Anda di halaman 1dari 4

CONTOH IMPLEMENTASI PENERAPAN MUTU RS

KOMITE KEPERAWATAN : SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN

Pendahuluan
Latar Belakang

Pembangunan kesehatan indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemajuan dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad kesehatan
yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan mewujudkan derajad kesehatan meliputi upaya
kesehatan dan sumber dayanya yang harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
sehingga mencapai tujuan yang optimal. Dalam GBHN 1983, dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat serta meningkatkan
mutu dan kemampuan pelayanan kesehatan yang harus makin terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi, serta peningkatan
pengetahuan sebagai hasil pembangunan nasional disegala bidang telah menyebabkan
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, ramah, serta sanggup memenuhi
kebutuhan mereka. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu khususnya keperawatan, rumah sakit
harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu keperawatan di semua
instansi. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan disusun
suatu indicator sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sandi Karsa Makassar
secara efektif dan efisien
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit secara paripurna dan
berkesinambungan
b. Tersusunnya system monitoring pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sandi Karsa
Makassar melalui indicator mutu pelayanan keperawatan
Indicator Mutu Pelayanan Keperawatan (Berbasis Pada Joint Commissiom International (JCI),
mencakup : Area Klinis, International Library dan Sasaran Keselamatan Pasien.

Indicator Area Klinis International Library SKP


PMKP 3.1 EP 1 (Dipilih PMKP 3.1 EP 2SKP PMKP 3.3
Indicator) (Ditetapkan 5 Kasus-Clinical
Pathway)
1. Asesmen pasien - Acute Myocardial Infarction 1. Ketetapan identifikasi
(pengkajian awal pasien (AMI) pasien
masuk) - Heart Failure (HF) 2. Peningkatan komunikasi
2. Pelayanan Lab (waktu - Children’s Asthma Care yang efektif
tunggu (cito) (CAC) 3. Peningkatan keamanan obat
3. Pelayanan radiologi - Hospital-Based Inpatient yang perlu diwaspadai
(waktu tunggu cito) Psychiatric Service (HBIPS) 4. Kepastian tepat lokasi,
4. Prosedur bedah - Nursing-Sensitive Care tepat prosedur, tepat pasien
(marker,sign time out, sign (NSC) operasi
out) - Perinatal Care (PC) 5. Pengurangan resiko infeksi
5. Penggunaan antibiotika - Penumonia (PN) terkait pelayanan kesehatan
6. Kesalahan medikasi - Surgical Care Improvement 6. Pencegahan resiko jatuh
(KNC) Project (SCIP)
7. Penggunaan anestesi dan - Venous Thromboembolism
sedasi (desaturasi oksigen (VTE)
intraanastesia atau sedasi)
8. Penggunaan darah dan
produk darah (analisis
reaksi transfuse)
9. PPI, surveilans, lap
(decubitus, infeksi daerah
operasi, infeksi aliran
darah, ISK, ventilator
associated pneumonia
(VAP)/hospital acquired
pneumonia (HAP)
10. Riset klinis (penelitian
dengan ethical clearance)
Tinjauan Teori
Definisi
Indicator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan
instrument. Indicator merupakan variable yang digunakan untuk menilai suatu perubahan.
Menurut WHO, indicator adalah suatu variable untuk mengukur perubahan. Indicator sering
digunakan terutama bila perubahan tersebut tidak dapat diukur.
Indicator mutu pelayanan keperawatan Rumah Sakit Sandi Karsa ini akan mempunyai manfaat
yang sangat banyak bagi pengelola rumah sakit, terutama untuk mengukur kinerja perawat di
rumah sakit itu sendiri (self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk
melaksanakan manajemen control dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan kegiatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di masa yang
akan dating.
Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan
1. Jenis indicator mutu pelayanan keperawatan di IGD
a. Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat (> 5 menit)
b. Angka kegagalan pemasangan infus (> 2 X)
c. Angka kesalahan transfer pasien
d. Angka kesalahan pengambilan darah
e. Angka kesalahan pemberian obat
2. Jenis indicator mutu pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap
a. Angka kejadian flebitis
b. Angka kejadian decubitus
c. Angka kejadian pasien jatuh
d. Angka kesalahan pemberian obat
e. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
f. Angka kesalahan pengambilan darah
3. Jenis indicator mutu pelayanan kep[erawatan di UCU
a. Angka kesalahan pengambilan sampling BGA (>3X)
b. Angka kejadian flebitis
c. Angka kejadian decubitus
d. Angka kesalahan pemberian obat
e. Angka kejadian cedera akibat restrain
f. Angka kejadian terkstubasi
4. Jenis indicator mutu pelayanan keperawatan di OT
a. Insiden kesalahan identifikasi pasien
b. Insiden tinggalnya kasa
c. Angka terjadinya salah penjadwalan operasi
d. Insiden tertinggalnya instrument
e. Angka kesalahan pemberian obat angka kejadian pasien jatuh
f. Respon time penyiapan ruangan operasi emergensi (< 60 menit)
5. Jenis indicator mutu pelayanan keperawatan di IRJ
a. Angka kesalahan penjadwalan rencana kunjungan
b. Angka kesalahan penjadwalan tindakan
c. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat

Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar

Anda mungkin juga menyukai