walaupun pendengarnya sama-sama jauh, berbicara dengan
mikrofon tidak perlu berteriak-teriak seperti halnya ketika berciara
langsung.

d. Tempat pembicaraan
Faktor tempat juga mempengaruhi gaya berbicara seseorang. Gaya
berbicara di kantor ataupun di sekolah berbeda dengan ketika di
perjalanan walaupun orang yang terlibat itu sama. Perbedaan itu akan
tampak, terutama pada pilihan katanya. Walapun dengan adik, pilihan kata
yang kita gunakan akan lain ketika berbicara di tempat umum, lain pula
ketika berada di rumah.

e. Waktu pembicaraan
Dalam hal ini faktor waktu berkaitan dengan situasi, misalnya santai dan
resmi. Walaupun di rumah, tetapi ketika berlangsung pesta pernikahan,
cara bicara seorang suami kepada istrinya harus berbeda dengan ketika
mereka sedang berdua.

  23 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan

Kegiatan yang akan Bapak dan Ibu lakukan adalah memperdalam


pemahaman tentang keterampilan berbicara dan dapat menerapkannya
dengan disertai pengembangan sikap bergotong royong, berupa kemampuan
untuk bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok. Selain itu, Bapak dan Ibu juga mengembangkan sikap menghargai
pendapat dan hasil pekerjaan peserta/kelompok lain dan percaya diri dalam
mempresentasikan tugas-tugas yang diberikan.

Bapak dan Ibu pun diharapkan dapat memiliki sikap bertanggung jawab dan
integritas atas tugas dan hasil-hasil diskusi kelompok/kelas. Selain itu,
diharapkan juga mengembangkan sikap kemandirian saat mengerjakan
tugas-tugas mandiri.

2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu diminta untuk menyampaikan berbagai
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat
mengajarkan keterampilan berbicara. Agar kegiatan curah pendapat berjalan
dengan baik, Bapak dan Ibu menjawab pertanyaan berikut ini!

1. Pernahkah Bapak dan Ibu berwawancara, berdiskusi,


berpidato atau khotbah?
2. Apakah Bapak dan Ibu mengalami kesulitan? Apa saja
kesulitan itu dan bagaimana mengatasinya?
3. Bagaimanakah cara berwawancara, berdiskusi dan
berpidato yang baik?

3. Mendalami Materi
a. Pengembangan sikap gotong royong diharapkan bisa tumbuh melalui
kegiatan bekerja sama di dalam berdiskusi kelompok mendalami materi-

24 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

materi berbicara. Diharapkan dapat saling menghargai pendapat dari


kelompok lainnya.
b. Untuk itu, peserta dibagi ke dalam lima kelompok. Setiap kelompok
memperhatikan materi-materi di dalam modul ini dan dengan
melaksanakan pembagian tugas dengan didasari rasa tanggung jawab.
1. Kelompok I mendalami materi tentang pengertian berbicara
2. Kelompok II mendalami materi tentang prinsip-prinsip berbicara
3. Kelompok III mendalami materi tentang tujuan-tujuan berbicara
4. Kelompok IV mendalami materi tentang jenis-jenis berbicara
5. Kelompok V mendalami materi tentang tentang faktor-faktor penentu
keterampilan berbicara.
6. Peserta secara berkelompok menyusun bagian-bagian penting dari uraian
tersebut dan menuangkannya ke dalam bentuk power point. Peserta
diharapkan bisa bekerja sama dan berpartisipasi aktif di dalam kegiatan ini.
7. Setiap kelompok menunjuk 1-2 orang perwakilan yang akan
mempresentasikan hasil diskusinya.
8. Secara bergiliran, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain. Sikap saling
menghargai pendapat peserta lain diharapkan dapat muncul di dalam
tahap kegiatan ini.
9. Berdasarkan hasil presentasi kelompok, Bapak dan Ibu mengerjakan LK
1.1. tentang konsep berbicara secara mandiri.

4. Menganalisis Teks Wawancara.


a. Pada kegiatan ini, Bapak dan Ibu akan menganalisis teks wawancara.
Pada kegiatan ini diharapkan Bapak dan Ibu dapat memahami cara
berwawancara yang baik. Kerjakanlah secara mandiri dan penuh rasa
tanggung jawab.
b. Analisislah dari segi bentuk, pembuka wawancara, isi, dan penutup.Selain
itu cermati pula bahasa yang digunakan, kesantunan, dan ketepatan
pertanyaan yang diajukan.
c. Untuk mengerjakan tugas ini, Bapak dan n Ibu menggunakan LK 1.2.
menaganalisis teks wawancara.
d. Tuangkahlah hasil kerja ke dalam bentuk power point untuk

  25 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

dipresentasikan pada kegiatan in service ke 2

5. Mengaplikasikan keterampilan berbicara


Melengkapi teks wawancara.
1. Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu mengembangkan sikap kemandirian
dengan melengkapi teks wawancara yang dirumpangkan.
2. Bacalah dengan cermat teks rumpang yang disajikan pada LK 1.3.
3. Secara mandiri, setiap peserta melengkapi teks wawancara dengan
tepat.
6. Tanggapan dalam Diskusi.
1. Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu akan mencoba memberikan
tanggapan terhadap masalah dalam diskusi. Menanggapi persoalan
tentu harus dilakukan dengan sikap santun dan jujur.
2. Secara mandiri Bapak dan Ibu membaca dengan cermat masalah
disajikan pada LK 1.3.
3. Bapak dan Ibu mengungkapkan tanggapan terhadap persoalan yang
dikemukakan. Tuangkalah hasil kerja tersebut pada power point untuk
dipresentasikan pada pertemuan In 2.

7. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Bapak dan Ibu dapat mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Bapak dan Ibu melakukan kegiatan
refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.

26 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

E. Latihan/ Kasus /Tugas


LK 1.1. Konsep Berbicara

Isilah tabel berikut berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada kolom sebelah
kiri!

No. Pertanyaan Uraian


1. Jelaskan pengertian berbicara!
2. Jelaskan tujuan berbicara
3. Rumuskanlah tahap-tahap
dalam berdiskusi.

LK.1. 2 Melengkapi Teks Wawancara


Lengkapilah teks wawancara berikut ini!

Pewawancara : Menurut Saudara, apakah karate itu?


Narasumber : Karate adalah sebuah seni beladiri untuk
mempertahankan diri dengan menggunakan tangan
kosong.
Pewawancara : ...
Narasumber : Banyak sekali. Pertama, dengan menguasai karate kita
dapat menjaga diri sendri dari serangan atau gangguan
dari orang lain. Kedua, kita dapat mengontrol perasaan,
emosi, dan mengasa insting.
Pewawancara : ….
Narasumber : ….
Pewawancara : Siapa yang pertama kali mengajak bermain karate, sejak
usia berapa?
Narasumber : Awalnya diajak oleh ayah. Ayah juga seorang atlet
karate. Saya mulai bermain karate sejak usia 9 tahun.
Ya, Sejak tahun 2002.
Pewawancara : ….

  27 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

Narasumber : Karena karate memberikan kita banyak manfaat,


utamaya pembelaan pengendalian diri.
Pewawancara : ….
Narasumber : Saya meraih Juara I kejurnas Karate usia 16 tahun.
Juara II Kejurnas yang sama tahun berikutnya.
Pewawancara : ….
Narasumber : Yang palin berkesan, waktu pertama kali menjuarai
kejuaraan karate tingkat provinsi Sulawesi Selatan, saat
itu usia saya baru 10 tahun.
Pewawancara : ….
Narasumber : ….
 
 
 
LK 1.3 Tanggapan Dalam Diskusi

1. Program adiwiyata adalah program Kementrian Lingkungan Hidup dalam


rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Pada program ini diharapakan
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan
yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. Sehingga di
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat ikut bertanggung jawab dalam
upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.

Tuliskan tanggapan Bapak dan Ibu terhadap program KLH tersebut!

28 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

2. Media sosial kini berkembang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan


tersebut memberi dampak yang besar terhadap masyartakat, khususnya ibu
rumah tangga. Ibu rumah tangga banyak yang kegandrungan main
facebook, mengakibatkan pekerjaan rumah terbengkalai. Akibatnya banyak
peceraian akibat kegandrungan main facebook tersebut.
Tulislah saran Bapak dan Ibu berdasarkan ilustrasi di atas!

  29 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

F. Rangkuman
Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk
bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Selain itu, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar
(audible) dan yang kelihatan (visible) dengan memanfaatkan sejumlah alat
komunikasi manusia untuk menyampaikan maksud dan tujuan gagasan-gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan.

Keterampilan deskrit artinya terpisah atau tersendiri. Sementara berbicara sebagai


salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki kaitan dengan keterampilan
berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek
tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan
menulis, dan berbicara dengan membaca.

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk menyampaikan pesan, perasaan,


harapan, serta ide ataupun pendapat, dan berkomunikasi. Tujuan lainnya adalah
menghibur, menyampaikan informasi, dan menstimulasi. Di samping itu, berbicara
mungkin pula bertujuan untuk kepentingan sosialisasi dan aktualisasi diri.

Berdasarkan pihak yang tertujunya, berbicara terbagi ke dalam empat jenis, yakni
bicara pada diri sendiri, bicara empat mata, bicara dalam kelompok, dan berbicara
di depan umum. Berbicara juga dapat digolong ke dalam tiga jenis, yakni berbicara
satu arah, dua arah, dan multiarah.

Faktor-faktor penentu berlangsungnya kegiatan berbicara adalah orang yang


diajak berbicara, topik pembicaraan, media yang digunakan, tempat, dan waktu
berlangsungnya pembicaraan.

30 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Refleksi

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran berikut!


1. Periksa kembali tujuan Kegiatan Pembelajaran 1 ini. Silakan Bapak dan Ibu
cermati pencapaian tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi pada peta
indikator pencapaian kompetensi. Apa saja yang sudah Bapak dan Ibu capai?
Jelaskan!

2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 yang belum
Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa!

3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam
kegiatan pembelajaran 1? Pada kegiatan mana nilai itu dapat
diimplementasikan?

  31 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam


kegiatan pembelajaran di kelas?

5. Bagaimanakah cara Bapak dan Ibu mengimplemantasikan materi pada


kegiatan pembelajaran 1 di kelas?

 
 
 
 

32 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kegiatan Pembelajaran 2
Keterampilan Membaca

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak dan Ibu diharapkan dapat memahami dan
mengembangkan kemampuan membaca dengan baik sebagai wujud
pengembangan sikap kerja sama, kemandirian, dan nasionalisme.

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi


Table 2. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi


Memiliki keterampilan 20.4.1 Menjelaskan konsep, prinsip, dan
berbahasa Indonesia prosedur berbahasa. (membaca)
(membaca) 20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara deskrit.
(membaca)
20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara
integratif (membaca)
20.4.8 Mengaplikasikan prinsip dan
prosedur berbahasa secara reseptif.
(Membaca: tahap-tahap membaca,
jenis-jenis membaca, dan manfaat
membaca)
 

C. Uraian Materi

Pada uraian materi ini Bapak dan Ibu diharapkan memahami konsep membaca
dan hubungan membaca dengan keterampilan lainnya. Saat membaca, silakan
pahami dengan baik dan saksama tahap demi tahap kosep berikut dengan baik.
Untuk mendalami pemahaman tentang materi-materi tersebut, Bapak dan Ibu

  33 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

diharapkan dapat mendiskusikannya dengan peserta lain. Selamat membaca dan


berdiskusi!

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah proses memaknai lambang-lambang tulisan. Membaca pada


umumnya bertujuan untuk memahami isi wacana atau bacaan.
Memahami isi bacaan berarti menangkap seluruh isi bacaan tersebut secara
benar. Inilah pengertian yang sering kali terlupakan oleh banyak pembaca.
Membaca sering diartikan dengan menghafal kata-kata. Akibatnya, membaca
menjadi suatu tugas yang berat. Seseorang harus menghafal seluruh kata yang
ada dalam bacaan itu. Untuk itu ia harus membaca dengan cara perlahan-lahan
kadang-kadang ia harus melakukannya secara berulang-ulang. Misalnya,
begitu sampai ke bagian akhir sebuah halaman, ia kembali lagi pada kata awal
dari halaman itu. Ia melakukannya karena ia merasa ada bagian bacaan yang
belum hafal. Ia bingung, "Apa yang kubaca tadi?" Padahal ia sudah
melakukannya dengan perlahan-lahan, dengan membaca kata demi kata,
bahkan, dengan proses yang berkali-kali.
Cara membaca semacam itu sangat memberatkan dan merupakan pekerjaan
yang menyiksa bagi otak kita. Membaca kata demi kata sebenarnya akan
menghambat pemahaman dan bukannya mempercepat pemahaman. Makna
yang harus kita pahami dari suatu bacaan bukan lagi makna kata, melainkan
gagasan inti dari kalimat dan bahkan gagasan utama dari paragraf atau dari
keseluruhan isi acaan. Ketika suatu kata sudah digunakan dalam kalimat, maka
makna kata tersebut bergantung pada konteks kalimat atau wacananya dan
bukan lagi pada makna kata itu sendiri. Jadi, kini teranglah mengapa membaca
dengan kata demi kata itu menghambat pemahaman. Membaca kata demi kata
hanya sampai pada perolehan makna pada tiap kata itu sendiri, sedangkan
tujuan kita membaca adalah memahami gagasan-gagasan utama bacaan itu
secara keseluruhan.
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif
yang bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa
definisi berikut ini. Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7) mengemukakan bahwa
membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca

34 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
Dalam hal ini, membaca selain sebagai suatu proses, juga bertujuan untuk
memperoleh informasi.
Membaca merupakan proses pengubahan lambang visual (katon) menjadi
lambang bunyi (auditoris). Pengertian ini menyiratkan makna membaca yang
paling dasar yang terjadi pada kegiatan membaca permulaan. Pada tahap ini
kegiatan membaca lebih ditujukan pada pengenalan lambang-lambang bunyi
yang belum menekankan aspek makna/informasi. Sasarannya adalah melek
huruf.
Membaca merupakan suatu proses decoding, yakni mengubah kode-kode atau
lambang-lambang verbal yang berupa rangkaian huruf-huruf menjadi bunyi-
bunyi bahasa yang dapat dipahami. Lambang-lambang verbal itu mengusung
sejumlah informasi. Proses pengubahan lambang menjadi bunyi berarti itu
disebut proses decoding (proses pembacaan sandi).
Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari bahan-bahan cetak.
Definisi ini menyiratkan makna bahwa membaca bukan hanya sekedar
mengubah lambang menjadi bunyi dan mengubah bunyi menjadi makna,
melainkan lebih ke proses pemetikan informasi atau makna sesuai dengan
informasi atau makna yang diusung si penulisnya. Dalam hal ini, pembaca
berusaha membongkar dan merekam ulang apa yang yang tersaji dalam teks
sesuai dengan sumber penyampainya (penulis).
Membaca merupakan suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi yang
dinamis antara pengetahuan si pembaca, informasi yang tersaji dalam bahasa
tulis, dan konteks bacaan (Anthony, Pearson, & Raphael, 1993:284).
Keempat definisi di atas memperlihatkan rentangan definisi membaca dari
yang paling sederhana yang bertumpu pada kemampuan melek huruf hingga
kemampuan sesungguhnya yang bertumpu pada melek wacana. Yang
dimaksud dengan melek huruf adalah kemampuan mengenali lambang-
lambang bunyi bahasa dan dapat melafalkannya dengan benar. Kemampuan
melek huruf merupakan sasaran pembelajaran membaca permulaan yang
harus berakhir maksimal di kelas dua sekolah dasar. Sementara, yang
dimaksud dengan kemampuan melek wacana adalah kemampuan mengenali,
memahami, dan memetik makna/maksud dari lambang-lambang yang tersaji

  35 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

dalam bahasa tulis itu dalam artian yang sesungguhnya. Kemampuan melek
wacana merupakan sasaran dari pembelajaran pembaca tingkat lanjut.

2. Prinsip-Prinsip Membaca

Ada beberapa prinsip membaca yang perlu pembaca perhatikan antara lain:
a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks. Hal ini terdiri dari
sejumlah kegiatan seperti memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh
pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang serta
menyimpulkannya.
b. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki
kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa factor
misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan social
seseorang, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi,
kebutuhan-kebutuhan hidup seseorang, dan sebagainya.
c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi. Pembinaan tersebut
harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap kemempuan membaca
orang yang bersangkutan.
d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan. Seseorang akan
senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan merasa puas
atas hasil bacaannya.
e. Kemahiran membaca perlu keahlian yang kontinyu. Agar memiliki kemahiran
membaca, keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam membaca
perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertama kali masuk
sekolah.
f. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar. Agar
memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus membaca secara efisien.
Selain itu, McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim (2008) menyatakan
prinsip - prinsip membaca pemahaman sebagai berikut:
a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c. Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.

36 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Pembaca menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks.
g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman
membaca.
h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman

3. Jenis-jenis Membaca
Tarigan (1986) membagi jenis-jenis membaca sebagai berikut.
a. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah cara membaca dengan bersuara atau cara
membaca yang dilakukan dengan lisan. Cara ini dilakukan ketika belajar
membaca sewaktu di sekolah dasar, deklamasi puisi, membacakan naskah
berita/pidato, membacakan cerita, dan ikrar.
Hal-hal yang yang diperhatikan ketika membaca nyaring.
1) Mengerti makna dan nada yang terkandung dalam bacaan.
2) Terampil menafsirkan lambang-lambang yang tertulis sehingga ia bisa
menghidupkan makna dari bacaan itu.
3) Memiliki kecepatan pandang yang tinggi serta arah pandangan yang luas
dan menyeluruh karena pembaca nyaring haruslah memelihara kontak
mata dengan para pendengar yang sama-sama sebagai penangkap
makna dari bahan bacaan itu.
4) Menggunakan intonasi yang jelas dengan nada dan tempo suara yang
dapat dipahami pendengar.

b. Membaca dalam hati (silent reading)


Membaca dalam hati adalah cara membaca yang dilakukan dengan tidak
dikeraskan, yang hanya menggunakan ingatan visual. Membaca
dengan menggerak-gerakkan bibir, walaupun tidak bersuara, tidak termasuk
membaca dalam hati.

  37 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Pada saat membaca dalam hati, yang kita pergunakan adalah mata dan
ingatan.
1) Mata kita gunakan untuk melihat dan menyapu halaman halaman
bacaan dengan cepat.
2) Ingatan berperan sebagai penyimpan dan penyaring
isi bacaan yang kita tangkap lewat mata.
Membaca dalam hati kita lakukan ketika membaca buku pelajaran, membaca
koran, membaca novel, dan sejenisnya. Kita melakukannya didasari
oleh tujuan untuk memahami isi bacaan itu dengan baik dan cepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membaca dalam hati.
1) Tidak terdengar suara pada saaat membaca karena bukan membaca
nyaring.
2) Bibir tidak bergerak-gerak ataupun berkomat-kamit.
3) Tidak menggerak-gerakankan kepala, mengikuti rangkaian kata demi
kata dalarn tiap baris. Cukup dengan pandangan mata saja.
4) Tidak mengeja kata demi kata.
5) Memusatkan pikiran pada pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam
bacaan.
Membaca dalam hati dibagi dalam dua kelompok besar yakni memabca
ekstensif dan intensif.
1. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan cara membaca yang dilakukan terhadap
sebanyak-banyaknya teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Teknik ini
cocok dilakukan ketika menghadapi jumlah teks yang sangat banyak dan
waktu yang dimiliki sangat sempit. Tujuan membaca ekstensif adalah:
a) untuk memperoleh pemahaman umum, atau
b) untuk menemukan hal tertentu dari suatu teks.
Secara umum membaca ekstensif dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a) mensurvei halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks dari teks
yang bersangkutan;
b) men-skim halaman demi halaman teks dengan cepat untuk menemukan
gagasan pokok dari halaman-halaman teks itu, atau
c) melirik setiap halaman teks hanya untuk menemukan kata atau keterangan
tertentu yang diinginkan.

38 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Membaca ekstensif terbagi ke dalam beberapa variasi, yakni sebagai berikut.


a. Membaca reguler
Membaca reguler adalah cara membaca dengan kecepatan relatif
lambat. Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris. Membaca
cara reguler cocok dilakukan untuk memahami teks yang tingkat
kesulitannya sangat tinggi, misalnya karya-karya ilmiah.
b. Membaca sekilas (scanning)
Membaca sekilas dilakukan melihat secara sekilas bagian-bagian teks,
terutama judul, daftar isi, kata pengantar, atau ha-hal umum lainnya.
Cara ini cocok dilakukan ketika membaca koran ataupun bacaan-
bacaan ringan.
c. Membaca cepat (skimming)
Membaca cepat dilakukan dengan lebih cepat. Pandangan mata
langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks. Teknik membaca
ini cocok digunakan ketika membaca surat kabar dengan tujuan untuk
melihat acara siaran televisi dan melihat daftar perjalanan kereta api,
mencari nomor telepon, atau mencari kata pada kamus.
d. Membaca kecepatan tinggi (warp speed)
Membaca kecepatan tinggi adalah cara membaca suatu teks dengan
kecepatan tinggi dengan disertai pemahaman yang tinggi pula. Cara ini
dilakukan ketika mensurvey buku atau judul-judul berita di suatu koran.

