Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan
di dalam program pemerintah yaitu repelita. Mutu pendidikan sangatlah penting untuk
dimasukkan ke dalam agenda kurikulum pemerintah, pemerintah melakukan segala upaya
agar mutu pendidikan di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain dan tidak
mendapat julukan negara yang mutu pendidikannya rendah, maka pemerintah melakukan
berbagai program dan inovasi pendidikan, seperti pengadaan buku ajar dan buku
referensi lainnya, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui
berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan, peningkatan manajemen
pendidikan serta pengadakan fasilitas penunjang selalu dilakukan. Namun sampai saat ini
mutu pendidikan masih jauh dari harapan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan peningkatan sumber daya manusia.


Namun, sampai saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah di banding
dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam,
dengan demikian kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Oleh karena itu,
Indonesia kini menghadapi dua persoalan di dalam SDM, yaitu tantangan dari dalam dan
dari luar negeri. Dari dalam negeri, kondisi ekonomi Indonesia semakin hari keadaannya
semakin memprihatinkan sehingga banyak pengangguran di mana-mana. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh banyak lulusan SLTP tidak melanjutkan ke SLTA, begitu pula
dari SLTA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi, sementara bekal keterampilan mereka
sangat minim sekali. Sementara dari luar negeri, tantangan sangat kompleks,
diantaranya adanya kesepakatan AFTA(Asean free Trade Area) dan ALFA(Asean Free
Labour Area), konsekuensinya adalah tenaga kerja Indonesia harus memiliki SDM yang
bagus dan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar khususnya negara-negara
ASEAN.
Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif
menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan
kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Mereka tidak hanya
cukup menguasai teori-teori saja, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sosial dan mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut pengamatan penulis, pendidikan yang mampu untuk mengatasi hal


tersebut di atas yang paling tepat adalah pendidikan yang berorientasi jiwa
entrepreneurship, yaitu jiwa yang berani dan mampu menghadapi problem hidup dan
kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problem
tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu jiwa
entrepreneurship yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak usia dini
adalah kecakapan hidup (life skill).

Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan yang


menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life
skill) pada peserta didiknya melalui kurikululm yamg dikembangkan di sekolah.

Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan


sangat penting, karena pendidik adalah “Agen Of Change” yang diharapkan mampu
menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur
bagi peserta didiknya. Di samping itu, jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi
seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja
yang lebih efisien, kreatif, inofatif, produktif, dan mandiri.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Pengertian dan Konsep dari Kewirausahaan?\
2. Apa saja Program Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini?
3. Bagaimana Peran orang tua dalam pembelajaran kewirausahaan?
4. Apa saja Keterampilan yang terbentuk pada Anak yang memiliki Jiwa
Kewirausahaan?
5. Bagaimana Karakteristik wirausaha yang berhasil?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep dari Kewirausahaan
2. Untuk Mengetahui Program Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini
3. Untuk Mengetahui Peran orang tua dalam pembelajaran kewirausahaan
4. Untuk Mengetahui Keterampilan yang terbentuk pada Anak yang memiliki Jiwa
Kewirausahaan
5. Untuk Mengetahui Karakteristik wirausaha yang berhasil

D. Manfaat
Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah tujuan pembuatan makalah ini juga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami yang berkecimpung di dunia anak,
khususnya anak usia dini (pra sekolah),perlu mengetahui basic dari Jiwa wirausaha
(entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua dan sekolah ketika anak-anak
mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan ternyata lebih kepada
menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan
wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Konsep Pendidikan Kewirausahaan


Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas
merancang, menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua usahanya. Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa
dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan
usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak
puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi
minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu
berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi itulah
semua peluang dapat diperolehnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan
organisasi usaha. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar
melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut :
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources).

Ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu :


1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha.
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Sejalan dengan hal tersebut, Meredith memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki
karakter wirausaha, yaitu sebagai orang yang :

1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Berani mengambil resiko
4. Berjiwa kepemimpinan
5. Berorientasi ke masa depan
6. Keorisinalan

Kewirausahaan tidak muncul secara mendadak, akan tetapi melalui proses pembelajaran.
Perlunya pendidikan kewirausahaan bagi setiap orang antara lain sebagai berikut :

1. Tenaga-tenaga wirausaha mempunyai kemampuan luar biasa. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya memberikan kesempatan kepada setiap manusia memiliki kepribadian
wirausaha. Ilmu kewirausahaan dapat dibentuk, dilatih, dididik, dikembangkan dan
ditingkatkan jumlahnya.
2. Seorang yang berjiwa wirausaha, diri sendirinyalah yang menjadikan seorang manusia
yang berkepribadian dan berwatak unggul, memberikan kemampuan untuk
membersihkan sikap mental negatif, serta meningkatkan daya saing dan daya juang
untuk mencapai kemajuan.
3. Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu bekal bagi seseorang dalam menjalani
kehidupan.
4. Kewirausahaan adalah sumber peningkatan mutu kepribadian dan kemampuan usaha.
Usaha penggalian kewirausahaan sangat mutlak diharapkan oleh setiap orang.

Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia


pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan akan
diperlihatkan beberapa hal mengenai kewirausahaan, diantaranya adalah nilai dan bentuk
kerja untuk mencapai kesuksesan. Dalam arti yang lebih luas bahwa pendidikan
kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga
mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.

B. Program Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini


1. Membuat craft dan menjualnya dalam acara “Market Day”
Salah satu contoh aplikasi pendidikan terintegrasi mengenai kewirausahaan adalah
kegiatan “Market Day” dengan melibatkan semua siswa dalam proses produksi,
distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi adalah dengan memberikan tanggung
jawab kepada siswa berdasakan kelas secara bergantian untuk membuat produk yang
memiliki nilai jual dan bermanfaat bagi selurus civitas academica sekolah. Kemudian
siswa diminta untuk menjual produknya (distribusi), sedangkan siswa yang lainnya
termasuk para guru bertanggung jawab sebagai konsumen (pembeli). Kegiatan
“Market Day” bisa dilakukan secara mandiri (memproduksi barang secara individu)
atau secara klasikal (memproduksi barang dengan berkelompok) sesuai minat siswa
dan produk yang akan diproduksikan.
Untuk satuan pendidikan TK dan SD kegiatan di atas tidak sepenuhnya dibebankan
kepada siswa. Peran orang tua dan guru juga diperlukan dan harus disertakan. Para
siswa dalam “Market Day” hanya sebatas distributor. Sedangkan kegiatan
produksinya bisa melibatkan orang tua maupun guru. Satu lagi yang perlu
ditambahkan adalah fungsi kontrol ketika kegiatan distribusi berlangsung, disini
dibutuhkan peran guru, karena “Market Day” biasanya dilaksanakan di area sekolah.
Fungsi kontrol bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa berjual beli yang benar,
mengajarkan siswa yang belum bisa bertransaksi dalam bentuk uang dan barang.
Sedangkan yang menjadi konsumennya adalah semua siswa dan guru.
Kegiatan “Market Day” bukan hanya mengajarkan tata cara bertransaksi bagi siswa.
Tetapi banyak nilai moril yang bisa ditanamkan kepada para siswa, seperti
kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, komunikasi interpersonal,
membantu siswa dalam memahami pelajaran yang berkaitan dengan kegiatan
“Market Day”, serta menanamkan nilai-nilai syari’at Islam yang benar dalam
kegiatan jual-beli kepada siswa yang berhubungan erat dengan Pendidikan Agama
Islam.
2. Anak-anak bisa diajak berkarya wisata atau mengunjungi tempat perbelanjaan
Terlebih dahulu anak-anak dibekali oleh orangtua, antara lain uang secukupnya dan
catatan apa yang akan dibeli oleh anak. Peran orangtua dalam kegiatan ini tidak lebih
sebagai pengawas dan motivator, urusan membeli kita serahkan pada anak-anak.
Sebab dengan belanja sendiri anak-anak nantinya mengerti arti dari belanja dan
membelanjakan. Mereka akan belajar menghitung, membayar, dan menerima
kembaliannya. Selain itu, dalam kegiatan ini anak dapat juga dilatih tentang
kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus diutamakan untuk dibeli dan kebutuhan apa
saja yang dapat ditunda pembeliannya. Sehingga secara tidak langsung, anak akan
dapat mengerti tentang makna akan kebutuhan primer dan sekunder.
3. Mengajak anak berkunjung ke produsen pembuatan kue pada saat libur sekolah
Saat ini mulai banyak produsen kue bermunculan membuat progam trip di dapur
produksi mereka yang dikhususkan untuk anak-anak, seperti yang sering dilakukan
Pizza Hut. Anak-anak diajak ke dapur produksi, sehingga anak-anak akan mengetahui
proses pembuatan kue, mulai dari pengolahan kue sampai pengemasan kue. Mereka
akan mengetahui langsung proses pembuatan kue tersebut. Hal ini merupakan
pengalaman baru bagi mereka, sehingga anak akan tertarik dan terkesan. Rasa tertarik
dan terkesan ini akan terbawa ke alam bawah sadar anak, sehingga kelak anak akan
merasa tidak asing lagi dengan proses produksi, dan bahkan dapat menumbuhkan
minat dan motivasi anak dalam membuka suatu lapangan kerja atau bentuk usaha
baru pada saat anak dewasa nanti. Kunjungan seperti ini diharapkan akan
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan kepada anak-anak.
4. Penanaman jiwa wirausaha melalui metode bercerita
Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi, cara yang mudah untuk dilakukan
orangtua adalah dengan cara bercerita. Misalnya saja, orangtua bisa menceritakan
kisah tentang teman yang dulu sejak kecil sudah bisa mencari uang dengan berbisnis
kecil-kecilan. Selain itu, orang tua juga bisa bercerita soal kisah sukses dan masa
kecil para pengusaha ternama. Setelah bercerita, yakinkan pula pada sang anak,
bahwa dirinya juga bisa sukses seperti itu. Sehingga, anak akan menjadi tertantang
untuk mengikuti kisah sukses itu.
5. Pendidikan kewirausahaan diintegrasikan dalam mata pelajaran, muatan lokal,
kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan diri, kultur sekolah atau aturan-aturan yang
dibuat oleh sekolah
Kegiatan berwirausaha dapat dijadikan sebuah event kompetisi bagi peserta didik,
misalkan lomba karya seni, lomba memasak dan mengemas produk sehingga
memiliki nilai jual, lomba kerajinan tangan, dan sebagainya. Kemudian hasil karya
siswa tersebut dipasarkan dan di jual. Selanjutnya masing-masing individu atau
kelompok peserta lomba diberi nilai sesuai indikator penilaian yang telah ditentukan
dan diberi penghargaan atas keberhasilan yang peserta didik peroleh.
6. Membuat kue dan minuman ringan dan menjualnya dalam acara-acara tertentu
Untuk dapat menanamkan jiwa berwirausaha kepada anak, guru dapat memberikan
suatu kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan orangtua dan anak. Seperti
misalnya acara Cooking Classes And Food Bazaar, dimana acara ini merupakan acara
memasak bersama antara anak dan orangtua, dengan dibimbing oleh guru atau
pendidik yang menu makanannya dapat disesuaikan dengan kesukaan anak-anak.
Setelah itu, makanan-makanan yang dibuat tersebut dijual ke dalam acara Food
Bazaar pada hari itu juga, dengan penjual adalah anak-anak itu sendiri dan orangtua
siswa sebagai pembelinya atau dapat juga melibatkan masyarakat luar di sekitar
lingkungan sekolah anak.
C. Peran Orang tua dalam Pembelajaran Kewirausahaan
Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi
bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa
dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa,
orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan
mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal masa depan kelak. Pada tahapan usia dini,
anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi
pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk melalui berbagai
kegiatan kewirausahaan menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian anak ketika
dewasa nanti. Jiwa wirausaha (entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua
dan sekolah ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan
ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan
apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi
memerlukan latihan secara bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas
keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat gigi
sebelum tidur dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan latihan berdisiplin,
bertanggung jawab dan awal pengajaran tentang kepemilikan. Latihan selanjutnya,
mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Latihan yang perlu
diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung, sedekah dan mencari
uang.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orang tua kepada anak.
Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar anak mau berpikir
kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan
selamat ketika tanaman yang dipelihara anak dapat tumbuh dan anak dapat memetik
hasilnya atau dorongan semangat untuk pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan
dari orang tua akan menentukan perkembangan minat dan percaya diri anak. Sekolah
sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya untuk
mengembangkan pembelajaran kewirausahaan anak, sedangkan orang tua sebagai
motivator bagi anak dalam mewujudkan segala hal tersebut. Sekolah dan orang tua
merupakan kunci sukses dari program kewirausahaan pada anak usia dini.
Penumbuhan pembelajaran kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini, bukan
hanya dalam dataran pembentukan kognitif dengan memberitahu anak tentang definisi
kewirausahaan, manfaatnya dan caranya. Tetapi kewirausahaan dapat diintegrasikan
dalam tema pembelajaran melalui kurikulum yang telah ada. Hal ini dapat dilakukan oleh
guru secara kreatif pada saat pemberian materi pembelajaran yang dilakukan seraya
bermain.
1. Bantu anak belajar dari kegagalan
Di sekolah, anak-anak belajar bahwa kegagalan itu buruk. Tapi, di dunia wirausaha,
kegagalan bisa baik dan menjadi pembelajaran
2. Latih anak dalam mengambil keputusan
Dorong anak-anak mengembangkan pikiran ingin tahu dan terus-menerus
mengajukan pertanyaan. Jangan biarkan mereka merasa terlalu nyaman dengan solusi
yang sama untuk masalah. Mereka harus mempelajari banyak hal dan terbuka untuk
ide-ide baru dan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
3. Latih anak memecahkan masalah secara efektif
adalah bagian integral dari kesuksesan. Semakin cepat anak belajar bagaimana
merencanakan, menetapkan tujuan yang realistis, dan mengikuti prosedur yang
ditetapkan hingga selesai, semakin baik.
4. Ajar anak untuk memberikan pendapat
Berkomunikasi secara efektif memungkinkan anak-anak mengartikulasikan ide-ide
mereka dan mengutarakan pikiran mereka.

