Laporan Metode Lapangan
Laporan Metode Lapangan
I. Kelas Pisces
I.1 Metode Aktif
Gambar 2. Fish trap (a) Tali pengikat (b) Umpan (c) Sisi corong (d) rajutan tali
1.2.2 Bubu
Bubu atau lukah merupakan salah satu alat penangkap ikan tradisional yang
menggunakan metode pasif. Biasanya alat ini terbuat dari bambu, rotan, jaring, kayu,
kawat, besi dan plastik yang dijalin atau dibentuk sedemikian rupa sehingga ikan yang
masuk tidak dapat keluar. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup yang
terdiri dari dua sekat, sekat pertama biasanya untuk ikan yang berukuran besar dan sekat
kedua untuk ikan yang berukuran kecil.
Bentuk dari bubu bervariasi yaitu bubu berbentuk lipat, sangkar, silinder,
gendang, bulat setengah lingkaran dan lain-lainnya. Secara garis besar bubu terdiri dari
badan, mulut dan pintu. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan
terperangkap. Mulut bubu berbentuk corong, yang merupakan pintu dimana ikan dapat
masuk tapi tidak dapat keluar dan pintu bubu merupakan bagaian tempat pengambilan
hasil tangkapan. Biasanya ikan yang terperangkap dalam bubu yaitu ikan berjenis
Cyprinidae.
Prinsip kerja dari bubu yaitu memudahkan ikan untuk masuk dan
menyulitkannya untuk keluar. Cara penggunaan alat ini yaitu diletakkan pada posisi
yang berlawanan dengan arus sehingga ikan tersebut terperangkap di dalamnya. Ikan
akan memasuki corong masuk dan kemudian mendekati umpan. Umpan yang
digunakan pada bubu biasanya adalah cacing. Apabila ikan telah masuk dalam
perangkap, maka dapat dikeluarkan dengan cara membuka tutup pada bagian ujung
bubu. Pengecekan dilakukan secara berkala yaitu 1 x 1 jam. Untuk mencegah agar bubu
tidak hanyut terbawa arus maka alat ini dapat diikat di dahan pohon ataupun bebatuan
serta ditambahkan pemberat.
a
b
Gambar 3. Bubu (a) Corong runcing (b) Corong masuk (c) Bambu
Gambar 4. Pitfall Trap dan Drift Fenches Method (a) Pancang (b) Terpal (c) Kaleng
3.1.1 Immobilisasi
Metode aktif yang digunakan untuk menangkap hewan reptil yaitu dengan melakukan
penangkapan secara langsung dengan cara menghentikan pergerakan bagian kepala atau
leher (immobilisasi) dari hewan tersebut yang dapat digunakan baik dengan tangan
maupun menggunakan alat bantu seperti snake hook untuk hewan seperti ular. Setelah
hewan dapat dilumpuhkan, kemudian masukkan kedalam kantong kain dan diikat pada
bagian atasnya. Untuk mengeluarkan hewan tersebut dengan cara menahan bagian
kepala hewan tersebut hingga ikatan kantong terbuka, kemudian pegang bagian kepala
secara langsung dan tangan lain memegang sisa bagian tubuhnya.
3.1.2 Jerat tali kecil (esnare)
Untuk melakukan penangkapan terhadap jenis kadal-kadal dapat digunakan metode
jerat tali kecil (esnare) yaitu jerat yang dibuat mirip dengan tali lasso dan dipasang pada
ujung joran. Prinsip kerja dari esnare ini adalah menjerat salah satu bagian tubuh hewan
dengan menggunakan tali simpul. Metode ini dapat digunakan di dahan atau batang
pohon yang jauh dari jangkauan. Dengan menggunakan alat ini, hewan tersebut dapat
ditangkap dengan cara mengalungkan jerat pada leher hewan tersebut.
Gambar 5. Mist net (a) Tiang penyangga (b) Tali (c) Tali rafia (d) mist net
4.2.2 Digiscoping
Digiscoping juga merupakan salah satu metode pasif yang digunakan untuk mengamati
dan mendapatkan foto burung dengan menggunakan teropong monokuler, tripod, dan
teropong binokuler. Prinsip kerja dari alat ini yaitu pengamatan burung dari jarak jauh.
Teropong monokuler memiliki alat yang dapat mengatut fokus dekat dan jauh, foto
dapat diambil menggunakan kamera seperti halnya pada mikroskop maupun kamera
yang langsung terhubung dengan teropong. Dalam pemakaiannya teropong monokuler
dipasang pada tripod yang dapat diatur ketinggiannya dan dapat diputar ke segala arah.
Tripod memiliki beberapa bagian seperti tuas pengarah dan kaki penyangga.
Pengamatan menggunakan teropong monokuler terbatas pada daerah tertentu karena
sulit untuk berpindah-pindah tempat.
Gambar 8. Teropong Binokuler (a) Pengatur fokus (b) Pengatur akomodasi mata
V. Kelas Mamalia
5.1 Metode Pasif
Gambar 9. Camera trap (a) Flash lamp (b) Sensor (c) Layar pengatur (d) Tombol power
Gambar 10. Harpa trap (a) Tonggat penyangga (b) Kantung perangkap (c) Senar
a b
c
Gambar 11. Mammal trap (a) Small-mammal trap (b) Medium-mammal trap (c)
Multiple small-mammal trap
Snap trap merupakan alat yang lebih dikenal dengan dengan nama penjepit
tikus, yang biasanya diletakkan didekat semak-semak dan dihubungkan dengan tali
bewarna mencolok sehingga memudahkan pencarian jika hilang. Alat ini beresiko
menyebabkan hewan terjepit. Tips dan trik dalam penggunaan metode ini yaitu untuk
meningkatkan hasil tangkapan dapat menggunakan umpan yang berbau menyengat dan
dibakar terlebih dahulu agar bau yang dihasilkan semakin kuat. Beberapa hewan bersifat
sensitif dengan bau-bauan hewan baru disekitar nya sehingga dianjurkan untuk
memakai sarung tangan agar bau tangan tidak melekat pada perangkap dan umpan.