2. Membaca intensif
Membaca intensif merupakan cara membaca yang dilakukan secara seksama
terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan. Membaca intensif dilakukan
ketika kita hendak meneliti, memahami, dan mengkritisi suatu bacaan, baik itu
yang berkenaan dengan aspek kebahasaan ataupun isi bacaan itu sendiri.
Terdapat beragam jenis membaca membaca intensif anatar lain:
a. Membaca Teliti
Membaca teliti dapat dikatakan sebagai kegiatan membaca secara seksama
yang bertujuan untuk memahami secara detail gagasan-gagasan yang
terdapat dalam teks bacaan, melihat organisasi penulisan atau pendekatan
yang digunakan oleh si penulis. (Tarigan, 2008)

  39 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Membaca teliti memerlukan keterampilan, antara lain (1) Survei yang cepat
untuk memerhatikan organisasi dan pendekatan umum. (2) Membaca
secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan
kalimat judul dan perincian-perincian penting. (3) Menemukan hubungan
setiap paragraph dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
b. Membaca pemahaman
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang
materi yang dibaca. Membaca pemahaman didefinisikan sebagai salah satu
jenis membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam
Nurhadi, 1987)
Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan atau pola-pola
teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional
dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
( Tarigan, 1986). Dalam

Menurut Sudarso (2001) pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan


pembaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
Supaya pembaca dapat mengerti hal itu, pembaca harus menguasai
perbendaharaan kata dan akrab dengan struktur kalimat, paragraf, dan
tatabahasa. Suyatmi (2000) mengemukakan langkah-langkah dalam
membaca pemahaman adalah (1) Menentukan tujuan membaca, (2)
preview artinya membaca selayang pandang (3) Membaca secara
keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide
pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya. (4) Mengemukakan kembali
isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri. Aktivitas
penting dalam membaca pemahaman adalah menetukan gagasan pokok,
fakta dan opini serta simpulan isi teks yang dibaca.

1) Menemukan Gagasan Utama

Gagasan utama bersinonim dengen gagasan pokok, pikiran utama,


atau ide pokok, adalah suatu topik yang sedang dibicarakan atau
dibahas dalam sebuah teks. Paragraf yang baik memiliki sebuah
gagasan utama. Gagasan tersebut terkdang dapat dilihat pada kalimat

40 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

utama yang biasanya terletak pada bagian awal, akhir atau awal dan
akhir paragraf. Namun terkadang gagasan utama terletak secara
tersirat pada seluruh kalimat pada paragraf.
Untuk menentukan gagasan utama sebuah teks maka seorang
pembaca harus membaca dengan cermat kalimat demi kalimat di
dalam paragraf pada teks tersebut. Pembaca harus berusaha
memahami persoalan yang dibicarakan di dalam teks.
Selanjutnya untuk memahami sebuah gagsan dalam teks, langkah
penting yang dilakuakn adalah menemukan kalimat uatam teks.
Seperti yang telah kita ketahui, kalimat utama adalah kalimat yang
bersifat umum dan mengandung gagasan utama. Sedangkan kalimat
penjelas adalah kalimat khusus yang mendukung kalimat utama
tersebut. Oleh karena itu, untuk menemukan kalimat utama adalah
dengan melihat kalimat utama yang diukung oleh kalimat – kalimat
penjelas pada paragraf di dalam sebuah teks. Untuk menemukan
kaliamt utama perlu dipahami ciri-ciri kaliamt utama sebagai beriku.

a) bersifat umum.
b) Mengandung topik permasalahan yang dapat dijabarkan lebih
lanjut.
c) Biasanya berupa sebuah kalimat lengkap.
d) Memiliki arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat
lainnya.
e) Pada paragraf induktif, kalimat utama ditandai dengan kata-kata
kunci: sebagai kesimpulan, Jadi, Oleh sebab itu, Dengan
demikian, dan sebagainya. Setelah menemukan kalimat utama
pada setiap paragraf, maka carilah inti kalimat tersebut dengan
cara mengambil subjek dan predikatnya saja, lalu rumsukanlah
menjadi gagsan utama.
2) Menemukan Fakta dan Opini
a) Fakta

Fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi (Suyono, 2004:
8). Nurhadi (2003) menyatakan fakta adalah informasi yang berkaitan
dengan aspek kehidupan yang bersifat nyata. Fakta adalah hal (keadaan,
peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau

  41 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

terjadi Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan


bahaw fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Terdapat
bermacam-macam fakta atanat lain Fakta tentang Benda, Fakta tentang
Peristiwa, Fakta tentang Keadaan, Fakta tentang Jumlah, dan Fakta
tentang Waktu.

Fakta memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Suyono (2007) fakta dicirikan


sebagai berikut.
1) dari segi isi fakta sesuai dengan kenyataan,
2) dari segi kebenaran fakta benar karena sesuai kenyataan,
3) dari segi pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya
4) dari segi penalaran fakta cenderung induktif.

b) Opini

Opini juga sering disebut pendapat. Opini atau pendapat merupakan


suatu sikap pikiran seseorang terhadap suatu persoalan. Menurut
Nurhadi (2003) pendapat adalah mengungkapkan sesuatu secara
subjektif, berdasarkan pemikiran pribadi, kebenarannya kadang tidak
dapat dibuktikan.

Suyono (2007) menyatakan bahwa pendapat adalah segala hal yang


diungkapkan seseorang berdasarkan pendirian atau sikap yang
diyakininya. Opini artinya pendapat atau pandangan tentang sesuatu.
Karena itu, opini bersifat subjektif karena pandangan atau penilaian
seseorang dengan yang kainnya selalu berbeda. Jadi, kendati faktanya
sama, namun ketika orang beropini, antara orang yang satu dengan
yang lainnya memperlihatkan adanya perbedaan. (Abdullah, 1999: 14).
Berdasarkan pengertian-pengertian opini tersebut, dpat disimpulkan
opini adalah pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu,
opini bersifat subjektif karena pandangan atau penilaian seseorang
dengan yang lainnya selalu berbeda.

Opini sangat beragam. Opini dapat dinyatakan dengan berbagai cara,


misalnya pemikiran, harapan, tanggapan, ide, gagasan, usul, saran,
kritik, keinginan, penolakan, persetujuan, pemecahan suatu masalah

42 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

yang disampaikan dan lain-lain. Opini disertai oleh argumen atau


alasan-alasan tertentu yang mendukung pemikirannya.

Dari ciri kebahasaan, kata yang sering digunakan seperti seharusnya,


seandainya, sebaiknya, mungkin, menurut saya atau pendapat saya,
jika, sebab, dan sebagainya. 

3. Membaca kritis

Soedarsono (1994) mengatakan bahwa membaca kritis (critical reading)


adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan
menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia
bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca
secara kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan
melakukan penilaian. Dalam membaca harus ada interaksi penulis dengan
pembaca yang saling mempengaruhi sehingga terbentuk pengertian baru.
Adapun tujuan membaca kritis adalah (1) untuk memahami tujuan penulis
atau pengarang (2) Memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan berpikir kritis (3) memahami organisasi tulisan atau
bacaan. (4) Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau
pengarang. (5) Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan

4. Membaca ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk
mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam
bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca ide merupakan kegitan
membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut
(a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik, (b) masalah apa
saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut, (c) hal-hal apa
yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

5. Teknik Membaca
Pada umumnya, untuk menemukan informasi secara efektif dan efisien ada
beberapa teknik membaca yang digunakan. Beberapa teknik yang dikenal
antara lain.

  43 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

SQ3R : Survey-Question-Red-Recite-Review
SQ4R : Survey-Question-Read-Recite-Rite-Review
POINT : Purpose-Overview-Interpret-Note-Test
OK4R : Overview-Key Ideas-Read-Recite-Review-Reflect
PQRST : Preview-Question-read-Recite-Review-Reflect
RSVP : Review-Study-Veralize-Preview
EARTH : Explore-Ask-Read-Tell-Harvest
OARWET : Overview-Ask-Read-Evaluate-Test
PANORAMA : Purpose-Adaptability-Need to Question-Overview-
Read-Annotate-Memorize-Assess
Dari teknik-teknik membaca itu, yang paling populer dan sering dipraktikan
orang adalah SQ3R. Teknik ini diperkenalkan oleh Francis P. Robinson pada
tahun 1941. Teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Langkah 1: S-Survei
Survei atau prabaca adalah dilakukan dengan melihat seluruh organisasi
bacaan secara cepat. Tujuannya untuk mendapat kesan umum atau untuk
memperoleh hal-hal menarik dari bacaan itu. Apabila teks yang akan dibaca itu
berupa buku, maka survey dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menelusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku.
b) Membaca pengantar, untuk mengetahui permasalahan utama yang dibahas
buku itu.
c) Melihat-lihat tabel, grafik, gambar, dan lain-lain, untuk mendapat kejelasan
dan mempercepat pemahaman tentang buku itu.
d) Menelurusi indeks, untuk mendapatkan kata-kata kunci yang sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan

Langkah 2:Q-Question
Pada saat melakukan survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya
tentang isi bacaan itu. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, atau
mengapa. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi
lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada daripada kalau hanya
dengan asal membaca.

44 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Langkah 3: R-Read
Baca tulisan itu bagian demi bagian. Bersamaan dengan itu carilah
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Konsentrasikan
perhatian kita pada bagian acaan yang dianggap merupakan jawaan dari
pertanyaan-pertanyaan itu. Perlambatlah kecepatann membaca pada bagian-
bagian yang dianggap penting atau yang dianggap sulit. Percepatlah proses
membaca pada bagian-bagian yang tidak penting atau pada bagian bacaan yang
telah diketahui maksudnya.

Langkah 4: R-Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan atau merenungkan
hal-hal penting dari setiap bagiannya. Pada kesempatan yang sama kita dapat
juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi
membaca bagian itu sekali lagi.

Langkah 5: R-Review
Setelah selesai keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri
kembali judul-judul serta subjudul atau bagian-bagian penting lainnya dengan
menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini
selain membantu daya ingat dan memperjelas pernahaman, juga bermanfaat
untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewatki sebelumnya.
beberapa tujuan membaca menurut Anderson (dalam Tarigan, 1985)
mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut: Membaca ada
bermacam-macam. Tarigan (1985) menyebutkan jenis-jenis membaca menjadi
dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca
dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca
survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang
terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi
terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Membaca
telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra.

  45 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan
Dalam mempelajari modul ini ada beberapa aktivitas yang harus Anda lakukan.
Adapun aktivitasnya sebagai berikut.Kegiatan pembelajaran ini bertujuan
untuk memperdalam pemahaman dan penigkatan kemampuan membaca;
disertai penanaman sikap gotong royong, kemandirian, dan nasionalisme.
a) Kegotongroyongan ditunjukkan dalam bentuk kerja sama, saing berbagi,
dan saling menghargai dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok.
b) Kemandirian ditunjukkan dengan kesungguhan di dalam
mengempresikan minat dan potensi diri ketika mengerjakan tugas-tugas
membaca.
c) Nasionalime ditunjukkan dengan sikap peduli dan daya apresiasi terhadap
persoalan-persoalan kebangsaan dan kenegaraan melalui bahan bacaan.

2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu diminta untuk menyampaikan berbagai
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat
mengajarkan keterampilan membaca. Sebagai langkah awal dan agar
kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Bapak dan Ibu menjawab
pertanyaan berikut ini secara lisan.

1. Jenis membaca apa saja yang sering Bapak dan Ibu lakukan?
2. Apakah Bapak dan Ibu mengalami kesulitan? Apa saja kesulitan
itu dan bagaimana mengatasinya?

3. Kajian Materi Membaca


a. Para peserta berkelompok sesuai dengan jumlah kehadirannya misalnya,
menjadi empat atau enam kelompok.
b. Setiap kelompok memperhatikan materi-materi di dalam modul ini dengan
pembagian tugas sebagai berikut.
1) Kelompok I dan II mendalami materi pengertian membaca..

46 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

2) Kelompok III dan IV mendalami materi tentang jenis-jenis membaca.


Adapun pembagian tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan aspirasi
dari setiap peserta di dalam kelompok itu. Kegiatan ini diharapkan dapat
menumbuhkan minat ataupun potensi diri daeri setiap peserta.
c. Para peserta secara secara bekerja sama menyusun bagan-bagian
penting dari uraian di dalamnya dan menuangkannya ke dalam bentuk
power point. Penulisan media tayang tersebut diserahkan kepada peserta
yang memiliki kemampuan tersebut dan dibantu oleh peserta lainnya.
d. Peserta yang memiliki kemampuan di dalam berpresentasi ditunjuk untuk
menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas untuk ditanggapi oleh peserta
lainnya.
e. Berdasarkan hasil presentasi, seluruh peserta mengisi LK 2.1. tentang
memahami konsep membaca.

4. Mengaplikasikan Keterampilan Membaca


Pada kegiatan ini, secara mandiri Bapak dan Ibu akan mengaplikasikan
keterampilan membaca pemahaman. Pahamilah teks yang disajikan pada LK
2.2 mengenai aplikasi keterampilan membaca. Kerjakanlah tugas yang
diberikan dengan rasa tanggungjawab.

5. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Pada akhir kegiatan pembelajaran ini, Bapak dan Ibu akan mengembangkan
penilaian berbasis kelas dengan menyusun soal sesuai dengan materi yang
dipelajari pada kegiatan ini. Soal tersebut diharapkan mengandung unsur
HOTs. Untuk menyusun soal tersebut, Bapak dan Ibu terlebih dahulu
membaca modul kelompok kompetensi H Penilaian Pembelajaran Bahasa
Indonesia atau referensi lainnya yang relevan. Selanjutnya secara mandiri
silakan Bapak dan Ibu mengerjakan LK 2.3 mengembangkan butir soal.

6. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Bapak dan Ibu dapat mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Bapak dan Ibu melakukan kegiatan
refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.

  47 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

E. Latihan/ Kasus /Tugas

Untuk mengukur pemahaman Bapak dan Ibu tentang konsep yang telah dibaca
dan didiskusikan, selanjutnya silakan kerjakan lembar kerja (LK) berikut ini.

LK 2. 1 Pengertian Membaca
1. Jelaskan pengertian membaca!

2. Tuliskan jenis-jenis membaca!

3. Uraikanlah langkah-langkah teknik membaca SQ3R!

48 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

LK. 2.2. Aplikasi Keterampilan Membaca.

Bacalah teks berikut!

Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum


Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa diskriminasi. Makna yang
terkandung pada kalimat ini ialah bahwa seluruh warga Indonesia harus
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Kata “seluruh” bermakan
tanpa pengecualian. Artinya, layanan pendidikan diberikan kepada masyarakat
tanpa memandang status sosial, agama, suku, ras, jenis kelamin, kondisi fisik,
psikis, potensi kemampuan, dan sebagainya. Hal tersebut juga didasari bahwa
setiap peserta didik memiliki bakat dan kecerdasan yang berbeda. Ada yang
memiliki kemampuan yang, istimewa, normal, dan bisa saja. Tidak jarang pula
ada yang memiliki kecacatan tertentu, atau disabilitas. Pendidikan inklusi adalah
program pemerintah Pendidikan penyandang disabilitas, sejatinya tidak
dipisahkan dengan peserta didik normal. Mereka justru harus disatukan dalam
sebuah penyelenggaraan pendidikan di sekolah umum.
Tidak semua elemen pendidikan memahami dan mau menerapkan pendidikan
inklusi di sekolah umum. Banyak pihak yang tidak begitu peduli, bahkan merasa
terganggu dengan pendidikan inklusi di sekolah umum. Padahal sekolah wajib
mengusung dan melestarikan budaya pembelajaran yang responsif terhadap
keragaman peserta didik, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan
tidak merespon keragaman tersebut, berarti melanggengkan ketidaksetaraan,
ketidakadilan dan diskriminasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Pendidikan yang memisahkan antara pelajar yang memiliki keterbatasan dengan
peserta didik yang normal tentu melanggar hak asasi manusia yakni mendapatkan
pendidikan tanpa diskriminasi.

Bacalah teks di atas dengan cermat kemudian jawablah pertanyaan berikut!

1. Apakah gagasan pokok pada paragraf pertama dan kedua?

  49 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

2. Tuliskan kalimat utama yang memuat pikiran utama pada paragraf kedua!

3. Tulislah dua buah fakta dan dua buah opini yang terdapat pada teks
tersebut!
 

4. Apakah simpulan bacaan tersebut?

4. Tuliskan simpulan teks tersebut!

LK 2.3. Penilaian Berbasis Kelas


1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul H
Kelompok Kompetensi Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel 5

Tabel 3. Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia


Lingkup Materi
Level Kognitif Membaca Menyunting Kata, Menyunting
Nonsastra Membaca Satra Menulis Terbatas Kalimat, Paragraf Ejaan
dan Tanda Baca
Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman - menentukan - menentukan melengkapi - menunjukkan - menunjukkan
 Mengidentifikasi makna makna kata istilah/kata kata yang tidak kesalahan
 Menentukan kata/kalimat pada dalam cerpen dalam kalimat sesuai kaidah penggunaan
 Memaknai teks dan fabel - menunjukkan ejaan
- menentukan - menentukan kalimat yang - menunjukkan
informasi tersurat makna tersurat tidak sesuai kesalahan
teks dalam cerpen kaidah penggunaan
dan fabel tanda baca

50 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

- menentukan - menentukan
bagian teks bagian cerpen
dan fabel
Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
 Menyimpulkan - menentukan ide - menyimpulkan - menyusun urutan - menggunakan - menggunakan
 Menggunakan pokok makna simbol kalimat berbagai kata ejaan
 konsep/prinsip teks dalam jenis teks bentukan (mengisi - menggunaan
- menyimpulkan isi cerpen dan fabel - melengkapi kata sesuai kaidah tanda
teks - menyimpulkan isi paragraf bentukan kata) Baca
- menyimpulkan tersirat dalam - melengkapi - mengisi konjungsi
pendapat cerpen/fabel bagian dalam kalimat
pro/kontra - menyimpulkan teks (eksposisi,
dalam teks sebab/akibat deskripsi, ulasan,
- meringkas isi teks konflik dan
lain-lain)
Penalaran Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
 Mengevaluasi - membandingkan - membandingkan - memvariasikan - memperbaiki - memperbaiki
 Membandingkan penggunaan pola kata kesalahan kesalahan
pola bahasa pengembangan - memvariasikan penggunaan penggunaan
(menganalisis) dan pola penyajian cerpen dan fabel kalimat kata, kalimat, dan ejaan
 Menanggapi beberapa jenis - membandingkan - menulis dengan ketidakpaduan - memperbaiki
 Memvariasikan teks penggunaan ilustrasi tertentu paragraf kesalahan
menilai bahasa - mengubah teks - menentukan penggunaan
keunggulan/ cerpen/fabel ke alasan tanda
kelemahan teks - menunjukkan bentuk lain kesalahan baca
- mengomentari isi bukti penggunaan - menentukan
teks latar dan watak kata, kalimat, dan alasan
- mengomentari ketidakpaduan kesalahan
unsur paragraph penggunaan
intrinsik karya ejaan
sastra dan tanda baca
 
3. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai
format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
 
KISI‐KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK  
A. Kurikulum 2006 
Jenis Sekolah   : SMP/MTs 
Mata Pelajaran   : Bahasa Indonesia 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   

  51 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

B. Kurikulum 2013 
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

 
 
4. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal
8. Tulislah sola tersebut pada kartu soal!

KARTU SOAL
Jenjang     : Sekolah Menengah Pertama 
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia 
Kelas      : VII 
Kompetensi    : 
Level      :Pengetahuan dan Pemahaman 
Materi      :  
Bentuk Soal    : Pilihan Ganda 
Soal 
 
 
 
 
Kunci Jawaban    : 

52 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

F. Rangkuman
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan
merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah
informasi.
Membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya.
Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati.Tujuan
membaca adalah mendapatkan informasi dan memahami makna bacaan.Tarigan
(1985) menyebutkan jenis-jenis membaca antara lain mencakup jenis menjadi dua
macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam
hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca
survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif.
Membaca intensif dibagi menjadi (1) membaca teliti (2) membaca pemahaman (3)
membaca kritis (4) membaca ide.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!
1. Periksa kembali tujuan Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Silakan Bapak dan Ibu
cermati pencapaian tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi pada peta
indikator pencapaian kompetensi. Apa saja yang sudah bapak dan ibu
capai? Jelaskan!

  53 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 yang belum
Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa!

3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam
kegiatan pembelajaran 2 ? Pada kegiatan mana nilai itu dapat
diimplementasikan?

4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam


kegiatan pembelajaran di kelas?

5. Apakah materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 dapat diaplikasikan di kelas?


Jika ya, bagaimanakah Anda mengaplikasikannya?

54 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kegiatan Pembelajaran 3
Keterampilan Menulis

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak dan Ibu dapat memiliki pemahaman
mendalam tentang keterampilan bahasa dan dapat mempraktikannya di dalam
berbagai keperluan dangan mengembangkan sikap gotong royong, kemandirian,
nasionalisme, dan sikap religius pun diharapkan dapat tumbuh dengan baik.

