Anda di halaman 1dari 36

MODUL PENULISAN ILMIAH

Ns. Achmad Fauji, M. Kep., Sp. KMB / 0425068006

STIKES BANI SALEH


JL RA KARTINI NO 66 BEKASI
2019

Modul Penulisan Ilmiah 1


FILOSOPI PENULISAN ILMIAH KEPERAWATAN
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan biopsikososiospiritual yang komprehensif ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
kehidupan manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Keperawatan adalah pelayanan berdasar ilmu
(sesuatu yang dapat dibuktikan) dan kiat.
Filosofi: Ilmu yang berisi logika, etika estetika metafisika dan epistomologik. Adapun
pengertian logika, etika, estetika, metafisika dan epistomologik sebagai berikut:
Logika : menggunakan pikiran (rasional)
Etika : Norma yang kita sepakati untuk kita laksanakan sesuai dengan kaidah ilmu
(dapat dibuktikan). Tidak boleh plagiat, boleh mengutip dengan menggunakan daftar
pustaka atau dengan tanda kutip.
Estetika : menarik untuk dipelajari untuk itu tulisan harus mengandung pikiran
tetapi juga dengan pembuktian.
Metafisik : jangkauan yang lebih luas dari wawasan orang pada umumnya, ada
kemampuan memprediksikan sesuatu, mampu berfikir abstrak, memprediksi sesuatu
yang mungkin terjadi.
Epistomologik : Ilmu yang mempelajari asal/usul/sebab/kausal
Ilmu merupakan fenomena/kejadian alam yang disajikan berdasarkan observasi,
identifikasi, deskripsi, investigasi, eksperimental dan penjelasan teoritik.
Falsafah: keyakinan akan/terhadap sesuatu
Penulisan : Cara komunikasi melalui tulisan
Ilmiah : Rasional, Dapat dibuktikan melalui penelitian, sistematik, dapat dipelajari
Karakteristik Perawat disebut sebagai Profesi antara lain:
Mempunyai body of knowledge
Ada peer review
Peer: kelompok/masyarakat profesi
Review: Mengulang kembali
Dalam peer review, sesuatu ilmu dipelajari didalami untuk pengembangan
ilmu hingga membahas ilmu baru.
Melaksanakan penelitian
Yang menjadi dasar perlunya penulisan ilmiah bagi profesi keperawatan

Modul Penulisan Ilmiah 2


Perawat dalam kerjanya akan sering melakukan komunikasi. Komunikasi dalam
keperawatan dapat berupa antara lain:
Berbicara
Menyentuh
Menggerakkan
Mendengar pasif
Menulis
Dalam praktek keperawatan penulisan yang paling sering adalah berupa laporan,
catatn perkembangan klien, data obyektif, kebenaran yang obyektif positif. Sedangkan
dalam pendidikan keperawatan berupa skripsi, disertasi, karya tulis ilmiah, makalah,
tesis, laporan. Untuk alasan tersebut maka perawat harus mengatahui bagaiman
menulis yang baik melalui penulisan ilmiah. Namun sebelumnya akan dibahas jenis
tulisan. Dari macam Tulisan ada dua macam yaitu tulisan umum berupa esai dan
penulisan ilmiah/professional (Penulisan ilmiah keperawatan).
Tulisan Umum
Isinya bersifat universal, menggunakan penekatan yang beragam, subjek yang
dituju berupa masyarakat luas bukan professional, dengan gaya penulisan
perorangan/pribadi/personal, dengan tujuan/maksud yang berbeda-beda.
Tulisan Ilmiah
Isinya biasanya berupa pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan yang
holistic, subjek yang dituju biasanya profesi terkait gaya penulisan
ilmiah/saintifik, dengan tujuan peningkatan kulaitas pelayanan, pengembangan
ilmu hingga membahas ilmu yang baru.
Dapat disimpulkan tulisan yang baik hendaknya singkat, jelas, akurat dan memberikan
informasi kepada orang lain, menggunakan bahasa yang ilmiah agar tidak
menimbulkan aspek illegal karena tidak berdasarkan sesuatu yang pasti/sesungguhnya
yang sudah diakui oleh hokum.
Penulisan ilmiah (PI) adalah suatu cara mengungkapkan apa yang diketauhi
berdasarkan metodologi ilmiah menggunakan rujukan yang dapat dipertanggung
jawabkan (data ilmiah). Justifikasi: karena keperawatan sebagai profesi selain itu
sebagai bukti administrasi, sebagai aspek legal dan akontabilitas dalam hal
mendokumentasikan pelayanan/asuhan keperawatan, menyiapkan laporan, menyusun

Modul Penulisan Ilmiah 3


makalah, merancang korespondensi professional, meyusun artikel/buku untu
penerbitan sebagi bagian pengembangan karier dan keperawatan.
Alasan yang menjadi dasar mengapa perawat perlu menulis adalah: karena perawat
adalh profesi, didalam penulisan ilmiah tidak ada opini, tetapi berdasarkan data yang
otentik. PI merupakan salah satu proses komunikasi yaitu berupa pesan dalam tulisan
yang harus efektif dan efisien, akurat dan jelas pesan yang disampaikan antara penulis
dengan pembaca.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam penulisan ilmiah adalah:
Kejelasan tulisan
Penggunaan bahasa
Kerangka isi
Aspek penulisan ilmiah:
Isi tulisan
Menggunakan bahasa ilmiah, jenis isi yang dikemukakan bersifat:
Umum: komentar, opini, berita ringan/usulan
Khusus: hasil penelitian, tinjauan kepustakaan melalui referensi, pengembangan
model.
Tujuan penulisan
Dapat berupa:
Meminta pendapat atau saran
Menjelaskan masalah atau issue yang beredar
Meminta persetujuan
Menerangkan teori/konsep yang sedang berlaku
Melaporkan
Meminta kesempatan
Mempertanggungjawabkan hasil penelitian
Target/sasaran penulisan
Klien baik sehat maupun sakit. Klien dapat berupa anak-anak (bayi sampai
balita), remaja, dewasa, orangtua, gerontik (manula) baik pria maupun maupun
wanita.
Harapan
Harapan suatu tulisan diterbitkan adalah adanya perubahan persepsi,
penghentian polemic, serta peningkatan informasi dan pengetahuan.

Modul Penulisan Ilmiah 4


Manfaat Penulisan ilmiah bagi penulis bermacam-macam diantaranya dalah mampu
membaca efektif sebelum menulis, mengabungkan berbagai sumber dan mengambil
inti bacaan dan mengembangkan pemikiran penulis ketingkat yang lebig matang.
Akrab dengan kegiatan dan prosedur di perpustakaan, meningkatkan keterampilan
mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. Selain itu bagi
penulis dapat meningkatkan kepuasan intelektual, kemampuan akademis dan
memperluas wawsan ilmu pengetahuan. Selaian itu juga dapat menumbuhkan sikap
ilmiah, diantaranya sikap selalu ingin tahu (curiosity) selalu kritis (critical thinking),
berpikiran terbuka terhadap ide baru (open minded), obyektif, rela dan menghargai
karya orang lain, berani mempertahankan kebenaran dan berorentasi kemasa depan
(future oriented).
Kewajiban perawat dalam kaitan penulisan ilmiah.
Body of knowledge berkembang dipengaruhi oleh penulisan. Ada beberapa
pandangan tentang penulisan yaitu:
Tulisan tidak hanya dibaca oleh kalangan perawat tapi juga oleh tenaga kesehatan
lain.
Cara menulis Nursing process mempengaruhi orang yang membaca dengan
memberikan penekanan sehingga orang mengerti.
Tulisan yang dibaca oleh tenaga kesehatan lain diartikan dan disesuaikan dengan
kebutuhannya.
Tanggung jawab perawat dalam kaitan penulisan ada 4, yaitu:
1.Tanggung jawab pelayanan/asuhan keperawatan
a.Welfare of the client sebagai jaminan keakuratan dan efektif antara
tulisan dengan yang dilaksanakan.
b.Kepentingan teman sejawat pada shift berikutnya sehingga tahu apa dan
kenapa tindakan yang telah dilakukan.
c.Mengisi media nasional dan internasional utu saling bertukar pandangan
a.Tanggung jawab administrative
Keputusan-keputusan yang bersifat administrative dapat dipahami melalui
tulisan laporan dan limpahan masalah. Missal kepala ruangan membuat jadwal
dinas, evaluasi tenaga pelayanan, membuat kebijakan diruangan/komunitas
a.Kewajiban hukum
Catatan merupakan dokumen legal sehingga pelayanan yang diberikan
merupakan bagian dari hokum. Kutipan yang terkenal menyebutkan “If it is

Modul Penulisan Ilmiah 5


not written it was not done”. Oleh karena itu catatan berguna bagi perawat,
pasien dan keluarga, institusi dan komunitas.
a.Komitmen etik
Seorang perawat penting untuk menjaga kerahasiaan, kecuali diperlukan
dalam persidangan sebagai bukti, atau saksi.
Melalui uraian singkat ini diharapkan perawat mau dan tidak malas dalam melakukan
pencatatan ataupun menulis baik untuk kepentingan pribadi, institusional maupun
untuk lebih meningkatkan kualitas asuhan yang diberiakn kepada klien.

Modul Penulisan Ilmiah 6


BENTUK PENULISAN ILMIAH
a.SKRIPSI
Merujuk kepada pengertian asal skripsi dari Scriptum, (English: Script),
maka pengertian skripsi adalah: tulisan ilmiah,
untuk membedakannya dari tulisan non-ilmiah seperti: fiksi ataupaun bentuk-
bentuk penulisan essai dan opini.
Perbedaan yang mendasar dari bentukbentuk yang terakhir adalah: tulisan ilmiah sangat
terikat secara ketat dengan kaidah-kaidah dan norma-norma penulisan ilmiah.
Kaidah-kaidah tersebut selain substansi tulisan yang mengupas suatu
fenomena dengan memakai acuan teori yang sudah diakui
keberadaannya dalam khasanah ilmu pengetahuan, mencakup juga kaidah
dalam teknik – teknik baku penulisan ilmiah seperti: teknik mengutip,
penulisan kepustakaan,
penulisan catatan kaki, bentuk
outline tulisan, penulisan tabel, singkatan maupun pilihan diksi yang lebih keta
t (sedapat mungkin memakai teknik
denotative bukan konotatif), dan lain-lain.

Dengan pengertian sebenarnya yang dipentingkan dari pembuatan skripsi (selain teknik p
enulisan yang sudah baku) adalah bagaimana si penulis mencoba menjelaskan
suatu gejala dengan merujuk kepada satu atau lebih teori. Dari pengertian ini
dapat terlihat bahwa bagi suatu karya skripsi yang dipentingkan adalah
soal rujukan ilmiahnya. Dengan pengertian ini substansi pengertian
skripsi terletak pada usaha untukmenjelaskan (eksplanasi) dan mungkin
pemerian yang lebih jelas (deskripsi) suatu gejala.
Dengan skripsi memang dituntut kemampuan mahasiswa untuk
merumuskan penalaran ilmiahnya terhadap suatu gejala, bagaimana gejala
itu dicoba untuk dijelaskan dengan suatu rujukan teori dan bagaimana
kesimpulan yang diambil dari usaha-usaha untuk menjelaskan gejala
tersebut. Bisa jadi penalaran
mahasiswa tadi berkembang lebih jauh, untuk mengembangkan suatu posisi il
miah tertentu (berupa suatu tesis atau hipotesis tertentu) dan dituntut untuk
dibuktikan lewat suatu penelitian ilmiah yang cukup rumit.

Modul Penulisan Ilmiah 7


Tapi menurut kami, skripsi tidak harus dituntut untuk mengembangkan
suatu tesis
tertentu, sekalian pula dituntut pembuktian hipotesis tadi dengan penelitian em
piris yang bisa memakan waktu 6 bulan – 1 tahun. Mungkin pada titik ini kita
harus menentukan pilihan skripsi tadi harus serta merta berbentuk
tulisan ilmiah berupa laporan penelitian. Artinya,
apakah skripsi identik dengan penelitian?
Karena menurut pengertian skripsi pada pengertiannya yang asli, bisa
saja jawaban terhadap persoalan ilmiah yang dilontarkan mahasiswa bisa
dijawab dengan memakai pembuktian teori (ada yang mengatakannya
dengan teoritis,
atau pembuktiannya lewat analisis yang lebih bersifat kualitatif misalnya? (bis
akah misalnya skripsi hanya menganalisis novel Saman dengan memakai
teori Jung?). Menurut kami bisa saja, yang penting dalam skripsi adalah
kemahiran membedah masalah dengan rujukan teori, dan bagaimana
dengan rujukan teori tersebut “tertib berpikir ilmiah” mahasiswa terlihat
dengan jelas.
Skripsi dijadikan syarat kelulusan di program S-1 dengan maksud
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa
dia dapat menerapkan
langkahlangkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan melap
orkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis
baru atau penemuan baru.

a.TESIS
Tesis menurut pengertiannya adalah pengajuan suatu proposisi teoritis (tesa), dan lewat
pembuatan tesis ini, tesa (academic standpoint) sekaligus harus dibuktikan lew
at
penelitian ilmiah yang sudah harus lebih advance; tidak lagi sekedar deskripsi
tapi layaknya berada pada taraf: theory testing.

Dengan serta merta kaidah-kaidah teknik penulisan ilmiah seperti yang


sudah
disebutkan di atas HARUS dikuasai dengan baik. Perbedaan yang mendasar an

Modul Penulisan Ilmiah 8


tara skripsi dan tesis adalah: dalam tesis pengajuan suatu tesa (academic
standpoint) adalah ROH dari suatu penelitian tesis.
Karena maksud dan tujuan pembuktian tesis ini,
maka metodologi penelitian yang dipakai untuk membuktikan tesa tadi harus s
udah lebihadvance, untuk membedakannya dengan penelitian yang
dilakukan kalangan-kalangan di luar tuntutan untuk menjadi
akademisi – survey, riset pemasaran, ataupun lembaga- lembaga pooling.
Thesis dijadikan syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud
memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat membuat
suatu
sintesis baru atau penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya
secara tertulis.

a.DISERTASI
Suatu disertasi pada hakekatnya adalah pengembangan lebih lanjut dari
suatu
tesis. Dengan kata lain pengajuan suatu PROPOSIS TEORITIS dan teknik pen
ulisan
baku seperti tesis adalah HAL YANG MUTLAK. Namun yang membedakan
dari tesis adalah keluasan (ekstensif) dan kedalaman (depth) dari pembuktian
tesanya harus lebih advance. Idealnya suatu disertasi harus lebih dari sekedar p
engujian
teori lebih lanjut ia membuka kemungkinan pengajuan suatu terobosan teoritis
yang baru.
Jadi kalau bisa semacam “theory building”. Kalaupun belum memungkinkan d
ilakukan “theory building”, paling tidak ada sesuatu yang “baru” yang
dihasilkan dari suatu karya disertasi. Karenanya metodologi penelitiannya
pun harus
lebih “advance”, karena concernnya lebih kepada membuat model teoritis baru
.

Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan maksud


memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa

Modul Penulisan Ilmiah 9


dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah
di bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan
ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara
tertulis

a.TUGAS AKHIR
Tugas akhir adalah penulisan laporan suatu proyek, yang ditulis bisa oleh satu atau maksi
mal oleh dua penulis mengenai suatu proyek yang didesain untuk mencoba me
ncari model pemecahan (problem solving) terhadap suatu permasalahan riil. T
ugas akhir bisa berbentuk proyek payung (pelaksanaan proyek bisa berkelomp
ok), namun penulisan laporanakhirnya bisa dipecah dan dikerjakan oleh satu at
au dua orang masing-masing.
Penulisan tugas akhir, praktis kaidah teknisnya juga tunduk pada format penuli
san ilmiahseperti skripsi dan tesis.
Namun ada perbedaan yang mendasar dari tugas akhir, tugas akhir
adalah bukan penelitian ilmiah yang advance untuk menguji suatu tesa,
tetapi bagaimana dari suatu pendekatan teoritis yang dipilih bisa diturunkan
model-model pemecahan masalah
yang langsung diaplikasikan untuk menjawab suatu permasalahan riil di lapan
gan.
Jadi concernnya bukan pada pembuktian teori, tapi kepada bagaimana
disusun suatu program konkrit, dan program konkrit itu diaplikasikan pada
permasalahan riil.
Kadang–kadang memang ada unsur penelitian juga dalam tugas akhir,
misalnya untuk mengetahui efek
dari program, atau berbentuk action research, misalnya.

Secara sederhana, skripsi itu menjawab apa, tesis menjawab apa dan mengapa, Dan
disertasi itu menjawab apa, mengapa dan bagaimana.

Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol telur.

Modul Penulisan Ilmiah 10


a.Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan kolesterol
telur?
b.Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu:
a.Apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur? dan;
b.Mengapa daun katuk menurunkan kolesterol?
c.Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu:
a.apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?;
c.mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? Dan;
d.bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur

Modul Penulisan Ilmiah 11


PANDUAN PEMBUATAN KUTIPAN

Gaya penulisan American Psychological Association (APA) merupakan salah satu


dari beberapa standar penulisan karya ilmiah psikologi, dan gaya penulisan ini telah
digunakan di berbagai Fakultas Psikologi di Indonesia. Panduan ini ditulis terutama
oleh karena masih banyak terlihat kelemahan mahasiswa menuliskan referensi dan
daftar pustaka dalam skripsi mereka, dengan mengikuti gaya APA. Sumber
panduan ini adalah Publication Manual of the American Psychological Association
(APA, 2003), edisi kelima, dengan mengganti beberapa contoh agar lebih relevan
dengan situasi di Indonesia. Sebagai referensi pembanding, beberapa bagian tulisan
ini juga merujuk pada gaya British Psychological Society.

Tidak semua bagian Publication Manual ini diambil, tetapi bagian-bagian relevan
saja, terutama yang menurut pengamatan saya akan sering dipakai oleh mahasiswa.
Yang menjadi perhatian khusus saya adalah bahwa pada masa sekarang sumber
referensi pengetahuan tidak lagi terbatas pada buku dan jurnal saja, tetapi juga
media audio-visual dan media internet. Masih banyak di antara kita –mahasiswa
maupun dosen—yang belum memahami penulisan referensi gaya APA untuk
referensi semacam itu, sehingga mudah-mudahan panduan ini bermanfaat.

1.Karya seorang penulis


Ada dua cara penulisan dalam teks, yaitu (a) menggunakan nama sebagai
bagian dari kalimat diikuti tahun dalam kurung, atau (b) menyebutkan
referensi nama diikuti koma dan tahun, semuanya dalam kurung.
Nama yang dipakai dalam teks hanyalah nama keluarga (last name, family
name, marga, fam) saja. Nama depan, initial, dan gelar akademis tidak perlu
dituliskan. (lihat lampiran I untuk tulisan nama bangsa/etnis tertentu)
Belum ada kata sepakat mengenai cara penulisan nama orang Indonesia yang
sebagian besar tidak menggunakan nama keluarga, tetapi sementara ini kita
sepakat menggunakan nama yang diurutkan paling belakang untuk penulisan
nama.
Djohan (2003) menyebutkan bahwa berbagai penelitian tentang
pengaruh musik bertolak dari pertanyaan umum, emosi seperti apa
yang dapat timbul pada saat seseorang mendengarkan musik.

Modul Penulisan Ilmiah 12


Berbagai penelitian tentang pengaruh musik bertolak dari pertanyaan
umum, emosi seperti apa yang dapat timbul pada saat seseorang
mendengarkan musik (Djohan, 2003)

1.Karya beberapa penulis


Bila sebuah karya mempunyai dua penulis, tulislah nama kedua penulis itu
dengan menggunakan dan sebagai penghubung kedua nama dalam teks, dan
menggunakan &sebagai penghubung kedua nama itu dalam kurung.
Suharno dan Simanjuntak (1999) menemukan bahwa 75% remaja
laki-laki di Jakarta lebih suka menonton acara televisi olahraga
dibandingkan acara lainnya. Temuan penelitian ini sejalan dengan
hasil berbagai temuan riset sebelumnya di Surabaya (Tan & Harun,
1992) dan Bandung (Rohaedi & Alisjahbana, 1995).
Bila sebuah karya mempunyai tiga, empat atau lima penulis, tulislah semua
nama penulis pada waktu pertama kali disebutkan. Bila karya itu diigunakan
lagi pada teks itu, tulisalah nama penulis utama/pertama diikuti et al.dengan
tetap menuliskan tahun. Apabila karya itu disebutkan lagi kali berikutnya,
gunakanlah nama penulis pertama et al. tanpa tahun. Ingat, et al. ditulis
dengan titik sesudah al.
Wasserstein, Zappulla, Rosen, Gerstman dan Rock (1994)
menemukan bahwa ..... Selanjutnya Wasserstein et al. (1994) juga
menemukan bahwa…. Ini serupa dengan pendapat Freud (1932) yang
mengatakan bahwa .... Oleh karena itu Wasserstein et al. juga
menyimpulkan bahwa .....
Bila sebuah karya itu mempunyai enam penulis atau lebih, tulislah nama
penulis utama/petama diikuti et al. Namun dalam daftar pustaka, kita tetap
menuliskan nama semua penulis dengan lengkap.
1.Kelompok sebagai penulis
Yang dimaksudkan kelompok di sini adalah lembaga, organisasi,
perkumpulan, instansi pemerintah, universitas, perusahaan dan kelompok
studi.
Sedapat mungkin nama kelompok tidak disingkat.
Hanya saja apabila nama kelompok tersebut terlalu panjang, boleh disingkat
tetapi pada waktu pertama kali menyebutkannya dalam teks, kita tetap

Modul Penulisan Ilmiah 13


menggunakan kepanjangannya dengan menulis singkatannya dalam kurung
siku. Selanjutnya singkatan tersebut boleh kita gunakan seterusnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia [Balitbang Depkes] (1988) menemukan bahwa
....... Dalam penelitian lain yang dilakukan Universitas Gadjah Mada
[UGM] (1999) juga ditemukan bahwa ......

1.Penulis dengan nama belakang sama


Bila ada dua penulis dengan nama belakang sama, masukkan inisialnya
sehingga pembaca dapat membedakan keduanya
S. Freud (1932) dan A. Freud (1943) sama-sama menulis beberapa
buku yang memaparkan dasar-dasar pikiran teori psikoanalisis.
J. M. Goldberg dan Neff (1961) dan M.E. Goldberg dan Wurtz (1972)
menemukan bahwa.....

1.Beberapa referensi disebutkan dalam kurung yang sama


Bila ada beberapa referensi yang dipakai untuk merujuk satu gagasan atau satu
topik, maka urutkan nama penulis berdasarkan abjad. Pisahkan nama dan tahun
dengan koma, dan pisahkan penulis dengan titik-koma.
Banyak penelitian telah menunjukkan korelasi tinggi antara kedua
variabel itu (Badu, 1988, Chaniago, 1978; Siregar & Ratulangi, 1999;
Yamin, 1980)
Bila ada beberapa karya dengan penulis sama, urutkan berdasarkan tahun
penerbitan, dipisahkan oleh koma.
Beberapa penelitian dalam dekade terakhir ini menunjukkan bahwa
ada hubungan erat antara motivasi berprestasi dan kinerja di
perusahaan (Soekanto, 1985, 1995, 1998, 2000)

Bila ada beberapa karya dengan penulis sama, yang ke semuanya diterbitkan
pada tahun yang sama, tulislah tahun disertai huruf a, b, c, d dan seterusnya,
dipisahkan oleh koma.
Beberapa penelitian dalam dasawarsa terakhir ini menunjukkan bahwa
ada hubungan erat antara motivasi berprestasi dan kinerja di
perusahaan (Soekanto, 2001a, 2001b).

Modul Penulisan Ilmiah 14


1.Karya tanpa penulis jelas
Tulislah judul karya tersebut dengan huruf miring dalam teks, diikuti tahun.
Dalam buku Pendapat Mahasiswa Mengenai Kurikulum Baru (1999)
dikatakan bahwa….
Tulislah dua kata pertama judul karya tersebut dengan tanda kutip, bila
referensi disebutkan dengan menggunakan kurung
Para mahasiswa melaporkan bahwa mereka cukup puas dengan
adanya kurikulum baru ini (“Pendapat Mahasiswa”. 1999)
Dalam daftar pustaka, judul buku diletakkan di depan dan tersusun
berdasarkan abjad.

1.Penerbitan tanpa tahun


Gunakan t. th (tanpa tahun)[1] sebagai pengganti tahun, apabila tidak
disebutkan dalam penerbitan tersebut
Sudjoko (t. th.) menyebutkan bahwa …..
Hal itu pernah diteliti sebelumnya pada remaja di Yogyakarta
(Sudjoko, t. th.)

1.Karya klasik
Bila karya klasik tidak bisa ditentukan tanggalnya, sebutkan tahun
terjermahannya, didahului terj.
Hal itu sudah banyak disebutkan pada zaman Yunani Kuno
(Aristotles, terj. 2000)
Karya puisi klasik ditulis, tanpa halaman, sebutkan nomer urut bagiannya (bab,
bait, canto) dan versi yang dipakai bila ada. Bila karya klasik itu adalah kitab
suci sebutkan nama kitab, surah dan ayat kutipan dengan menulisnya di dalam
kurung sesudah kutipan.
I Korintus 13:1
Q.S. Al Baqoroh 2:4
Dhammapada 200
Kitab suci tidak perlu dituliskan pada Daftar Pustaka, kecuali bila memang ada
maksud khusus untuk menjelaskan sesuatu. Dengan demikian, maka versi
penerbitan kitab suci itu (misalnya: Alkitab versi King James; Al Quran versi
Dept. Agama RI tahun tertentu) harus ditulis sebagaimana karya buku.

Modul Penulisan Ilmiah 15


1.Bagian tertentu dari sebuah karya
Bila referensi yang digunakan hanya bagian tertentu saja seperti halaman, bab,
gambar, atau tabel, maka nomer halaman haruslah disebutkan dalam kurung,
sesudah penyebutan tahun.
Cheek & Buss (1981, h. 332) menyebutkan bahwa…..
Shimamura (1989, bab 3) telah secara panjang lebar membahas……..

1.Artikel dari suratkabar, majalah, internet


Prinsip paling utama adalah bahwa pada setiap artikel yang diketahui
penulisnya, kita tetap mengutamakan nama penulis diiikuti tahun. Bila kita
merujuk tulisan dalam suratkabar, majalah, atau internet yang tidak kita
ketahui penulisnya, maka dalam teks yang kita tulis adalah dua kata pertama
judul artikel tersebut, ditulis dalam tanda kutip, diikuti tahun.
Dalam teks tidak perlu disebutkan apakah sumbernya dari Kompas, Gadis, atau
www.kompas.co.id., kecuali memang Anda ingin menegaskan sesuatu
mengenai sumber tulisan tersebut.
Ternyata pada tahun 2005 ini jumlah lulusan SD di Indonesia yang
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sudah hampir sebanding
jumlahnya (“Kesenjangan jender”, 2005)
Sarwono (2005, 7 Mei) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi politisi
di Indonesia tidak terlalu tinggi.

1.Mengutip dari sumber kedua


Oleh karena perpustakaan kita tidaklah selengkap di negara-negara maju, maka
mengutip dari sumber kedua lebih sering terjadi dalam penulisan skripsi. Cara
penulisannya adalah dengan menuliskan nama penulis atau peneliti tanpa tahun
(kecuali bila memang tahun/zaman/era punya makna tertentu yang ingin
ditekankan), dan sumber bacaannya ditulis dalam kurung seperti cara penulisan
karya buku[2].
Rubin pernah meneliti perihal cinta romantis (dalam Sabini, 1972)
dan menemukan bahwa …..
Dalam daftar pustaka, hanya karya Sabini yang ditulis.

Modul Penulisan Ilmiah 16


1.Komunikasi pribadi
Apabila kita melakukan komunikasi secara pribadi dengan narasumber, baik
itu berupa surat, memo, email, wawancara pribadi, atau percakapan telpon,
tulislah hal itu sebagai komunikasi pribadi. Tulislah sedapat mungkin initial
dan nama belakang orang tersebut, disertai tanggal komunikasi. (Komunikasi
pribadi tidak perlu disebutkan dalam daftar pustaka).
C. R. Adjisuksmo (komunikasi pribadi, 18 April 2001) menyebutkan
bahwa memang cukup banyak siswa Sekolah Dasar yang mengalami
kesulitan memahami matematika sederhana.
Metodologi penelitian kualitatif adalah mata-kuliah yang tidak
demikian sulitnya (E. M. Santosa, komunikasi pribadi, 20 Februari
2005)

[1] Dalam APA Publication Manual ditulis n.d. (no date). Singkatan dalam bahasa Indonesia diambil dari
buku Pedoman Penyajian Karya Ilmiah (Gunawan, Achmadi, & Arianti, 2004).
[2] Bagian ini merujuk pada British Psychological Society (2004).

Modul Penulisan Ilmiah 17


SISTEMATIKA PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN

PROPOSAL LAPORAN

Halaman sampul depan Halaman sampul depan

Halaman judul/sampul dalam Halaman judul/sampul dalam

Halaman persetujuan Halaman pengesahan

Halaman pernyataan keaslian Halaman pernyataan keaslian


penelitian penelitian

Ringkasan/Abstrak Halaman hak bebas royalti

Prakata Ringkasan/Abstrak

Daftar Isi Prakata

Daftar Tabel Daftar Isi

Daftar Gambar Daftar Tabel

Daftar Lampiran Daftar Gambar

BAB 1 Pendahuluan Daftar Lampiran

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 1 Pendahuluan

BAB 3 Metode Penelitian BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 4 Kerangka penelitian BAB 3 Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA BAB 4 Kerangka Penelitian

Lampiran BAB 5 Hasil Penelitian

1.Biodata BAB 6 Pembahasan


2.Tools/instrument
penelitian BAB 7 Kesimpulan dan Saran
3.Informed DAFTAR PUSTAKA
Consent/protocol uji etik
4.Surat izin Penelitian dari Lampiran
Institusi
5.Format bimbingan 1.Manuskrip
2.Data Penelitian
3.Kuesioner Peneltian
4.Hasil Uji Etik dari Komisi
Etik Penelitian
5.Informed Consent
6.Surat izin Penelitian dari
Institusi
7.Surat izin pelaksanaan
penelitian dari tempat
penelitian
8.Biodata
9.Format bimbingan

Modul Penulisan Ilmiah 18


Panduan Untuk Proposal dan Laporan Penelitian
Proposal Maksimum 20 halaman yang terdiri ringkasan, BAB 1, BAB 2, BAB
3 dan BAB 4 serta daftar pustaka diluar halaman sampul, pengesahan, daftar
isi – daftar lampiran serta lampiran itu sendiri. Total keseluruhan proposal
antara 20 – 30 halaman.
Pengetikan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12, dengan spasi
1,5 kecuali untuk ringkasan satu spasi menggunakan ukuran kertas A-4 untuk
proposal sampai sidang dan perbaikan 70 gr untuk penjilidan akhir 80 gr.
BAB 1. Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang penelitian menggunakan pendekatan MDEKS.
Rumusan masalah penelitian yang terdiri dari asumsi dan lingkup bahasan
penelitian, hipotes penelitian jika ada, serta tujuan penelitian secara ringkas.
BAB 2. Tinjauan pustaka
Uraikan kajian pustaka yang melandasi timbulnya gagasan dan
permasalahan yang akan diteliti dengan menguraikan teori, temuan, dan
bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan untuk dijadikan landasan
dalam penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya pustaka mutakhir (10
tahun terakhir) dengan mengutamakan artikel dari jurnal ilmiah yang
relevan.
BAB 3. Metode Penelitian
Uraikan secara rinci metode yang akan digunakan meliputi: Tahapan
penelitian, lokasi penelitian, perubah yang diamati/diukur, model yang
digunakan, rancangan penelitian serta teknik pengumpulan dan analisis data.
Untuk kualitatif perlu dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses
pengumpulan dan analisis informasi serta penafsiran dan penarikan
kesimpulan penelitian.
BAB 4 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian, definisi operasional, populasi penelitian, penentuan
besar sampel, instrumen penelitian yang digunakan, jadwal penelitian dibuat
dengan tahapan yang jelas dalam bentuk diagram batang serta etika
penelitian.
Penelitian kualitatif tidak perlu menuliskan kerangka penelitian, serta
definisi operasional. Untuk selebihnya sama terdiri dari populasi, penentuan
besar sampel, instrumen penelitian yang digunakan. Jadwal penelitian
dibuat dengan tahapan yang jelas dalam bentuk diagram batang serta etika
penelitian.
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1. Biodata pengusul

Modul Penulisan Ilmiah 19


Lampiran 2. Tools atau instrumen penelitian baik penelitian observasional
menggunakan format kuesioner, daftar pertanyaan maupun penelitian intervensi
menggunakan lembar observasi
Lampiran 3. Informed consent
Lampiran 4 print out protocol uji etik

