Disusun oleh:
14201.07.15040
PRODI S1 KEPERAWATAN
Stikes Hafsawati pesantren Zainul Hasan Genggong
PROBOLINGGO
2019
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGATASI NYERI
Sasaran : pasien
Tanggal : 06.02.2019
Waktu : 30 menit
2
D. Kegiatan
E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
F. Media
Leaflet
3
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi
Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan
perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan
banyak orang (Kozier, B., Erb, G. 2009.).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007)
B. Jenis nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis:
1. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang
tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis
adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis
(Herlman. 2012)
C. Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menurut Andarmoyo, S. (2013)
1. Skala penilaian numerik
4
D. cara mengatasi nyeri
1. Stimulasi dan masase kutaneus.
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor
nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden.
Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi
otot (Smeltzer dan Bare, 2008).
2. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan
meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik terapi es
maupun terapi panas harus digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan
cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan Bare, 2008).
3. Distraksi
Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif
efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau
memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri
dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan
persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak
(Smeltzer dan Bare, 2008).
5
4. Teknik relaksasi
Penggunaan minyak esensial yang diserap melalui kulit atau system
penciuman. Contohnya seperti minyak kayu putih paling efektif dalam
mengobati nyeri. Manfaat aromaterapi sebagian penelitian telah difokuskan
pada penggunaannya untuk mengelola depresi kecemasan ketegangan otot,
gangguan tidur, mual dan nyeri. (shaheen e. Lakhan: 2016)
6
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan
Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. 8th Ed. Jakarta: EGC.