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi


Table 3. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator


Memiliki 20.4.1 Menjelaskan konsep, prinsip, dan prosedur
keterampilan
berbahasa berbahasa secara tertulis (menulis)
Indonesia
20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur
(menulis)
berbahasa secara deskrit: (menulis)
20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur
berbahasa secara integratif: (menulis)
20.4.5. Mengaplikasikan prinsip dan prosedur
berbahasa secara tertulis. (Menulis: teks iklan
dan teks eksposisi)

C. Uraian Materi
1. Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang


menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut yang di dalamnya
mengandung pesan yang dibawa penulis. Pesan yang dibawa oleh penulis
melalui gambar huruf-huruf disebut karangan. Karangan sebagai ekspresi

  55 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman disusun secara sistematis dan logis


(Sutari, 1997:26)

Seseorang yang terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak mempunyai


arti sebab tidak ada yang dinikmati pembaca. Sebaliknya, terampil mengarang
belum tentu terampil menulis karena dalam mengarang yang terlibat hanya
ekspresi atau imajinasi. Hal tersebut dapat dilakukan baik melalui bahasalisan
maupun tulis. Akan tetapi, jika terampil menulis berarti harus terampil
mengarang karena ada karangan yang dihasilkan sebagai ekspresi pikiran
dan perasaan. Dengan kata lain, mengararang merupakan bagian dari
menulis. Keduanya saling melengkapi.

2. Manfaat Menulis

Kemampuan menulis memiliki banyak manfaat. Menurut Sabarti, manfaat


menulis adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang
topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir,
menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin
tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
c. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yag ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas
wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang
berhubungan.
d. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang
pemula masih samar menjadi lebih jelas.
e. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara
objektif.
f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
g. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu
sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.

56 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan


berbahasa secara tertib.

3. Tujuan Menulis

Setiap kegiatan tentu saja akan mengandung tujuan. Begitu pula dalam
kegiatan menulis. Tujuan itu bermacam-macam bergantung pada jenis
karangan yang akan ditulis, yakni:

a. memberitahukan atau mengajar,


b. meyakinkan atau mendesak,
c. menghibur atau menyenangkan,
d. mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api
(Sutari, 1997:34)

Pendapat lain tentang tujuan menulis dikemukakan oleh Hugo Hartig berikut
ini.

a. Tujuan penugasan
Penulis menulis karena tugas yang dibebankan kepadanya bukan
kemauan sendiri. Misalnya, para siswa yang diberi tugas membuat
makalah oleh pengajar atau karyawan yang mendapat tugas menyusun
laporan oleh atasannya.

b. Tujuan altruistik
Penulis bertujuan menghibur pembacanya dengan menyajikan tulisannya.
Penulis mengharapkan dengan membaca tulisannya itu, pembaca terhibur
dari kesedihannya, timbul semangat hidupnya.
c. Tujuan Persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakannya.

d. Tujuan informasional/penerangan
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau penerangan kepada
pembaca.

e. Tujuan pernyataan diri


Tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri penulis kepada pembaca,

  57 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

f. Tujuan pemecahan masalah


Penulis bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan, meneliti secara cermat pikiran-pikiran,
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat diterima pembaca dengan baik
(Sutari, 1997:36).

4. Prinsip Menulis

Rivers dalam Parera dan Tasai (1995:15) mengemukakan keterampilan


menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Oleh
karena itu, tujuannya tidak akan tercapai untuk tingkat sekolah me-nengah ke
bawah. Keterampilan menulis menuntut penguasaan bahasa yang tinggi yang
mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Untuk memenuhi keterampilan
menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar keterampilan
menulis dilakukan secara berjenjang.

Beberapa jenjang untuk keterampilan menurut Parera dan Tasai (1995:15)


adalah: (1) menyalin naskah dalam bahasa, (2) menuliskan
kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca, (3) melakukan
kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil,
(4) menulis terpimpin, dan (5 )menyusun karangan atau komposisi dengan
tema, judul, atau topik pilihan siswa sendiri.

Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari


keterampilan membaca. Menulis merupakan keterampilan penggunaan
bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari
keterampilan mendengar, berbicara, membaca. Pirera dan Tasai (1995:27)
mengemukakan prinsip prinsip menulis sebagai berikut: (1) menulis tidak
dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran
menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis
adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran
menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca
bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara
berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

58 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Berdasarkan perinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka alternatif


pembelajaran menulis adalah sebagai berikut: (1) menyalin, (2) menyadur, (3)
membuat ikhtisar, (4) menulis laporan, (5) menyusun pertanyaan angket dan
wawancara, (6) membuat catatan, (7) menulis notulen, (8) menulis hasil
seminar, pidato, dan laporan, (9) menulis surat yang berupa : ucapan selamat,
undangan, pribadi, dinas, perjanjian, kuasa, dagang, pengaduan, perintah,
pembaca, memo, dan kawat (telegram), (10) menulis poster dan iklan, (11)
menulis berita, (12) melanjutkan tulisan, (13) mengubah, memperbaiki, dan
menyempurnakan , (14) mengisi formulir yang terdiri dari: wesel dan cek, (15)
menulis kuitansi, (16) menulis riwayat hidup, (17) menulis lamaran kerja, (18)
menulis memorandum, (19) menulis proposal/usul penelitian, (20) menulis
rancangan kegiatan, (21) menulis pidato/sambutan, (22) menulis naskah, (23)
menyusun formulir, (24) membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel, dan (25)
menulis karya ilmiah.

5. Karakteristik Keterampilan Menulis

Setiap guru keterampilan menulis harus sudah memahami karakteristik


keterampilan menulis karena sangat menentukan dalam ketepatan
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan
menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik keterampilan
menulis guru yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi,
dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan menulis yang sangat
menonjol, yakni;

a. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang komplek;


b. keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;
c. keterampilan menulis bersifat mekanistik;
d. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap
atau akumulatif.
Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang komplek. Penulisan
sebuah karangan yang sederhana sekalipun menuntut kepada penulisnya
kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan bagaimana cara
menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi karangan dan persoalan

  59 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan.


Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memerhatikan kedua hal
tersebut di atas pasti akan mengalami ketidakberesan atau kegagalan.

Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak
berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam pengajaran menulis.
Pertimbangan antarpraktik dan teori sebaiknya lebih banyak praktik dari teori.

Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan


keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau praktik. Dengan
perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan kegiatan menulis
semakin terampil menulis yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan
menulis seperti ini menuntut pembelajaran menulis yang memungkinkan siswa
banyak latihan, praktik, atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan
menulis.

Di samping kegiatan menulis harus bervariasi juga sistematis, bertahap, dan


akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi kurang diawasi guru
membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan siswa.
Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja benar, atau mereka tidak
tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan mengarang terkendali
disertai diskusi sangat diperlukan dalam memahami dan menguasai
keterampilan menulis.

6. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Lain (Integratif)

a. Hubungan Menulis dengan Membaca


Seseorang akan mempu menulis dengan baik setelah membaca materi
yang dibutuhkan dalam tulisannya. Tanpa membaca, pengetahuan dan
bahan tulisan akan sangat terbatas. Dengan membaca maka wawasan
penulis akan menjadi luas dan tulisannya akan menjadi lebih kaya.
Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang
disampaikan penulis diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang
bahasa yang dituliskan. Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan
yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis
(Tompskin dan Hosskisson, 1995 ). Artinya, ketika aktifitas menulis

60 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

berlangsung si penulis membaca karangannya. Tujuannya untuk melihat


dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti,
apakah ada yang tidak layak baca, serta apakah tulisannya bermanfaat
dan menarik.

Sebelum menulis seorang penulis akan membaca berbagai karya penulis


lain. Tujuannya supaya dapat memperkaya ide, menemukan ide,
informasi, memecahkan masalah. Selain itu, juga mempelajari bagaimana
gaya penulis lain dalam menyajikan dan mengolah tulisannya. Kualitas
pengalaman membaca ini akan memengaruhi keberhasilan dan kualitas
tulisan.

b. Hubungan Menulis dengan Menyimak


Pada saat menulis, seseorang membutuhkan inspirasi, ide, atau informasi
untuk tulisannya. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber : sumber
tercetak, seperti buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Juga dari
sumber tak tercetak seperti radio, televisi, wawancara, diskusi, dan lain-
lain. Jika dari sumber tercetak informasi diperoleh dengan cara membaca,
maka dari sumber tak tercetak perolehan informasi dilakukan dengan cara
menyimak.

Menulis tidak dapat dipisahkan dnegan menyimak. Seseorang akan


mudah mengembangakan ide dan gagasannya setelah mendapat
informasi dari kegiatan menyimak. Penulis dapat memperoleh informasi,
inspirasi, ide, gagasan dengan menyimak dari berbagai sumber tak
tercetak seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, diskusi, dan
perbincangan.

Seorang penulis tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa diperkaya
oleh bahan hasil simakan. Hasil simakan bukan saja berfungsi sebagai
trigger seseorang dalam menulis, melainkan lebih dari itu menjadi
penopang utama dalam ide-ide tulisan mereka. Banyak karya-karya besar
lahir dari sebuah proses menyimak yang sederhana. Motivasi seseorang
dalam menulis juga dapat diperoleh dari beragam materi yang disimak.
Jumlah materi yang disimak tersebut tentu sangat beragam bahkan tidak
terbatas jumlahnya. Hal ini menjadi bahan tulisan yang tidak terbatas juga.

  61 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

Melalui kegiatan menyimak penulis tidak hanya memperoleh ide atau


informasi saja, tetapi juga menginspirasi aktifitas menulisnya.

c. Hubungan Menulis dengan Berbicara


Menulis dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
aktif-produktif. Artinya, penulis dan pembicara berperan sebagai
penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain. Untuk menyampaikan
maksud kepada orang lain dibutuhkan kedua keterampilan ini.

Keterampilan menulis berkaitan dengan keterampilan berbicara. Dalam


berbicara seseorang terkadang harus menuliskan poin-poin pembicaraan
yang akan disampaikan. Bahkan dikesempatan tertentu hal yang akan
disampikan ditulikan secara utuh, misalnya pidato resmi. Keterampilan
menulis mendukung keterampilan berbicara, demikian pula sebaliknya.

7. Jenis-jenis Tulisan

Secara umum, ragam tulisan terbagi ke dalam dua tipe, yakni tulisan faktual
dan tulisan sastra. Adapun berdasarkan jenisnya, teks terbagi lagi ke dalam
beberapa jens sebagai berikut.

a. Menggambarkan (describing), yakni tulisan yang melaporkan informasi


atau menggambarkan keadaan, peristiwa, atau benda tertentu.
b. Menjelaskan (explaning), yakni tulisan yang menjelaskan sesuatu, baik itu
berkenaan dengan fenomena alam, budaya, ataupun sosial.
c. Memerintah (instruncting), yakni tulisan yang menunjukkan prosedur atau
cara melakukan sesuatu.
d. Berargumen (arguing), yakni tulisan menyampaikan tanggapan,
pendapat, ulasan, atau sudut pandang tertentu.
e. Menceritakan (narrating), yakni tulisan yang menceritakan suatu peristiwa
ataupun kejadian, baik itu yang bersifat fiktif ataupun faktual.

Kecuali itu, terdapat berbagai jenis kegiatan menulis yang sering dilakukan di
sekolah. Jenis kegiatan menulis yang akan dibahas dalam modul ini adalah teks
iklan dan teks eksposisi.
 

62 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

8. Teks iklan

a. Pengertian
Iklan adalah pemberitahuan yang bertujuan mendorong atau membujuk
khalayak untuk menggunakan atau memakai produk yang ditawarkan
dalam iklan. Umumnya iklan disampaikan melalui media massa, seperti
televisi, radio, dan surat kabar.

Iklan tidak hanya merupakan bagian dari industri berskala besar. Dewasa
ini, iklan merupakan sebuah metode yang dipergunakan di tengah-tengah
masyarakat untuk tujuan-tujuan di bawah ini.

1) Bagi perusahaan bisnis komersial, untuk menjual barang dan jasa.


2) Bagi dunia perkantoran, untuk mendapatkan karyawan.
3) Bagi pemerintah, untuk menyebarkan informasi dan memberikan
layanan kepada masyarakat.
4) Bagi orang perorangan, untuk membeli dan menjual banrang-barang
pribadi,

Daftar fungsi iklan boleh jadi makin hari kian panjang, bertambah hari
bertmabah luas seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Namun demikian, dari sekian
fungsi yang ada itu, iklan memiliki kesamaan umum, yakni kebutuhan
untuk mengkomunikasikan suatu pesan, baik yang bersifat komersial,
sosial, dan maupun pribadi. Iklan mengkomunikasikan suatu pesan yang
bisa mengandung dan mengkombinasikan beberapa tujuan yang
berbeda, dengan dua karter dasar berikut.a. Iklan itu berupa pemberian
informasi.

b. Jenis-jenis Iklan
Dilihat dari isinya, iklan dikasifikasikan dalam tiga jenis.

1) Iklan pemberitahuan
Iklan ini bertujuan untuk memberitahu khalayak mengenai suatu hal,
baik itu yang berupa perstiwa, keadaan, atau hal lainnya. Iklan ini
dapat berupa iklan turut berdkua cita, pesta pernikahan, pelaksanaan
kegiatan rapat, dan sebagainya.

  63 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

Contoh:

Sumber: https://scontent‐sit4‐1.fbcdn.net

Gambar 4. Iklan Pemberitahuan

2) Iklan layanan masyarakat


Iklan ini bertujuan untuk memberikan penerangan atau penjelasan
kepada masyarakat. Contohnya, iklan keluarga berencana dan iklan
bahaya narkotik. Pengguna ini umumnya pemerintah dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM).

https://www.google.co.id/url?sesrcs&sourceimages 
Gambar 5. Iklan Layanan Masyarakat

3) Iklan penawaran
Iklan penawaran adalah iklan yang bertujuan untuk menawarkan
suatu produk kepada masyarakat, supaya masyarakat mau membeli
atau menggunakannya. Iklan penawaran juga termasuk jenis iklan

64 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

niaga. Contoh iklan penawaran misalnya iklan produk, jasa, dan lain
sebagainya

Sumber: https://nurasyifaaa.files.wordpress.com/2014/11/sampul-depan.

Gambar 6. Iklan Penawaran

c. Penulisan iklan
Iklan yang baik sangat dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Kata-
kata harus digunakan secara evektif dan kreatif agar bisa memengaruhi
khalayak luas. Bahasa iklan yang baik, harus memenuhi beberapa kriteria,
antara lain:

1) Menggunakan kalimat persuasi yang berarti membujuk,


mempengaruhi atau memberi daya tarik pada barang atau jasa yang
di promosikan.
2) Menggunakan bahasa yang familiar atau bahasa yang biasa
digunakan oleh masyarakat.
3) Menggunakan kata yang khas, unik, dan menarik.
4) Menjelaskan keunggulan barang atau jasa tersebut.
5) Memberikan gambaran yang jelas tentang produk

9. Teks eksposisi

Kata eksposisi dipungut dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya


berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Teks
ekposisi bertujuan menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil
pemikiran dengan maksud untuk memberitahu atau menerangkan sesuatu
seperti masalah, mafaat, jenis, proses, rencana, atau langkah-langkah. Jadi,
ekposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
informasi tentang sesuatu.

  65 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

a. Struktur Teks Eksposisi


Secara umum, teks yang diawali dengan pengenalan isu dan pendapat
umum penulis. Isu yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat. Bagian ini disebut dengan tesis. (dalam struktur)

Bagian berikutnya ditulis dengan sejumlah argumen yang mendukung


tesis. Pada bagian ini terkandung informasi faktual serta bukti, gambaran
atau penjelasan yang mendukung tesis. Argumen dan fakta atau
gambaran yang dikemukakan penulis antara lain.

Teks tersebut kemudian diakhiri dengan penegasan kembali terhadap


tesis yang telah diungkapkan di bagian awal. Untuk lebih jelas perhatikan
bagan berikut!

Gambar 7. Struktur teks Eksposisi

b. Ciri Bahasa
Di dalam teks eksposisi terdapat kata kata yang merupaka ciri teks. Pada
teks eksposisi kata-kata yang sering digunakan sebagai penanda adalah
pronomina, nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Selain kata-kata
tersebut, juga digunakan bebrapa konjungsi untuk memperkuat argumen,
antara lain: konjungsi gabungan : dan, dengan, konjungsi tujuan : agar,
untuk, konjungsi perincian : yaitu, antara lain, konjungsi sebab akibat :

66 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

karena, sehingga, Konjungsi pertentangan: walaupun, konjungsi pilihan :


atau, konjungsi penyimpulan :akhirnya.

c. Jenis-jenis Teks Eksposisi


Teks eksposisi terbagi menjadi beberap jenis antara lain teks eksposisi
laporan, perbandingan atau pertentangan, ilustrasi, klasifikasi, proses,
dan definisi. Di bawah ini adalah pengertian jensi-jenis teks eksposisi.

1) Eksposisi laporan
Eksposisi laporan adalah teks eksposisi yang mengemukakan laporan
dari sebuah berita atau penelitian tertentu.

2) Eksposisi perbandingan atau pertentangan


Eksposisi perbandingan merupakan eksposisi yang gagasan
utamanya disajikan dengan membandingkannya dengan hal lain.

3) Eksposisi ilustrasi
Eksposisi ini memaparkan gagasan utamanya dengan cara
mengilustrasikannya dengan hal lain yang memiliki kesamaan.

4) Teks Eksposisi Proses


Sesuai namanya, teks eksposisi proses adalah sebuah teks yang
memberikan penjelasan atau pemaparan tentang suatu topik secara
terperinci dan urut menggunakan langkah langkah atau proses kerja.
Teks eksposisi proses sering anda temukan pada teks tentang cara
membuat sesuatu seperti cara membuat email. Banyak pula teks
eksposisi yang digunakan dalam membuat tulisan tentang cara
menggunakan sesuatu serta seringkali juga digunakan dalam proses
terjadinya sesuatu hal.

5) Teks Eksposisi Klasifikasi


Sesuai namanya, teks eksposisi klasifikasi merupakan teks yang
dibuat dengan membagi, mengelompokkan atau mengklasifikasikan
sesuatu atau topik ataupun hal tertentu sehingga pembaca dapat
mendapat ilmu dan informasi yang dimaksud dengan lebih detail. Teks
eksposisi klasifikasi dapat anda temukan dalam banyak buku buku
yang mengelompokkan sesuatu dalam pembahasannya.

  67 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

6) Teks eksposisi definisi


Eksposisi ini memiliki gagasan utama yang berupa pengertian atau
definisi tentang suatu hal.

10. Langkah-langkah Menulis

a. Perencanaan Menulis
Langkah perencanaan menulis adalah pemilihan topik, pembatasan topik,
perumusan tujuan, pengumpulan bahan, penyusunan kerangka karangan.

b. Pemilihan Topik
Topik, isu, atau pokok bahasan sangat banyak. Akan tetapi, kita sering
bingung memilih topik tersebut. Yang paling baik, kita memilihl topik yang
menarik perhatian kita supaya lebih senang mengerjakannya. Kita dapat
pula memilih topik karena terdorong oleh kebutuhan mendapatkan
jawaban tentang masalah yang kita hadapi.

Ketepatan memilih topik sangat menentukan keberhasilan menyusun


karangan. Di samping kita akan senang mengerjakannya, kita akan
didorong terus untuk mencari data. Sebuah topik, selain harus menarik
juga harus dipahami materinya. Paling sedikit materi mudah didapat atau
dipelajari, sehingga kita dapat menulis dengan lancar tanpa banyak
hambatan.

c. Pembatasan Topik
Langkah awal yang harus dilakukan ialah memantapkan minat kita secara
tegas dan operasional topik apa yang hendak kita tulis? Apabila
memperoleh topik yang luas, kita harus membatasi topik. Salah satu cara
membatasi topik dapat dilakukan dengan membuat peta konsep seperti di
bawah ini.

68 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Jika topik yang dirinci dari topik luas masih juga terlalu luas untuk dikaji,
kita dapat membatasinya lebih lanjut. Misalnya kita memilih topik “jenis
busana”. Perhatikan diagram lingkaran berikut ini.

Widyamartaya (1993:17); Ice Sutari (1997:55) berpendapat bahwa cara


membatasi sebuah topik agar menjadi pokok pembicaraan yang terukur
dengan baik, agar menjadi tema yang jelas? Salah satu atau gabungan
dua tiga cara dari cara-cara berikut ini dapat digunakan.

(a) Waktu dibatasi.


(b) Tempat dibatasi.
(c) Dibatasi persoalannya. Segi persoalan menyangkut, misalnya
masalahnya, cara pemecahannya, benar tidaknya, sikap-sikap orang,

  69 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

untung rugi, peranan, jenis, sebab-sebab, sejarah, fakta-fakta/data-


data.
(d) Dibatasi jumlahnya. Misalnya tidak semua masalah dibicarakan, tetapi
yang penting-pentingnya saja.
(e) Ditegaskan atau ditentukan tujuan karangan: apakah ingin melukiskan
sesuatu ataukah sesuatu; ataukah menceritakan sesuatu?
(f) Ditentukan sikap penulis terhadap topik dan pembaca. Sikap penulis
terhadap topik akan mempengaruhi perumusan tesis. Misalnya, kita
akan mengarang tentang “air”. Sikap kita harus jelas. Kita akan
berbicara sebagai ilmuwan, seniman, politikus, ataukah konsumen.
Sikap masing-masing berlainan.

1) Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat lengkap,
kalimat tunggal, atau kalimat majemuk bertingkat. Fungsi perumusan
tujuan sama dengan fungsi kalimat utama dalam paragraf. Jadi, pada
waktu kita mengembangkan karangan kita harus selalu mengacu
pada rumusan tujuan tersebut.

Contoh:

Topik : busana kerja


Topik terbatas : desain untuk busana kerja
Rumusan tujuan : mendeskripsikan desain busana kerja yang baik
untuk para pegawai kantor.

Dari rumusan tujuan di atas, kita memperoleh gambaran bahwa jenis


teks yang harus dikembangkan oleh penulis bersifat deskriptif
(laporan pengamatan)

2) Pengumpulan Bahan
Dari mana bahan-bahan itu diperoleh dan bagaimana cara
memperolehnya? Sumber bahan yang paling dekat dengan diri kita
adalah pengalaman, penalaran, pendapat, keyakinan atau sikap kita.
Pengalaman ialah keseluruhan pengetahuan yang didapat melalui
persepsi indrawi. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui

70 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

pengamatan langsung, yaitu melalui penglihatan, pendengaran,


penciuman, perasaan/perabaan, dan pengecapan. Selain itu, bisa jadi
pengalaman diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui membaca.

Selain pengetahuan, sumber lain yang sangat penting untuk


mendapatkan bahan penulisan terutama penulisan formal adalah
perpustakaan. Bahan-bahan itu dapat diperoleh melalui internet.
Dengan membaca berbagai buku sumber, kita dapat memperoleh
berbagai informasi tentang pengetahuan dan dapat berpikir kritis
tentang bahan yang diperlukan. Kita akan mencerna melalui kritik dan
interprestasi semua bahan itu dalam pikiran kita. Tidak semua bahan
atau teori memiliki pendapat, sudut pandang yang sama satu sama
lain. Dengan adanya perbedaan itu, kita akan berpikir kritis mana yang
dapat kita terima dan mana yang tidak.

3) Penyusunan Kerangka
Sampurno, 2003: 18 menjelaskan bahwa kerangka tulisan adalah
rencana kerja penulis dalam mengembangkan gagasan sesuai
dengan karakteristik dari teks/tulisannya. Sebagaimana yang kita
maklumi bahwa setiap jenis teks memiliki struktur yang relatif berbeda-
beda. Misalnya, struktur teks laporan berbeda dengan struktur teks
fabel.

Apapun pola ataupun strukturnya, kerangka tulisan merupakan


pedoman dari penulis untuk mengembangkan karangan. Namun,
kerangka ini tidak perlu diperlakukan sebagai pedoman yang kaku.
Pada waktu mengembangkan karangan bisa saja terjadi perubahan
kerangka kalau kita anggap ada yang perlu ditambah atau dikurangi.
Perbaikan dilakukan kalau dianggap belum sempurna.

Kerangka tulisan yang disusun secara cermat akan sangat membantu


penulis dalam berbagai hal:

a) memandu kita dalam mengembangkan tulisan secara teratur


sesuai dengan susunan pikiran dalam kerangka,

  71 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

b) mencegah kita ke luar dari sasaran yang telah ditentukan sesuai


dengan topik/judul,
c) mencegah kita mengulangi bahasan pada bagian-bagian
sebelumnya,
d) menyajikan pikiran-pikiran pokok yang dapat dirinci atau
diperhalus,
e) membantu kita dalam mengatur urutan pembicaraan, dan
f) menunjukkan kepada kita bahan-bahan penulisan yang
diperlukan dalam mengembangkan gagasan.

4) Pengembangan Tulisan
Tahap-tahap pengembangan tulisan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut.

a) Menyusun Paragraf
Paragraf disebut juga karangan singkat, dengan satu ide pokok.
Ada berbagai cara mengembangkan paragraf. Antara lain,
paragraf dapat dikembangkan dengan cara pola definisi, contoh
atau ilustrasi, urutan waktu atau kronologis, kausalitas, umum
khusus, perbandingan. Dalam pengembangan tulisan, pararaf-
paragraf itu terbagi ke dalam bagian pendahuluan, isi, dan
penutup. Ketiga bagian paragraf itu harus disusun secara terpadu.

b) Memanfaatkan bahasa
Tulisan yang bagus memaparkan soal yang konkret dan spesifik.
Cara terbaik untuk menguraikan ide ke dalam sebuah paragraf,
antara lain dengan menerapkan konsep “show-not-tell” atau
(ilustrasikanlah dan bukan dengan sekadar mengatakan).
Ubahlah pernyataan yang kering dan kabur menjadi paragraf
berisi ilustrasi memukau.

c) Merefleksikan pengalaman dan perhatikan konteks


Menulis adalah menemukan realitas, pengalaman, pemikiran,
kemudian merefleksikannya. Dalam dinamika reflektif, siapapun
perlu berusaha memahami dan mengenal latar belakang setiap

72 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

orang, peristiwa, atau tempat yang dihadapinya. Seorang penulis


pun perlu mengenal konteks topik yang akan ditulisnya. Berusaha
mengerti keprihatinan, masalah, dan tantangan-tantangan yang
dihadapi masyarakat. Dengan demikian penulis dapat
menentukan dengan tepat apa yang harus dan dapat
dikembangkan mengenai sebuah masyarakat.

d) Menimbang isi tulisan


Selama proses menulis, ada baiknya tulisan dijaga agar tetap
tajam, berbobot dan berimbang. Tulisan tajam merupakan tulisan
yang membahas persoalan tanpa berbelit-belit, ditulis dengan
sederhana, lugas, tidak menimbulkan multitafsir. Tulisan berbobot
biasanya menimbulkan reaksi atau efek yang cukup signifikan,
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi siapapun yang
membacanya, memiliki dampak perubahan dan diperhitungkan
oleh pihak-pihak yang dikenai tulisan. Tulisan berimbang haruslah
memberi pencerahan dan berpihak pada kebaikan, bukan
sebaliknya.

e) Terfokus dan menarik


Batasi persoalan agar ide awal tulisan tidak melebar kemana-
mana. Buang yang tidak berkaitan, bahan atau data pendukung
yang tidak terkait dengan gagasan. Selain itu, argumen-argumen
yang tidak mendukung tulisan sebaiknya juga tidak perlu dipakai.
Tulisan dapat menarik dengan menggunakan kosakata yang
beragam. Memperkaya kosakata dengan jalan banyak membaca,
kemudian memilih kosakata yang sederhana, mudah dipahami
siapa saja, tidak harus menggunakan kosakata yang tinggi dan
rumit.

5) Tahap Revisi
Setelah seluruh ide tertuang tuntas ke dalam tulisan, masih ada
beberapa tahap berikutnya yang perlu dilakukan, yakni sebagai
berikut.

  73 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

a) Mengendapkan tulisan
Penulis perlu mengendapkan hasil tulisan sesaat dengan tujuan
mengambil jarak terhadap tulisannya sendiri. Jarak antara penulis
dan tulisannya akan memberikan ruang obyektif, penulis dapat
memosisikan dirinya sebagai pembaca.

b) Mengoreksi ulang
Mengoreksi bukanlah hal yang tabu dalam kegiatan tulis-menulis.
Pada saat penulis telah memosisikan dirinya sebagai pembaca,
dia akan lebih bebas melihat kesalahan (baik teknis maupun
nonteknis) serta dapat melihat hal-hal yang perlu ditambah atau
dikurangi dari tulisan tersebut. Kegiatan tersebut dinamakan
dengan editing.

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan

Silakan Kegiatan ini dilakukan untuk memperdalam pemahaman dan


mengembangkan kemampuan diri di dalam menulis; disertai dengan
penanaman sikap gotong royong, religius, nasionalisme, dan sikap-sikap
lainnya.

a. Gotong royong ditunjukkan dengan kemauan untuk bekerja sama dan


saling menghargai di dalam kegiatan-kegiatan diskusi.
b. Religius dan nasionalisme ditunjukkan dengan pemahaman yang
mendalam terhadap ajaran-ajaran keagamaan dan kepedulian pada
persoalan-persoalan kebangsaan yang dinyatakan melalui tulisan.

2. Curah Pendapat

Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu diminta untuk menyebutkan berbagai
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat menulis.
Dalam kegiatan ini, diharapkan kemampuan saling menghargai antara para
peserta dapat semakin terlatih; termasuk di dalam menerima perbedaan yang
mungkin ada.

74 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Sebagai langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan
baik, Bapak dan Ibu menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Apakah yang Bapak dan Ibu ketahui tentang keterampilan


menulis?
2. Apakah Bapak dan Ibu penah menulis? Jenis tulisan apa yang
bapak dan Ibu Tulis?
3. Apakah Bapak dan Ibu mengalami kesulitan?
4. Bagaimana cara bapak danIbu mengajarkan keterampilan
menulis di kelas? 
.

3. Mengkaji Materi

Pada kegiatan ini secara berkelompok Bapak dan Ibu akan mendalami materi
konsep menulis. Kaji dan cermati materi pada modul ini lalu kerjakan LK 3.1.
Ikutilah langkah kegiatan berikut.

a. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 membaca, mengkaji,


dan mendalami materi pengertian dan manfaat menulis. Kelompok 2
bertugas membaca, menelaah, dan mengkaji materi tujuan dan jenis
tulisan. Pada kegiatan ini, Bapak dan Ibu mengerjakan LK 3.1 dan 3.2.
b. Tuangkan hasil diskusi dalam powerpoint, lalau presentasikanlah di depan
kelas. Berikalah tanggapan dan masukan kepada kelompok yang
melakukan presentasi. Dalam langkah ini dharapkan muncul sikap
menghargai terhadap karya orang lain di samping sikap kritis dan
bertanggung jawab.

4. Praktik Menulis Teks

Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu akan praktik mengaplikasikan prosudur
menulis pada dua jenis teks, yakni teks iklan dan teks eksposisi. Untuk
mengembangkan sikap tanggungjawab, dan kemandirian, maka kegiatan ini

  75 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

dilakukan secara mandiri. Berdasarkan langkah-langkah kegiatan menulis


yang sudah dibahas pada bagian uraian materi, tulislah sebuah teks iklan dan
teks eksposisi. Perhatikan unsur-unsur, struktur dan ciri masing-masing teks.
Pada kegiatan ini, Bapak dan Ibu mengerjakan K3.2. menulis iklan dan LK
3.3.menulis teks eksposisi.

5. Penilaian Berbasis Kelas

Pada akhir kegiatan pembelajaran ini, Bapak dan Ibu akan mengembangkan
soal sesuai dengan materi yang dipelajari pada kegiatan ini. Soal tersebut
diharapkan mengandung unsur HOTs. Untuk menyusun soal tersebut, Bapak
dan Ibu terlebih dahulu membaca modul kelompok kompetensi H Penilaian
Pembelajaran Bahasa Indonesia atau referensi lainnya yang relevan.
Selanjutnya secara mandiri silakan Bapak dan Ibu mengerjakan LK 3.4
mengembangkan butir soal

6. Penutup

Setelah mengerjakan semua LK, Bapak dan Ibu dapat mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Bapak dan Ibu melakukan kegiatan
refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.

76 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

E. Latihan/ Tugas/Kasus
LK-3.1 Konsep Menulis

Untuk menguji pemahaman Bapak dan ibu mengenai konsep menulis, jawablah
pertanyaan berikut!

1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan menulis?

2. Uraikanlah manfaat yang diperoleh dari keterampilan menulis?

3. Apa saja tujuan orang melakukan aktifitas menulis?

4. Tuliskan empat karakteristik keterampilan menulis?

  77 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

LK-3. 2 Menulis Teks Iklan

1. Jelaskan kreteria teks iklan yang baik?

2. Tulislah sebuah teks iklan berdasarkan kreteria bahasa teks iklan yang
baik!
 

LK-3.3. Menulis Teks Eksposisi


Tulislah sebuah teks eksposisi, perhatikanlah ciri, dan struktur teks!

78 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

LK 3. 4. Penilaian Berbasis Kelas


1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul H
Kelompok Kompetensi Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel 1.4.

Tabel 4.Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia

3. Buatlah kisi-kisi soal UN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Bapak dan
Ibu)

  79 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK


a. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia

4. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN pada lingkup materi yang


dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal

80 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

8. Tulislah sola tersebut pada kartu soal!


KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi :
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Soal

Kunci Jawaban :

  81 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

F. Rangkuman
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha
sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan
dan mengatur menulis. Menulis juga merupakan peletakkan simbol grafis yang
mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca
simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa..

Karakteristik keterampilan menulis sangat menentukan dalam ketepatan


penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis.
Sudah dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik keterampilan menulis guru
yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik.

Paragraf merupakan sarana menuangkan gagasan dengan arti kata segala


sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, yang tersusun dengan sebaik-
baiknya dalam bentuk paragraf sehingga gagasan kita dapat dipahami dengan
mudah.

Menuangkan gagasan secara tertulis dapat kita analogikan dengan merangkai


karangan bunga atau membingkiskan kado untuk orang lain. Karangan bunga atau
bingkisan kado mewujudkan suatu gagasan, bingkisan gagasan itu harus
merupakan karangan yang jadi utuh dan lengkap.

82 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran berikut!

1. Periksa kembali tujuan Kegiatan Pembelajaran 3 ini. Silakan Bapak dan Ibu
cermati pencapaian tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi pada peta
indikator pencapaian kompetensi. Apa saja yang sudah bapak dan ibu capai?
Jelaskan!

2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 3 yang belum
Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa!

3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam kegiatan
pembelajaran I? Pada kegiatan mana nilai itu dapat diimplementasikan?

  83 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 3 

4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam


kegiatan pembelajaran di kelas?

5. Apakah materi pada Kegiatan Pembelajaran 3 dapat diaplikasikan di


kelas? Jika ya, bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikannya?

84 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kegiatan Pembelajaran 4
Teori dan Genre Sastra

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak dan Ibu dapat memahami teori dan genre
sastra, baik puisi, prosa, maupun drama disertai pengembangan sikap gotong
royong, mandiri, religius, dan nasionalisme.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Tabel 5. Peta Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator


20.6 Memahami teori dan genre Sastra
20.6.1 Menjelaskan teori dan genre
sastra Indonesia

C. Uraian Materi
1. Teori Sastra

a. Pengertian Sastra
Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan
masyarakat. Melalui karya sastra, pengarang berusaha mengungkapkan
suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau mereka
alami. Selain itu karya sastra menyuguhkan potret kehidupan sosial dalam
masyarakat. Setelah mengalami proses kreatifitas dan imajinasi
pengarang, maka lahirlah pengalaman kehidupan sosial tersebut dalam
bentuk karya sastra.

Menurut Wellek dan Warren (2014) sastra adalah suatu kegiatan kreatif,
sederetan karya seni. Sedangkan teori sastra adalah studi prinsip,
kategori, dan kriteria yang dapat dipacu dan dijadikan titik tolak dalam
telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadap karya satra disebut
kritik sastra dan sejarah sastra. Ketiga bidang ilmu tersebut saling
mempengaruhi dan berkaitan secara erat. Teori sastra hanya ddapat

  85 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

disusun berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria,


kategori, dan skema umum mengenai sastra tidak mungkin diciptakan
tanpa berpijak pada karya sastra kongkrit

Karya sastra lahir dari pengalaman dan pengetahuan kemanusiaan


tidaklah sekadar menghadirkan dan memotret begitu saja, melainkan
secara substansial menyarankan bagaimana proses kreasi kreatif
pengarang dalam mengekspresikan gagasan-gagasan keindahannya.
Gagasan keindahan ini, dapatlah dikatakan berfungsi ganda, untuk
mengomunikasikan kenikmatan estetik dan bagaimana membuat
pembaca atau penikmat menemukan kehidupan itu sendiri.

Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan


imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia
kemanusiaan. Sastra adalah hasil seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

b. Fungsi Sastra
Karya sastra memiliki banyak fungsi, namun secara umum berfungsi
adalah menyenangkan dan bermanfaat. Karya sastra yang disuguhkan
tentu harus menyenangkan karena memiliki sifat menghibur. Kesenangan
dalam karya sastra tentu berneda dengan karya seni lainjnya. Bukan saja
karena memiliki nilai estetika namun juga memiliki nilai-nilai kehidupan
yang tinggi.

Selain menampilkan unsur keindahan dan hiburan, karya sastra juga


cenderung membuktikan memiliki unsur pengetahuan. Contohnya puisi,
keseriusan puisi terletak pada segi pengetahuan yang disampaikannya.
Selain itu, sastra mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia
daripada psikolog. Karena novelis mampu mengungkapkan kehidupan
batin tokoh-tokoh pada novel yang ditulisnya. Sehingga ada yang
berpendapat novel-novel bisa dijadikan sumber bagi para psikolog atau
menjadi kasus sejarah yang dapat memberikan ilustrasi dan contoh.
Bahkan bisa dikatakan bahwa novelis menciptakan dunia yang

86 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

mengandung nilai kebenaran dan pengetahuan sistematis yang dapat


dibuktikan.

Dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1) Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang


menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
2) Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan
kepada pembaca /peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan
buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral tinggi.
3) Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang
mengandung ajaran agama yang dapat dileladani para
penikmat/pembaca sastra
4) Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik
pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang
terkandung didalamnya.
5) Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi
penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.

2. Genre Sastra Indonesia

Karya sastra dibagi atas tiga jenis, yakni puisi, prosa dan drama. Berikut ini
akan diuraikan ketiga bentuk tersebut.

a. Puisi Indonesia
1) Pengertian Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang paling
mewakili ekspresi perasaan manusia. Oleh karena itu, puisi
sesunguhnya merupakan bentuk karya sastra yang paling kita akrabi.
Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada Sang Khalik,
sering kita ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kita jarang
menyadarinya bahwa itu adalah puisi.

Jika hendak mengagungkan keindahan alam, maka kita


menggunakan pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kita pilih sehingga

  87 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

dapat mewakili dan memancarkan keindahan alam yang kita kagumi


itu.

Berdiri aku di tepi pantai


Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang memecah berderai
Ke ribaan pasir rindu berpaut.

Cuplikan di atas diambil dari puisi “Laut” karya Amal Hamzah. Jika
dibaca, culikan puisi itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya
yang memecah pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kita rasakan
bila kita berdiri di tepi pantai. Kita akan melihat ombak bergulung-
gulung memecah tepi pantai, bukan? Pasir-pasir di tepi pantai itu
laksana merindukan pautan ombak. Pasir-pasir itu tampak seperti
berpegangan untuk kembali ke laut.

Perhatikan contoh lainnya.

Hanyut aku Tuhanku


Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani.

Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul "Tuhan" karya


Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan
dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan Sang Khalik.
Kerinduan dan kegelisahannya itu diungkapkan kata hanyut, kasih,
meninggi, dan langit ruhani. Kata-kata itu memunjukkan dalamnya
kecintaan penyair pada Tuhan.

Demikianlah contoh-contoh kandungan isi yang dapat kita jumpai


lewat puisi. Isi suatu puisi dapat kita peroleh melalui pemahaman atas
keseluruhan puisi itu. Kata-kata yang muncul dalam puisi dapat
dijadikan patokan dalam menemukan makna atau isi puisi.

88 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

2) Macam-macam Puisi
Ditinjau dari bentuk maupun isinya, ragam puisi itu bermacam-
macam. Ragam puisi itu dibedakan dalam beberapa kelompok, antara
lain:

a) Puisi Naratif
Puisi naratif yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu
cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Termasuk dalam
jenis puisi naratif ini adalah apa yang biasa disebut dengan balada
yang dibedakan antara folk ballad, dengan literary ballad, sebagai
suatu ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia
dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan,
kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi
lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale sebagai
puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat.

b) Puisi Lirik
Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual
penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap,
maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik
umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern
di Indonesia seperti tampak dalam puisi-puisi Chairil Anwar,
Sapardi Djokodamono, Goenawan Mohammad, dan lain-lainnya
(Aminuddin, 1987: 135).

c) Puisi Deskriptif
Dalam puisi deskriptif, penyair bertindak sebagai pemberi kesan
terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatian penyair. Jenis puisi yang dapat
diklasifikasikan dalam puisi deskriptif, misalnya : puisi satir, kritik
sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire juga merupakan puisi
yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap
suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau meyatakan
keadaan sebaliknya.

  89 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

d) Puisi Subyektif
Puisi Subyektif juga disebut puisi personal, yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam
diri penyair sendiri.

e) Puisi Obyektif
Puisi Obyektif berarti puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar
diri penyair itu sendiri. Puisi obyektif disebut juga puisi impersonal.
Puisi naratif dan deskriptif kebanyakan adalah puisi obyektif,
meskipun juga ada beberapa yang subyektif.

3) Struktur Puisi
a) Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi yang disebut juga dengan metode puisi terdiri
dari (1) diksi, (2) pengimajian, (3) kata konkret, (4) bahasa figurasi
atau majas, (5) versifikasi, dan (6) tata wajah atau tipografi.
Struktur fisik atau metode puisi tersebut juga dipengaruhi pula
oleh penyimpangan bahasa dan sintaksis dalam puisi. Struktur
fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang
hendak disampaikan penyair.

b) Struktur Batin Puisi


Struktur batin I.A. Richards (1997: 180-181) menyebut makna
atau dengan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi,
yakni: tema (sence), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap
penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
Keempat unsur itu menyatu dalam wujud penyampaian bahasa
penyair.

4) Jenis-Jenis Puisi
a) Puisi Lama
Puisi telah tercipta sejak lama. Namun, bentuknya tidak sama
dengan yang kita kenal sekarang. Puisi lama terikat oleh berbagai
peraturan, seperti banyaknya baris tiap bait, dan banyaknya suku
kata tiap baris.

90 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Berikut diuraikan beberapa bentuk puisi lama.

1) Mantra
Mantra adalah bentuk puisi yang berupa gubahan bahasa, yang
diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib. Irama bahasa sangatlah
dipentingkan dengan maksud untuk menciptakan nuansa magis.
Mantra timbul dari hasil imajinasi atas dasar kepercayaan animisme.

Contoh:
Sirih lontar pinang lontar
Terletak di atas penjuru
Hantu buta, jembalang buta
Aku mengangkatkan jembalang rusa.
....
2) Pantun Berkait
Pantun berkait, pantun berantai, atau seloka, adalah pantun yang
terdiri atas beberap batit. Pantun ini terdiri atas beberapa bait yang
sambung-menyambung. Hubungannya sebagai berikut: Baris kedua
dan keempat pada bait pertama dipakai kembali pada baris pertama
dari ketiga pada bait kedua. Demikianlah pula hubungan antara bait
kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.

Contoh:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuari

Buah kemuning di dalam puari


Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah Tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri

  91 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

3) Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya yang terdiri atas enam,
delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun
biasa, yanki terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris,
maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris
berikutnya merupakan isi.

Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalari
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

Pantun Kilat

Pantun kilat atau karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris:
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.

Contoh:
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati

Pinggan tak retak, nasi tak ingin


Tuan tak hendak, kami tak ingin

4) Gurindam
Gurindam seing juga disebut sajak peribahasa. Gurindam terdiri dari
dua baris yang berirama. Baris pertama umumnya berupa sebab
(hukum, pendirian), sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau
dugaan. Gurindam yang terkenal ialah kumpulan gurindam karangan
pujangga Melayu klasik Raja Ali Haji dengan namanya, "Gurindam
Dua Belas. Gurindam tersebut terdiri atas dua belas pasal dan berisi
kurang lebih 64 buah gurindam.

92 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Contoh:
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah

5) Syair
Syair merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh
kebudayaan Arab. Berikut adalah contohnya:

Diriku lemah anggotaku layu


Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu

6) Pantun
Salah satu jenis puisi lama, kekayaan dari khazanah karya sastra
Indonesia adalah pantun. Pantun merupakan sastra asli Indonesia
yang memiliki ciri dan kekhasan tersendiri dibandingkan dengan
karya-karya sastra lainnya di dunia. Bentuk pantun hampir sama
dengan puisi puisi lama lainnya. Pantun dibentuk oleh bait-bait dan
setiap bait terdiri atas baris-baris. Pantun terikat oleh aturan-aturan
baku. Jumlah baris pada setiap baitnya, ditentukan. Jumlah suku kata
dalam setiap barisnya serta bunyi-bunyi hurufnya, juga telah diatur.

Contoh pantun:
Kalau ada kembang yang baru
bunga kenanga dikupas jangan
Kalau ada sahabat yang baru
sahabat lama dibuang jangan
Asam pauh dari seberang

Dimuat orang dalam pedati


Badan jauh dirantau orang
kalau sakit siapa mengobati
 

  93 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

b. Puisi Baru
Puisi baru lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima. Misalnya jenis soneta yang berciri-ciri (1) Terdiri
atas 14 baris; (2) Terdiri atas 4 bait yang terdiri atas 2 quatrain dan 2
terzina; (3) dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu
kesatuan yang disebut oktaf; (4) Dua terzina merupakan isi dan
merupakan satu kesatuan yang disebut isi atau disebut sextet; (5) Bagian
sampiran biasanya berupa gambaran alam; (6) Sextet berisi curahan atau
jawaban atau kesimpulan dari apa yang dilukiskan dalam octav.(7)
Peralihan dari octav ke sextet disebut volta. (8) Penambahan baris pada
sonata disebut koda; (9) Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya
antara 9 s.d 14 suku kata; dan (10) Rima akhirnya adalah a-b-b-a, a-b-b-
a, c-d-c,d-c-d.

Contoh :
Gembala
Perasaan siapa takkan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang(b)
Seorang saja ditengah padang(b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh dibawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang kerumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)

Salah satu jenis puisi baru adalah puisi kontenporer. Kata kontemporer
secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman
atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain

94 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun
waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional
puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang
kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata kasar, ejekan,
dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya
bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.

Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:

1) Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan


O Amuk Kapak
2) Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
3) Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita

c. Prosa Indonesia
Slamet Mulyana mengemukakan istilah prosa berasal dari bahasa latin
oratio provorsa yang berarti ucapan langsung bahasa percakapan
sehingga prosa berarti bahasa bebas, bercerita, dan ucapan langsung.
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose yang berarti bahasa tertulis
atau tulisan. Sedangkan fiksi berasal dari kata fiction yang berarti rekaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prosa fiksi adalah cerita rekaan
dimana tokoh, peristiwa dan latar didalamnya bersifat imajinasi.

H.B. Jasin mengemukakan prosa itu pengucapan dan pemikiran bahasa


dalam karangan ilmu pengetahuan karena berdasarkan pikiran dan
menjauhi segala yang mungkin menggerakkan perasaan. Prosa yang
bersifat sastra haruslah memenuhi syarat kesenyawaan yang harmonis
antara bentuk dan isi, kesatuan yang serasi antara pikiran dan perasaan.

Aminuddin ( 2002) menyatakan bahawa prosa Fiksi adalah kisahan atau


ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan,
latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil
imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera.

Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra
pada umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan,

  95 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

pengalaman, nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai


budaya yang luhur. Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa,
serta membantu pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak
langsung). Secara umum prosa terbagi atas prosa lama dan prosa baru.

d. Prosa Lama
1) Ciri-ciri Prosa Lama
Adapun circiri prosa lama adalah sebagai berikut.

a) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.


b) Ceritanya anonim “tanpa nama”
c) Milik bersama.
d) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
e) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam
imajinasi”
2) Jenis-Jenis Prosa lama
a) Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di
masyarakat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita
yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang
lain melalui penuturan lisan, yakni penciptaan, penyebaran, dan
pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur kata dari mulut
ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara turun–
temurun dari satu generasi ke generasi. Cerita rakyat terdiri dari
berbagai versi, biasanya tidak diketahui pengarangnya (anonim).

William R. Bascom dalam James Danandjaja (2007 : 50) membagi


cerita rakyat atau cerita prosa rakyat (folk literature) ke dalam tiga
kelompok, yaitu (1) mite, (myth) (2) legenda (legend), (3) dongeng
(folktale). Sejalan pembagian yang dilakukan oleh Bascom,
Haviland (1993 : 230) juga membagi cerita rakyat ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu (1) mitos, (2) legenda, (3) dongeng.

Berikut ini penjelasan tentang jenis cerita rakyat yang hanya


dibatasi pada mite/mitos, legenda, dan dongeng.

96 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

b) Mite
Mite atau mitos berasal dari bahasa Yunani, mythos yang berarti
cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-
puja. Mitos adalah cerita tentang dewa-dewa suci yang
mendukung sistem kepercayaan atau agama (religi), contohnya
adalah cerita-cerita yang menerangkan asal usul dunia,
kehidupan manusia dan kegiatan-kegiatan hidup seperti bercocok
tanam, misalnya tentang kepercayaan Dewi Sri atau adat istiadat
yang lain (Suripan Sadi Hutomo, 1991 : 63).

Contoh cerita tentang dewa-dewi adalah Dewi Sri. Menurut cerita


mite jenazahya menitis menjadi padi, sehingga Dewi Sri dipercaya
sebagai Dewi Padi dan lambang kesuburan. Pemahaman
terhadap cerita mitos sering menjadi sebuah keyakinan.
Keyakinan ini dapat mengarah ke takhayul jika keyakinannya
secara berlebihan. Akibatnya banyak masyarakat yang
menganggap keramat terhadap suatu mitos. Mite yang
berkembang luas dalam kehidupan masyarakat Jawa adalah Nyi
Roro Kidul, Ki Ageng Sela, dan sebagainya.

c) Legenda
Legenda adalah cerita yang mengisahkan asal-usul satu tempat
atau peristiwa zaman silam. Hutomo (1991) menyatakan bahwa
legenda merupakan cerita-cerita yang dianggap masyarakat
pemiliknya sebagai peristiwa-peristiwa sejarah. Sebagian besar
masyarakat menganggap bahwa legenda adalah sejarah rakyat.
Legenda merupakan cerita yang mencerminkan kehidupan dan
kebudayaan masyarakat setempat.

Sejalan dengan hal tersebut, Danandjaja (2007) menyatakan


bahwa legenda adalah prosa rakyat yang memiliki ciri-ciri yang
mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi,
tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi
manusia, yang mempunyai kekuatan luar biasa, dan seringkali
juga dibantu makhluk-makhluk ajaib.

  97 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

Misalnya: Jaka Tingkir di Jawa Tengah, cerita Panji di Jawa Timur,


dan sebagainya. Legenda setempat adalah legenda yang
berhubungan dengan asal mula suatu tempat, nama tempat dan
topografi, yaitu bentuk permukaan suatu daerah yang berbukit-
bukit, berjurang, dan sebagainya.

Contoh legenda adalah Candi Roro Jonggrang, Tangkuban


Perahu, Danau Toba, dan sebagainya. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa legenda merupakan suatu
cerita yang dianggap terjadi dan pelakunya adalah orang yang
terkemuka atau manusia yang memiliki kesaktian dan betul-betul
pernah hidup di masa lampau.

d) Dongeng
Dongeng Menurut Sudjiman (1986:15) adalah cerita tentang
makhluk khayalan. Makhluk khayalan yang menjadi tokoh-tokoh
cerita semacam itu biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang
memiliki kebijaksanaan untuk mengatur masalah manusia dengan
segala macam cara. Bascom dalam Danandjaja ( 2007: 50)
menyatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa rakyat yang
dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita,
dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng
merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama pada
zaman dahulu.

e. Prosa Baru
1) Ciri-ciri Prosa Baru
Adapun ciri-ciri prosa baru adalah sebagai berikut.

a) Tertulis.
b) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat
sekitar”.

98 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

c) Dipengaruhi pengarangnya.
d) Dipengaruhi sastra barat.
e) Bentuk novel,cerpen,drama.

2) Jenis-Jenis Prosa Baru


a) Cerita pendek
Cerita pendek atau sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Berapa ukuran panjang atau pendek yang
dimaksud memang tidak ada aturan baku yang dianut maupun
kesepakatan diantara pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe
dalam Nurgiantoro (1995: 11) menyatakan bahwa cerita pendek
adalah sebuah cerita yang selesai dibaca sekali duduk, kira-kira
berkisar antara setengah jam sampai dua jam.

Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya


dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella
(dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya cerita-
cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa, dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi lain yang lebih panjang. Disyaratkan
oleh H.B. Jassin bahwa cerita pendek haruslah memiliki bagian
perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian (Korrie Layun Rampan,
1995: 10).

Cerita pendek memiliki ciri-ciri pokok: (1) cerita fiksi, (2) bentuk
singkat dan padat, (3) ceritanya terpusat pada suatu
peristiwa/insiden/konflik pokok, (4) pengembangan alur terbatas
dan (5) keseluruhan cerita memberikan suatu satu efek/kesan
tunggal (Sarwadi dalam Jabrohim, 1991: 165).

Berdasarkan berbagai batasan cerita pendek di atas, dapat


disimpulkan bahwa cerita pendek adalah bentuk prosa fiktif naratif
yang habis dibaca sekali duduk, serta mengandung konflik
dramatik. Cerita pendek adalah cerita fiksi bentuk prosa yang
singkat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa pokok,

  99 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan


keseluruhan cerita member kesan tunggal.

b) Novel
Novel sebenarnya merupakan salah satu jenis fiksi. Novel dan
cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus
disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian,
novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian,
pengertian fiksi juga berlaku untuk novel (Burhan Nurgiantoro,
1995: 9).

Herman J. Waluyo (2002: 37) mengemukakan bahwa novel


mempunyai ciri: (1) ada perubahan nasib dari tokoh cerita; (2) ada
beberapa episode dalam kehidupan tokoh utamanya; (3)
biasanya tokoh utama tidak sampai meninggal. Pengertian novel,
Herman J. Waluyo (2009: 8) menyatakan pendapatnya bahwa
secara etimilogis, kata novel berasal dari kata novellus yang
berarti ‘baru’. Jadi, sebenarnya memang novel adalah bentuk
karya sastra cerita fiksi yang paling baru. Berbagai pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa novel atau cerita rekaan adalah
satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun
sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki
keterjalinan ceritanya; untuk membangun totalitas makna dengan
media bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang
hidup dan seluk-beluk kehidupan manusia.

3) Unsur-Unsur Prosa (Cerita Pendek dan Novel)


a) Unsur Intrinsik Prosa
Unsur intrinsik (intrinsik) adalah unsur-unsur yang membangun
karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang yang
secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Unsur yang dimaksud misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan,

100 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya


bahasa, dan lain-lain (Burhan Nurgiantoro, 2007).

Pembahasan terhadap unsur-unsur intrinsik pembangun cerita


pendek/novel diuraikan sebagai berikut.

4) Tema
Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita Senada
dengan pengertian tersebut, Hartoko dan Rahmanto (dalam Burhan
Nurgiyantoro (2007) menyatakan bahwa tema merupakan gagasan
dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi
pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai keseluruhan
cerita. Senada dengan pengertian tersebut, Tarigan (1983)
menyatakan bahwa tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok.

Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari


sendiri oleh pembacanya. Pengarang karya sastra tidak semata-mata
mengatakan apa yang menjadi inti permasalahan hasil karyanya
walaupun kadang-kadang ada atau terdapat kata-kata, kalimat kunci
dalam salah satu bagian karya sastra, dari kalimat kunci pengarang
seolah-olah merumuskan apa yang sebenarnya menjadi pokok
permasalahan.

Ada beberapa cara untuk menafsirkan tema menurut Stanton dalam


Nurgiayantoro (2007) yakni (1) harus memperhatikan detil yang
menonjol dalam cerita rekaan, (2) tidak terpengaruh oleh detil cerita
yang kontradiktif, (3) tidak sepenuhnya tergantung oleh bukti-bukti
implisit, tetapi harus yang eksplisit, (4) tema itu dianjurkan secara jelas
oleh cerita yang bersangkutan.

5) Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang
menggambarkan keadaan lahir maupun batin seseorang atau pelaku.
Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karena
cerpen/novel pada dasarnya adalah menceritakan manusia dalam
berhubungan dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh

  101 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

dalam cerita akan memiliki watak yang berbeda-beda antara tokoh


yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui karakter tokoh cerita
pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud cerita akan
menjadi lebih jelas.

Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak,


perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh.
Penokohan dan karakterisasi sering disamakan artinya dengan
karakter dan perwatakan. Penokohan menunjuk pada penempatan
tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah
cerita.

Senada dengan pendapat di atas Panuti Sudjiman (1988: 16-23)


berpendapat tokoh ialah individu yang mengalami peristiwa atau
berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Watak berarti tabiat,
sifat kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak
tokoh dan penciptaan citra tokoh.

Jadi yang dimaksud penokohan atau karakteristik adalah ciri-ciri jiwa


seseorang tokoh dalam suatu cerita. Seluruh pengalaman yang
dituturkan dalam cerita kita ikuti berdasarkan tingkah laku dan
pengalaman yang dipelajari melalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah
pembaca mengikuti jalannya seluruh cerita dan berdasarkan karakter,
situasi cerita dapat dikembangkan.

6) Plot atau Alur


Plot atau alur adalah urutan peristiwa yang merupakan dasar
terciptanya sebuah cerita. Alur bisa tampak apabila pengarang dalam
menyusun cerita antara tema pesan dan amanat saling berhubungan.

Cerita bergarak dari peristiwa yang lain, masing-masing peristiwa itu


disusun secara runtut, utuh dan saling berhubungan. Plot merupakan
unsure fiksi yang penting, bahkan banyak orang menganggap sebagai
unsur yang terpenting. Plot dapat mempermudah dalam memahami
suatu cerita. Tanpa adanya plot pembaca akan kesulitan dalam
memahami suatu cerita.

102 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Plot karya fiksi yang kompleks sulit dipahami hubungan sebab akibat
antarperistiwanya, menyebabkan ceritanya sulit dipahami. Dalam
suatu cerita biasanya dituliskan berbagai peristiwa dalam urutan
tertentu. Peristiwa yang diurutkan itulah yang disebut alur atau plot.
Adapun pengertiannya menurut Panuti Sudjiman (1998: 30) adalah
jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu, lalu
ia juga memberikan batasan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa
yang dijalin dan direka secara seksama yang menggerakkan jalan
cerita melalui rumusan ke arah klimaks dan penyelesaian.

Penahapan plot dapat diuraikan sebagai berikut.

Tahapan plot: Awal-tengah-akhir. Tahap awal sering disebut juga


dengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi informasi-informasi penting
yang berhubungan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan
berikutnya. Tahap tengah atau tahap pertikaian menampilkan konflik
atau pertentangan yang sudah mulai dimunculkan pada tahap
sebelumnya. Adapun tahap akhir atau tahap peleraian menampilkan
adagan tertentu akibat klimaks. Pada bagian ini, dimunculkan akhir
dari cerita. (b) Tahapan plot menurut Richard Summers.Richard
Summers membagi plot menjadi lima tahapan yaitu tahap situation
(tahap penyituasian) yaitu tahap yang berisi pengenalan tokoh serta
situasi yang ada dalam cerita, tahap generating circumstances (tahap
pemunculan konflik), tahap rising action (tahap peningkatan konflik),
tahap climax (klimaks) yaitu titik intensitas puncak konflik yang dialami
tokoh, tahap denouement (tahap penyelesaian).

Dari uraian pendapat yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan


bahwa plot mengandung indikator-indikator berikut: (a) plot adalah
kerangka atau struktur cerita yang merupakan jalin-menjalinnya cerita
dari awal sampai akhir, (b) dalam plot terdapat hubungan kausalitas
(sebab akibat) dari peristiwa-peristiwa, baik dari tokoh, ruang, maupun
waktu. Jalinan sebab akibat itu bersifat logis (masuk akal/dapat
diterima akal sehat/mungkin terjadi), (c) jalinan cerita dalam plot erat
kaitannya dengan perjalanan cerita tokoh-tokohnya, (d) konflik batin

  103 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

pelaku adalah sumber terjadinya plot dan berkaitan dengan tempat,


dan waktu kejadian cerita, dan (e) plot berkaitan dengan
perkembangan konflik antara tokoh antagonis dengan tokoh
protagonis.

7) Latar (setting)
Latar atau biasa disebut dengan setting merujuk pada pengertian
tempat¸ hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa dalam cerita. Latar memberikan kesan realistis kepada
pembaca. Latar dibedakan dalam tiga unsur pokok yaitu tempat,
waktu dan sosial. Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya
peristiwa, latar waktu berhubungan dengan masalah kapan peristiwa
terjadi dan latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat dalam cerita.

Latar adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung yang


mencakup tempat dan dalam waktu serta kondisi psikologis dari
semua yang terlibat dalam kegiatan (Henry Guntur Tarigan, 1984:
187). Sesuai pendapat tersebut, Sudjiman (1988: 44) mengatakan
bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan
dengan waktu, ruang, suasana terjadinya peristiwa dalam karya
sastra membangun latar cerita. Sedangkan menurut Kenney (1966:
40) latar meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi,
pemandangan, sampai kepada perincian sebuah ruangan, pekerjaan
atau kesibukan sehari-hari tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa
sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama, moral, intelektual,
sosial dan emosional para tokoh.

8) Sudut Pandang (point of view)


Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandang yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,
tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam
sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, dalam Burhan
Nurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja

104 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.


Segala sesuatau yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik
pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan.
Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut
pandang tokoh, lewat kaca mata tokoh cerita (Burhan Nurgiantoro,
1995: 248).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pada hakikatnya pembagian


jenis point of view mempunyai kesamaan yakni: (1) pengarang
sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai
omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2)
pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia dapat
bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat
bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya
pengarang menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan
kedua.

9) Gaya
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau
gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya. Keduanya
saling berhubungan, yaitu gaya seorang pengarang dalam bercerita
akan terlihat juga dalam bahasa yang digunakannya (Jabrohim, 1986:
528).

Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon


pengarang terhadap persitiwa-peristiwa melalui media bahasa seperti:
jenis bahasa yang digunakan, kata-katanya, sifat atau ciri khas
imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya.

Menurut Waluyo dan Nugraheni (2008) gaya pengarang satu dengan


yang lainnya berbeda. Oleh karena itu, bahasa karya sastra bersifat
ideocyncratic artinya sangat individual. Perbedaan gaya itu
disebabkan karena perbedaan pemikiran dan kepribadian. Gaya
bercerita juga berfungsi untuk membentuk kesatuan (unity) dari karya
sastra.

