Anda di halaman 1dari 32

Disusun Guna Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Program Studi Permesinan Perikanan Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan


Sekolah Tinggi Perikanan
Jakarta

Disusun Oleh :

ADYASKA DZICKRY ROBBY


55192112545

PROGRAM STUDI PERMESINAN PERIKANAN


JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia ini. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu
sehingga tugas ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Tugas Bahasa Indonesia ini disusun berdasarkan informasi yang penulis dapatkan
dari hasil Praktek Galangan Kapal di PT. JMI Unit 1 dan Unit 2 serta dari berbagai referensi
yang penulis dapatkan.
Dengan tersusunnya Makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis
mengharapkan bahwa tugas ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang digunakan sebagaimana mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa tugas ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan tugas yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta
dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan
semua itu kesempurnaan tugas ini dapat tercapai.

Jakarta, 1 Januari 2020

Penulis

ii | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.4 Metode Penulisan ................................................................................ 3
1.5 Waktu & Tempat ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................. 4
2.2 Perkembangan Perusahaan .................................................................. 4
2.3 Lokasi Perusahaan ............................................................................... 5
2.4 Visi & Misi Perusahaan ........................................................................ 8
2.5 Sarana & Fasilitas Galangan................................................................. 8
2.6 Pengalaman Pembuatan & Reparasi Kapal ......................................... 11
2.7 Fungsi Kepala Divisi & Kepala Bagian Perusahaan ........................... 14
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Perbaikan & Perawatan Mesin ........................................... 17
4.2 Metode Perbaikan & Perawatan Mesin ................................................ 17
4.3 Tahap Perbaikan & Perawatan Mesin ................................................. 22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 31
5.2 Saran .................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

iii | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem perawatan yang terencana termasuk perbaikan mesin-mesin dan kapal adalah
suatu pedoman utama pelaksanaan perawatan dan perbaikan kapal, baik yang dilakukan oleh
Anak Buah Kapal maupun Perusahaan Kontraktor yang ditunjuk oleh Divisi Teknik untuk
memperbaiki kapal. Repair and Maintenance, Docking merupakan komponen-komponen
pelaksanaan perawatan dan perbaikan rutin kapal. Melalui sistem perawatan yang terencana
pula dilakukan pengawasan terhadap mesin-mesin baik mesin utama maupun mesin bantu.
Sudah tentu masalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan dan perawatan kapal
akan berpengaruh terhadap laba per voyage dan kinerja kapal motor itu sendiri, karena Anak
Buah Kapal tidak akan bisa bekerja tanpa didukung dengan peralatan-peralatan yang
diperlukan.
Kapal dapat laik membutuhkan perawatan dan perbaikan terutama mesin-mesin,
lambung kapal, bagian ruang muat, tanki ballast, alat-alat bongkar muat, alat-alat keselamatan
dan alat-alat navigasi, agar kapal selalu berada di lautan dan dapat mengangkut serta
memindahkan orang dan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain dan mesin-mesin
selalu berjalan lancar dan tahan lama meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk. Dalam
mendukung proses pengoperasian kapal diperlukan suatu penanganan yang baik dalam
perawatan, agar kapal tersebut dapat lancar dalam pengoperasiannya sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan kata lain perawatan adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang
beroperasinya kapal dan kinerja kapal motor
Perawatan atau Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan terhadap
seluruh obyek baik non-teknis meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat
berfungsi dengan baik teknis meliputi suatu material atau benda yang bergerak ataupun benda
yang tidak bergerak, sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta
selalu memenuhi persyaratan internasional.
Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada
suatu tingkat kondisi tertentu.Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar
kapal selalu berada dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan
laut pada setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu

1|Praktek Galangan Kapal


Struktur fungsional suatu perusahaan pelayaran dengan tegas memberikan tanggung-
jawab "Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal" kepada Manajer Armada yang pelaksanaannya
dibantu oleh beberapa Assisten Manajer.
Manajer Armada bertanggurig-jawab untuk memelihara agar kapal tetap layak laut,
anak buah kapal lengkap dan diperlengkapi sertifikat-sertifikat serta siap berlayar menerima
muatan. Manajer Armada harus dapat menetapkan Strategi Perawatan Kapal yang bagaimana
yang akan dilaksanakan diatas kapal-kapalnya.
Manajer armada harus merencanakan anggaran belanja untuk pemeliharaan dan
perawatan serta bekerjasama dengan Manajemen kapal (Master, Chief Officer, Chief Engineer).
Anggaran belanja ini harus didasarkan atas informasi yang tersedia mengenai kondisi kapal,
rute kapal yang diharapkan, mutu anak buah kapal dan kondisi perawatan dan perbaikan mesin
kapal yang sebenarnya. Anggaran belanja dan target untuk perawatan dan perbaikan ini sangat
penting untuk menentukan "komitmen" Manajemen Perusahaan akan rnembawa Armada
Kapalnya menjadi yang bagaimana, sehingga tidak akan terjadi perbedaan Fisi dan Misi antara
Manajemen Perusahaan (Nasional) dan Manajemen Kapal (Internasional).

I.2. Tujuan Makalah


Dengan membuat makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menjadi masukan bagi Taruna Permesinan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta,
khususnya untuk materi yang terkait tentang perbaikan dan perawatan mesin kapal.
Sedangkan untuk instansi kampus, diharapkan dapat bermanfaat sebagai
sumbangan literature atau bahan untuk penelitian selanjutnya. Dan untuk diri sendiri
diharapkan dapat menambah wawasan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Untuk menyampaikan tentang bagaimana tahapan untuk memperbaik mesin kapal.
2. Untuk menyampaikan pentingnya perbaikan & perawatan mesin kapal pada diri sendiri
dan perusahaan kapal.
Dengan diadakan praktikum galangan ini semoga dengan apa yang diperoleh pada saat
teori di kelas taruna dapat mendapatkan gambaran langsung pada lapangan ( galangan ).

2|Praktek Galangan Kapal


I.3. Rumusan Masalah
Pada makalah ini terdapat beberapa masalah yang penjelasannya akan dijabarkan dalam
landasan teori, adapun masalah yang akan dipaparkan adalah mengenai perbaikan dan
perawatan mesin kapal mulai dari persiapan hingga tahap pelaksanaan.

I.4. Metode Penulisan


Praktikan dalam menyusun makalah praktek galangan kapal ini menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu mengikuti dan mengamati secara langsung aktivitas produksi pada
divisi-divisi yang terdapat di PT. JMI
2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan karyawan serta pembimbing
lapangan.
3. Studi literatur, yaitu mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas.

