Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

” BREASTCARE ”

Kelompok 4

2B

Anggota :

Annisa Fitri (183110203)

Latifa Putri Agusti (183110218)

Lidia Warni (183110219)

Savikri jurali (183110232)

Serli Yusuf (183110233)

Yesi Sepriani (183110239)

Dosen pembimbing :

Metri Lidya,S.Kp,M.Biomed

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“BREASTCARE”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “BREASTCARE” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 20 Januari 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………5
C. Tujuan ………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Breast Care…………………………………………………………………6


B. Anatomi Fisiologi Payudara…………………………………………………………...6
C. Apa Tujuan Perawatan Payudara………………………………………………………8
D. Pelaksanaan Perawatan Payudara………………………………………………………9
E. Apa Akibat Apabila Tidak Dilakukan Perawatan Payudara…………………………10
F. Cara Perawatan Payudara……………………………………………………………..10
G. Perawatan Payudara Dengan Masalah……………………………………………..…11
H. SOP Breastcare……………………………………………………………………...14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam minggu atau
40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali
ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis
menghadapi keluarga baru.
Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting
untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan
payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena
payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang
baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Dimana tujuan perawatan payudara
setelah melahirkan, salah satunya untuk meningkatkan produksi ASI dengan merangsang
kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan. (Saryono dan Pramitasari, 2008).
Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang
diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Selain itu dalam proses menyusui yang
benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi dan spiritual yang baik dalam
kehidupannya (Saleha, 2009).
Air susu yang pertama kali dikeluarkan adalah kolostrum mengandung bahan-bahan
yang berguna bagi bayi dan bisa menjaga kekebalan bayi. (Saleha, 2009).
Agar produksi ASI pada ibu nifas lancar maka diperlukan berbagai perawatan
diantaranya perawatan payudara. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran asi
(Indah Fedri, 2013).
Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini dengan judul “Perawatan Payudara
(Breast Care) pada Ibu Nifas.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian breast care?
2. Bagaimana anatomi fisiologi payudara?
3. Apa tujuan perawatan payudara?
4. Bagaimana pelaksanaan perawatan payudara?
5. Apa akibat apabila tidak dilakukan perawatan payudara?

4
6. Bagaimana cara perawatan payudara?
7. Bagaimana perawatan payudara dengan masalah?

C. Tujuan
I. Untuk mengetahui pengertian breast care
J. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi payudara
K. Untuk mengetahui apa tujuan perawatan payudara
L. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perawatan payudara
M. Untuk mengetahui apa akibat apabila tidak dilakukan perawatan payudara
N. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan payudara
O. Untuk mengetahui bagaimana perawatan payudara dengan masalah

5
BAB II
PEMBAHASAN

Perawatan Payudara (Breast Care)


A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan
pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan
perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan
tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara
agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca
melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu memperlancar
produksi ASI. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk
memelihara kesehatan dan kebersihan payudara pada waktu post partum (setelah melahirkan)
atau saat ibu masih menyusui bayinya.
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi
pada waktu post partum.

B. Anatomi Fisiologi Payudara


Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil
600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

6
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara


a. Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah
sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
b. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).

7
Gambar 2. Bentuk puting susu normal Gambar 3. Bentuk puting susu
pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang Gambar 5. Bentuk puting susu


terbenam/ terbalik
C. Tujuan
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara
semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu sehingga terhindar
dari infeksi.
2. Agar payudara tidak mudah lecet.
3. Melancarkan kelenjar-kelenjar air susu, sehingga produksi ASI lancar.
4. Mengetahui adanya kelainan puting susu secara dini.
5. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus.
6. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

