Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi dan Siklus Reproduksi Jamur

Klasifikasi dan Siklus Reproduksi Jamur


Jamur dapat dikelompokkan atas jamur tingkat rendah dan jamur tingkat tinggi berdasarkan
struktur hifa dan pembentukan sporanya. Jamur tingkat rendah umumnya tidak memiliki septa
pada hifa (hifa aseptat) kecuali saat hifa akan membentuk alat reproduksi, serta spora aseksual
dibentuk dalam suatu kantong spora (sporangium).

Klasifikasi jamur daratan (terrestrial fungi) dilakukan dengan mempertimbangkan pola


reproduksi seksualnya. Ada tiga filum pada jamur daratan, yaitu sebagai berikut :
1. Zygomycota yang membentuk zigospora.
2. Ascomycota yang membentuk askopora.
3. Basidiomycota yang membentuk basidiospora.
Namun, banyak kapang tidak memperlihatkan fase reproduksi aseksualnya sehingga tidak
dikelompokkan ke dalam salah satu filum tersebut. Sebagai alternatif, kelompok jamur tersebut
dimasukkan ke dalam jamur tidak sempurna (fungi inperfect) yang termasuk filum
Deuteromycota. Filum tersebut merupakan taksa artifisial (taksa buatan) bukan berdasarkan
karakter sebenarnya dan dibuat hanya untuk menampung jamur-jamur yang belum diketahui fase
reproduksi seksualnya.

Zygomycota
Filum ini menghasilkan sporangiospora sebagai spora aseksualnya yang terbentuk di dalam
kantong sporangium. SPora seksual (zigospora) terbentuk melalui reproduksi seksual yang
melibatkan dua hifa yang cocok, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Contohnya Rhizopus oryzae.

Proses reproduksi seksual dimulai dengan bertemunya hifa (+) dan hifa (-) . Kedua hifa tersebut
akan membentuk struktur gametangia yang di dalamnya mengandung banyak inti. Gametangia
akan terpisah dari hifa melalui pembentukan septa. Sel gametangia akan melebur melalui
plasmogami yang menyebabkan bersatunya plasma kedua gametangia.

Peristiwa di atas diikuti dengan peleburan dari inti-inti haploid yang bersesuaian (kariogami)
sehingga terbentuk zigot berinti diploid. Zigot akan membentuk zigospora di dalam suatu
kantong yang disebut zigosporangium. Kantong tersebut dapat berisi zigospora lebih dari satu.
Meiosis terjadi saat zigospora membentuk kecambah.
Siklus Reproduksi Rhizopus

Ascomycota
Reproduksi seksual dicirikan melalui pembentukan kantong askus yang berisi askospora dan
terdapat di dalam tubuh buah (askokarp). Sel vegetatif atau hifa jamur ini bersifat heterokairot
(inti berbeda muatan) atau homokairot (inti bermuatan sejenis). Sel atau hifa yang bersesuaian,
askogonia (betina) dan anteridia (jantan) akan bertemu dan melebur (plasmogami kemudian
diikuti kariogami) sehingga membentuk kantong askus berisi zigot. Zigot mengalami meiosis
dan diikuti dengan mitosis sehingga terbentuk 8 askospora atau kelipatannya.

Contohnya pada khamir Saccharomyces cerevisiae yang membentuk ascus


naked atauAspergillus nidulans yang membentuk askus dalam kleistotesium.
Siklus Reproduksi Ascomycota

Basidiomycota
Basidiomycota sering direpresentasikan dengan jamur makroskopis yang biasa
disebutmushroom. Contohnya, jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia
auricula), atau jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

Reproduksi seksual dimulai dengan bertemunya dua hifa homokariot yang bersesuaian dan
melebur (terjadi peristiwa plasmogami) membentuk satu kompartemen sel berinti dua
(dikariotik) yang berbeda muatannya (heterokairot). Sel dikariotik tersebut akan berkembang
membentuk miselium sekunder yang memiliki inti heterokairot yang bersesuaian.

