Anda di halaman 1dari 7

Satuan acara penyuluhan (SAP)

Tentang penanganan nyeri menggunakan

Teknik relaksasi Di ruang HCU Melati rsud bangil

Disusun oleh:

IKA WAHYU HADININGTIYAS

14201.07.15040

PRODI S1 KEPERAWATAN
Stikes Hafsawati pesantren Zainul Hasan Genggong
PROBOLINGGO
2019

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGATASI NYERI

Pokok bahasan : Nyeri

Sub pokok bahasan : Mengatasi Rasa Nyeri

Sasaran : pasien

Tanggal : 06.02.2019

Tempat : ruang HCU melati rsud bangil

Waktu : 30 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini pasien diharapkan dapat
mengatasi rasa nyeri.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan ibu dapat :
1. Memahami pengertian nyeri
2. Memahami jenis nyeri
3. Memahami cara menghilangkan nyeri
C. Materi
1. Pengertian nyeri
2. Memahami jenis nyeri
3. Cara menghilangkan nyeri

2
D. Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

Pembukaan 5 menit  Menyampaikan  Menjawab salam


salam  Menjawab/merespon
 Apersepsi pertanyaan penyuluh

Inti 20 menit  Menjelaskan  Memperhatikan


pengertian nyeri
 Menjelaskan jenis
jenis nyeri
 Menjelaskan Cara
menghilangkan
nyeri
Penutup 5menit  Memberikan  Memberikan
kesempatan pertanyaan
bertanya  Menjawabpertanyaa
 Memberikan  Menjawab salam
evaluasi dan
memberikan
pertanyaan
 Menutup dengan
menyampaikan
salam

E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
F. Media
Leaflet

3
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan
perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan
banyak orang (Kozier, B., Erb, G. 2009.).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007)
B. Jenis nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis:
1. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang
tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis
adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis
(Herlman. 2012)
C. Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menurut Andarmoyo, S. (2013)
1. Skala penilaian numerik

2. Skala wong-baker faces

4
D. cara mengatasi nyeri
1. Stimulasi dan masase kutaneus.
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor
nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden.
Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi
otot (Smeltzer dan Bare, 2008).
2. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan
meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik terapi es
maupun terapi panas harus digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan
cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan Bare, 2008).
3. Distraksi
Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif
efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau
memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri
dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan
persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak
(Smeltzer dan Bare, 2008).

5
4. Teknik relaksasi
Penggunaan minyak esensial yang diserap melalui kulit atau system
penciuman. Contohnya seperti minyak kayu putih paling efektif dalam
mengobati nyeri. Manfaat aromaterapi sebagian penelitian telah difokuskan
pada penggunaannya untuk mengelola depresi kecemasan ketegangan otot,
gangguan tidur, mual dan nyeri. (shaheen e. Lakhan: 2016)

6
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Asuhan keperawatan fakultas ilmu kesehatan UMP: 2016

Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan
Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Shaheen E. Lakhan, heather sheafer, dkk. 2016. Hindawi publishing corporation pain
research and treatment. The effectiveness of aromatherapy in reducing pain: A
systematic review and meta-analysis: USA: volume 2016

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. 8th Ed. Jakarta: EGC.

Tamsuri. 2007. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai