Anda di halaman 1dari 8

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS

(KELOMPOK NAPZA) ”
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas)

OLEH :
KELOMPOK

NAMA NIM
1. ADRIANUS TOPU 181112001
2. ALFRIDUS CLAUDISIUS CEUNFIN 181112002
3. APRIANA MONE 181112003
4. ARESON PAOEL YASINTO SANU 181112004
5. I DESAK KETUT SUADNYANI 181112009
6. LIDIA ROHI NAWA 181112010
7. MARIA FATIMA YADHACE WEA 181112013
8. MERLIN JEHANU 181112019
9. MARIA TRIFONIA MOLE HUAR NONING 181112015
10. YULIUS E. NAHAK 181112029

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2019
STUDI KASUS PADA KELOMPOK KHUSUS

KASUS :
Pengkajian dilakukan di komunitas harapan bangsa selama 3 hari dengan hasil yang
didapatkan:

Komunitas harapan bangsa memiliki penduduk dengan mayoritas remaja yang


berjumlah 256 orang diantaranya laki – laki berjumlah 229 orang dan perempuan berjumlah
27 orang. Remaja laki – laki yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 114 orang. Laki –
laki yang memiliki kebiasaan minum minuman keras dan menggunakan mariyuana serta
ganja adalah 85 orang.
Data BNN tahun 2017 menyatakan bahwa jumlah tersangka pengguna ganja
berjumlah 172 orang. BNN tahun 2018 menjelaskan mereka (pengguna narkoba) memperoleh
narkoba karena ada penawaran dari berbagai sumber, baik di lingkungan pekerjaan, sekolah
ataupun di lingkungan masyarakat.
Penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan napza adalah HIV AIDS; Hepatitis B
dan C; Kemampuan kognitif menurun; Gangguan pada hati (liver) dan ginjal; Gangguan paru-
paru dan pernapasan; Infeksi menular seksual; dan Gangguan jiwa.
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIN
Pengkajian dilakukan di komunitas harapan bangsa selama 3 hari dengan hasil yang
didapatkan:
1. Hasil Angket
Komunitas harapan bangsa memiliki penduduk dengan mayoritas remaja
yang berjumlah 256 orang diantaranya laki – laki berjumlah 229 orang dan
perempuan berjumlah 27 orang. Remaja laki – laki yang memiliki kebiasaan
merokok sebanyak 114 orang. Laki – laki yang memiliki kebiasaan minum minuman
keras dan menggunakan mariyuana serta ganja adalah 85 orang.
2. Data Sekunder
Data BNN tahun 2017 menyatakan bahwa jumlah tersangka pengguna ganja
berjumlah 172 orang. BNN tahun 2018 menjelaskan mereka (pengguna narkoba)
memperoleh narkoba karena ada penawaran dari berbagai sumber, baik di
lingkungan pekerjaan, sekolah ataupun di lingkungan masyarakat.
Penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan napza adalah HIV AIDS;
Hepatitis B dan C; Kemampuan kognitif menurun; Gangguan pada hati (liver) dan
ginjal; Gangguan paru-paru dan pernapasan; Infeksi menular seksual; dan Gangguan
jiwa.

B. ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
kesehatan
1 Hasil angket : Ketidakefektifan Sumber daya
 Komunitas harapan bangsa memiliki Pemeliharaan tidak cukup.
penduduk dengan mayoritas remaja yang Kesehatan
berjumlah 256 orang diantaranya laki – laki
berjumlah 229 orang dan perempuan
berjumlah 27 orang
 Remaja laki – laki yang memiliki kebiasaan
merokok sebanyak 114 orang
Masalah
No Data Etiologi
kesehatan
 Laki – laki yang memiliki kebiasaan minum
minuman keras dan menggunakan
mariyuana serta ganja adalah 85 orang

Data Sekunder :
 Data dari Infodatin tahun 2017, menjelaskan
masyarakat Indonesia berumur diantara 15
sampai 64 tahun yang menggunakan napza
berjumlah 167-315 juta orang.
 Kemudian data dari BNN 2017, menyatakan
bahwa jumlah tersangka pengguna ganja
berjumlah 172 orang
 Mereka memperoleh narkoba karena ada
penawaran dari berbagai sumber.
2 Hasil angket : Defisiensi Ketidakcukupan
Kecanduan terhadap ganja atau mariyuna Kesehatan sumber daya
berjumlah 85 orang, remaja laki-laki yang Komunitas
merokok berjumlah 114 orang. Remaja yang
biasa meminum minuman keras berjumlah 85
orang.
Data sekunder :
Penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan
napza adalah HIV AIDS; Hepatitis B dan C;
Kemampuan kognitif menurun; Gangguan
pada hati (liver) dan ginjal; Gangguan paru-
paru dan pernapasan; Infeksi menular seksual;
dan Gangguan jiwa.
C. PRIORITAS MASALAH
No Masalah Besarnya Kesadaran remaja Sumber daya Skor
kesehatan masalah untuk berubah yang tersedia
1 Ketidakefektifan
Pemeliharaan 5 2 3 10
Kesehatan
2 Defisiensi
Kesehatan 5 2 5 11
Komunitas