Miselium sekunder dengan inti dikariot berkembang membentuk tubuh buah (basidiokarp). Sel
berinti dikariot membelah secara mitosis sehingga membentuk struktur reproduksi (basidium).
Pada saatnya inti dikariotik akan melebur (kariogami) membentuk zigot berinti diploid.
Selanjutnya, inti diploid akan mengalami proses meiosis menjadi haploid yang dikemas dalam
basidiospora.
Siklus Reproduksi Basidiomycota
http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-dan-siklus-reproduksi-jamur.html

Jamur Deuteromycotina
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering
disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycotina ini yaitu dengan cara pembentukan konidia. Jika suatu jamur
deuteromycotina ini diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke
dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia Sitophila, setelah diketahui
reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke
dalam jamur Ascomycotina dan diganti namanya menjadiNeurospora Crassa (jamur
oncom).
Cara Reproduksi Fungi : Seksual
(generatif) dan Aseksual (Vegetatif)

Cara Reproduksi Fungi - Cara reproduksi Fungi sangat bervariasi. Meskipun


demikian, reproduksi Fungi umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara
seksual (perkembangbiakan generatif ) dan secara aseksual
(perkembangbiakan vegetatif ). Perkembangbiakan Fungi secara generatif adalah
perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang
didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi.
Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami,
oogami, gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi. Perhatikanlah Gambar
dibawah ini. (Baca juga : Karakteristik Fungi)

Gambar 1. Isogami

Gambar 2. Anisogami
Gambar 3. Oogami

Gambar 4. Gametangiogami

Gambar 5. somatogami

Gambar 6. Spermatiasi
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-
gamet tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2
gamet tersebut yang berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami.
Pada oogami, ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid
yang dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami
adalah bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut
menghasilkan zigospora.

Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak
berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang
selanjutnya akan dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan
antara spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang
kemudian berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.

Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui
beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan
tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharomyces cerevisiae). Perhatikan Gambar 7.
Gambar 7. Proses pembentukan tunas pada ragi

Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel berukuran kecil
yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya
terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas, reproduksi
aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual. Fragmentasi
adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat
tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan
terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan
tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru.

Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil


spora aseksual). Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang
disebut spora aseksual. Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan
dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi
melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah
sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan
perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi

Cara Reproduksi Jamur


Reproduksi Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan
seksual. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel
(fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi untuk
menyebarkan spesies dalam jumlah besar.

Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual.
Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah
secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan
konidia.

Cara Reproduksi Jamur


Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti
yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu.

Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis.
Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel
yang mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan
sel (stadium dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti
bersama. Setelah pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid
(kariogami) inti zigot yang diploid. Setelah

ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah
kromosom menjadi haploid kembali.
Beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, dan
oospora. Perkawinan jamur Ascomycota menghasilkan askospora.

Basidiospora adalah spora yang dihasilkan oleh jamur Basidiomycota.


Askospora terdapat di dalam askus dan berjumlah 8 spora, sedangkan
basidiospora terdapat di dalam basidium dan berjumlah 4 spora.

Reproduksi Jamur secara seksual melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah
kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-
masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk
sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
reproduksi aseksual Jamur yang diamati lebih sering daripada reproduksi
seksual. Hampir semua jenis jamur memiliki kemampuan untuk bereproduksi
secara aseksual. Juga, menyumbang distribusi luas jamur. Pada suatu waktu,
jutaan spora aseksual dilepaskan, dan ketika spora mendarat di lingkungan
yang subur, mereka berkecambah menjadi individu baru. Berbagai jenis
reproduksi aseksual pada jamur adalah pembentukan spora, fragmentasi,
tunas dan fisi.

Dari pembagian ini, spora vegetatif atau konidia adalah jenis yang paling
umum. Dalam pembentukan spora aseksual, hifa jamur menghasilkan spora
internal maupun eksternal. Fragmentasi, seperti istilah menandai, melibatkan
pecahnya miselium jamur menjadi beberapa fragmen. Setiap bagian
terfragmentasi kemudian berkembang menjadi jamur baru. Dalam kasus
tunas, sel induk menjorok ke tunas seperti struktur yang dikenakan anak inti.
Tunas ini terdiam dan kemudian tumbuh menjadi jamur baru.

http://hikmat.web.id/biologi-klas-x/cara-reproduksi-jamur/

Anda mungkin juga menyukai