Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GEOPOLITIK INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING :

DIBUAT OLEH : 1.Danang Luhpitoaji Pratomo


2.Abdul manaf
3.Joko Samudro

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


SELAMAT SRI(STIESS)
BATANG 2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kami sampaikan dan hanya milik Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
karunia-NYA lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini, serta shalawat dan salam kami minta
kepada Allah SWT semoga di hadiahkan kepada nabi junjungan kita Muhammad SAW yang menjadi
suritauladan bagi kita semua. Semoga dengan selalu bersalawat kepadanya kita nanti mendapat
syafaatnya di padang ma’syar kelak amin-amin YaRabbal’alamin.

Selanjutnya kami pemakalah mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan pemahaman dan tuntutan kapada kami sebagai pamakalah serta waktu yang telah di
tentukan untuk menyelesaikan tugas dari makalah kami ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi kami yang merangkainya dan bagi kita semuanya dalam melakukan perkuliahan kita ini.

Akhir kata, kami menyadari masih banyak terjadi kesalahan dalam penyusunan dan perangkaian
makalah ini, maka dari pada itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dan inovatif
demi meraih yang lebih baik dari apa yang kami sajikan ini dan perbaikan untuk masa yang akan
mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………….……
1.1.LatarBelakang…………………………………………………………………………….……
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….…….
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………........

BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………
2.1 Konsep dan UnsurGeopolitik…………………………………………………………..........
2.2 Pandangan Para Pemikir Politik…………………………………………………………..
2.3 Perkembangan geopolitik…………………………………………………………………
2.4 Konsep wilayah sebagai ruang hidup…………………………

BAB III Penutup……………………………………………………………………………….


Kesimpulan……………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsungan hidupnya ikut
dipengaruhi juga oleh negara-negara lain, terutama negara-negara tetangganya atau negara yang berada
dalam satu kawasan dengannya. Untuk itulah diperlukan satu sistem perpolitikan yang mengatur
hubungan antar negara-negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan planet Bumi ini. Sistem
politik tersebut dinamakan ‘Geopolitik’, yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh setiap negara dalam
melakukan interaksi dengan sesama negara di sekitarnya.

Tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem geopolitik yang cocok diterapkan
dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara Indonesia di atas permukaan planet
Bumi ini.

Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara tidak mengandung
unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan
aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan
tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai
sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku
bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek
Astagatra

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian geopolitik itu sendiri ?

2. Bagaimana pandangan para pemikir politik mengenai geopolitik ?

3.Bagaimana perkembangan geopolitik ?

4. Bagaimana konsep wilayah sebagai ruang hidup ?


1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan geopolitik itu sendiri?
2. Untuk pandangan para pemikir politik mengenai geopolitik ?
3. Kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan pengembangan pengetahuan kita tentang geopolitik .
BAB II

PEMBAHASAN

GEOPOLITIK
2.1 Konsep dan Unsur Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo” artinya
Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam
hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan
interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat
masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana
hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki
aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi. Geopolitik
adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk
kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah
geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.

Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan
timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal. Keadaan suatu negara
akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama
dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri,
atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di sekitar (negara tetangga) memiliki pengaruh yang
besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.

Peranan-Peranan Geopolitik.
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia.
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam.
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori negara sebagai
organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya.
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.
Unsur utama Geopolitik
1. Konsepsi ruang diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang merupakan wadah dinamika
politik dan militer, teori ini disebut pula teori kombinasi ruang dan kekuatan.
2. Konsepsi frontier (batas imajiner dari dua negara).
3. Konsepsi politik kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional.
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasio.
2.2 Pandangan Para Pemikir Politik
Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang membahas masalah politik dalam suatu negara,
namun berkembang menjadi ajaran yang melegitimasikan Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak
terlepas dari para penulis :

1. Friedrich Ratzel (1844-1904)


Teori Ruang : bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas,
karena kebutuhan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif”.

2. Rudolf Kjellen (1864 – 1922)


Teori Kekuatan : behwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis
yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatan yang dimiliki ia mampu mengeksploitasi negara
“primitif” agar negaranya dapat ber-swasembada. (Darwinisme Sosial).

3. Karl Haushover (1869 – 1946)


Teori Pan Regional, empat kawasan benua : untuk menjadi jaya, bangsa harus mampu menguasai
benua- benua di dunia yang dibagi atas empat kawasan benua dan masing- masing dimpimpin satu
bangsa (Pan Amerika, Asia Timur, Rusia India, Eropa Afrika).

4. Sir Halford Mackinder (1861-1947)


Teori Daerah Jantung (wawasan benua) : bila ingin menguasai dunia, suatu bangsa harus menguasai
daerah jantung dan untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai. Daerah jantung terdiri dari :
Rusia, Siberia, Sebagian Mongolia, Daerah bulan sabit dalam (eropa barat, eropa selatan, timur tengah,
asia selatan, asia timur) dan Bulan sabit luar (afrika, australia, amerika, benua baru)

5 Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)


Teori Kekuatan Maritim: ”Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan/kekayaan dunia
dan akhirnya akan menguasai dunia. Oleh karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat. Laut
untuk kehidupan dan sumber daya banyak di laut, oleh karena itu harus dibangun armada laut yang
kuat untuk menjaganya.

6 Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1989-1936)


Bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir
ditentukan oleh kekuatan udara.

1. Nicholas J. Spijkman (1893-1943)


Teori Daerah Batas : penguasaan daerah jantung harus ada akses ke laut dan hendaknya menguasai
pantai sepanjang Eurasia.
2.3 Perkembangan Geopolitik Pra, Masa, dan Pasca Perang Dunia II

Pada saat Perang Dingin, atau dinamakan dengan cold war geopolitics. Era ini ditandai dengan kontes
penyebaran pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara lain serta sumber daya strategis antara
Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kontes antar keduanya yang lebih dikenal dengan kontes ideologi ini
menyebabkan sistem dunia menjadi bipolar. Geopolitik pada masa ini digunakan untuk menjelaskan
fenomena sistem dunia yang bipolar tersebut dan bagaimana kedua negara besar tersebut menyebarkan
pengaruhnya satu sama lain. Runtuhnya tembok Berlin dan jatuhnya Uni Sovyet menandai berakhirnya
kontes ideologi antar kedua negara tersebut. Hal tersebut menyisakan Amerika Serikat menjadi
pemenang tunggal dalam kontes tersebut. Tak salah kemudian jika Fukuyama menyatakan berkhirnya
Perang Dingin merupakan The End of History yaitu era ketika kontes ideologi liberalisme dan
komunisme berakhir dan menyisakan liberalisme sebagai ideologi yang lebih baik.
Berakhirnya Perang Dingin tak hanya menyisakan liberalisme sebagai ideologi tunggal, namun juga
mengubah tatanan dunia yang semua bipolar menjadi multipolar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya
kekuatan-kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa yang nantinya diprediksi akan mampu
mengimbangi kekuatan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, pada tahun 1990an saat Perang Dingin
berakhir terjadi Perang Teluk yang melibatkan Irak dan koalisi internasional yang dipimpin oleh
Amerika Serikat. Pasca Perang Teluk ini menurut Presiden Amerika Serikat George W. Bush disebut
sebagai eranew world order. Era new world order ini yang juga merupakan era berakhirnya abad ke-20
tak lagi diwarnai konflik-konflik perebutan wilayah atau pengaruh antar superpowers. Selain karena
era new world order ini hanya menyisakan Amerika Serikat sebagai the only superpowers, menurut
Samuel P. Huntington dalam thesisnya yang terkenal yaitu “The Clash of Civilizations”, konflik-
konflik masa depan tidak lagi merupakan konflik ideologi atau konflik ekonomi melainkan konflik
antar peradaban. Lebih lanjut Huntington menyatakan bahwa “Nation states will remain the most
powerful actors in world affairs, but the principal conflicts of global politics will occur between
nations and groups of different civilization”
Geopolitik terkadang dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kondisi
geografis suatu negara dan perumusan kebijakan luar negerinya, berdasarkan definisi ini dapat
dikatakan bahwa kajian geopolitik sudah lagi tak relevan mengingat sekarang ini banyak bermunculan
aktor-aktor non-negara atau non-state actor dan juga isu-isu yang berkembang tak lagi
menyangkut high-politics saja melainkan juga low-politics. Tetapi kalau geopolitik dipahami sebagai
suatu ilmu yang berhubungan dengan pandangan komprehensif mengenai peta politik dunia, dapat
dikatakan bahwa kajian geopolitik masih relevan. Kalau dalam era abad ke-19 geopolitik cenderung
dipahami sebagai imperial knowledge hal itu dikarenakan adanya kesadaran bahwa dunia yang
ditempati oleh negara-negara pada waktu itu merupakan closed political space seperti yang dinyatakan
oleh MacKinder. Kemudian di era Perang Dingin geopolitik digunakan untuk menjelaskan kontes
ideologi antara dua superpowers (Amerika Serikat dan Uni Sovyet) karena pada waktu itu Perang
Dingin diwarnai oleh perebutan pengaruh antar keduanya, sehingga dibutuhkan semacam geostrategi
untuk dapat memenangkan kontes tersebut. Dan di era new world order ketika negara tak lagi menjadi
aktor utama dalam hubungan internasional karena banyak bermunculannya non-state actors seperti
MNC,NGO, dll dan isu-isu yang dibahas juga mulai bergeser dari isu-isu high-politics kelow-
politics menyebabkan fokus kajian geopolitik ini senantiasa berubah. Seperti yang dinyatakan Tuathail
bahwa “Geopolitics is best understood in its historical and discursive context of use”. Yang perlu
ditekankan di sini adalah geopolitik menyangkut tentang bagaimana konteks keruangan
(spatial) mempengaruhi perilaku negara-negara di dunia untuk bertarung dalam politik internasional.
2.4 Konsep Wilayah Sebagai Ruang Hidup
Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau aspek
fungsional (Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan
Ruang Wilayah Presiden Republik Indonesia).

Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi
teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-
batas kondisi fisik alam, misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme,
batas-batas tersebut dibuat oleh negara yang menduduki daerah tersebut, dan berikutnya dengan adanya
negara bangsa, istilah yang lebih umum digunakan adalah batas nasional.

Adapun ruang mengandung pengertian sebagai “wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan
ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya”. Ruang itu terbatas dan jumlahnya relatif tetap.
Sedangkan aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan penduduk memerlukan ketersediaan ruang
untuk beraktivitas senantiasa berkembang setiap hari. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan ruang
semakin tinggi.

Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa “bumi dan air
serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat“. Dalam konteks ini ruang harus dilindungi dan dikelola secara
terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan.
Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada koordinat 6°LU –
11°08′LS dan dari 95°’BB – 141°45′BT, melintang di antara benua Asia dan Australia/Oseania serta
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang
berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau
besar dan kecil, 6000 pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis.

Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat
penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan luas 473.606 km², Kalimantan
dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km².
Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin, yaitu:
Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan

Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia

Barat: Samudera Hindia

Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

Lokasi Indonesia juga terletak di lempeng tektonik, yang berarti Indonesia rawan terkena gempa bumi
dan dapat menimbulkan tsunami. Indonesia juga banyak memiliki gunung berapi, salah satu yang
sangat terkenal adalah gunung Krakatau, terletak di selat Sunda antara pulau Sumatra dan Jawa.

Beberapa contoh kasus perbatasan yang berakhir pada lepasnya sebagian wilayah NKRI. Pulau Sipadan
dan Ligitan dari wilayah Republik Indonesia setelah dibawa ke Mahkamah Internasional akan
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Perselisihan antara Indonesia dan Malaysia mengenai
sengketa pulau Ambalat, yang menyebabkan ketegangan diplomatik, militer serta sosial masyarakat
dalam bentuk demonstrasi, dan lainnya menjadi kasus berikutnya. Selanjutnya kasus Aceh dan Papua
yang saat ini belum selesai secara tuntas. Bisa jadi kasus-kasus serupa akan terus terjadi, jika
pemerintah tidak mengantisipasi sejak dini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Geopolitik :

 Mempelajari keterkaitan antara kondisi geografis suatu negara dan perumusan kebijakan luar
negerinya.
 Mempelajari bagaimana kondisi geografis suatu wilayah dapat mempengaruhi keputusan politik,
dan sebaliknya
Pada saat Perang Dingin, dinamakan dengan cold war geopolitics. Era ini ditandai dengan penyebaran
pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara lain antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Berakhirnya
Perang Dingin mengubah tatanan dunia yang semula bipolar menjadi multipolar. Geopolitik Pasca
Perang Dingin, Tidak lagi terpusat pada negara dan wilayah, namun dengan munculnya isu seperti
HAM, lingkungan, minyak, dsb dijadikan instrumen untuk menguasai space.
Prospek Kajian Geopolitik di Masa Depan
Geopolitik pada masa depan lebih menekankan pada penguasaan teknologi dan informasi,ekonomi, dan
bahkan budaya. Munculnya kekuatan-kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa yang nantinya
diprediksi akan mampu mengimbangi kekuatan Amerika Serikat.
DAFTAR PUSTAKA
frenndw.files.wordpress.com/2011/03/geopolitik-kelompok-41.ppt
h4riyono.multiply.com/…/Kajian_Geopolitik_dan_Geostrateg… – Filipina

Anda mungkin juga menyukai