8
7. Memelihara kebersihan payudara
8. Melenturkan dan menguatkan puting susu
D. Pelaksanaan Perawatan Payudara
Pelaksanaan perawatan payudara pada ibu post partum dilakukan pada:
a. Pertama kali dilakukan pada hari ke 2 setelah persalinan.
b. Dilakukan minimal 2 kali dalam sehari sebaiknya sebelum mandi.
E. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara
sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1) Anak susah menyusui
2) Putting susu tenggelam
3) ASI lama keluar
4) Produksi ASI terbatas
5) Pembengkakan pada payudara
6) Payudara meradang
7) Payudara kotor
8) Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.
F. Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan
a) Persiapan alat
1) Baby oil atau minyak kelapa secukupnya
2) Waslap ( 2 buah )
3) Kain perca
4) Handuk
5) Kantong plastik
6) Baskom berisi air hangat dan dingin ( 2 buah )
7) Bra ( BH )
8) Handcoen
b) Persiapan ibu
1) Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
2) Buka pakaian
3) Pasang handuk di bagian perut dan lipat ke belakang badan.

9
G. Langkah-Langkah Membersihkan Putting Susu
1) Ibu duduk bersandar
2) Pakaian atas dibuka
3) Handuk diletakkan dibawah payudara
4) Kapas dibasahi dengan baby oil
5) Kedua putting susu dikompres dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
minyak atau baby oil selama 3-5 menit.
6) Kapas digosok-gosokkan secara lembut disekitar putting susu untuk
mengangkat kotoran.
7) Kemudian kedua tangan dibasahi dengan baby oil
8) Lakukan pemijatan
H. Cara Perawatan Payudara
1) Putting susu dikompres dengan kapas minyak selama 5 menit, kemudian bersihkan
puting dengan kapas minyak tadi sampai areola bersih.
2) Telapak tangan diberi baby oil atau minyak kelapa, kemudian diratakan

3) Kedua telapak tangan berada diantara kedua belah payudara lalu diurut mulai dari
atas, kesamping, ke bawah dan menuju ke putting susu dengan mengangkat payudara
perlahan-lahan. Pemijatan ini dilakukan sebanyak 30 kali.

10
4) Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan dengan
punggung jari seperti menyisir payudara mulai dari pangkal dada ke arah putting
susu. Dengan halus dan lembut serta menggunakan tekanan yang secukupnya.
Demikian dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30 kali.
5) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari
dengan tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, dari
pangkal payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara 2 kali gerakan.

I. Perawatan Payudara dengan Masalah


a. Puting Lecet
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika
sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting
susu kering dan iritasi.
b. Penyumbatan Kelenjar Payudara
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang
mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui
bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan
menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa
mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari
payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan
isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi
dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi
dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area
yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah
puting susu.

11
c. Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu mengurangi
pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat
badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada
payudara. Sebagi contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di
tempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi.
Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik
secara manual atau dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang
parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk
mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan.
d. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting
dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting
menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting
ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
e. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui
sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui
bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi
hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan
bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni
menunggu ASI keluar baru menyusui.

J. Langkah-langkah perawatan payudara


1. Persiapan alat untuk perawatan payudara
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g. Baki, alas dan penutup
2. Pelaksanaan
a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan

12
b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
K. Teknik Perawatan Payudara
1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5 menit,
kemudian puting susu dibersihkan
2. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
a. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam pengurutan
posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
b. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak
tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara,ulangi
gerakan 20-30 kali
c. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan
ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit
dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut
payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan
20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut
dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke
puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
d. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH
yang bersih dan menopang. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susui bayi. (Saryono, 2009)

13
SOP BREAST CARE
A. Alat dan bahan Breast Care Ibu Hamil
1. Phantom mammae ibu hamil/ phantom breast care
2. Baki berisi :
a) Handuk besar 2 helai
b) Kapas dalam tempatnya
c) Baby oil
d) Skort plastic
e) BH yang menyokong (tanpa kawat) dan pakaian ganti ibu
3. Bengkok 1 buah
4. Tempat kain kotor
5. Sampiran / skerem