D. Keterampilan yang terbentuk pada Anak yang memiliki Jiwa Kewirausahaan


Menanamkan jiwa kewirausahaan kepada anak sejak dini, akan membentuk individu
yang memiliki beberapa keterampilan, antara lain :
1. Managerial skill (ketrampilan manajerial),
2. Conceptual skill (merumuskan tujuan),
3. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
4. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan),
5. Time managerial skill (keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
E. Karakteristik Wirausaha yang berhasil
1. Sifat instrumental
Sifat Instrumental . Wirausaha dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan
segala sesuatu yang ada di lingkungan untuk mencapai tujuan pribadi dalam berusaha.
2. Sifat Prestatif
Wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan
dengan hasil yang dicapai sebelumnya.
3. Keluwesan Bergaul
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampiu menjalin
hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan dan pekerjaan
4. Sifat Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
mengatasi berbagai hambatan
5. Keyakinan Diri
Berwirausaha butuh rasa percaya diri yang tinggi. Wirausahawan yang sukses
percaya pada kemampuannya dalam meraih impiannya. Mengambil dan
memperhitungkan sebuah resiko pun butuh kepercayaan diri. Coba tanamkan rasa
percaya diri pada anak dari usia muda. Dukung mereka untuk mampu menyelesaikan
banyak hal dengan kemampuannya sendiri.
6. Sifat Pengambil Resiko
Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang menantang, berani dan
mampu mengambil resiko kerja
Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang menantang, berani dan
mampu mengambil resiko kerja
7. Pengendali
Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah
bergaul, bekerjasama dan mengarahkan oranglain
8. Sifat Inovatif
Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-
persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
9. Kemandirian
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa
moneter dan kepuasan pribadi.
Jiwa wirausaha (entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua dan
sekolah ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan
ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan
apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
B. .SARAN
Kewirausahaan dalam pendidikan agar lebih seimbang di perlukannya interaksi
sosial yang memerlukan usaha serta waktu yang cukup. Sedikit perbedaan persepsi
wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan
tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang
diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain
lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan
untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta
yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/User/Music/Pembelajaran%20Penumbuhan%20Jiwa%20Kewirausahaan%20Pad
a%20Anak%20Usia%20Dini.%20Apakah%20Dibutuhkan_%20–%20armainirahman1977.html

https://www.jawapos.com/lifestyle/12/07/2019/9-cara-melatih-anak-sejak-dini-agar-jadi-pemimpin-
dan-pebisnis/ diakses 26 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai