Anda di halaman 1dari 3

Ibu cebok menggunakan air dan sabun.

Rasional: cebok menggunakan air dan sabun sebenarnya kurang dianjurkan, sebab
cebok menggunakan sabun dapat merusak pH organ intim. Cebok yang dianjurkan
adalah menggunakan air mengalir atau air bersih. Selain menggunakan air mengalir
atau air bersih, ibu juga dapat memakai antiseptik untuk membunuh kuman, namun
jangan menggunakan sabun sebab bisa merusak keseimbangan pH (Kania, 2018).

Ibu memakai kasa yang ditetesi betadin kemudian diletakkan pada luka
jahitan di kemaluan.
Rasional: Betadine bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh
kuman penyebab infeksi pada kulit, seperti infeksi akibat luka gores atau luka bakar
ringan. Betadine mengandung povidone iodine sebagai bahan aktif utama. ini
bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan serta membunuh bakteri, virus, dan
jamur penyebab infeksi. Pastikan permukaan kulit telah bersih sebelum
menggunakan Betadine. Gunakan Betadine secukupnya di permukaan kulit (Pane,
2019).

Ibu mengganti pembalut minimal 2 kali/hari atau setiap penuh


Rasional: Ganti pembalut ideal dilakukan setiap 3-4 jam sekali setiap hari. Jika ibu
membiarkan pembalut yang digunakan penuh dan jarang diganti, daerah intim akan
cepat lembab dan darah banyak keluar. Kuman jadi semakin senang berkembang
biak dan mengakibatkan serangan penyakit (Kania, 2018).

Ibu mengganti celana 2 kali atau lebih dalam satu hari.


Rasional: Selain ganti pembalut, ibu pasca melahirkan juga wajib mengganti celana
dalam. Kuman dari darah bisa saja menempel di celana dalam yang telah dipakai
dan ikut menyerang organ kewanitaan (Kania, 2018).
Ibu cebok minimal 3 – 4 kali/ hari
Rasional: Ibu pasca melahirkan atau sedang dalam masa nifas, dianjurkan untuk
sering cebok menggunakan air bersih mengalir. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kebersihan vulva dan perineum ibu yang masih mengeluarkan darah nifas.

Selesai cebok, kemaluan ibu selalu dikeringkan.


Rasional: sebagai salah satu cara mencegah luka menjadi basah. Salah satu
indikator luka perineum yang baik adalah luka kering. Adapun indicator luka
perineum yang baik selain dari luka yang kering adalah perineum menutup dan
tidak ada tanda infeksi, yaitu merah, bengkak, panas, nyeri dan fungsiolesa
(Mas’adah, 2010). Cara mengeringkan kemaluan ibu yang benar setelah cebok
adalah menggunakan kassa steril sekali pakai. Hal ini bertujuan agar kuman atau
bakteri yang menempel pada kassa yang telah digunakan tidak kembali ke alat
kemaluan ibu melalui penggunaan kassa atau handuk yang berulang.

Selesai cebok, ibu cuci tangan


Rasional: Mencuci tangan dapat mencegah infeksi dari penyakit, karena dengan
mencuci tangan dapat menjaga kebersihan tangan, sehingga terhindar dari kuman,
bakteri, dan virus jahat penyebab penyakit. Kuman dari tangan kotor dapat
menyebar ke benda maupun orang lain lewat sentuhan dan pegangan. Oleh
karenanya, wajib bagi ibu untuk mencuci tangan setelah cebok untuk mencegah
infeksi lanjutan. Sebaiknya ibu mencuci tangan dengan sabun. Walaupun sabun
tidak sepenuhnya mampu membunuh kuman, tapi kandungan sabun mampu
menyingkirkan kuman dari tangan (Myrna, 2019).

Referensi:
Kania, Dewi. 2018. Kenali Bahaya Jarang Ganti Pembalut saat Menstruasi dan
Tips Mencegahnya. Didapat dari
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/03/14/481/1872774/kenali-
bahaya-jarang-ganti-pembalut-saat-menstruasi-dan-tips-mencegahnya [20
Januari 2020].
Mas’adah, S. 2010. Hubungan Antara Kebiasaan Berpantang Makanan Tertentu
dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Masa Nifas.

Myrna, Onne. 2019. Kebiasaan Cuci Tangan, Awal Terhindar dari Penyakit.
Didapat dari https://www.siloamhospitals.com/Contents/News-
Events/Advertorial/2019/09/10/00/48/Kebiasaan-Cuci-Tangan-Awal-
Terhindar-dari-Penyakit [20 Januari 2020].

Pane, Merry Dame Cristy. 2019. Betadine. Didapat dari


https://www.alodokter.com/betadine [20 Januari 2020].

Anda mungkin juga menyukai