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisiensi kesehatan komunitas b/d ketidakcukupan sumber daya
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d sumber daya tidak cukup

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
00215 Defisiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
kesehatan Status kesehatan Peningkatan kesadaran kesehatan :
komunitas komunitas 1. Berikan informasi penting
berhubungan 1. Tingkat partisipasi secara tertulis maupun lisan
dengan dalam pelayanan kepada masyarakat.
ketidakcukupan preventif (2-3) 2. Berikan informasi kesehatan
sumber daya 2. Tingkat partisipasi dengan bahasa yang mudah
dalam program dipahami
kesehatan sekolah (2-3) 3. Evaluasi pemahaman
masyarakat
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Status kesehatan Skrining kesehatan
komunitas 1. Tentukan populasi target untuk
1. Sistem data surveilance pemeriksaan kesehatn
kesehatan di tempat (2- 2. Iklankan layanan skrining
3) kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Kefektifan skirining 3. Sediakan akses yang mudah
komunitas bagi layanan skrining
1. Identifikasi kondisi Manajemen lingkungan komunitas
yang beresiko tinggi 1. Monitor status resiko yang
yang umum di sudah diketahui
komunitas (2-4) 2. Berpartisipasi dalam program
2. Identifikasi permintaan komunitas untuk mengatasi
frekuensi skrining yang resiko yang sudah diketahui
diperlukan (2-4) 3. Dorong lingkungan untuk
3. Penyediaan skrining berpartisipasi aktif dalam
untuk orang dewasa (2- kesehatan komunitas
5) 4. Tingkatkan sosialisasi kebijakan
pemerintah untuk menurunkan
resiko
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
Status kesehatan Pengembangan program
komunitas: 1. Edukasi anggota kelompok yang
1. Status kesehatan teridentifikasi masalah
remaja (1-3) kesehatan
2. Angka 2. Fasilitasi penerapan program
penyalahgunaan (1-3) oleh kelompok atau komunitas
3. Angka perokok (1-3) 3. Lakukan evaluasi progam
Kompetensi komunitas 4. Siapkan peralatan dan
1. Kolaborasi antar perlengkapan
kelompok komunitas Monitor kebijakan kesehatan
untuk menyelesaikan 1. Berikan kesaksian di forum
masalah (2-4) organisasi dan masyarakat
2. Komunikasi antar tentang keberhasilan pengobatan
anggota dan yang telah dijalankan.
kelompok (2-3) 2. Bantu konsumen yang sedang
menjalani perawatan untuk
mendapatkan informasi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Kefektifan skirining mengenai keberhasilan
komunitas pengobatan saat ini.
1. Dukungan dari
anggota komunitas
yang berpengaruh (2-
5)
00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
Pemeliharaan Orientasi kesehatan: Pendidikan kesehatan:
Kesehatan 1. Fokus pada menjaga 1. Tentukan pengetahuan
berhubungan perilaku kesehatan kesehatan dan gaya hidup
dengan sumber (2-4) perilaku saat ini
daya tidak cukup 2. Fokus pada pencegahan 2. Identifikasi faktor internal dan
penyakit (2-4) eksternal yang dapat
3. Persepsi bahwa meningkatkan atau menguragi
kesehatan merupakan motivasi berperilaku sehat
prioritas tinggi dalam 3. Bantu masyarakat untuk
membuat pilihan gaya memperjelas nilai-nilai
hidup (2-4) kesehatan
4. Buat sarana informasi kesehatan
dan diletakan pada tempat-
tempat yang menarik perhatian
dan mudah dilihat oleh
masyarakat
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Perilaku pencarian Peningkatan kesadaran diri
kesehatan: 1. Bantu pasien untuk
1. Melakukan perilaku mengidentifikasi perilaku yang
hidup sehat sesuai yang merusak diri
disarankan (2-5) 2. Minta pasien untuk
2. Menggunakan mengidentifikasi perasaan yang
informasi kesehatan biasa dirakan mengenai dirinya
yang baru (2-5)
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3. Melakukan skrening 3. Motivasi pasien melakukan
diri sendiri 2-5) kegiatan hidup sehat yang
disarankan
Skrining kesehatan
1. Tentukan populasi target untuk
pemeriksaan kesehatan
2. Iklankan layanan skrining
kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat
3. Sediakan akses yang mudah
bagi layanan skrining

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


Perilaku patuh: aktivitas Pencegahan penggunaan zat
yang disarankan terlarang
1. Bersama profesional 1. Lakukan program-program di
kesehatan menetapkan sekolah untuk menghidari
tujuan aktivitas jangka narkoba, alkohol dan merokok
pendek yang bisa dengan kegiatan-kegiatan lain
dicapai (2-4) yang menyenaangkan
2. Melaporkan gejala 2. Motivasi klien mengambil
yang dialami selama keputusan untuk berperilaku
aktivitas kepada hidup sehat
profesional kesehatan 3. Bantu individu dalam
(2-4) mengidentifikasi strategi dalam
Dukungan sosial mengurangi ketergantungan
1. Bantuan jaringan sosial obat/merokok
(2-5) 4. Fasilitasi dan koordinasi upaya
antar berbagai kelompok
masyarakat yang peduli dengan
penggunaan zat/merokok

Anda mungkin juga menyukai