DI INDONESIA
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hidrologi
dengan judul Hujan di Indonesia
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ............................................................................................... 10
2. Saran .......................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa.
Oleh karena itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Kedua musim tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan
dan tumbuhan dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negative.
Disini saya akan membahas tentang hujan, karena hujan sangat mempengaruhi
aktivitas makhluk hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah satu sumber
air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya
hujan, ketersediaan air akan terpenuhi. Namun, jika hujan yang terjadi secara
berkepanjangan bia mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan,
contohnya banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan dampak buruk lainnya.
Teknologi Pengendalian Cuaca mnjadi bagian dari pengelolaan sumber daya air.
Menginginkan turunnya hujan pada musim kering seperti sekarang, sering menjadi
sebuah penantian panjang. Padahal, sumber-sumber air telah mongering dan
kebutuhan akan air semakin meningkat. Termasuk untuk Pembangkit Listrik. Untuk
mempercepat turunnya hujanpada musim kering yang berkepanjangan, tak ada jalan
lain selain melakukan campur tangan terhadap alam yaitu dengan membuat hujan
buatan.
1
2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan
3. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di Indonesia
4. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah hujan
5. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan buatan beserta dampaknya, dan
6. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup.
1. Deskriptif
2. Media Internet dan Modul Praktikum
3. Tidak Berlebihan
4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air
dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan diukur sebagai
tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi yang datar dalam periode waktu tertentu.
Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya hujan adalah mula - mula sinar
matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya
evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air
lainnya.Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami
3
kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih
rendah daripada titik embun uap air. Uap - uap air ini kemudian akan membentuk
awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan
membawa butir - butir air ini. Butir - butir air ini menggabungkan diri (proses ini
dinamakan koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir - butir air
ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.
Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan melewati lapisan yang lebih
hangat di di bawahnya sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas
dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan
hujan.
kita jumpai tiga macam hujan / ujan yang turun, yaitu antara lain :
Hujan frontal adalah hujan yang disebabkan oleh bertemunya angin musim panas
yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu rendah sehingga
menyebabkan pengembunan di udara yang pada akhirnya menurunkan hujan.
Hujan orografis adalah hujan yang diakibatkan oleh adanya uap air yang terbawa atau
tertiup angin hingga naik ke atas pegunungan dan membentuk awan. Ketika awan
telah mencapai titik jenuh maka akan turun hujan.
4
2.33 Hujan Zenit
Hujan zenit adalah hujan yang penyebabnya adalah suhu yang panas pada garis
khatulistiwa sehingga memicu penguapan air ke atas langit bertemu dengan udara
yang dingin menjadi hujan. Hujan zenit terjadi di sekitar daerah garis khatulistiwa
saja.
Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa, Secara umum alat pengukur
curah hujan dinamakan penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2
golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis. Contoh alat pengukur curah
hujan tipe manual antara lain adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat
ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting Siphon dan Tipe Bendix.
Alat pencatat curah hujan dapat memberikan informasi selain jumlah juga lama
dan intensitas hujan. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau
prinsip, yaitu :
a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann
b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket
c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix
Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah hujan secara terbatas, sementara
setiap jenis hujan dapat diukur dengan alat yang menggunakan prinsip timbangan.
Total hujan dapat dibaca dari grafik. Dengan mengukur kemiringan grafik, intensitas
hujan dapat ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik dapat
digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit dijangkau kecepatan putarannya dapat
diperlambat sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau bulanan atau lebih
lama lagi.
5
2.5. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan
Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh
campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki
kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah
20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam
khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat
terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya
dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari.
Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan
biaya yang besar dalam pembuatannya.
6
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang
sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu
kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau
danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati
dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai
kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia
dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada
kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan
yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran
hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu
kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah
manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan
yang kita lakukan saat ini.
7
(Laras, 2006) dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam
adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh
umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya
asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan
hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan
istilah deposisi (pengendapan) basah dan deposisi kering. Hujan asam dapat terjadi
ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar
matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah
mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah,
ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi
asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau tanah
untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi
kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50%
keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian
angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah
dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon
tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat
membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan
Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam igunakan
pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air
murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat
dampaknya bagi mahluk hidup.
8
hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH maka
tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui
pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung
air hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung
diteteskan pada batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan
batuan sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu
andesit sedangkan batu sedimen berupa batu gamping. Sifat batu granit yang sudah
asam maka ketika terkena tetes air hujan yang asam, batu tersebut tidak ikut terlarut.
Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu gamping akan
terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh.
2.8 Hujan Es
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut
juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses
pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan
di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya
berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah
dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi
di negarasubtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air
lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang
mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-
lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan
pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km
dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi
9
jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan
berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki
lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan
Cumulo Nimbus (CB).
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi
akibat terjadinya kondensasi
2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu
3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis dan hujan
zenit
4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan
5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu
Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann, Bejana
berjungkat atau tipe tipping bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar
hujan tipe Bendix
6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup
7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan
membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup,
memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat
lainnya
8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca
9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang
mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik.
10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari
atmosfir ke bumi
11
11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang
terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui
kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
3.2. Saran
Sekian makalah singkat saya, semoga dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi anda.
Terimakasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alam, R.2011. Pengertian Hujan dan Proses Terjadinya Hujan.
id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2118324-pengertian-hujan-dan-proses-
terjadinya/.
13