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kamis - Jumat Tanggal 2– 3 Januari 2019 pukul 13.00 – 17.00 di PT. Janata Marina Indah
Unit 1 & Unit 2 Semarang

3|Praktek Galangan Kapal


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Umum PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)

PT Jasa Marina Indah Semarang berdiri dengan ijin Dirjen HUBLA (Perhubungan

Laut) No. BXXXII-1974 / DJM / 20. Didirikan pada tanggal 7 Februari 1977 dengan akte

notaris No. 4 P. Tamara di Jakarta, yang beralamat di jalan Tiang Bendera 82 Jakarta

Barat. Kantor pusat PT. JMI berada di Menara Kadin Indonesia, J1. HR. Rasuna Said

Block X-5 Kav.2-3, Jakarta PT. JMI mempunyai 2 galangan atau shipyard di Semarang,

yaitu :

1. PT. JMI Unit I, yang beralamat di Pelabuhan tanjung emas Jl. Deli no.21 Semarang.

2. PT. JMI Unit II, yang beralamat di Pelabuhan tanjung emas Jl. Yos Sudarso Semarang

2.2 Perkembangan PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)

Pada awal berdirinya, PT. Jasa Marina Indah melaksanakan perbaikan maupun
perawatan kapal dengan menyewa dock pada perusahaanperusahaan yang berada di Jakarta
dan sekitarnya. Tahun 1981 PT. Jasa Marina Indah mulai membangun dock gali (Graving
Dock) ukuran 90 x 20 x 4,6 m & kemudian pada tanggal 29 Desember 1982 Graving Dock
tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Soepardjo Roestam dengan nama
Graving Dock "Jasa Marina Indah".

1. Th 1985 perusahaan membangun Building Berth dengan ukuran 86x20m

2. Pada tahun 1988 Graving Dock diperpanjang menjadi 110 x 20 x 7,5 m

3. Mengembangkan area galangan unit II dengan luas 8,2 Ha

4. Telah menyelesaikan 50 buah kapal dengan ukuran terbesar yang pernah dibangun

tanker 6500 DWT

4|Praktek Galangan Kapal


5. Menerapkan ISO 9001 : 1994 yang dikeluarkan oleh Badan Acreditasi ABS dan pada

awal tahun 2003 ditingkatkan menjadi ISO 9001 : 2008 dengan Badan Akreditasi

Lloyd's Register

Mengakomodasi Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1998 & UU PT No. 40 Tahun 2007 yang
menyebutkan nama perusahaan harus mencerminkan bidang usaha, maka diputuskan dalam
RUPS tanggal 16 Juli 2009 nama perusahaan menjadi "PT. Janata Marina Indah"

2.3 Lokasi PT. Janata Marina Indah Semarang

Lokasi PT. JMI Semarang, yaitu:

1. PT. JMI Unit 1, yang beralamat di Pelabuhan Tanjung Emas J1. Deli no.21 Semarang.

2. PT. JMI Unit II, yang beralamat di Pelabuhan Tanjung Emas Jl. Yos Sudarso Semarang

Dari kedua lokasi galangan milik PT. Janata Marina Indah memiliki total area :

a. Luas Area Shipyard Unit I ± 2,6 Ha

b. Luas Area Shipyard Unit II ± 8,2 Ha

c. Luas total Area Gedung dan Shipyard yang dimiliki adalah ±10,4 Ha

d. Dengan memiliki beberapa fasilitas pendukung sebagai berikut :

Unit I:

1) Building Berth: kapasitas 7.000 DWT ukuran 114m x 21m 1 unit

2) Graving Dock : kapasitas 8.000 DWT ukuran 110m x 20 m 1 unit

Unit II:

1) Building Berth: kapasitas 30.000 DWT ukuran 170m x 42m 1 unit

2) Graving Dock : kapasitas 18.000 DWT ukuran 150 m x 26,8 m 1 unit.

5|Praktek Galangan Kapal


Gambar 1. Lay out JMI 1
Keterangan JMI unit I

1. Kantor utama 18. Tempat Parkir


2. Tempat Parkir 19. Mesjid dan Kantin
3. Gudang Terbuka ( 32 x 20 M ) 20. Fasilitas Karyawan
Tabung Oksigen 21. B/R For Ship's Crew
4. Gudang / Up. Mould Loft ( 30 x 10 M ) 22. Building Berth ( 112 x 21 M )
5. Tempat Peralatan Pemeliharaan 23. Porter
6. Ruang Listrik 24. Dermaga
7. Sand Store 25. Ruang Pompa
8. Galvanis Shop 26. Tiang Derek Kap. = 15 ton
9. Hull Dep. Office 27. Porter
10. Bengkel Mesin ( 30 x 20 M ) 28. Ruang Mesin
11. Hull Shop ( 40 x 20 M ) 29. Bengkel Perlengkapan
12. Wellding Shad I ( 58 x 17 M ) 30. Ruang Keselamatan Kerja
13. Wellding Shad II ( 37 x 17 M ) 31. Bengkel Listrik
14. Wellding Shad III ( 99 x 17 M ) 32. Kantor Bengkel Listrik
15. Galangan Kapal ( 110 x 20 M ) 33. Kantor Dermaga
16. Parter
17. Tempat Parkir

6|Praktek Galangan Kapal


Gambar 2. Lay out JMI 2

Keterangan JMI unit II

1. Bengkel Plat ( 135 x 30 M ) 11.Ruang Listrik


2. Tempat Parkir & fasilitas 12.Building Berth ( 190 x 42 M )
3. Kantor Utama 13.Perlengkapan ( 36 x 24 M )
4. Gate Porter 14.Pemasangan Pipa ( 25 x 24 M )
5. Tempat Parkir 15.Listrik ( 25 x 24 M )
6. Jetty 16.Mesin ( 60 x 24 M )
7. Pembuatan &Perakitan 17.Kolam Perbaikan ( 185 x 95 M )
8. Galangan Pembuatan Kapal Baru (22x12 M ) 18.Alat Angkut dan Pemasangan Derek
9. Tiang 19.Galangan ( 185 x 36 M )
10. Tabung Oksigen

7|Praktek Galangan Kapal


2.4 Visi dan Misi PT. Janata Marina Indah Shipyard

1. VISI

Sebagai perusahaan galangan kapal nasional swasta di Indonesia merupakan salah satu

tulang punggung pembangunan maritim Indonesia yang berperan dalam industri

perkapalan baik di pasar nasional, regional maupun global.