  105 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Hal ini tercermin


dalam cara pengarang menyusun dan memilih kata-kata, tema,
memandang tema, atau meninjau persoalan, pendeknya gaya
mencerminkan pribadi pengarang. Hal ini sesuai dengan pendapat
yakob Sumardjo (1984: 37) yang menyatakan bahwa hasil karya
sastra adalah potret pengarangnya. Gaya pengarangnya adalah kaca
bening jiwanya. Pengarang yang religious akan tampak pada karya
sastranya. Pengarang yang matang pengalaman akan menampakkan
pandangannya yang matang tentang kehidupan ini. Dengan
mempelajari gaya pengarang akan dapat memahami pribadi
pengarang daripada membaca biografi yang ditulis orang lain.

Gaya pengarang termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana


retorik, bentuk kalimat, bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta
setiap pemakaian aspek bahasa oleh pengarang. Namun, gaya
bahasa (majas) dapat diartikan penggunaan kata-kata kiasan dan
perbandingan yang tepat untuk melukiskan suatu maksud guna
membentuk plastik bahasa. Gaya bahasa dapat dibagi menjadi
bahasa perbandingan, penegas, pertentangan, dan
pertautan/sindiran. Jadi, gaya bahasa itu merupakan cara seseorang
untuk mengungkapkan suatu pengertian dalam kata, kelompok kata,
dan kalimat.

10) Amanat.
Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan
pengarang. Panuti Sujiman (1988: 51) menyatakan bahwa amanat
adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Menurut Suharianto (1982:
71) amanat dapat disampaikan secara tersurat dan tersirat. Tersurat,
artinya pengarang menyampaikan langsung kepada pembaca melalui
kalimat, baik itu berupa keterangan pengarang atau pun berbentuk
dialog pelaku. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya
sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga mempunyai
maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Pesan tertentu itulah yang disebut amanat.

106 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Amanat dalam sebuah karya sastra biasanya mencerminkan


pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang
nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita biasanya
dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan hal
tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat
cerita yang bersangkutan oleh pembaca.

Berdasarkan uraian mengenai amanat di atas, jelas bahwa amanat


adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca yang terdapat
dalam karya fiksi baik secara tersurat maupun tersirat.

f. Unsur Ekstrinsik Prosa (Novel/Cerpen)


1) Latar Belakang Masyarakat.
Pengaruh latar belakang masyarakat kepada pembuatan cerpen itu
sangatlah berpengaruh, Pemahaman untuk itu bisa berupa antara lain
adalah kondisi politik, idiologi negara, kondisi sosialnya, dan juga
kondisi keekonomian masyarakat. Ada beberapa latar belakang yang
mempengaruhi penulis, diantaranya adalah: a) Ideologi Negara, b)
Kondisi Politik, c). Kondisi Sosial, dan d). Kondisi ekonomi yang terjadi
di dalam masyarakat.

2) Latar Belakang Pengarang


Latar belakang pengarang itu terdiri dari, biografi pengarang tersebut
bagaimana, kondisi psikologis pengarang bagaimana, serta aliran
sebuah sastra yang dimiliki penulis sangatlah mempengaruhi
terhadap terbentuknya sebuah cerpen. a). Riwayat hidup sang
penulis, Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang
penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir
penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang
dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-
kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus
seorang penulis cerpen, b). Kondisi psikologis. Kondisi psikologis
merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita.

  107 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang


ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau
gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.

3) Aliran sastra penulis.


Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap
penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat
berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa
diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.

g. Drama
1) Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti
‘berbuat, berlaku, bertindak’. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau
tindakan. Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi,
action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian,
kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.

Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und


Gestalten, drama adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang
dari nyanyian dan tarian adat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan
jelas terorganisasi dialog dramatis, sebuah konflik dan
penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.

Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah


bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan perihal
kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung
ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan
dapat yang dipentaskan.

Namun, yang dapat digolongkan karya sastra adalah naskah drama


atau teks drama. Teks drama yang ditulis menggambarkan kehidupan
dengan menampilkan tikaian atau konflik dan emosi melalui lakuan
dan dialog. Naskah ini ditulis untuk pementasan. Drama dapat juga

108 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk
dipertunjukkan atau dipentaskan.

Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku berisi
pula petunjuk gerak atau penjelasan mengenai gerak-gerik dan
tindakan pelaku, peralatan yang dibutuhkan, penataan pentas atau
panggung, musik pengiring, dan sebagainya.

Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau


dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan
pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan pantas
untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog
tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan
ragam bahasa tulis, melainkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun
dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan
dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam
dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon. Dialog
dalam sebuah drama pun harus bersifat estetis atau memiliki
keindahan bahasa. Namun, nilai estetis tersebut tidak boleh
mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu,
dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan.
Untuk itu, observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu
menulis dialog drama agar realistis. Cerita drama yang sudah
dipanggungkan disebut dengan teater. Oleh karena itu, pembicaraan
drama kerap dikaitkan dengan teater. Tak ayal, terkadang orang
menyebut drama sebagai teater dan sebaliknya, teater dikatakan
dengan drama. Kedua hal ini tetap berbeda. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut.

  109 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

Tabel 6. Perbedaan Drama dan Teater

Drama Teater
Naskah Pertunjukan
Penokohan Tokoh
Teks Interteks
Peneliti Sutradara

Tabel di atas jelas menggambarkan bahwa drama masih berupa


naskah (di atas kertas). Drama adalah naskah yang akan dilakonkan.
Naskah lakon merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan
belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon
disebut juga sebagai ungkapan pernyataan (play wright) yang berisi
nilai-nilai pengalaman umum, juga merupakan ide dasar bagi aktor.
Proses pengembangan laku bersumber dari hasil studi dan analisis
isi. Hal ini dapat membangkitkan daya kreasi dalam menghayati laku
secara pas dan melaksanakan peran dengan takaran seimbang
dalam asas keutuhan, keseimbangan, serta keselarasan.

2) Jenis-jenis Drama
a) Tragedi
Boulton (1958:147) menjelaskan, drama tragedi adalah sebuah
permainan dengan akhir yang menyedihkan, biasanya setidaknya
terdapat satu kematian, tindakan dan pikiran dibuat secara serius
dan dengan menghormati hak pribadi manusia. Sementara itu,
Massofa (2009) menuliskan bahwa drama tragedi adalah
perbuatan yang menampilkan sang tokoh dalam kesedihan,
kemuraman, keputusasaan, kehancuran, dan kematian.

Senada dengan pendapat di atas, Wiyanto (2002:08)


menjelaskan bahwa drama tragedi adalah drama yang penuh
kesedihan. Pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukan
selalu sia-sia (gagal) dalam memperjuangkan nasibnya yang
jelek. Beberapa pendapat di atas dapat menjelaskan pengertian
bahwa drama tragedi adalah drama yang bersifat ringan yang

110 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

menggambarkan kedukaan atau kesedihan yang dialami oleh


tokoh.

b) Melodrama
Boulton (1958: 148) memaparkan bahwa melodrama adalah
hubungan yang rendah dari sebuah tragedi. Ini mungkin tentang
kesedihan atau akhir yang menyenangkan, meskipun berakhir
menyedihkan seperti tumpukan mayat atau teriakan orang gila
akan menjadi pelengkap sensasi pertunjukan yang mungkin lebih
mengharukan. Hal ini dikenal sebagai tragedi yang sebenarnya
dengan penggambaran karakter seseorang yang kasar dan
mungkin baik atau jahat secara realistis.

Sementara itu, Massofa (2009) menjelaskan bahwa melodrama


adalah perbuatan tragedi yang berlebihan. Melodrama juga dapat
masuk ke dalam cerita yang mengharukan ketika ditampilkan
untuk menggambarkan simpati. Ditambahkan oleh Wiyanto
(2002:09) bahwa melodrama adalah drama yang dialognya
diucapkan dengan iringan melodi atau musik.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat menyimpulkan bahwa


melodrama adalah drama musikal yang sarat dengan kesedihan
yang terkadang sangat berlebihan dan menguras empati
penonton.

c) Drama Heroik (The Heroik Play)


Boulton (1958: 148) menjabarkan bahwa drama heroik adalah
jenis tragedi berlebihan dalam model Inggris pada zaman Dryden.
Drama ini berkaitan dengan tema cinta dan keberanian yang
tinggi. Ada bagian adegan yang mengejutkan dari plot cerita yang
aneh dan upaya itu dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang
lebih besar dari tragedi tradisional. Keinginan untuk menciptakan
sensasi yang kuat sehingga menjadi risiko dari sebuah reaksi
penolakan, tetapi bentuk itu sekarang telah punah.

  111 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

Farce menurut Massofa (2009) disebutkan sebagai istilah yakni


komedi yang dilebih-lebihkan. Drama farce/heroik ini bisa
dikatakan drama yang berlebihan dalam mengekspresikan
perilaku tokoh maupun keberanian mengeksplor tema, sehingga
menimbulkan dampak yang terkadang di luar dugaan penonton,
karena dikemas secara unik dan luar biasa.

d) Drama Masalah/Problem Play


Boulton (1958: 149) menjelaskan bahwa kegunaan istilah ini untuk
diterapkan pada jenis permainan yang menyenangkan dari
masalah sosial atau moral tertentu sehingga membuat orang
berpikir cerdas. Secara alami hal ini biasanya berkaitan dengan
dilema hidup manusia yang menyakitkan. Jenis permainan ini
bermaksud mengajukan pertanyaan yang baik dan menyediakan
jawaban atau meninggalkan peradaban untuk menemukan
sesuatu.

e) Komedi (Comedy)
Boulton (1958: 150) menyatakan bahwa fungsi penting dari
komedi adalah untuk menghibur. Hiburan dapat dimulai dari
senyum tenang lalu kemudian tertawa terbahak-bahak. Komedi
dapat menjadi sangat hebat atau sangat sederhana, tetapi juga
dapat menenangkan hati manusia, seperti Yellow Sands and The
Farmer’s Wife karya Eden Philpott; atau kecerdasan yang
bijaksana seperti The Provok’d Wife atau The Way of The World.
Penggunaan komedi dapat disesuaikan dengan jenis-jenis drama
yang mengikutinya. Sementara itu, Massofa (2009),
mendeskripsikan drama komedi adalah lakon ringan yang
menghibur, menyindir, penuh seloroh, dan berakhir dengan
kebahagiaan.

112 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

3) Unsur Drama
Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara
langsung terdapat dalam karya sastra yang berwujud teks drama,
seperti: plot, tokoh, karakter, latar, tema, dan amanat, serta unsur
bahasa yang berbentuk dialog.

a) Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus
mempunyai tema atau dasar, dan dasar inilah yang paling penting
dari seluruh cerita. Cerita yang tidak memiliki dasar tidak ada
artinya sama sekali atau tidak berguna (Lubis, 1981: 15). Tema
sebagai central idea and sentral purpose merupakan ide dan
tujuan sentral (Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul dari
keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang
penikmat dengan penikmat lain tidak sama (Jones, 12968: 31).
Ada pula yang berpendapat bahwa tema merupakan arti dan
tujuan cerita (Kenny, 1966: 88).

Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema dapat dipandang sebagai


gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum
inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang
dan dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata
lain cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya sastra.

Pendapat di atas dapat menggambarkan simpulan bahwa: (1)


tema merupakan dasar suatu cerita rekaan; (2) tema harus ada
sebelum pengarang mulai dengan ceritanya; (3) tema dalam
cerita atau novel tidak ditampilkan secara eksplisit, tetapi tersirat
di dalam seluruh cerita; dan (4) dalam satu cerita atau novel
terdapat tema dominan atau tema sentral dan tema-tema kecil
lainnya.

b) Plot
Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk dalam tahapan-
tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang utuh. Plot
disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau

  113 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

dijalin tidak boleh meloncat ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan


berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.

Lubis (1981: 18) menyampaikan cara memulai dan menyusun


cerita yang disampaikan oleh Tasrif yang dibagi menjadi lima
tahapan, yakni penggambaran situasi awal (exposition), peristiwa
mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan konflik-konflik
(complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan
mencapai puncak penggawatan (klimaks), kemudian pengarang
memberikan pemecahan atau jalan keluar permasalahan
sehingga cerita berakhir (denouement). Cara memulai dan
menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic
conflict. 3yzb7z

Climax
Rissing action falling action
Inciting moment moment of last suspense

Exsposition Denoument
                 

Gambar 8. Bagan Plot

(Freytag dalam Asmpra, 1979: 56)

c) Penokohan dan perwatakan


Esten (dalam Kelan, 2005: 14) menyatakan bahwa penokohan
adalah permasalahan bagaimana cara menampilkan tokoh:
bagaimana membangun dan mengembangkan watak tokoh-tokoh
tersebut dalam sebuah karya fiksi? Jadi antara pengertian tokoh
dan penokohan memiliki makna yang berbeda. Tokoh berbentuk
suatu individu, sedangkan penokohan adalah proses
menampilkan individu tersebut dalam cerita.

114 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Dalam proses penciptaan pemeranan, sang aktor atau aktris


harus memunyai daya cipta yang tinggi untuk mencoba
semaksimal mungkin menjadi tokoh yang diperankan. Ia harus
sanggup menjiwai peran yang dipegangnya, sehingga ia (seperti)
benar-benar merupakan sang tokoh dengan apa adanya dalam
pementasan lakon tersebut. Pada penampilan imajinasinya, tokoh
juga dibantu oleh laku, pakaian yang dikenakan, dan rias. Semua
unsur tidak bisa dipisah-pisahkan, bahkan harus saling
mendukung, sehingga mampu mewujudkan karakter dari tokoh
seperti yang dikehendaki dalam lakon yang bersangkutan.

Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat


menggunakan teknik sebagai berikut. (1) Teknik analitik: karakter
tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang; (2) Teknik
dramatik, yaitu teknik karakter tokoh dikemukakan melalui: (a)
penggambaran fisik dan perilaku tokoh; (b) penggambaran
lingkungan kehidupan tokoh; (c) penggambatran ketatabahasaan
tokoh; (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan (e)
penggambaran oleh tokoh lain. Pendapat tersebut dikuatkan oleh
Waluyo (2009: 30) yang menuliskan bahwa penggambaran watak
tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensi psikis
(kejiwaan), dimensi fisik (jasmaniah), dimensi sosiologis (latar
belakang kekayaan, pangkat, dan jabatan)

  115 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

d) Amanat
Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat dengan
tema. Amanat akan berarti apabila ada dalam tema, sedangkan
tema akan sempurna apabila di dalamnya ada amanat sebagai
pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman (dalam Alwi,
1998: 08) manyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat pada sebuah
karya sastra secara implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan
secara implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan
dalam tingkah laku menjelang cerita berakhir. Sementara itu,
amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada
tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran,
peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.

Pengertian amanat yang telah dikemukakan di atas dapat


disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan
pengarang, baik secara implisit atau eksplisit kepada pembaca. Di
dalam drama, ada amanat yang langsung tersurat, tetapi pada
umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat dalam naskah
drama yang bersangkutan. Hanya penonton yang profesional
yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.

116 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pendahuluan

Pada Kegiatan pembelajaran ini Bapak dan Ibu akan memperdalam


pemahaman mengenai Teori dan genre sastra. Bapak dan Ibu juga
diharapkan mengembangkan sikap gotong royong saat berdiskusi
mengerjakan tugas, santun dalam berdiskusi, dan sikap kemandirian dalam
menyelesaikan tugas-tugas individu.

2. Curah Pendapat

Pada kegiatan ini Bapak dan Ibu diminta untuk menyampaikan pengetahuan
yang Bapak dan Ibu pahami tentang materi teori dan genre sastra. Selain itu,
pada saat mengajarkan teori dan genre sastra tentu Bapak dan Ibu memeiliki
persoalan. Kemukakanlan pada curah pendapat ini. Agar kegiatan curah
pendapat berjalan dengan baik, Bapak dan Ibu menjawab pertanyaan berikut
ini secara lisan.

1) Apa yang Bapak ibu ketahui tentang pusi?


2) Apa yang Bapak ibu ketahui tentang prosa?
3) Apa yang Bapak ibu ketahui tentang drama?
4) Bagaimanakah cara Bapak dan Ibu mengajarkan teori dan
genre sastra di kelas?
5) Kendala apa yang Bapak dan Ibu hadapi?
6) Bagaimanakah cara mengatasii masalah tersebut?  

3. Kajian Materi Membaca

a. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan genre teks yang ada:
prosa, puisi, dan drama.
b. Setiap kelompok saling berbagi di dalam membaca dan medalamai
pengertian, jenis, dan struktur karya sastra sesuai dengantugas masing-
masing. Adapun pebagian tugas sebagai berikut.
1) Kelompok I mengidentifikasi teks prosa
2) Kelompok 2 mengidentifikasi teks puisi

  117 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

3) Kelompok 3 mengidentifiasi teks drama.


c. Setiap kelompoknya membacakan catatan diskusinya untuk mendapatkan
tanggapan dari peserta kelompok lainnya. Dalam kesempatan ini, setiap
peserta harus menghargai pendapat dari peserta lainnya. Berdasarkan
hasil diskusi dan presentasi, seluruh peserta mengerjakan LK 4.1, 4.2
dan 4.3

4. Penilaian Berbasis Kelas

Pada akhir kegiatan pembelajaran ini, Bapak dan Ibu akan mengembangkan
soal sesuai dengan materi yang dipelajari pada kegiatan ini. Soal tersebut
diharapkan mengandung unsur HOTs. Untuk menyusun soal tersebut, Bapak
dan Ibu terlebih dahulu membaca modul kelompok kompetensi H Penilaian
Pembelajaran Bahasa Indonesia atau referensi lainnya yang relevan.
Selanjutnya secara mandiri silakan Bapak dan Ibu mengerjakan LK 4.4
mengembangkan butir soal

5. Penutup

Setelah mengerjakan semua LK, Bapak dan Ibu dapat mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Bapak dan Ibu melakukan kegiatan
refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak
lanjut.

118 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

E. Latihan /Tugas/Kasus
Isilah tabel LK berikut sesuai pengkajian materi Teori dan Genre Sastra!

LK 4.1. Teori sastra: Puisi, Prosa dan Drama.


No Teori Sastra Pengertian

1 Sastra

2 Puisi

3 Prosa

4 Drama

LK 4. 2. Genre Sastra
No Genre Jenis-jenis

1 Puisi

2 Prosa

3 Drama

LK 4. 3 Unsur Karya Satra


No Genre Struktur Intrinsik

1 Puisi

2 Prosa

3 Drama

 
 
LK 4.4. Penilaian Berbasis Kelas
Pada penilaian berbasis kelas ini, Bapak dan Ibu akan mengembangkan soal.
Jenis soal yang akan dikembangkan adalah soal pilihan ganda setara soal Un dan
soal uraian atau essai. Untuk keperluan itu kerjakanlah tugas berikut.

1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul H


Kelompok Kompetensi Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia.

  119 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Table 4. Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia

3. Buatlah kisi-kisi soal UN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Bapak dan Ibu)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK
a. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

120 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia

4. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN pada lingkup materi yang


dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal
8. Tulislah soal tersebut pada kartu soal!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi :
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Soal

Kunci Jawaban :

  121 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

F. Rangkuman
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa, yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batinnya.

Ditinjau dari periodesasinya puisi terbagi menjadi puisi lama (pantun, Gurindam
Syair, karmina, talibun dsb., Puis baru (terzina, kuatrain sekstet, oktaf, soneta, dan
komtemporer (puisi mantra, Puis mbeling). Sementara bentuk maupun isinya,
ragam puisi itu bermacam-macam. Ragam puisi itu dibedakan dalam beberapa
kelompok, antara lain : Puisi naratif, puisi lirik, puisi deskriptif, puisi fisikal, puisi
platonik, puisi metafisikal, puisi subyektif, puisi obyektif, puisi konkret, puisi diafan
atau puisi polos, puisi prismptis, Puisi Parnasian, Puisi inspiratif, Puisi
demonstrasi, Puisi pamfet, Puisi alegori.

Unsur intrinsik tertentu, puisi menurut Wellek (1990:217) dapat dibagi dalam
beberapa unsur, meliputi (1) bunyi atau sound stratum, (2) arti atau units of
meaning, (3) dunia atau realitas yang digambarkan penyair, (4) dunia atau realitas
yang dilihat dari titik pandang tertentu, dan (5) dunia yang bersifat metafisis.

adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan , latar serta tahapan dan rangkaian cerita btertentu yang bertolak dari
hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Fungsi prosa adalah
untuk memperoleh keindahan, pengalaman, nilai-nilai moral yang terkandung
dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur. Selain itu dapat pula
mengembangkan cipta, rasa, serta membantu pembentukan untuk pembelajaran
(secara tidak langsung).

Ditinjau dari periodesasi dan jenisnya, prosa terbagi menjadi prosa lama: cerita
rakyat, mitos, legenda, dan dongeng. dan prosa baru: Roman, Novel, dan Cerpen.

Unsur intrinsik prosa adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam ,


memahami, menguasai, menjelaskan, menemukan unsur-unsur pembangun
cerita yang meliputi: (1) tema, (2) penokohan, (3) plot atau alur, (4) latar atau
setting, (5) sudut pandang atau point of view, (6) gaya, (7) amanat.