B. Prosedur Kerja Breast Care Ibu Hamil


1. Fase pra interaksi
Mengkaji data-data ibu hamil yang akan dilakukan pemeriksaan melalui
pengecekan pada catatan perawatan dan buku KIA. Tanyakan usia
kehamilan, riwayat obstetri/keguguran atau abortus. Observasi juga keadaan
ibu. Persiapan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
terutama handuk dan baby oil/minyak kelapa.
2. Fase orientasi
Fase orientasi mencakup :
a) Perkenalkan diri pemeriksa dan lakukan identifikasi dan keadaan ibu
saat ini.
b) Penjelasan tujuan, prosedur dan kontrak waktu tindakan pemeriksaan
yang akan dilakukan. Tujuan perawatan : untuk memeriksa/
mengetahui keadaan payudara sehingga bisa mendeteksi adanya
kelainan dan mempersiapan ibu secara psikologis.
c) Persiapan lingkungan dan jaga privasi ibu.

3. Fase kerja
Prinsip kerja pada tindakan pemeriksaan pada ibu hamil adalah bersih.
Pemeriksaan dimulai dan diakhiri dengan tindakan cuci tangan. Pemeriksaan
dilakukan mulai dari penilaian keadaan umum sampai spesifik. Prinsip

14
pemeriksaan mulai dari inspeksi kemudian palpasi area lobus mammae,
areola dan pupila mammae. Terdapat tindakan perawatan papilla mammae
yang flat/ inverted dengan Hoffman technic.
a. Lakukan hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan
b. Penilaian keadaan umum
c. Lepaskan pakaian atas klien, atur posisi yang nyaman bagi klien
duduk di kursi
d. Pasang handuk menutupi pundak hingga dada, handuk satunya
menutupi perut sampai dada.
e. Infeksi ukuran dan bentuk kedua payudara.
Ukuran dan bentuk menonpayudara tidak berpengaruh pada produksi
ASI. Perhatikan jika ada kelainan seperti pembesaran massif, gerakan
yang tidak simetris pada perubahan posisi.
f. Inpeksi kontur/ permukaan payudara.
Permukaan yang tidak rata, adanya depress, retraksi atau luka pada
kulit payudara harus dipikirkan kea rah tumor atau keganasan
dibawahnya. Saluran limfe yang tersumbat menyebabkan kulit
membengkak dan membuat gambaran seperti kulit jeruk. Lakukan
pada kedua payudara.
g. Inspeksi warna kulit payudara
Umumnya sama dengan warna kulit perut atau punggung. Perhatikan
adanya warna kemerahan tanda radang, penyakit kulit atau
keganasaan. Lakukan pada kedua payudara.
h. Inspeksi ukuran dan bentuk areola mammae.
Umumnya meluas pada saat pubertas dan selama kehamilan serta
bersifat simetris. Perhatikan bila batas areola tidak rata (tidak
melingkar).
i. Inspeksi permukaan areola mammae.
Bisa tampak licin atau berkerut. Bila ada sisik putih kemungkinan ada
penyakit kulit, kebersihan kurang atau keganasan.
j. Inspeksi warna areola mammae.
Pigmentasi meningkat saat hamil sehingga lebih gelap disbanding
sebelum hamil.
k. Inspeksi warna areola mammae.

15
Ukuran papilla mammae sangat bervariasi. Bentuk papilla mammae:
1) Menonjol (protruding nipple) → a) normal/umum dan; b)
panjang ;
2) pendek/ datar (flat nipple);
3) terbenam (inverted or buried nipple)

l. inspeksi permukaan papila mammae


umumnya tidak beraturan. Adanya luka dan sisik merupakan suatu
kelainan
m. inspeksi warna papilla mammae
terjadi hiperpigmentasi bisa sama atau lebih gelap dari areola
mammae
n. lakukan palpasi pada payudara untuk memeriksa konsistensi, masa
secara sirkular, zigzag atau slide.
o. Pemeriksaan kondisi papilla mammae denga n teknik “nipple pinch
test”. Jari telunjuk dan jempol membentuk huruf C pada areola
pangkal papilla. Tekan kea rah dada lalu secara bersamaan tarik
kedua jari ke arah luar.
Jika kondisi papilla normal, maka akan menonjol keluar. Jika tidak,
akan kembali datar atau terbenam. Periksa kelenturan papilla
mammae. Papilla dan areola ditarik perlahan membentuk dot. Bila
mudah ditarik → kelenturannya baik (protraktil), jika tertarik sedikit
→ kurangh lentur, bila masuk ke dalam → tidak lentur.
p. Lakukan teknik Hoffman untuk papilla yang datar ayau terbenam.
Basahi telapak tangan dan jari dengan baby oil. Perawat berdiri di
depan ibu dan buka bagian handuk yang menutupi payudara kiri ibu.

16
Tempatkan kedua ibu jari diantara kedia papilla secara melintang.
Lakukan penekanan lembut dari arah putting kea rah luar secara
bersamaan sebanyak 20 kali. Ganti posisi jari dengan menempatkan
kadua ibu jari diantara kedua papilla secara membujur (atas-bawah).
Lakukan masing-masing sebnayak 20 kali.
q. Bersihkan putting dengan kapas diberi baby oil lalu kompres di
papilla dan areola selama 3-5 menit. Tujuannya untuk melunakkan
kotoran di areola dan papilla. Setelah selesai buang kapas ke bengkok.
r. Berdiri dibelakang ibu dan kedua tangan yang sudah dibasahi baby oil
ditempelkan di kedua mammae. Lakukan sebanyak 20 kali.
s. Bersihkan / lap dengan handuk selain bagian putting. Mengeringkan
bagian putting hanya dengan diangin-anginkan. Lalu bantu ibu
mengenakan BH tanpa kawat dan pakaian atas ibu. Masukkan handuk
kotor ke tempat kain kotor.
t. Rapikan klien dan bereskan alat.
4. Fase terminasi
Melakukan evaluasi terhadap ibu baik secara subjektif maupun objektif.
Lakukan kontrak waktu untuk perencanaan perawatan ibu berikutnya.
5. Pendokumentasian
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan di buku KIA dan catatan
perawatan klien. Dokumentasikan juga hasil evaluasi dan keluhan sesudah
tindakan. Pendokumentasian dilengkapi dengan waktu dan legalitas dari
pemeriksa (nama dan tanda tangan).

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Breast Care (Perawatan Payudara) adalah pemeliharaan buah dada atau
payudara sehingga produksi ASI lancar dan menghindari kesulitan dalam menyusui.
Tujuan Perawatan payudara post natal yaitu, memelihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting susu yang masuk ke
dalam/data, memperlancar produksi ASI dan agar waktu menyusui, ASI dapat keluar
dengan lancar dan menghindari kesulitan dalam menyusui. Prinsip perawatan payudara
yaitu, dikerjakan secara sistematis, menjaga kebersihan sehari-hari, dan memakai BH
yang menopang payudara. Sedangakan alat yang harus disiapkan yaitu, baby oil /
minyak kelapa dalam tempatnya, kapas, dua handuk besar yang bersih dan kering, dua
buah waslap, bengkok, gelas, dan air hangat dan air dingin dalam baskom.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini di harapkan kita sebagai perawat lebih peka dalam
membantu proses pemulihan ibu. Dan di harapkan mahasiswa mampu dan sanggup
dalam melakukan perawatan payudara.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara.
Pelatihan Pembimbingan Senam Hamil dan Nifas Dini, 2009, Pusat Pengembangan
Kesehatan Carolus; Jakarta
Anggraini, Yetti. (2010).Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
Biancuzzo, M. (2003).Breastfeeding the newborn:Clinical strategies for nurses.
St. Louis: Mosby.

19

Anda mungkin juga menyukai