Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ANNIZAHRO NURRUL SAFITRI

NIM : 170102005

RANGKUMAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Diagnosis keperawatan komunitas


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien tentang respons individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang actual dan
potensial atau proses kehidupan.

 Komponen dan Syarat Diagnosa Keperawatan


1. Komponen Diagnosa Keperawatan
a. Problem (P/masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan.Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.Tujuan : menjelaskan status
kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat
mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart
yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon), supaya :
1. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara
umum
2. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
3. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah
keperawatan dengan masalah medis
4. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis
dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
b. Etiologi (E/penyebab)
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :
perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi:
1. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau
kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
2. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan,
isolasisosial)
3. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan atau
perawatan): keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak
mampu memberikan perawatan.
4. Maturasional :
a. Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
b. Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
c. Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas

c. Sign dan symptom (S/tanda dan gejala)


Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang
diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.

 Menurut NANDA-I Komponen Diagnosa Keperawatan Sebagai


Berikut:
a. Label Diagnosis yang merupakan nama diagnosa keperawatan yang
disetujui oleh NANDA International, menggambarkan inti dari respon
klien terhadap kondisi kesehatan dalam kata-kata yang sedikit mungkin
dan melibatkan pengunaan kata penjelas atau descriptor sebagai contoh,
diagnosis gangguan mobilitas fisik disini yang termasuk descriptornya
adalah gangguan untuk menjelaskan keaslian ataupun perubahan
mobilitas yang mengambarkan dengan baik respon klien.
b. Faktor Terkait adalah kondisi atau etiologi yang ditemukan dari data
pemeriksaan klien berhubungan dengan respons potensial atau aktual
klien terhadap masalah kesehatan dengan menggunakan intervensi
keperawatan.
c. Definisi mengambarkan karakteristik identitas respons manusia, sebagai
contoh, definisi label diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh adalah ketidakmampuan memakan
makanan.
d. Faktor Resiko adalah elemen lingkungan, fisiologis, psikologis, genetic,
atau kimia yang meningkatkan kerentantan individu, keluarga, atau
komunitas terhadap kejadian yang tidak sehat (NANDA
Internasional,2007). Faktor resiko merupakan petunjuk yang menunjukan
diagnosa keperawatan risiko dapat ditegakkan pada kondisi klien, factor
risiko membantu dalam memilih diagnosa risiko yang benar sama halnya
dengan karakteristik definisi dalam hal diagnosa keperawatan actual

2. Persyaratan diagnosa keperawatan


a. Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau
keadaan yang dihadapi
b. Spesifik dan akurat (pasti)
c. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
d. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
e. Dapat dilaksanakan oleh perawat
f. Mencerminan keadaan kesehatan klien

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosis keperawatan


a. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
b. Bersifat aktual atau potensial
c. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
d. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut

 Proses Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Klasifikasi & Analisis Data
a. Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
b. Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon
manusia (taksonomi NANDA) dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon,
1982)

B. Intervensi keperawatan komunitas


Perencanaan merupakan tahapan dalam proses keperawatan antara tahapan
diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan. Perencanaan keperawatan
bertujuan untuk menetapkan kebutuhan populasi komunitas secara efektif dengan
menggunakan proses pengambilan keputusan secara logika yang dituangkan
dalam perencanaan secara terinci. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
“Penetapan perencanaan tindakan untuk membantu klien untuk mencapai kondisi
kesehatan optimum“ (Yura dan Walsh, 1988).

G. Tahapan dalam perencanaan


Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
(1) memprioritaskan diagnosis komunitas;
(2) menetapkan sasaran intervensi yang diharapkan;
(3) menetapkan tujuan yang diharapkan; dan
(4) menetapkan intervensi keperawatan.

1. Memprioritaskan diagnosis komunitas


Perawat tidak bisa melakukan penyelesaian terhadap seluruh diagnosis
keperawatan yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
sumber daya yang ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu menetapkan
metode dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas. Beberapa
metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan
komunitas, antara lain menurut The American Public Health Association (1999)
menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor dalam memperioritaskan
masalah, yaitu:
a. luasnya perhatian masyarakat;
b. sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana, tenaga,
waktu, alat dan penyaluran);
c. bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
d. kebutuhan pendidikan khusus;
e. penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.

Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu


melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah
masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan memprioritaskan masalah yang ada
dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. Masyarakat atau
komunitas dalam musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut
dengan menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b. Risiko parah dari masalah tersebut.
c. Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e. Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f. Kesesuaian dengan program pemerintah.
g. Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.

2. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang
diharapkan. Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke
depan, kondisi, atau status jangka panjang, dan belum bisa diukur. Berikut ini
adalah contoh dari penulisan sasaran.
a. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
b. Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
c. Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.
d. Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.

3. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi
waktu, dan berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam
penulisan tujuan.
a. Menggunakan kata kerja.
b. Menggambarkan tingkah laku akhir.
c. Menggambarkan kualitas penampilan.
d. Menggambarkan kuantitas penampilan.
e. Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
f. Berhubungan dengan sasaran (goal).
g. Adanya batasan waktu.

4. Menetapkan rencana intervensi


Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas berorientasi pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan manajemen krisis.
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka
harus mencakup:
a. Apa yang akan dilakukan?
b. Kapan melakukannya?
c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?
e. Lokasinya di

C. Implementasi keperawatan komunitas

Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnya setelah perencanaan kegiatan


keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pada tahap implementasi ini perawat tetap fokus pada program kesehatan
masyarakat yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi keperawatan
komunitas memiliki beberapa strategi implementasi diantaranya proses kelompok, promosi
kesehatan dan kemitraan ( partnership).

D. Evaluasi keperawatan komunitas


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis mengenal
suatu kebijakan, program, dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis
dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya untuk keperluan
pemangku kepentingan.
a. Jenis – jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan
1) Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan
program yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan
kemungkinan adnya temuan utama berupa berbagai masalah dalam
pelaksanaan program.
2) Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
program sudah selesai, yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan
program dan temuaan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan
program.
b. Prinsip – prinsip evaluasi meliputi :
1) Penguatan program
2) Menggunakan berbagai pendekatan
3) Desain evaluasi untuk kriteria penting di komunitas
4) Menciptakan proses partisipasi
5) Diharapkan lebih fleksibel
6) Membangun kapasitas
c. Proses evaluasi meliputi :
1) Menentukan tujuan evaluasi
2) Menyusun desain evaluasi yang kredibel
3) Mendiskusikan rencana evaluasi
4) Menentukkan pelaku evaluasi
5) Melaksanakan evaluasi
6) Mendeseminasikan evaluasi
7) Menggunakan hasil evaluasi
d. Kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari :
1) Relevansi ( relevance) : apakah tujuan program mendukung tujuan
kebijakan ?
2) Keefektifan ( effectiveness) : apakah tujuan program dapat tercapai?
3) Efisiensi (effeciency) : apakah tujuan program tercapai dengan biaya
paling rendah ?
4) Hasil (outcomes) : apakah indikator tujuan program membaik ?

E. Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Modifikasi


NANDA,NOC,NICA
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku
atau kinerja dari perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang
harus dilaksanakan oleh perawat sebagai bagian dari standar kerja yang di
tetapkan
 Tujuan dokumentasi keperawatan
a. Sebagai sarana komunikasi tertulis untuk mencegah/mengurangi kesalahan
b. Membantu koordinasi tim dalam pelayanan keperawatan kesehatan kerja
c. Meningkatkan kualitas keperawatan
d. Membantu perawat memberikan perawatan yang optimal dan berkelanjutan
e. Sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
f. Dapat dijadikan sebagai bukti yang otentik dalam kasus hokum
g. Sebagai sarana untuk evaluasi terhadap kemajuan klien terhadap pelayanan
keperawatan yang telah dilakukan
h. Penelitian dan pengembangan riset
i. Dapat dijadikan pedoman dalam menentukan besarnya biaya dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
j. Digunakan dalam proses akreditas terhadap fasilitas pelayanan
 Prinsip – prinsip pendokumentasian meliputi
a. Akurat, jelas, ringkas, dan mudah dibaca
b. Menggunakan istilah yang sederhana
c. Menuliskan nama klien, usia, jenis kelamin dan waktu tanggal
d. Dokumentasi segera pemberian tindakan keperawatan
e. Catat setiap respon atau reaksi klien
f. Pastikn kebenaran data dan tepat
g. Kelompokan data objektif dan subjektif
h. Tulis menggunakan tinta
i. Tulis nama perawat yang memberikan asuhan keperawatan
 Strategi perawat dalam melakukan pendokumentasian
1. Catat segera kejadian saat ditemukan atau setelah melakukan tindakan
keperawatan
2. Lakukan pencatatan minimal data mayor (penting)
3. Perkirakan penggunaan waktu perawat oleh klien dalam catatan
4. Jangan mengulang catatan narasi yang telah di catat dalam formal checklist
5. Letakan format dokumentasi sedekat mungkin dan simpan di tempat yang
mudah terlihat

Anda mungkin juga menyukai