122 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan perihal


kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu
karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam
menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh
dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung.
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang
komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melainkan bahasa tutur. Pilihan kata
(diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan
dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog
berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.

Ragam atau jenis drama terbagi atas: 1) Tragedi, 2) Melodrama, 3) The Heroik
Play (Drama Heroik), 4) Drama Masalah/Problem Play, dan 5) Komedi (Comedy).

Unsur-unsur instrinsik drama terdiri dari (1) tema; (2) plot atau alur; (3) penokohan;
(4) perwatakan atau karakterisasi;(5) setting atau latar; dan (6) sudut pandang atau
point of view. Unsur-unsur ekstrinsik terdiri dari: (1) biografi pengarang; (2) karya-
karya pengarang; (3) proses kreatif pengarang; dan (4) unsur sosial budaya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!

1. Apa saja yang bapak dan Ibu peroleh setelah mempelajari materi teori dan
genre sastra?

2. Apakah manfaat yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari teori dan


genre sastra untuk pembelajaran di kelas?

  123 
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 4 

3. Nilai-nilia karakter apa saja yang dapat Bapak/Ibu peroleh setelah


membahas materi teori dan genre sastra?

4. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengembangkan nilai karakter yang terdapat


dalam materi teori dan genre sastra (tidak bergantung pada orang lain,
mempergunakan segala tenaga, pikiran, cita-cita, kerja keras, tangguh tahan
banting, kreatif, dan berani) kepada peserta didik?

5. Apakah masalah yang Bapak/Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan


pembelajaran gendre sastra ? Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
mengatasinya?

124 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kunci Jawaban Latihan/Tugas

Kegiatan Pembelajaran 1 Keterampilan Berbicara


Kunci LK-1.1 Konsep Berbicara

No Jawaban

1. Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam


bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan
perasaan.

2. Tujuan berbicara adalah sebagai berikut.

Menghibur

Pembicara menuturkan berbagai hal yang ada pada dirinya dengan tujuan
untuk memberikan rasa senang ataupun suasana gembira pada orang
lain.
Menginformasikan

Tujuan berbicara seperti ini biasanya terjadi ketika seseorang ingin


menjelaskan suatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau
menginterpretasi suatu hal; atau memberi, menyebarkan, atau
menanamkan pengetahuan. Dalam tugas-tugas kesehariannya sebagai
pengajar, pada umumnya guru lebih banyak berperan sebagai penyampai
informasi.
Menstimulasi

Pembicaraan model ini biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat,


agama, ataupun aparat pemerintah. Isi pembicaraannya berisi materi-
materi tentang pembentukan suatu sikap ataupun kesadaran untuk
berbuat sesuatu.

3. 1) Persiapan
Pada tahap persiapan beberap hal yang harus diperhatikan adalah:
(a) Merumuskan tujuan berdiskusi, (b) Menetapkan masalah yang
akan dibahas. (c) Merumuskan jenis diskusi yang dilakukan. (d)

  125 
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan /Tugas 

No Jawaban
Mempersiapakan segala sesuatu yang yang diperlukan saat
berdiskusi.

2) Pelaksanaan Diskusi

Adapun langkah yang dilakukan, pada tahap pelaksanaan diskusi


adalah sebagai berikut. (a) Memastikan segala sesuatu yang
dibutuhkan telah lengkap. (b) Memberikan pengarahan sebelum
melaksanakan diskusi.
3) Menutup Diskusi

Pada tahap menutup diskusi, notulen membuat pokok-pokok


pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
..

4. Langkah-langkah penyusunan pidato dengan tema “gotong royong.”


a. penyusunan kerangka pidato,
b. pengumpulan bahan,
c. penyusunan dan pengembangan kerangka pidato berdasarkan bahan-
bahan yang tersedia,
d. penyampaian pidato.

126 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Kunci LK 2 Keterampilan Berbiacara

Pewawancara : Menurut Saudara , apakah karate itu?


Pewawancara : Manfaat apa yang Saudara peroleh dengan
menekuni dunia karate?
Pewawancara : Sejak kapan Saudara menekuni dunia karate ini?
Narasumber : Sejak tahun 2013
Pewawancara : Siapa yang pertama kali mengajak bermain karate,
sejak usia berapa?
Pewawancara : Mengapa Saudara tertarik dengan karate?
Pewawancara : Prestasi apa saja yang sudah Saudara raih?
Pewawancara : Dari seluruh prestasi yang diraih, prestasi apa yang
sangat berkesan ?
Pewawancara : Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk
berwawancara
Narasumber : Sama-sama.

Kunci LK-3 Memberikan Tanggapan


1. Jawaban akan sangat bervariasi.
Alternatif jawaban:
Program adiwiyata adalah program yang sangat bermanfaat. Bukan saja
bagi siswa, tetapi juga pendidik dan seluruh warga sekolah. Dengan
program adiwiyata, siswa dapat mengembangkan sikap cinta lingkungan.
Mereka dilatih untuk memiliki kecakapan dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan mereka. Kecuali itu, mereka juga dibina untuk dapat
memanfaatkan lingkugan secara bijak. Pelaksanaan program ini harus
didukung.
2. Jawaban akan sangat bervariasi.
Alternatif jawaban:
Media sosial memiliki banyak manfaat namun tidak sedikut pula dampak
negatifnya. Oleh karena itu, saya menyarankan agar facebook digunakan
secara bijak. Maksudnya, saat memanfaatkan facebook harus
memperhatiakan waktu, tempat, isi, dan tingkat kepentingan. Ibu
rumahtangga harus mampu menempatkan diri dalam pemanfaatan facebook
jangan sampai mengganggu tugas-tugas ruamh tangga dan menyita waktu
untuk keluarga

  127 
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan /Tugas 

Kegiatan Pembelajaran 2: Keterampilan Membaca


LK. 2.1 Pengertian Membaca
1. Membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan
kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan
lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi
pembaca.
2. Jenis membaca terbagi atas 2 yaitu membaca nyaring dan membaca dalam
hati. Membaca dalam hati terbagi atas membaca intensif dan ekstensif.
Membaca intensif terbagi lagi menjadi membaca teliti, membaca pemahaman,
membaca kritis, dan membaca ide. Sedangkan membaca ekstensif terbagi
atas membaca reguler, membaca sekilas, dan membaca cepat
3. Langkah-langkah membaca teknik SQ3R adalah sebagai berikut.
4.

Langkah Uraian

Survey Melihat seluruh organisasi buku jenis-jenis teks dalam


bahasa Indonesia

question Mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi


buku itu.

Read Membaca buku itu bagian demi bagian.

Recite Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan


atau merenungkan hal-hal penting dari setiap bagiannya.

review Mengulangi menelusuri kembali judul-judul serta subjudul


atau bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan
pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali.

128 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

LK. 2.2. Keterampilan Membaca


1. Gagasan pokok paragraf pertama adalah pendidikan tanpa diskriminasi.
Gagasan pokok paragraf kedua adalah tidak semua sekolah menerapkan
pendidikan inklusi.

2. Kalimat utama paragraf kedua adalah Tidak semua elemen pendidikan


memahami dan mau menerapkan pendidikan inklusi di sekolah umum.

3. Fakta pada paragraf


a. Tidak jarang pula ada yang memiliki kecacatan tertentu, atau disabilitas.
b. Pendidikan inklusi adalah program pemerintah

Pendapat/opini pada paragraf


a. Tidak semua elemen pendidikan memahami dan mau menerapkan
pendidikan inklusi di sekolah umum.
b. Banyak pihak yang tidak begitu peduli, bahkan merasa terganggu dengan
pendidikan inklusi di sekolah umum.

  129 
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan /Tugas 

Kegiatan Pembelajaran 3 Keterampilan Menulis


LK-3.1 Konsep menulis
1. Menulis adalah menggunakan simbol grafis untuk mengungkapkan pikiran,
gagasan, dan perasaan secara sistematis dengan memperhatikan struktur
dan kaidah penulisan yang baik dan benar sehingga orang yang membaca
tulisan tersebut dapat memahami dengan baik pula.
2. Manfaat menulis adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang
topik yang dipilih.
b. Mengembangkan nalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan
fakta-fakta
c. Memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta
yang berhubungan.
d. Mampu mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat.
e. Menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
f. Lebih mudah memecahkan masalah
g. membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
3. Tujuan orang melakukan aktivitas menulis adalah
a. memberitahukan atau mengajar,
b. meyakinkan atau mendesak,
c. menghibur atau menyenangkan,
4. Empat Prinsip Menulis adalah sebagai berikut.
a. Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan
dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak
b. menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa,
c. menulis adalah tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia,
d. pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari
menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

130 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

LK 3.2. Menulis Teks iklan


1. Kreteria bahasa iklan yang baik adalah.
a. Menggunakan kalimat persuasi yang berarti membujuk, mempengaruhi
atau memberi daya tarik pada barang atau jasa yang di promosikan.
b. Menggunakan bahasa yang familiar atau bahasa yang biasa digunakan
oleh masyarakat.
c. Menggunakan kata yang khas, unik, dan menarik.
d. Menjelaskan keunggulan barang atau jasa tersebut.
e. Memberikan gambaran yang jelas tentang produk

2. Iklan yang dibuat akan bervariasi. Alternatif jawaban:


Sosisi Ikan “Melati”
Nikmati sosis ikan “Melati”
Nyaman dan bergizi
Terbuat dari ikan tenggiri pilihan dan dengan racikan bumbu-bumbu pilihan
Mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh
Makan sosisnya raih sehatnya

3. Alternatif jawaban teks eksposisi


Pendidikan adalah hal yang sangat penting. Bukan saja karena manusia harus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu manusia
membutuhkan pengetahuan itu untuk bertahan hidup. Tanpa pendidikan
manusia tidak akan mampu bertahan dalam pertarungan kehidupan. Segala
peroalan yang dihadapi akan mudah diselesaikan jika seseorang memiliki
pengetahuan yang baik tentang masalah tersebut. Sangat berbeda dengan
orang yang tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap masalah
kehidupannya, mereka kesulitan mengatasai persoalannya dan cendrung
mudah putus asa. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting dalam
kehidupan manusia

  131 
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan /Tugas 

Kegiatan Pembelajaran 4 Teori dan Gendre Sastra

LK 4. 1 Teori Sastra: Puisi, Prosa, dan Drama

No Teori Sastra Definisi


1. Sastra Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek
yang positif terhadap kehidupan manusia
kemanusiaan.
Sastra adalah hasil seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan
bahasa sebagai mediumnya.

2 Puisi Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang


mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa,
yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik
dan struktur batinnya.
3 Prosa Prosa adalah kisahan atau cerita yang diemban
oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan ,
latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu
yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya
sehingga menjalin suatu cerita
Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra,
mendukung fungsi sastra pada umumnya. Fungsi
prosa adalah untuk memperoleh keindahan,
pengalaman, nilai-nilai moral yang terkandung
dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur.
Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa,
serta membantu pembentukan untuk
pembelajaran (secara tidak langsung).

132 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

No Teori Sastra Definisi


4. Drama Drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha
mengungkapkan perihal kehidupan manusia
melalui gerak percakapan di atas panggung
ataupun suatu karangan yang disusun dalam
bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk
percakapan atau dialog.

LK 4.2. Genre Sastra

No Genre Jenis-jenis

1. Puisi Ditinjau dari periodesasinya puisi terbagi menjadi


puisi lama (pantun, Gurindam Syair, karmina,
talibun dsb., Puis baru (terzina, kuatrain sekstet,
oktaf, soneta, dan komtemporer (puisi mantra, Puis
mbeling). Sementara bentuk maupun isinya, ragam
puisi itu bermacam-macam. Ragam puisi itu
dibedakan dalam beberapa kelompok, antara lain :
Puisi naratif, puisi lirik, puisi deskriptif, puisi fisikal,
puisi platonik, puisi metafisikal, puisi subyektif, puisi
obyektif, puisi konkret, puisi diafan atau puisi polos,
puisi prismptis, Puisi Parnasian, Puisi inspiratif,
Puisi demonstrasi, Puisi pamfet, Puisi alegori.

2. Prosa Ditinjau dari periodesasi dan jenisnya, prosa


terbagi menjadi prosa lama: cerita rakyat, mitos,
legenda, dan dongeng. dan prosa baru: Roman,
Novel, dan Cerpen.

3. Drama Ragam atau jenis drama terbagi atas: 1) Tragedi,


2) Melodrama, 3) The Heroik Play (Drama Heroik),
4) Drama Masalah/Problem Play, dan 5) Komedi
(Comedy).

  133 
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan /Tugas 

LK–4.3 Unsur Karya Satra

No Genre Unsur Instrinsik

1. Puisi Unsur intrinsik tertentu, puisi menurut Wellek


(1990:217) dapat dibagi dalam beberapa unsur,
meliputi (1) bunyi atau sound stratum, (2) arti atau
units of meaning, (3) dunia atau realitas yang
digambarkan penyair, (4) dunia atau realitas yang
dilihat dari titik pandang tertentu, dan (5) dunia yang
bersifat metafisis.

2. Prosa Unsur intrinsik prosa adalah kemampuan atau


kesanggupan seseorang dalam , memahami,
menguasai, menjelaskan, menemukan unsur-unsur
pembangun cerita yang meliputi: (1) tema, (2)
penokohan, (3) plot atau alur, (4) latar atau setting, (5)
sudut pandang atau point of view, (6) gaya, (7)
amanat.

3. Drama Unsur-unsur instrinsik drama terdiri dari (1) tema; (2)


plot atau alur; (3) penokohan; (4) perwatakan atau
karakterisasi; (5) setting atau latar; dan (6) sudut
pandang atau point of view. Unsur-unsur ekstrinsik
terdiri dari: (1) biografi pengarang; (2) karya-karya
pengarang; (3) proses kreatif pengarang; dan (4)
unsur sosial budaya.

LK. 4.4. Penilaian Berbasis Kelas

Jawaban akan sangat bervariasi sesuai dengan soal yang dikembangkan

134 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Evaluasi

Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal berikut!

1. Bacalah dengan cermat teks dialog berikut!


P Sejak Ibu belajar menulis?
N: Saya belajar menulis sejak kelas II. Saya membuat tulisan tapi
ditolak, enggak di muat di majalah. Terus nulis cerita. Tulisan saya
akhirnya dimuat di majalah dinding dan di koran sekolah
P: Bagaimana caranya untuk menjadi penulis?
N: Ada tiga cara untuk menulis, pertama: menulis. Yang kedua,
menulis. Yang ketiga, menulis lagi!. Kalau ingin terampil menulis
itu ya harus dengan menulis!
P: Siapa yang paling berjasa mendorong Ibu Asma menjadi penulis?

N: Yang pertama itu ibu. Dari kecil, biarpun dulu itu hidupnya
paspasan, tinggalnya di samping rel kereta api yang rumah gubug-
gubug, tetapi Ibu selalu membelikan saya buku. Jadi saya punya
banyak buku. Malah saya bikin penyewaan buku! Yang kedua,
Kakak Saya, Helvy Tiana Rosa, dan yang ketiga adalah Bang Isa,
suami saya.
Jenis dialog tersebut adalah….
A. Wawancara
B. Drama
C. Diskusi
D. Debat

  135 
 
 
 
 
Evaluasi 

2. Cermatilah pengalan dialog berikut!


Febi Bapak sangat terkenal sebagai penggiat gerakan gemar
membaca. Mengapa Bapak sangat bersemangat
mengkampanyekan gerkan ini?
Pak Kamal Membaca itu sangat penting. Pengetahuan kita sangat
terbatas, dengan membaca menjadi tidak terbatas. Membaca
adalah pintu masuk kemana saja. Informasi apa saja bisa kita
peroleh dengan membaca. Generasi yang malas membaca
akan menjadi manusia kerdil yang payah. Jadi jalan sederhana
untuk menghindarkan bangsa ini dari kebodohan adalah
dengan membaca.
: Jadi tanpa membaca, pengetahuan seseorang tidak akan
Febi berkembang, ya Pak. Kabarnya Bapak juga pengoleksi buku
ya?
Pak Kamal Ya, karena buku itu adalah sumber ilmu. Peranan buku sangat
vital dalam membantu seseorang mendapatkan ilmu
pengetahuan. Maka tidak mengherankan kalau para kaum
terpelajar akan sangat gemar mengoleksi buku
Febi [….]
Pak Kamal Remaja harus gemar membaca. Dengan membaca, mereka
bisa belajar banyak hal yang akan berguna bagi kehidupan
mereka kelak. Sebagai penerus bangsa ini, remaja sudah
sepatutnya mengisi kehidupannya dnegan hal yang
bermanfaat. Membaca adalah salaha satunya
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah…..
A. Terkait kegemaran memabaca ini, apa pesan Bapak kepada remaja
sekarang?
B. Remaja sekarang kurang gemar membaca Pak, apa saja yang
penyebabnya?
C. Sebagai generasi penerus, apa yang harus mereka lakukan agar gemar
membaca?
D. Apa yang menjadi alasan utama sehingga remaja harus gemar membaca?

136 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

3. Cermatilah teks wawancara berikut!


R : Bagaimana pupulasi burung cendrawasih saat ini, Pak?

NS : Harus diakui bahawa populasi burung cendrawasih mulai


berkurang. Hal ini diakibatkan oleh perburuan yang dilakukan oleh
masyarakat.

R : Bagaimana upaya pemerintaah daerah Papua dalam menjaga


dan melindungi melindungi kelestarian burung cenderawasih?

NS : Banyak hal yang kami lakukan atara lain adalah dengan


memperketat pengawasan terhadap pelaku perburuan terhadap
jenis burung ini. Memperketat aturan dan menghukum dengan
berat pelaku pemburuan terhadap burung surga ini. Selain itu,
pemerintah juga mendorong agar burung cendawasih tidak lagi
dijadikan sebagai cendramata saat menerima tamu penting

R : Bagaimana dengan kesadaran masyarakat tentang pelestarian


burung cendrawasih ini?

NS : Salah satu program kita adalah mengedukasi masyarakat yang


tinggal disekitar habitat burung cendrawasi agar mereka untuk
menjaga kelestarian burung cendrawasih ini. Kami memerikan
penyuluhan dan pengetahuan tantang pentingnya melestarikan
burung khas Papua ini. Disetiap adat juga membuat aturan yang
melarang masyarat untuk berburu burung cendrawasih.

Pokok persoalan pada teks wawancara tersebut adalah…..


A. Pentingnya pelestarian burung cendrawasih
B. Masyarakat memburu burung cendrawasih
C. Populasi burung cendrawasih
D. Upaya pelestarian burung cendrawasih

  137 
 
 
 
 
Evaluasi 

4. Pernyataan yang setuju dengan isi dialog tersebut adalah…


A. Pemerintash seharusnya membuat aturan sepihak tentang larangan
menjadikan burung cendrawasih sebagai cendramata.
B. Pemerintah telah melakukan upaya pelestarian, namuan langkah
yangditempuh masih sangat minim.
C. Burung cendrawasih harus dilestarikan, apa dan bagimana pun cara
pemerintah melakukannya.
D. Pelestarian burung cendrawasih harus dilakuakn sesegera mungkin,
bukan hanya retorika saja.

5. Bacalah paragraf berikut!


(1) Terdapat tiga suku mayoritas di Sulawesi Selatan, yaitu Makassar, Bugis,
dan Toraja. (2) Secara geografis ketiga suku ini mendiami wilayah yang
berbeda, sekalipun dibeberapa daerah. (3) Mereka hidup berdampingan
dengan rukun dan jarang terdengar peselisihan. (4) Mereka sangat menyadari
pentingya menjaga kerukunan dan kebersamaan.
Kalmat fakta pada paragraf tersebut ditandai oleh nomor.….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4

6. Cermati paragraf berikut!


(1) Belitung adalah pulau yang menyimpan banyak potensi pariwisata pantai
yang memikat. (2) Salah satu objek wisata tersebut adalah Pantai Tanjung
Tinggi. (3) Pantai dengan hamparan pasir putih ini menjadi objek wisata
penting di Belitung. (4) Objek wisata pantai ini juga dilengkapi dengan sarana
penunjang seperti hotel dan resort. (5) Terdapat pula restoran yang
menyajikan makanan laut yang terkenal lezat.
Kalimat utama paragraf tersebut terdapat pada nomor…
A. 1
B. 2
C. 4
D. 5

138 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

7. Gagasan Pokok paragraf tersebut adalah…


A. Objek wisata pantai yang memikat di Belitung
B. Pantai Tanjung Tinggi objek wisata penting
C. Keindahan pasir putih Pantai Tanjung Tinggi
D. Keramahan masyarakat di wisata pantai

8. Cermatilah teks berikut!


Pada awal tahun baru 2017 harga kebutuhan pokok melonjak drastis. Harga
beras yang biasanya hanya rp 8.500 tiap kilogram, kini naik menjadi rp 10.000
per kilogram. Demikian halnya pada gula dan terigu mengalami rata-rata
kenaikan 15 hingga 20 persen. Bukan hanya itu, harga sayur mayur dan
rempah-rempah juga tidak terbendung. Menurut pakar ekonomi, kenaikan
harga tersebut diakibatkan laju inflasi yang tidak dapat dikontrol oleh
pemerintah. Akibatnya, daya beli masyarkat menurun.

Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi teks di atas adalah...


A. Harga sayur mayur dan rempah-rempah mengalami kenaikan.
B. Tahun 2017 harga terigu dan beras naik 20 persen.
C. Kini, beras mencapai harga rp 8.500 tiap kilogramnya.
D. Kenaikan harga disebabkan oleh inflasi tinggi yang tidak terkontrol

9. Cermati paragraf berikut!


Menjadikan anak-anak sehat agar mampu belajar dengan baik merupakan
tujuan yang sangat penting dari sebuah sistem pendidikan. Hal ini relevan
pula dalam mendukung program pendidikan untuk semua untuk daerah-
daerah yang kurang beruntung. Anak-anak di daerah yang kurang beruntung
ini biasanya paling rawan terkena sakit dan kurang gizi. Mereka membutuhkan
perbaikan kesehatan.

Untuk mencapai tujuan di atas, perlu diterapkan program kesehatan sekolah.


Program usaha kesehatan sekolah paling efektif dikembangkan.
Memperbaiki kesehatan dan pembelajaran anak sekolah melalui program
berbasis sekolah bukan merupakan konsep baru. Banyak negara telah
mempraktekkan program ini. Program yang dilaksanakan adalah membuat
aksi nyata dengan menyediakan sarana-sarana kesehata disekolah, seperti

  139 
 
 
 
 
Evaluasi 

pengadaaan UKS, pengadaan kamar mandi yang sehat, tempat mencuci


tangan, dan, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

Ringkasan teks di atas adalah…

A. Menjadikan anak-anak sehat agar mampu belajar dengan baik


merupakan komponen yang cukup penting dari sebuah sistem pendidikan
yang efektif.
B. Penting menjadikan anak-anak sehat agar mampu belajar dengan, untuk
itu perlu penerapan program usaha kesehatan sekolah.
C. Aksi nyata program kesehatan sekolah adalah dengan menyediakan
sarana kesehatan disekolah, seperti pengadaaan UKS, dan kamar mandi
yang bersih.
D. Program kesehatan sekolah dengan berbagai kegiatannya merupakan
upaya untuk menciptakan anak yang sehat

10. Akhir-akhir ini banyak para pelajar melakukan tawuran dan mereka saling
keroyok-mengeroyok. Mereka tidak menghiraukan nama baik sekolah. Mereka
hanya mementingkan emosi sesaat dan tidak peduli akan akibatnya.

Perbaikan kalimat pertama agar efektif dalam paragraf tersebut adalah....


A. Akhir-akhir ini pelajar melakukan tawuran dan mereka keroyokan
B. Akhir-akhir ini banyak pelajar melakukan tawuran dan saling keroyok.
C. Akhir-akhir ini banyak para pelajar tawuran dan mereka saling keroyok.
D. Pelajar tidak cocok dengan peraturan tersebut, akhirnya mereka
keroyokan.

140 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

11. Perhatikanlah ilustrasi berikut!


Pak Soleh akan memasarkan produk minuman kesehatan dari industri rumah
tangga yang dikelolanya. Produk minuman tersebut memiliki keunggulan
antara lain dapat menyehatkan tubuh karena mengandung berbagai macam
vitamin dan mineral. Minuman bernama susegar ini dibuat dari susu segar dan
rempah-rempah alami yang berfungsi sebagai antioksidan yang baik bagi
tubuh.

Kalimat iklan yang tepat sesuai ilustrasi tersebut adalah….


A. Susegar terbuat dari susu segar dan rempah alami, minum susegar
badan bugar.
B. Minum susegar badan kuat dan bertenaga penuh stamina, dibutuhkan
pria dan wanita.
C. Karena mengandung vitamin dan mineral, susegar adalah minuman
yang bermanfaat
D. Vitamin dan mineral adalah kandungan susegar, minumlah agar stamina
prima.

Perhatikanlah iklan berikut!


“Ayam bakar Pelangi”
1. Nikmati ayam bakar dengan khas racikan bumbu nusantara
2. Diracik turun temurun oleh keluarga Pak Pelangi.
3. Harga rp 80.000 per ekor disajikan dengan nasi hangat dan sambel
terasi.
4. Daging ayam yang empuk dijamin membuat lidah Anda ketagihan
5. Jangan bicara kelezatan ayam goreng, sebelum mencoba “Ayam
Bakar Pelangi”.

12. Fakta pada iklan tersebut ditandai oleh nomor……


A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5

  141 
 
 
 
 
Evaluasi 

13. Penjelasan yang tepat pada kalimat iklan nomor no 1 adalah……


A. Bumbu yang digunakan adalah bumbu tradisional asli dari Indonesia.
B. Beragam bumbu yang diperoleh dari seluruh pelosok nusantara.
C. Ayam bakar pelangi menggunkan bumbu yang diracik oleh nusantara.
D. Ayam bakar Pelangi menggunakan bumbu khas.

14. Perhatikanlah kerangka tulisan yang diacak berikut!


I. Bersama Kak Alam ke rumah Paman
1. sekolah libur
2. Paman rindu kami
3. naik bus
II. Menangkap ikan
1. cara menangkap ikan
2. ikan untuk lauk
3. dalam perjalanan pulang
III. Bertemu kembali dengan ayah dan ibu
1. kami berdua sudah rindu
2. disambut dengan gembira
3. beristirahat karena lelah
IV. Bertemu dengan suasana gembira
1. dengan Paman dan Bibi
2. dengan Kakek dan Nenek
3. dengan anak paman
V. Perjalan pulang
1. waktu libur selesai
2. di antar Paman ke terminal
3. dalam perjalanan pulang

Susunan kerangka teks tersebut yang tepat adalah ...


A. I-II-III-IV-V
B. II-III-IV-V-I
C. I-IV-II-V-III
D. IV-V-II-I-III

142 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

15. Ditelisik dari gendre sastra, berikut ini yang merupakan karya prosa baru
adalah…
A. cergam
B. mite
C. fabel
D. cerpen

16. Berikut ini yang termasuk genre prosa lama adalah....


A. cerita rakyat, mitos, dan legenda
B. roman, novel, dan cerpen.
C. dongeng, roman, dan novel
D. cerita rakyat, mitos, dan roman

17. Perbedaan antara drama dengan karya sastra lain adalah....


A. Naskah berbentuk percakapan atau dialog.
B. Naskah memiliki plot atau alur yang penuh konflik
C. Naskah berisi tragedi dan komedi
D. Naskah menunjukkan watak atau karakter tokoh

18. Perhatikan kutipan puisi berikut.


…..
jalan pulang ke Timur,
desah gerimis mulai turun
Aku tunduk melangkah dan melangkah
Lama baru sadar kemeja telah basah
Kutatap belakang jauhan tampak gedung-gedung salemba
Nun aula Universitas Indonesia
Tempat upacara duka
Terbaring putra tanah air
Menanti kupahat dalam puisi

Ragam puisi tersebut diatas adalah…..


A. puisi naratif
B. puisi lirik
C. puisi deskriptif
D. puisi fisikal

  143 
 
 
 
 
Evaluasi 

19. Bacalah kutipan di bawah ini.


….
“Panjatlah sebuah pohon yang tinggi. Setelah sampai di puncak, bernyanyilah
sambil memanggil nama abangmu. Barangkali ia bisa mendengarnya. Setelah
menyampaikan sarannya, sang Kakek pun segera pergi. Sementara si Beru
Sibou, tanpa berpikir panjang lagi, ia segera mencari pohon yang tinggi
kemudian memanjatnya hingga ke puncak. Sesampainya di puncak, si Beru
Sibou segera bernyanyi dan memanggil-manggil abangnya sambil menangis.
Ia juga memohon kepada penduduk negeri yang memasung abangnya agar
sudi melepaskannya.
Sudah berjam-jam si Beru Sibou bernyanyi dan berteriak di puncak pohon,
namun tak seorang pun yang mendengarnya. Tapi, hal itu tidak membuatnya
putus asa. Ia terus bernyanyi dan berteriak hingga kehabisan tenaga.
Akhirnya, ia pun segera mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada
Tuhan Yang Mahakuasa.
“Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini. Aku bersedia melunasi semua hutang
abangku dan merelakan air mata, rambut dan seluruh anggota tubuhku
dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk negeri yang memasung abangku.”
Baru saja kalimat permohonan itu lepas dari mulut si Beru Sibou, tiba-tiba
angin bertiup kencang, langit menjadi mendung, hujan deras pun turun dengan
lebatnya diikuti suara guntur yang menggelegar. Sesaat kemudian, tubuh si
Beru Sibou tiba-tiba menjelma menjadi pohon enau. Air matanya menjelma
menjadi tuak atau nira yang berguna sebagai minuman. Rambutnya menjelma
menjadi ijuk yang dapat dimanfaatkan untuk atap rumah. Tubuhnya menjelma
menjadi pohon enau yang dapat menghasilkan buah kolang-kaling untuk
dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau minuman.

Berdasarkan ciri-cirinya genre prosa di atas termasuk ...


A. cerita anak
B. fabel
C. dongeng
D. cerpen

144 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

20. Cermatilah teks berikut!


Pada suatu ketika, seekor Domba jantan sedang berjalan-jalan di padang
rumput. Dia mencari rumput yang enak untuk dimakan. Tidak lama kemudian,
dia melihat ada hutan di dekat padang rumput itu. Karena ingin mencari
tumbuh-tumbuhan selain rumput yang enak untuk dimakan, dia pun masuk ke
hutan itu. Tiba-tiba dia bertemu dengan seekor Harimau. Harimau itu sangat
gembira, karena dia akan segera mendapatkan makanan yang lezat. Si
Domba, yang sangat ketakutan, kemudian mengajak Harimau itu berbicara.
"Siapa namamu?" tanya si Domba.
"Aku Harimau! Siapa kamu?" Harimau balik bertanya.
….
Berdasarkan cirinya, gendre prosa tersebut di atas adalah…
A. dongeng
B. cerita anak
C. hikayat
D. fabel

  145 
 
 
 
 
Evaluasi 

KUNCI JAWABAN EVALUASI


 
1.  A 

2.  A 

3.  D 

4.  C 

5.  A 

6.  A 

7.  A 

8.  C 

9.  B 

10.  B 

11.  A 

12.  B 

13.  A 

14.  C 

15.  D 

16.  A 

17.  A 

18.  A 

19.  C 

20.  D 

146 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Penutup

Dengan mempelajari materi Keterampilan Berbahasa Indonesia dalam Modul


Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBahasa Indonesia SMP Kelompok
Kompetensi E ini, Bapak dan Ibu dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang keterampilan berbahasa Di samping itu, Bapak dan Ibu juga memiliki
keterampilan berbahasa dalam berbicara, membaca, dan menulis secara integratif
dan mengembangkan sikap gotong royong, demokratis, Kemandirian, dan
relegius.

Mudah-mudahan materi yang disajikan ini dapat memotivasi Bapak dan Ibu untuk
meningkatkan kompetensi sebagai guru yang profesional.

  147 
 
 

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Daftar Pustaka

Aminudin, 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru.

Depdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Farida, Rahim. 2008. Pembelajaran Membaca Pemahaman. Jakarta: Rhineka


Cipta.

Ghazali, A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan


Pendekatan Komunikasi-Interaktif.Bandung: Refika Aditama.

Gie, The Liang. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. 2002.

Guntur, Hendri Taringan. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:


Angkasa. 1985.

Hadiyantoro. 2001. Membudayakan Kebiasaan Menulis. Jakarta: Fikahati Aneska.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Mutiara.

Harjasujana, Ahkmad Slamet . 1999. Membaca : Makalah disampaikan dalam


diklat MMAS di PPPG Bahasa. Jakarta.

Heaton, J.B. Writing English Language Test. USA: Longman Handook. 1975

Hill, Mc. Graw. 2012. Learning to Teach. New York : Mc. Graw Hill Companies,
Inc.

  149 
 
 
 
 
Daftar Pustaka 

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Malang: Dioma

Kosasih, E. 2013. Jenis-jenis Teks: Analisis Fungsi, Stuktur, dan Kaidah


Kebahasaan. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih, E. 2013. Strategi Belajar dan Pembelajaran: Implementasi Kurikulum


2013. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih, E. & Restuti. 2016. Mandiri Bahasa Indonesia untuk Kelas 7, 8, 9. Jakarta:
Erlangga.

Luxemburg, Jan Van dkk, 1986. Pengantar Ilmu Sastra (Terjemahan Dick
Hartoko). Jakarta: Gramedia.

Oka, I gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan pengajarannya. Surabaya:


Usaha Nasional.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurhadi. 2000. Membaca cepat dan efektif. Bandung : Sinar Baru dan YA 3
Malang

O'Brien, R. 1998. An Overview of the Methodological Approach of Action


Research. Brazil: Universidade Federal da Paraíba.

Parera, J.D.1996. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia SLTP


dan SMASMP. Jakarta: Grasindo.

150 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV


Rajawali.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi


Pendidik.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Rendra. 1982. Tentang Bermain Drama. Jakarta: Pustaka Jaya.

Richard,J.C.1990.The Language Teaching Matrix. Cambridge, England:


Cambridge University Press

Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:


Dipenogoro.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Kartanegara.

Saryono, D. 2010. Pemerolehan Bahasa: Teori dan Serpihan Kajian. Malang:

Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

Semi, Atar. 1998.Menulis Efektif. Padang: Angkasa.

Soedasono. 1991. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman


Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan


Efesien. Bandung : Angkasa.

  151 
 
 
 
 
Daftar Pustaka 

Tarigan, Djago. 2001. Pendidikan Keterampilan Berbahasa Jakarta: Depdiknas.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .


Bandung. Angkasa.

Waluyo, Herman J.. 2001. Teori Drama dan Pengajarannya. Yogyakarta:


Hanindita.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan (Terjemahan Melani
Budianta). Jakarta: Gramedia.

152 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Glosarium

Amanat : suatu ajaran moral yang ingin disampaikan


pengarangcerita pendek haruslah memiliki
bagian perkenalan, pertikaian, dan
penyelesaian

Diskusi : suatu pertukaran fikiran, gagasan, pendapat


antara dua orang atau lebih secara lisan
dengan tujuan mencari kesepakatan atau
kesepahaman gagasan atau pendapat

Drama : bentuk karya sastra yang berusaha


mengungkapkan perihal kehidupan manusia
melalui gerak percakapan di atas panggung
ataupun suatu karangan yang disusun dalam
bentuk percakapan dan dapat yang
dipentaskan. Drama berasal dari bahasa
Yunani yang berarti perbuatan atau gerakan.

Drama heroik : jenis tragedi berlebihan dalam model Inggris:


jenis

drama : permainan yang menyenangkan dari masalah


Masalah/Problem Play sosial atau moral tertentu sehingga membuat
orang berpikir cerdas.

Drama tragedi : adalah sebuah permainan dengan akhir yang


menyedihkan

Ekspresi : mengungkapan atau proses menyatakan (yaitu


memperlihatkan atau menyatakan maksud,
gagasan, perasaan, dsb)

Ekspresif : Mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan)


dengan baik dan gerak anggota badan
sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan
atau bidang tertentu

Fakta : Sesuatu yang nyata berdasarkan data-data


yang terlihat dan merupakan peristiwa yang
ada dan benar-benar telah terjadi berdasarkan
bukti-bukti yang kuat

  153 
 
 
 
 
Glosarium 

Fonologi : ilmu tentang bunyi bahasa hubungan wajib


antara lambang bahasa dengan konsep yang
dimaksud

Frasa : satuan gramatikal yang berupa gabungan kata


yang bersifat nonpredikatif

: Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang


dalam bercerita atau gaya bahasa

Grafik : Lukisan pasang surut suatu keadaan dengan


garis atau gambar

Hearing : Mendengarkan

Ide pokok : Ide atau tema yang menjiwai paragraf

Implisit : termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun


tidak dinyatakan secara jelas atau terang-
terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung
halus; tersirat

integrative : mengenai keseluruhannya meliputi seluruh


bagian yang perlu untuk menjadikan lengkap,
utuh, bulat, sempurna

Integritas : keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas


kelas sehari-hari.

Interaksi : suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau


lebih objek

interpretas : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan


teoretis terhadap sesuatu; tafsiran

interpreting : Menginterpretasikan

interrogative listening : menyimak interogatif, sang penyimak akan


mengajukan banyak pertanyaan

Kalimat penjelas : Kalimat-kalimat yang menjelaskan ide pokok

Kalimat utama : Kalimat yang di dalamnya berisi ide pokok


paragraf

154 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Latar : biasa disebut dengan setting merujuk pada


pengertian tempat¸ hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa
dalam cerita.

Membaca ekstensif : Merupakan proses membaca yang dilakukan


secara luas, bahan bacaan yang digunakan
bermacam-macam dan waktu yang digunakan
cepat dan singkat

Membaca Intensif : Membaca secara teliti bertujuan memahaminya


isi secara rinci

Membaca Kreatif : Pembaca tidak hanya menangkap makna


tersurat antarbaris dan makna di balik baris
tetapi kreatif menerapkan hasil membacanya
untuk kepentingan sehari-hari

Membaca Kritis : Mengolah bahan bacaan secara kritis dan


menemukan keseluruhan makna bahan
bacaan, baik makna tersurat, maupun makna
tersirat

Membaca Sekilas atau : Membaca cepat untuk mendapatkan informasi


skimming secara cepat

Membaca Survey : Kegiatan membaca untuk mengetahui


gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan
bacaan

novel atau cerita : adalah satu genre sastra yang dibangun oleh
rekaan unsur-unsur pembangun sebagai sebuah
struktur yang secara fungsional memiliki
keterjalinan ceritanya; untuk membangun
totalitas makna dengan media bahasa sebagai
penyampai gagasan pengarang tentang hidup
dan seluk-beluk kehidupan manusia.

Opini : pendapat seseorang tentang sesuatu masalah


yang berisi ide

Pantun : puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan


membudaya dalam masyarakat.

Penokohan merupakan salah satu unsur dalam


cerita yang menggambarkan keadaan lahir
maupun batin seseorang atau pelaku

  155 
 
 
 
 
Glosarium 

percakapan : pembicaraan; perundingan; perihal bercakap-


cakap (dipertentangkan dng apa yg ditulis);
satuan interaksi bahasa antara dua pembicara
atau lebih.

plot atau alur : urutan peristiwa yang merupakan dasar


terciptanya sebuah cerita

point of view : cara dan atau pandangan yang dipergunakan


pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa
yang membentuk cerita dalam sebuah karya
fiksi kepada pembaca

Portofolio : kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah


hasil karya siswa yang sengaja dikumpulkan
untuk digunakan sebagai bukti prestasi siswa,
perkembangan siswa dalam kemampuan
berpikir, pemahaman siswa atas materi
pembelajaran, kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan, dan
mengungkapkan sikap siswa terhadap mata
pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat
seseorang sesudah melaksanakan kegiatan.

Pragmatik : cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur


bahasa secara

Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra,


mendukung fungsi sastra pada umumnya.

psikomotor : Gerak

puisi alegori : puisi yang sering-sering mengungkapkan cerita

Puisi : berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’


atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa
Inggris disebut poem dan poetry. Puisi diartikan
‘membuat’ dan ‘pembuatan’ karena lewat puisi
pada dasarnya seorang telah menciptakan
suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana
tertentu, baik fisik maupun batiniah

puisi deskriptif : penyair bertindak sebagai pemberi kesan


terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau
suasana yang dipandang menarik perhatian
penyair.

156 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK E 

Puisi Diafan : puisi polos

Puisi Fisikal : Puisi yang bersifat realistis artinya


menggambarkan kenyataan apa adanya.

Puisi inspiratif : Puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau


passion

Puisi konkret : puisi yang bersifat visual

Puisi lama : puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Puisi lirik : puisi yang berisi luapan batin individual


penyairnya dengan segala macam endapan
pengalaman, sikap, maupun suasana batin
yang melingkupinya.

Puisi metafisikal : puisi yang bersifat filosofis dan mengajak


pembaca merenungkan kehidupan dan
merenungkan Tuhan.

Puisi naratif : yakni puisi yang di dalamnya mengandung


suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan,
setting

Puisi Obyektif puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri


penyair itu sendiri.

Puisi pamfet : Puisi yang menggambarkan protes sosial

Puisi Subyektif : Puisi yang juga disebut puisi personal, yakni


puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran,
perasaan, dan suasana dalam diri penyair
sendiri.

Rangkuman : Bentuk tulisan singkat yang disusun dengan


alur dan sudut pandang yang bebas, tidak perlu
memberikan isi dari seluruh karangan secara
proporsional. Disebut juga Ikhtisar

Reading for Details or : Membaca untuk memperoleh perincian atau


Facts fakta

  157 
 
 
 
 
Glosarium 

Reading for Inference : Membaca untuk menyimpulkan

reseptif : Keterampilan berbahasa yang bersifat


menerima, contohnya keterampilan menyimak
dan membaca

Sintaksis : cabang linguistik yang membicarakan


hubungan antarkata dalam tuturan (speech)

Sistem : susunan teratur berpola yang membentuk suatu


keseluruhan yang

sistematis : teratur menurut sistem; memakai sistem; dng


cara yg diatur baik baik

Tema : makna yang dikandung oleh sebuah cerita

Unsur intrinsik : unsur-unsur yang membangun karya sastra itu


sendiri

Unsur ekstrinsik : unsur-unsur yang mempengaruhi karya sastra

158 
 
 

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai