Sistem pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur tersebut terlibat dalam proses
respirasi eksternal yaitu proses pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbondioksida (CO2) antara darah dan atmosfer. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas
antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah
sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal (pernapasan selular) berlangsung diseluruh sistem
tubuh.Yang termasuk struktur utama system pernapasan adalah saluran udara pernapasan, terdiri
dari saluran napas atas dan saluran napas bawah, serta paru (parenkim paru)
Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia.
Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk nmemepertoleh data yang
sistematid dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakann keperawatan yang tepat bagi klien (Dewi Sartika,2010)
Pengertian
Pengkajian pada sistem pernafasan adalah satu dari komponen dari proses keperawatan yang
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem
pernafasan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang
klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010).
C. Pengkajian umum
1. Keluhan utama
Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan dengan gangguan sistem
pernafasan , sangat penting untuk mengenal tanda dan gejala umum maupun pernafasan.
Yang termasuk keluhan utama sistem pernafasan adalah batuk, produksi sputum berlebih,
batuk darah, sesak nafas, dan nyri dada. Sedangkan, keluhan secara umum meliputi: keluhan
adanya jari tabuh dan manifestasi lain yang berkaitan dengan gangguan pertukaran gas,
malaise, nafsu makan menurun BB menurun secara drastis dan keringat malam.
4. Riwayat keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem pernafasan merupakan hal
yang penting untuk mendukung keluhan dari penderita, perlu dicari riwayat keluarga yang
memberikan predisposisi keluhan seperti adanya riwayat sesak nafas, batuk lama, batuk darah
dari generasi terdahulu. Adanya riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi juga
memperberat keluhan penderita.
6. Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif dan prilaku klien. Masalah
sistem kesehatan pernafasan yang dialami klien lebih banyak merupakan penyakit kronis
sehingga tingkat stress emosional dan mekanisme koping digunakan berbeda-beda.
D. Pemeriksaan fisik pernafasan :
1. Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk melihat keadaan umum sistem pernafasan dan nilai adanya tanda-tanda
abnormal seperti adanya tanda sianosis, pucat, kelelahan, sesak nafas, batuk penilaian produksi
sputum dan lainnya. Dalam melakukan pengkajian fisik secara inspeksi, maka perawat perlu
memahami kondisi sistem pernafasan dalam rongga torak secara imajiner. Hal ini sangat berguna
bagi perawat memeriksa kondisi normal dan abnormal dari interpretasi pemeriksaan fisik.
1) Bentuk dada
Penilaian bentuk dada secara inspeksi untuk melihat seberapa jauh kelainan yang terjadi pada klien.
Bentuk dada normal pada dada orang dewasa adalah diameter anteroposterior dalam proporsi
diameter lateral 1:2. Bentuk dada yang biasa didapat seperti:
Deformitas tulang belakang yang sering terjadi yang perlu diperhatikan meliputi:
2. Palpasi
Tujuan pemeriksaan palpasi rongga dada meliputi:
1) Melihat adanya kelainan pada dinding toraks
2) Menyatakan adanya tanda-tanda penyakit paru dengan memeriksa:
Letakkan kedua tangan pada dada klien sehingga kedua ibu jari memeriksa terletak digaris
tengah ditas sternum
Ketika klien mengambil nafas dalam-dalam, maka kedua kedua ibu jari tangan harus
bergerak secara simetris dan terpisah satu sama lain minimal 5 cm. Ekspansi yang
berkurang pada satu sisi menunjukkan adanya lesi pada sisi tersebut.
Ekspansi dinding bawah dinilai dari arah belakang dengan palpasi. Beberapa hal mengenai
lobus atas dan media mungkin ditemukan bila manuver tersebut diulangi pada dada depan,
tetapi lebih bik dengn inspeksi
Ibu jari tangan kanan dan kiri harus bertemu digaris tengah dah harus agak terangkat dari
dinding dada sehingga dapat bergeraak bebas sesuai irama pernafasan.
Ekspansi lobus bawah dinilai dari arah belakang dengan palpasi. Beberapa hal mengenai
ekspansi lobus ats dan media mungkin ditemukan bila manuver tersebut diulangi pada dada
depan, tetapi lebih baik dengan inspeksi.
Getaran suara (fremitur vokal) getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa yang diletakkan
pada dada klien sewaktu mengucap kata-kata.
Bunyi yang dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arah distal sepanjang pohon bronkial
untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan. Hal ini terutama benar pada bunyi
konsonan. Kapasitas untuk merasakan dinding dada di sebut taktil fremitur.
3. Perkusi
Perkusi menentukan dinding dada dan dtruktur dibawahnya dalam gerakan, menghasilkan fibrasi
taktil dan dapat didengar. Pemeriksa menggunakan perkusi untuk menentukan apakah jaringan
dibawahnya terisi oleh udara, cairan, bahan padat atau tidak. Pemeriksa juga menggunakan perkusi
untuk memperkirakan ukuran dan letak struktur tertentu didalam torak (diafragma, jantung, hepar
dan lain-lain)
Prosedur pemeriksaan
Perkusi biasanya dimulai dengan torak posterior. Klien dalam posisi duduk dengan kepala posisi
fleksi kedepan dan lengan disilangkan diatas pangguan. Posisi ini akan memisahkan skapula dengan
lebar dan memajan area paru lebih luas untuk pengkajian. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut:
Tangan kiri pada dinding dada dan jari-jari agak terpisah dan ejajar dengan iga-iga , jari
tengah ditekan dengan lembut pada dinding dada.
Ujung jari tengah kanan dipakai untuk mengetuk pada falang media dari jari tengah tangan
kiri
Jari yang melakukan perkusi harus cepat dingakat sehingga nada yang timbul tidak teredam.
Jari yang melakukan perkusi harus dalam keadaan setengah fleksi dan gerakan mengayun
yang dijatuhkan harus dilakukan pada sendi pergelangan tangan dan bukan pada lengan
bawah.
Mengusahakan agar kuku tangan dalam keadaan pendek.
Nada yang timbul dipengaruhi oleh ketebalan dinding dada, juga oleh struktur-struktur dibawahnya.
Perkusi pada struktur yang padat seperti hepar atau daerah konsolidasi pleura menimbulkan nada
yang redup. Perkusi yang berisi cairan seperti efusi pleura menimbulkan nada yang sangat redup
atau nada pekak. Perkusi pada paru menimbulkan nada sonor dan perkusi pada struktur yang
berongga seperti usus atau pneumothorak menimbulkan nada hipersonor.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dengan menggunakan stetoskop. Dengan mendengarkan
paru-paru ketika klien bernapas melalui mulut, pemeriksa mampu mengkaji karakter bunyi napas,
adanya bunyi napas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan atau dibisikan. Dengarkan semua
area paru dan dengarkan pada keadaan tanpa pakaian; jangan dengarkan bunyi paru dengan klien
mengenakan pakaian, selimut, gaun, atau kaus. Karena bunyi yang terdengar kemungkinan hanya
bunyi gerakan pakaian di bawah stetoskop.
Status patensi jalan napas dan paru dapat dikaji dengan mengauskultasi napas dan bunyi suara yang
ditransmisikan melalui dinding dada. Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di seluruh bidang
paru, perawat harus meminta klien untuk bernapas lambat, sedang sampai napas dalam melalui
mulut. Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi. Lama masa inspirasi dan ekspirasi, intensitas
dan puncak bunyi napas juga dikaji. Umumnya bunyi napas tidak terdengar pada lobus kiri atas,
intensitas dan karakter bunyi napas harus mendekati simetris bila dibandingkan pada kedua paru.
Bunyi napas normal disebut sebagai vesikular, bronkhial, dan bronkhovesikular.
Perubahan dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi termasuk penurunan
atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas saling mendahului atau
yang dikenal dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi napas akan terdengar bila kondisi seperti
atelektasis dan pneumonia meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak
terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati jaringan paru atau
dinding dada berkurang.
1) Prosedur pemeriksaan auskultasi
Pemeriksaan menyeluruh mencakup auskultasi thorak anterior, posterior, dan lateral
Bagian diafragma stetoskop diletakkan dengan kuat menekan dinding dada ketika klien
bernafas perlahan dan dalam melalui mulut.
Bagian dada yang berhubungan diauskultasi dengan cara sistematis dari apeks kebagian
dasar dan sepanjang garis midaksila untuk menilai segmen-segmen paru
Urutan auskultasi dan posisi klien adalah sama dengan pemeriksaan perkusi
Sangat penting artinya untuk mendengarkan dua kali inspirasi dan ekspirasi penuh pada
kedua lokasi anatomi untuk menentukan interpretasi valid dari bunyi yang didengar
Nafas dalam berulang dapat mengakibatkan gejala hiperventilasi (cth: kepala terasa
melayang). Gejala tersebut dapat dihindari dengan meminta klien beristirahat dan bernafas
dengan normal satu atau dua kali pemeriksaan