2. MISI

a. Membantu pemerintah dan perusahaan pelayaran Indonesia untuk meningkatkan

kapasitas angkut nasional untuk mengejar ketinggalan selama 30 tahun terakhir.

b. Mencegah pemerintah agar tidak membangun atau melakukan perbaikan kapal di

luar negeri, terutama untuk ukuran dan jenis kapal yang sudah mampu dibangun

dan diperbaiki di dalam negeri.

c. Meningkatkan kemampuan galangan agar kepasitas bangunan baru maupun

reparasi dapat selalu bertambah sehingga dapat mencegah mengalirnya devisa

keluar negeri melalui upaya/ solusi untuk menghindari pembangunan kapal-kapal

baru maupun perbaikan kapal Indonesia ke luar negeri.

2.5 Sarana dan fasilitas galangan PT. Janata Marina Indah Shipyard

2.5.1 Janata Marina Indah Unit 1

a. Bangunan di Janata Marina Indah 1

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, JMI telah menigkatkan

fasilitas galangan pada medio 1985. Building berth yang merupakan tempat untuk

menyusun blok-blok bangunan baru, yang semula berukuran 82 m x 21,5 m

diperpanjang menjadi 102 m x 21, 5 m, sehingga kapasitas meningkat dari 2.250

DWT menjadi 7.000 DWT. Graving dok juga diperpanjang dari ukuran semula 90

8|Praktek Galangan Kapal


m x 20 m dengan kapasitas 3.000 ton, menjadi 110 m x 20 m sehingga kapasitas

juga meningkat menjadi 8.000 ton.

Graving dok ini dilengkapi dengan pompa-pompa air untuk memompa air

dari dalam dok. Selain itu juga dibangun bengkel plat, bengkel mesin dan bengkel

listrik. Penambahan mobile crane, wharf crane dan peralatan lainya menjadikan

JMI sebagai galangan pembangun dan perbaikan kapal yang patut diperhitungkan

dalam industri perkapalan nasional maupun internasional.

b. Peralatan galangan JMI Unit 1

Peralatan yang dimiliki oleh JMI Unit 1 sudah mampu untuk bersaing

dengan galangan kapal luar negeri yang mempunyai peralatan dan teknologi yang

jauh lebih canggih.

Peralatan yang dimiliki oleh JM1 Unit 1 antara lain:

1) Peralatan-peralatan di JMI Unit 1

No Nama Peralatan Jumlah


1 Bending Machine 200 Ton- 250 Ton 2 unit
2 Boor and Cotter Machine 1 unit
3 Hydraulic, Crimping Tools 26 Ton 1 unit
4 Welding Machine 300 Ampere 1 unit
5 Welding Transformer 250 - 400 Ampere 220 unit
6 Welding Transformer 300 Ampere 5 unit
7 Semi/Auto Gas Cutting 10 unit
8 Hand Grinder 100 mm 100 unit
9 Lathes 5 m 5 unit
10 Lathes 9 m 1 unit
11 Corter Machine 1,5 m 1 unit
12 Scraping Machine 400 mm 2 unit
13 Hydraulic Jack 50 - 100 Ton 18 unit
14 Chain/ Level Block 3 - 10 Ton 70 unit
15 Pipe Bending Machine 3" 5 unit
16 Pipe Bending Machine 1" 1 unit
17 Blasting Equipment 2 unit
18 Painting Equipment 80 kg/sqcm 2 unit
19 Water Jet Equipment 16" 2 unit
20 Ashore Pump 2 ' - 4' 6 unit

9|Praktek Galangan Kapal


21 Oxygen Tanks 3000 Liter 2 unit

2) Alat angkat dan alat angkut di JMI 1

No Nama Peralatan Jumlah


1 Tower Crane 10 Tone 1 unit
2 Mobile Crane 20 Tone 1 unit
3 Mobile Crane 45 Tone 1 unit
4 Forklift 5 Tone 1 unit
5 Forklift 3,5 Tone 1 unit
6 Forklift 2 Tone 1 unit
7 Trailer 10 Ton 1 unit
8 Track 10 Ton 1 unit

2.5.2 Janata Marina Indah Unit 2

a. Bangunan di Janata Marina Indah 2

Menyikapi perkembangan dunia perkapalan dan pelayaran nasional maupun

internasional yang sangat cerah, maka di bangunlah galangan unit 2 di pelabuhan

Tanjung Emas Semarang, dengan kapasitas 4 kali lebih besar dibandingkan dengan

JMI Unit 1.

Menempati areal seluas 8,2 hektar, dok gali di Unit 2 ini sangat strategis bagi

perusahaan-perusahaan pelayaran yang akan memesan maupun mereparasi

kapalnya. Dok gall di JMI unit 2 akan mampu menampung kapal-kapal besar

berkapasitas hingga 20.000 DWT. Sementara itu Building dock yang telah selesai

dibangun akan mampu untuk membangun kapal-kapal berukuran hingga 30.000

DWT.

Dermaga beton sepanjang 465 meter akan menunjang kebutuhan galangan

untuk perawatan terapung sebelum dan sesudah dok serta penyelesaian kapal baru

setelah diluncurkan. Kemudian pada tahun 2013 PT. JMI Unit 2 telah berhasil

10 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
menyelesaikan 5 buah kapal tunda/ tug boat dengan panjang (LPP) 26,85 meter

yang merupakan pesanan dari PT. Pelindo (Persero).

b. Peralatan galangan JMI Unit 2

Peralatan yang dimiliki JMI Unit 2 antara lain :

No Nama Peralatan Jumlah


1 Welding Transformer 250 - 400 Ampere 1 unit
2 Pipe Bending Machine 3" 2 unit
3 Electric Air Compressor 8,5 bar, 22 CFM 1 unit
4 Oxygen Tanks 3000 liter 1 unit
5 Computerized Cutting Machine 1 unit

Table Peralatan angkat dan angkut di JMI 2

No Nama Peralatan Jumlah


1 Tower Crane 30 Ton 1 unit
2 Mobil Crane 25 Ton 2 unit
3 Forklift 5 Ton 2 unit
4 Forklift 3,5 Ton 4 unit
5 Truck / Trailer 15 Ton 1 unit
6 Gantry Crane Ton 1 unit

2.6 Pengalaman pembuatan kapal dan reparasi kapal galangan PT. Janata Marina

Indah Shipyard

Sebagai salah satu perusahaan kapal terbesar di Indonesia tentunya sudah banyak

proyek pembuatan kapal baru yang telah dikerjakan oleh PT. Nil baik dari dalam maupun

luar negeri dengan berbagai ukuran dan jenis kapal, selain pembuatan kapal baru pastinya

juga pekerjaan reparasi kapal juga berjalan dengan baik di galangan PT. JMI baik di unit

1 maupun unit 2.

11 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
Berikut adalah data kapal bangunan baru dan data kapal repair yang pernah

dikerjakan oleh PT. Janata Marina Indah :

a. Data kapal banguan baru

No Tipe Kapal Jumlah Waktu

1 700 DWT Methanol Barge 1 5 bulan


2 1.000 DWT Flat Top Barge 1 3 bulan
3 1.500 DWT Flat Top Barge 1 4 bulan
4 1 x 150 HP Mooring Boat 4 3 bulan
5 1 x 220 HP Tug Boat 14 4,5 bulan
6 1 x 300 Hp Tug Boat 5 5 bulan
7 1 x 400 HP Tug Boat 2 9 bulan
8 2 x 2.100 PS Tug Boat 1 14 bulan
9 200 GRT Ferry 1 11 bulan
10 3.650 DWT General Cargo 1 14 bulan
11 3.650 DVVT Semi Container 1 12 bulan
12 4.180 DWT Container 1 15 bulan
13 6.500 LDWT Crude Oil Tanker 1 24 bulan
14 6.500 LTDW W/Product Oil Tanker 2 24 bulan
15 Navigation Vessel Aid Tender 5 10 bulan
16 Navigation Vessel Inspection Boat 2 5 bulan
17 Aluminium Inspection Boat 1 6 bulan
18 Crew Boat 2 6 bulan
19 Landing Craft Transportaion KT 1 12 bulan
20 Tug Boat 5 11 bulan

12 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
b. Data kapal reparasi

No Pemilik Jenis / Type Kapal


A BUMN (Pemerintah)
1 ASDP Cab. Jepara Kapal Penumpang, Ro-Ro
2 PT. Garam, Surabaya Kapal Barang
3 PT. Pelayaran Bahtera Adiguna Kapal Barang
4 PT. Pelayaran Nasional Indonesia, Jakarta Kapal Penumpang
5 PT. Pelindo III Cab. Cilacap Kapal Tunda
6 PT. Pelindo III Cab. Semarang Kapal Tunda
7 PT. Pertamina. Jakarta Kapal Tengker
8 PT. Rukindo Cab. Surabaya Kapal Keruk
9 PT. Semen Cibinong - Cilacap Kapal Tunda
10 TNI AL Kapal Perang. Kapal Patroli
11 TNI AD Kapal LST
B SWASTA
1 PT. BAWI - Pontianak Kapal Keruk, Tongkang
2 PT. Dasa Karindo Utama - Semarang Kapal Barang
3 PT. Dharma I.autan llama - Surabaya Kapal Ferry
4 PT. Gurita Lintas Samudra Kapal Barang
5 PT. Inti Lintas Tirta Nusantara Kapal Barang
6 PT. Jembatan Nladura - Surabaya Kapal Ferry
7 PT. Jemla Ferry -Jakarta Kapal Ferry
8 PT. Kayo Lapis Indonesia - Semarang Kapal Barang, Kapal Tunda
9 PT. Manalagi - Surabaya Kapal Barang
10 PT. Pelayaran Pulau Laut - Jakarta Kapal Barang
11 PT. Pagaruyung Prasetya Lines Kapal Barang
12 PT. Pelayaran Mentes - Surabaya Kapal Cargo
13 PT. Prima Vista - Surabaya Kapal Ferry
14 PT. SPIL - Surabaya Kapal Barang
15 PT. Sultra Lestari lines - Jakarta Kapal Barang
16 PT. Sumber Mas Indah Plywood Kapal Barang
17 PT. Su adaya Lestari Lines - Jakarta Kapal Barang
18 PT. Tanjung Nias Bahari Perkasa - Smg Kapal Barang
19 PT. Tankindo Perdana - Jakarta Kapal Tanker
20 PT. Tirta Kerta Abadi - Jakarta Kapal Tanker
21 PT. Tossa Sakti Samudera Lines - Smg Kapal Tanker
22 PT. Tri Kusuma Graha - Denpasar Kapal Ikan
23 PT. Trihasta Berkah Shipping-Jakarta Kapal Tanker

13 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
2.7 Fungsi Kepala Divisi dan Kepala Bagian PT. Janata Marina Indah

 Kepala Bagian listrik


Membantu dan bertanggung jawab pada pada Divisi Produksi dalam
memimpin bagian pada listrik kapal.Tugas pokoknya adalah berhubungan dengan
instalasi dan perbaikan sistem kelistrikan dalam kapal .

 Kepala Bagian Mesin


Membantu dan bertanggung jawab kepada Divisi Produksi dalam memimpin
Bagian Mesin.Tugas pokok dari kepala bagian mesin adalah mengatur segala jenis
kegiatan perbaikan yang berhubungan mesin induk dan segala yang menghasilkan
tenaga pada kapal. Baik itu mesin induk maupun mesin bantu.

 Kepala Bagian Lambung

Kepala Bagian lambung bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan reparasi


kapal,pekerjaan yang berhubungan dengan reparasi konstruksi badan kapal,yang
didalamnya terdapat pekerjaan pengelasan dan bisa dikatakan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan plat. Didalam pekerjaan bagian lambung ini merupakan
bagian yang paling banyak menyerap tenaga kerja .
Pekerjaan bagian lambung ini sering disebut hotwork/pekerjaan panas.

 Kepala Bagian Outfitting

Job Desk :
• menangani seluruh instalasi pipa di kapal
• menangani semua akomodasi dalam kapal, menggunakan alat berat atau
pemindah.
• instalasi infra struktur kapal meliputi aksesoris, seperti : cabin, sekoci,
dekorasi ruang, dsb.
• menangani hull outfitting, reparasi kambung ( bekerjasama dengan bagian
lambung dan docking)
• menangani perbaikan propeller

14 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Kepala Bagian Keselamatan

Definisi bagian safety dalam suatu galangan kapal adalah bagian yang menangani
segala bentuk keselamatan dan standarisasi suatu keselamatan kerja sebelum
pelaksaan pekerjaan tersebut, serta mengawasi proses kerja tersebut agar
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Job desk : mengontrol segala kegiatan proyek supaya meminimalisir atau
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

 Kepala Bagian Peralatan

Membantu dan bertanggung jawab kepada Departemen Utilitas dalam


mengurus dan memimpin bagian peralatan
Tugas pokoknya adalah merawat segala jenis peralatan yang menunjang kerja
di galangan kapal, misalnya forklift, mobile crane dan segala peralatan penunjang
lainnya.

 Kepala Bagian Dock

Bertanggung jawab dalam melakukan tugas dibidang bagian pekerjaan dok


selain mengatur pengedokan kapal meliputi pekerjaan sandblasting,pengecatan badan
kapal, dan cleaning tank
Wewenang :
 Mengusulkan perbaikan untuk masing-masing bagiannya.
 Meminta fasilitas untuk kelancaran tugas.
 Menilai bawahan, mengusulkan promosi, mutasi dan sanksi bagi bawahannya.
Tanggung Jawab :
 Terhadap kelancaran tugas.
 Terhadap kelancaran pekerjaan serta situasi kapal selama berada di dalam dok.
 Terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan di bidangnya.
 Terhadap pelaksanaan tugas dalam kemampuan penuh.
 Terhadap tugas-tugas yang dilimpahkan pada bawahan.

15 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan atau Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan terhadap
seluruh obyek baik Non – Teknis meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat
berfungsi dengan baik dan teknis meliputi suatu material atau benda yang bergerak
ataupun benda yang tidak bergerak, sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi
dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan internasional.
Perawatan juga diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mempertahankan manajemen dan material sampai pada suatu tingkat kondisi tertentu.
Perawatan kapal dalam arti luas, meliputi segala macam kegiatan yang ditujukan untuk menjaga
agar kapal selalu berada dalam kondisi laik laut (sea worthyness) dan dapat dioperasikan untuk
pengangkutan laut pada setiap saat dengan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu.
Sistem Perawatan Berencana adalah salah satu sarana untuk menuju kepada perawatan kapal
yang lebih baik dan secara garis besar tujuannya adalah :
a. Mengoptimalkan daya dan hasil guna material sesuai fungsi dan manfaatnya
(efficiency material)
b. Mencegah terjadinya kerusakan berat secara mendadak (breakdown), serta mencegah
menurunnya efisiensi.
c. Mengurangi kerusakan yang mendadak atau pengangguran waktu berarti menambah
hari-hari efektif kerja kapal (commission days).
d. Mengurangi jumlah perbaikan dan waktu perbaikan pada waktu kapal melaksanakan
perbaikan Dok tahunan (economical cost).
e. Menambah pengetahuan awak kapal dan mendidik untuk memiliki rasa tanggung
jawab serta disiplin kerja (sence of belong).
Kapal tidak akan memenuhi persyaratan standar internasional dan dinyatakan laik laut, apabila
tanpa dilandasi dengan pemahaman, pendalaman dan pelaksanaan pada peraturan-peraturan
1. IMO the SOLAS, Chapter II-1, Part C & E : Machinery and Electrical Installation.
2. Sistem manajemen perusahaan pelayaran (shipping management system).
3. Sistem perawatan terencana (planned maintenance system) dengan pemahaman bahwa
permesinan di kapal merupakan salah satu “Asset Termahal” dalam perusahaan
pelayaran.

16 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Perbaikan & Perawatan Mesin

Perawatan kapal dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan
terhadap kapal untuk mencegah terjadinya kerusakan dan mengembangkan kepada kondisi
yang lebih baik. Pekerjaan perbaikan kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena
usia kapal yang bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga berakibat
berkurangnya kemampuan kapal. Seperti diketahui, bahwa perwatan memerlukan penanganan
yang baik dan memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga perusahaan pelayaran akan selalu
mengusahakan untuk menekan biaya. Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat
kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal yang selalu
memperhatikan atau memperhitungkan bahwa perawatan bagian-bagian dari kapal secara rutin
merupakan suatu pemborosan, sehingga aspek-aspek penerapan manajemen rencana perawatan
kapal perlu diterapkan sepenuhnya dan dikendalikan seefisien mungkin.Suatu aktifitas dan
perbaikan mesin yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik teknis, meliputi seluruh
material atau benda yang bergerak atau tidak bergerak sehingga material tersebut dapat dipakai
dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan Standar Internasional dan non
teknis. Meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik.

Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada
suatu tingkat kondisi tertentu.Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar
kapal selalu berada dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan
laut pada setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu

4.2 Metode Perbaikan & Perawatan Mesin

1. Perawatan Insidentil (Breakdown Repair)


Perawatan Insidentil artinya kita membiarkan mesin terus menerus sampai rusak (Down Time),
baru kemudian dilaksanakan perawatan dan perbaikan (Break down repair).
Strategi perawatan insidentil dalam teorinya tidak disarankan, namun kenyataannya sering
terjadi di kapal, karena berbagai alasan antara lain :

17 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Kronologi perawatan tidak dicatat secara sistimatis, sehingga tidak terdapat
kesinambungan dalam kegiatan perawatan selanjutnya.
 Tidak mengacu standar perawatan dan perbaikan kapal (PMS) sesuai dengan Manual
Instruction Book.
 Tidak adanya kepedulian / kepekaan para pengawas terhadap ketidak – teraturan
pelaksanaan pekerjaan perawatan.
 Tidak adanya bukti-bukti terjadi kerusakan-kerusakan, kekurangan sebelumnya, kapal
menganggur dan kerugian-kerugian lainnya.
 Tidak tersedianya suku cadang yang cukup untuk setiap pesawat / mesin, sehingga
memhambat waktu operasi kapal pada saat menunggu pengadaan suku cadang
tersebut.
 Banyak data-data yang dilaporkan dari kapal ke darat (kantor), namun sedikit saja
yang diproses untuk manfaat perawatan dan perbaikan kapal.
 Nakhoda dan ABK yang tidak berkualitas dan professional di bidangnya.

2. Perawatan Berencana (Plan Maintenance)


Perawatan Berencana artinya kita sudah menentukan dan mempercayakan kepada seluruh
prosedur perawatan yang dibuat oleh ”MAKER” melalui Manual Instruction Book, untuk
dilaksanakan dengan benar, tepat waktu dan berapapun biaya perawatan yang akan dikeluarkan
tidak menjadi masalah, demi mempertahankan operasi kapal tetap lancar tanpa pernah
menganggur dan memperkecil / mencegah kerusakan yang terjadi (Life Time).
Beberapa keuntungan-keuntungan perawatan berencana yang dilaksanakan dengan baik dan
benar, antara lain :
 Memperpanjang waktu kerja unit pesawat / mesin dan mempertahankan nilai
penyusutan pada kapal
 Kondisi material pada pesawat / mesin dapat dipantau setiap saat oleh setiap pengawas
atau personil di darat, hanya dengan melihat pelaporan administrasi perawatan.
 Dengan tersedianya suku cadang yang cukup, maka pada saat ada perawatan dan
perbaikan tidak kehilangan waktu operasi.
 Operasi kapal lancar dengan memberi rasa aman dan tenang pikiran kepada semua
personil kapal dan manajemen darat bahwa semua pesawat / mesin bekerja secara
optimal, normal dan terkontrol dengan benar.

18 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Walaupu biaya perawatan sangat besar, namun semua itu dapat diperhitungkan sesuai
anggaran biaya perawatan dan diperkirakan paling sedikit ada penghematan biaya
sebesar 20%.

3. Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance )


Pengertian pencegahan lebih baik daripada menunggu kerusakan yang lebih berat, adalah
merupakan suatu pemahaman yang harus benar-benar tertanam pada setiap orang yang
bertanggung jawab atas suatu perawatan.
Perawatan pencegahan adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang
bertujuan untuk :
 Memantau perkembangan yang terjadi pada hasil pekerjaan perawatan secara terus-
menerus sampai batas nilai-nilai yang diijinkan.
 Menemukan kerusakan dalam tahap yang lebih dini, sehingga masih ada kesempatan
untuk merencanakan pelaksanaan waktu perawatan.
 Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan, yang dapat
mengakibatkan terhentinya operasi kapal.
 Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat menelusuri jalannya kerusakan
terhadap nilai keselamatan dan nilai ekonomis kapal.

4. Perawatan dan Perbaikan (Repair and Maintenance)


Perawatan dan perbaikan adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang
bertujuan untuk :
 Memperbaiki setiap kerusakan yang terpantau, walaupun belum waktunya
dilaksanakan perbaikan.
 Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan yang lebih besar.
Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat mempertahankan kondisi pesawat / mesin
terhadap nilai keselamatan dan nilai ekonomis kapal.
Pertimbangan membuat suatu rencana perawatan dan perbaikan mesin ialah :
 Tahun pembuatan mesin dan kondisi mesin sudah berapa lama jam kerjanya
 Kapan terakhir melakukan ”General Overhaul” pada mesin tersebut dan material/suku
cadang apa saja sudah diganti baru
 Berapa lama lagi mesin akan dipertahankan untuk dioperasikan

19 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Bagaimana menjalankan sistem perawatan dan perbaikan sebelumnya
 Berapa anggaran yang disediakan guna menjalankan PMS tersebut
 Urgensi perawatan dan perbaikan terhadap tiap-tiap mesin

5. Perawatan Periodik (Period Maintenance)


Perawatan periodik adalah bagian pelaksanaan pekerjaan perawatan pencegahan yang
dilakukan secara periodik berdasarkan waktu kalender atau jam kerja dengan mengacu kepada
Manual Instruction Book, yaitu :
 Perawatan yang dilaksanakan secara waktu kalender :
 Perawatan secara rutin (daily)
 Perawatan secara mingguan (weekly)
 Perawatan secara bulanan (monthly)
 Perawatan secara Tiga bulan (quarterly)
 Perawatan secara tahunan (yearly / annual survey) dan
 Perawatan secara lima tahunan (special survey)
 Perawatan yang dilaksanakan secara jam kerja :
Perawatan setiap 250 jam sekali,
Setiap 500 jam, setiap 1000 jam, 2000 jam, 4000 jam, 8000 jam, 10000 jam, dan seterusnya,
terhitung setelah selesai perbaikan (overhaul).

Macam-macam rencana kerja guna perawatan dan perbaikan permesinan, yaitu :


 Rencana kerja berdasarka kondisi mesin yang sudah memerluka perawatan dan
perbaikan, misal : mesin – mesin yang sudah dalam keadaan rusak, sedangkan yang
masih bekerja baik belum perlu dirawat (rencana kerja warisan).
 Rencana kerja berdasarkan prioritas pada mesin-mesin yang penting, yang langsung
berkaitan dengan operasi kapal, misal : mesin induk, genset, mesin kemudi, ketel uap,
dll (rencana kerja prioritas).
 Rencana kerja berdasarkan jam kerja yang sudah waktunya dilakukan perawatan dan
perbaikan, walaupun mesin masih bekerja baik namun sudah waktunya harus di over
haul, mencegah terjadinya kerusakan (rencana kerja terencana).

20 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Rencana kerja berdasarka kondisi suku cadang yang masih ada diatas kapal , yaitu :
hanya mesin-mesin yang mempunyai suku cadangyang cukup saja yang mendapatkan
perawatan dan perbaikan (rencana kerja kondisi).
 Rencana kerja menunggu apabila terjadi kerusakan, baru dilaksanakan perawatan dan
perbaikan, walaupun kapal harus mengalami penundaan operasi.

6. Pengukuran Terus – menerus (Continuous Measurement).


Pengukuran terus-menerus adalah pemantauan kondisi yang dilakukan dengan pengukuran
secara terus-menerus dan dicatat dalam kronologi mesin dan perlengkapannya. Penerapan
pengukuran terus – menerus dapat disamakan dengan penggunaan :
 Sistem proses alarm, dimana pada nilai-nilai tertentu alarm akan berbunyi /
memberikan sinyal kepada petugas jaga.
 Sistem proses thermostat, dimana pada nilai-nilai suhu tertentu thermostat akan
bekerja memerintahkan sistem kerja lainnya.
 Sistem proses pressure switch, dimana pada nilai-nilai tekanan tertentu pressure
switch akan bekerja memerintahkan sistem kerja lainnya.
 Sistem proses pneumatic control valve, dimana pada nilai-nilai tertentu dapat
mengatur sesuai ”Differensial” yang dibutuhkan.
 Sistem proses electric automazing, dimana pada nilai-nilai tertentu dapat bekerja
memerintahkan sistem dengan automatis.
 Sistem kombinasi proses kerja peralatan tersebut diatas.

Perawatan tidak terus – menerus (Non Continuous maintenance) :


 Periksa dan persiapkan suku cadang yang tersedia diatas kapal, pastikan bahwa suku
cadang cukup untuk melakukan perawatan dan perbaikan, misal : General overhaul,
Major overhaul, Minor overhaul.
 Persiapkan peralatan untuk perawatan dan perbaikan mesin tersebut, khususnya
apabila menggunakan peralatan khusus, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan
baik.
 Pembagian tugas dengan jelas untuk pekerjaan itu, siapa dan berapa orang yang akan
melakukan pekerjaan itu.

21 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
 Adakan pertemuan keselamatan (safety meeting) sebelum melakukan pekerjaan dan
yakinkan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan tidak ada tindakan yang
membahayakan. Apabila ada dibuatkan, misal Hot work permit, Enclose permit, dan
sebagainya.
 Melapor kepada KKM dan untuk pekerjaan pada mesin – mesin penting langsung
mengganggu operasi kapal; KKM harus terlebih dahulu melaporkan kepada Nakhoda
dan kordinasi dengan Mualim I.
 Persiapakan Daftar / urutan pekerjaan (Check List), Berita Acara (Statement of Fact),
Laporan kerusakan (Damage report), Laporan perawatan (Maintenance report),
Laporan perbaikan (Repair report), dan sebagainya.

4.3 Tahap Perbaikan & Perawatan Motor Penggerak Utama

Tahapan – tahapan perawatan dan perbaikan Mesin Penggerak Utama, yang popular dalam
bahasa permesinan adalah Top Overhaul dan Major Overhaul

4.3.1 TOP OVERHAUL


Top Overhaul adalah tahapan pertama perawatan dan perbaikan untuk pembersihan,
pemeriksaan, pengukuran, penganalisaan, penggantian baru pada semua bagian-
bagian/material mesin yang di Overhaul.

Top Overhaul meliputi material :


o Kepala Silinder (Cylinder Head / Cylinder Cover).
o Penekan Katup lengkap (Rocker Arm Bush, Pin, Bolts).
o Batang Pendorong Rocker Arm (Push Rod for rocker arm).
o Katup Buang lengkap (Exhaust Valve Spindle, Seat).
o Bushing batang Katup buang / masuk (Guide bush for Exh & Inlet).
o Katup Penunjuk Pembakaran (Indicator Cock Set).
o Katup Keamanan (Safety Valve Set).
o Katup Udara Penjalan (Air Starting Valve Set).
o Pengabut Bahan – bakar (Fuel Oil Injector Set).
o Pompa Bahan – baker (Fuel Oil Injector Pump).
o Ruang Pendingin Udara Pembilas (Air Scavanging Cooler).

22 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
o Pompa Udara Bilas (Air Scavanging Blower).
o Sistem Udara Pengontrol (Pneumatic Control System)
o Sistem Pengaman (Safety Devise System)
o Alat-alat Pengukur Panas (Thermometers)
o Alat-alat Pengukur Tekanan (Pressure Gauge / Manometer)
o Penggantian MInyak Pelumas (Lube Oil Crankcase Renew)
o Pemeriksaan Baut dan Mur Ruang Engkol (Bolt & Nut Inspection)
o Kunci – kunci / peralatan khusus (Special Tools) dan lainnya.

Penjelasan Top Overhaul :

Kepala Silinder (Cylinder Head/Cylinder Cover )


Kepala silinder merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat penting, dimana fungsi
pertama bagian ini sebagai tempat terjadinya tekanan dan ledakan hasil usaha dari setiap
silinder mesin. Fungsi kedua adalah untuk menempatkan seluruh bagian / peralatan penting
lainnya seperti tertulis pada pekerjaan Top Overhaul tersebut.

Perawatan dan Perbaikan :


 Menjaga seluruh ruangan pendingin didalam kepala silinder tetap bersih, pastikan
terisi penuh dengan air pendingin, jangan sampai terjadi adanya ”udara” terjebak
didalamnya, hal ini dapat menyebabkan keretakan pada kepala silinder tersebut.
 Menjaga suhu air pendingin tetap stabil pada saat mesin penggerak utama bekerja
ataupun sedang tidak bekerja, hal ini juga dapat menyebabkan keretakan pada kepala
silinder.
 Seluruh permukaan dudukan (setting) kepala silinder, katup-katup yang menempel
harus selalu dalam keadaan rata dan bersih, sebab kerusakan pada salah satu bagian
permukaan ini dapat mengakibatkan rusaknya 1 unit kepala silinder.

Penekan Katup lengkap (Rocker Arm Bush, Pin, Bolts).


Penekan Katup Lengkap ini merupakan bagian kecil yang paling banyak bergerak melayani
pembukaan dan penutupan katup buang dan katup masuk, sehingga gesekan yang diterimanya

23 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
juga sangat banyak dan menimbulkan keausan-ausan yang tidak merata, perawatannya dengan
sistem pelumasan yang cukup dan lancar.

Perawatan dan Perbaikan.


 Perawatan pertama adalah menjaga sistem minyak pelumasan yang cukup dan lancar
untuk seluruh bagian Rocker Arm tersebut. karena pada mesin dengan putaran per
menit antara 720 – 1800 Rpm, maka dapat dibayangkan dalam waktu 1 (satu) menit
bagian-bagian yang bergesekan menerima beban sampai 720 – 1800 kali gesek.
 Pada jadwal dilakukannya perawatan Top Overhaul, maka seluruh bagian Rocker Arm
ini harus diperiksa dengan teliti dan bila perlu adakan pergantian material baru.
Keausan pada Bush & Pin walaupun hanya sedikit atau sangat kecil, akan berdampak
langsung kepada penyetelan ”Clearence” katup buang dan katup masuk, maka
akibatnya dapat terjadi kerugian pembakaran didalam silinder.
 Pengukuran atau penyetelan jarak kelonggaran (clearence) pada katup buang dan
katup masuk tergantung dari besar kecilnya tenaga mesin dan pabrik pembuatnya.
Pengalaman dari beberapa instruction book pada mesin dibawah 5.000 HP.
Menunjukkan antara 0,15 – 0,35 milimeter dan mesin diatas 5.000 HP (umumnya 2
tak) menunjukan antara 0,30 – 0,50.

Batang pendorong penekan katup (Push Rod for rocker arm)


 Periksa jangan sampai batang/tuas ”tidak lurus”, kondisi tidak lurus atau bengkok ini
disebabkan pernah terjadi penyetelan kelonggaran katup atau biasa disebut ”Valves
Clereance” terlalu sempit / rapat, sehingga pada saat mesin bekerja tidak ada lagi
kelonggaran katupnya dan batang pendorong Rocker Arm tertekan sampai terjadi
sedikit bengkok.
 Kondisi ini juga dapat mempercepat rusaknya Rocker Arm Bushing yang terbuat dari
bahan kuningan atau bronze, sehingga bila dibiarkan terus-menerus maka kerusakan
sistem mekanik ini akan meningkat ada sistem pembukaan dan penutupan katup-
katup. Kerusakan material pada mesin diesel adalah identik dengan suatu penyakit
yang sangat menular, apabila penyakit ini dibiarkan terus maka akan meningkat pada
kerusakan material lainnya yang pada akhirnya meningkat kepada kerugian material
dan kerugian tenaga mesin itu sendiri.

24 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
Perawatan dan Perbaikan
 Pemeriksaan batang yang sudah bengkok sangat mudah sekali, yaitu dengan
meletakkan batang tersebut dimeja yang benar-benar rata kemudian batang
digelindingkan dan dapat menggelinding dengan baik berarti masih lurus dan
sebaliknya tidak mau menggilinding/berputar berarti batang sudah bengkok dan harus
diganti baru.
 Periksa semua sistem minyak pelumas, yakinkan semua sudah bekerja dengan baik
dengan jumlah minyak yang cukup, yakinkan pada saat penyetelan jumlah minyak
pelumas rocker Arm ini hanya boleh dilakukan oleh Masinis yang merawatnya atau
Masinis I sebagai kepala kerja.

Pemeriksaan berikutnya adalah pada kedua ujung batang pendorong Rocker Arm tersebut
apakah masih berbentuk bulat-licin-mengkilat, apabila tidak demikian atau sudah berbentuk
tidak bulat-kasar-ada bekas luka sebaiknya langsung diganti dengan suku cadang yang baru.

Katup Buang Lengkap (Exh Valve Spindle & Seat)


Sebelum melakukan perawatan dan perbaikan katup buang lengkap ini, setiap masinis kapal
diharapkan harus benar-benar memahami terlebih dahulu fungsi katup buang lengkap pada
sebuah mesin diesel. Selain mesin diesel 4 tak ada juga mesin diesel 2 tak dengan system
pembilasan memanjang (misalnya Burmiester & Wind) juga menggunakan sistem katup buang
pada kepala silinder.
Pengalaman dilapangan masih banyak Masinis yang sanagt kurang memperhatikan fungsi dan
perawatan katup buang lengkap (set) ini, dikatakan lengkap berarti katup buang dan
dudukannya.
Keterlambatan melaksanakan perawatan dan perbaikan pada saat Mesin Diesel sudah waktunya
Top Overhaul, dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan dan biaya yang lebih jauh besar,
bahkan dapat berakibat rusaknya bagian-bagian internal lainnya.

25 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
4.3.2 MAJOR OVERHAUL
Major Overhaul adalah tahapan kedua perawatan dan perbaikan untuk pembersihan,
pemeriksaan, pengukuran, penganalisaan, penggantian baru pada semua bagian-
bagian/material mesin yang bergerak. Pelaksanaaannya dilakukan pada saat mesin sudah
bekerja sudah mencapai antara 8.000 jam kerja – 16.000 jam kerja.

Major Overhaul meliputi material :


a. Semua material yang dikerjakan pada saat Top Overhaul.
b. Semua material dan semua bagian-bagian yang bergerak pada mesin diesel tersebut yaitu :
* Pelapis Silinder (Cylinder Liner)
* Torak & Ring Torak (Piston & Piston Ring)
* Kepala Silang (Cross Head)
* Batang Torak (Connecting Road)
* Metal Jalan(Crank Pin Bearing)
* Poros Engkol (Crank Shaft Journal)
* Metal Duduk (Main Bearing)
* Poros Nok & Penggeraknya (Camshaft & Diving Divices)
* Turbin Gas Buang (Turbo Charger)
* Pompa Bahan-bakar (Fuel Oil Injection Pump)
* Pendingin Udara Pembilas (Air Scavanging Cooler)
* Pompa Udara Bilas (Air Scavanging Blower)
* Poros Penerus & Metal (Intermediate Shaft & Bearing)
* Sistem Udara Pengontrol (Pneumatic System Control)
* Sistem Pengaman (Safety Device System)
* Alat-alat Pengukur Panas (Thermometers)
* Alat-alat Pengukur Tekanan (Pressure Gauge / Manometer)
* Kunci – kunci / Peralatan Khusus (Special Tolls)
* Panel Kontrol (Engine Control Panel) dan lainnya.

26 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
Penjelasan Perawatan Major Overhaul.
Major Overhaul adalah salah satu tindakan atau bagian penting dari suatu sistem perawatan dan
perbaikan yang dilakukan pada semua Motor Diesel untuk semua type dan jenis dari pabrik
manapun.
Tujuan utama dilaksanakan perawatan dan perbaikan Major Overhaul ini antara lain adalah :
a. Mengembalikan kondisi ”performance” semula mesin (diesel) yang sudah bekerja dan
berjasa melakukan langkah-usaha antara 8.000 – 16.000 jam kerja dengan
menggunakan banyak komponen yang bergerak, sudah seharusnya dilakukan
penggantian material yang 100% baru, sehingga diharapkan ”performance” Mesin
dapat kembali normal seperti 95% baru.
b. Dalam kenyataannya dilapangan tidak semua dilakukan penggantian material baru,
terutama material yang kondisinya masih cukup baik dan belum melebihi ambang-
batas maksimum yang diijinkan, artinya material tersebut masih layak untuk dipakai
dalam kondisi antara70% - 80% (misal : Cylinder Liner, Cylinder Head, piston, spring,
Exhaust & Intake Valves), sehingga diharapkan ”performance” mesin hanya dapat
mencapai sekitar 70% saja.
c. Kondisi pada Item No.2 tersebut diatas adalah yang paling banyak dilakukan
dilapangan/di kapal, dengan banyak pertimbangan bahwa perusahaan tidak
menghendaki antara lain :
 Biaya perawatan dan perbaikan yang besar
 Kecepatan kapal yang maksimum
 Perawatan dan perbaikan sesuai dengan Running Hours
 Pengawasan perusahaan dan Class yang ketat
 Safety Management yang terlalu formal.

27 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan Perawatan atau Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang
perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik non-teknis meliputi manajemen dan sumber
daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik teknis meliputi suatu material atau benda yang
bergerak ataupun benda yang tidak bergerak, sehingga material tersebut dapat dipakai dan
berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan internasional.
Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada
suatu tingkat kondisi tertentu.Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar
kapal selalu berada dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan
laut pada setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu
Jika pemelihara dilakukan dengan baik dan sesui prosedur maka dapat dipastikan usia
dari material dan usaha kapal ketika berlayar dapat maksimal dan tidak ada kendala.

5.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

28 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l
DAFTAR PUSTAKA

A. Wiranto, T. Koici, 1993. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita : Jakarta.

NIGATA. Section 5. Troubleshooting. NIGATA Engine Company, Inc.

WILKINSON. 2010. Marine Diesel Troubleshooting. Diesel Service, LTD.

V.L.MALLEEV, M.E., DR.A.M, 1986. Operasi dan Pemeliharaan Motor Diesel. Erlangga :

Jakarta.

29 | P r a k t e k G a l a n g a n K a p a l

Anda mungkin juga menyukai