LAPORAN PENELITIAN
BAB 1 – 4 sama seperti menyusun proposal hanya perubahan bahasa menjadi telah
dilakukan.
BAB 5 Hasil
Hasil penelitian hanya menuliskan hasil sesuai tujuan penelitian, jika
penelitian deskriptif dan uji hanya uji tendensi sentral maka hanya data
tersebut yang ditampilkan ataupun distribusi frekuensi data. Jika penelitian
komparatif atau bertujuan membandingkan variabel a dan b maka hasil
berfokus pada hasil analisa uji komparatif yang digunakan baik Chi Square,
Anova, Uji T, Uji Z. Jika penelitian bertujuan sampai membuat permodelan
maka hasil mulai dari uji Bivariat sampai Multivariat.
Pada Penelitian kualitatif hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan dan hasil
yang dicapai. Jika narrative inquiry maka keseluruhan cerita dari semua
partisipan penelitian disampaikan beserta hasil refleksi. Jika fenomenologi
maka tampilkan hanya tema yang ditemukan beserta minimal dua pernyataan
dari partisipan yang paling bermakna terhadap tema, sedangkan hasil analisa
verbatim, verbatim dilampirkan pada lampiran.
BAB 6 Pembahasan
Bandingkan hasil penelitian yang didapatkan dengan penelitian orang lain
atau penelitian sejenis apakah hasil sama atau terdapat perbedaan, kemudian
lakukan analisa. Pembahasan lebih diutamakan menggunakan artikel dari
jurnal ilmiah terkini (10 tahun terakhir).
Berikan juga penjelasan keterbatasan penelitian, keterbatasan penelitian
bukan dari peneliti melainkan dari subjek penelitian, tempat penelitian atau
hal lain yang sifatnya teknis dalam penelitian.
BAB 7 Kesimpulan dan saran
Kesimpulan merupakan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian, bukan
menulis ulang hasil penelitian.
Saran didasarkan dari keterbatasan penelitian.

Modul Penulisan Ilmiah 20


PANDUAN PENULISAN

Berikut ini akan diuraikan cara penulisan BAB 1 - 4, akan tetapi yang akan dijelaskan
adalah penulisan untuk proposal Evidence Based Practice pada Karya Ilmiah Akhir Profesi
Ners.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar belakang dapat dibuat dengan menggunakan pendekatan masalah, dampak
masalah/justifikasi masalah/fenomena, dampak masalah, elaborasi, kesenjangan dan
solusi masalah.
Masalah/Fenomena
Ungkapkan permasalahan pokok : ruang lingkup kesenjangan yang muncul dan perlu
diperhatikan.
Penulisan singkat, padat dan jelas untuk mengungkapkan pengertian dan mengungkapkan
cakupan masalah pokok.
Permasalahan bisa diungkapkan dengan melihat fenomena yang ditemukan di tempat
pengambilan kasus atau di masyarakat.
Data dapat disusun deduktif yaitu mulai dari data Dunia sampai mengerucut menjadi data di
tempat pelaksanaan intervensi.
1) Fenomena didapatkan dari pengalaman, studi pendahuluan yang dilakukan
sebelum mengambil kasus.
2) Fenomena diuraikan dengan menggunakan argumentasi berdasarkan hasil
pengamatan, observasi selama praktik profesi keperawatan di RS, Keluarga,
Komunitas, atau panti sosial tuna wreda.
3) Kesenjangan berisi bahasan antara praktik di lapangan dengan teori berdasarkan
jurnal yang dijadikan rujukan dalam Elaborasi
Contoh :
Judul : Analisis praktik berbasis bukti penerapan pencucian luka gangren dengan
daun jambu pada pasien diabetes melitus di …
Introduksinya adalah :
Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif in-sensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009). Menurut Sudoyo (2006) Diabetes melitus (DM) adalah
suatu sindrom kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang
disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. Klien

Modul Penulisan Ilmiah 21


dengan diabetes melitus lebih mudah terkena infeksi berat seperti ganggrene
streptococcus. Keadaan ini ditandai dengan perluasan selulitis dan timbulnya
vesikula atau bula yang hemoragik, dengan cepat jaringan kulit yang menutupi
mengalami nekrosis dan dalam beberapa hari proses ini bisa meluas,
streptococcus Aureus mungkin dapat di isolasi dari lesi atau darah. Klien
dengan diabetes mellitus dengan infeksi yang berat terapi antibiotika saja tidak
cukup dan harus dibantu dengan debridemen. Apabila mengalami luka
gangren, peluang untuk menjalani amputasi sangat besar, oleh sebab itu klien
diabetes mellitus dengan infeksi kaki harus segera dibawa kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif (Sarwono, 2003). .......................
Dampak/Justifikasi Masalah
4) Justifikasi adalah pembenaran dan bukti secara autentik tentang keberadaan
masalah yang telah diuraikan.
5) Dalam paragraf ini diungkapkan kesenjangan: antara harapan dan kenyataan,
antara teori dan praktik, antara visi dengan realitas.
6) Selain kesenjangan perlu diungkap besar / skala masalah, artinya seberapa besar
masalah itu dapat diangkat menjadi masalah studi kasus, yang dapat dibuktikan
dengan data kualitatif maupun kuantitatif. Data dapat diperoleh dari literatur
yang terbaru, hasil penelitian yang masih relevan dan survey awal (bukti
empiris).
7) Penyusunan skala masalah dituliskan dari ruang lingkup yang paling luas hingga
ke lingkup pada tempat pengambilan kasus.
Elaborasi
1) Elaborasi berisi PICO/PICOT dari beberapa jurnal yang dijadikan rujukan
dalam penulisan proposal
2) Elaborasi dituliskan narasi hanya intisari dari PICO/PICOT
3) Elaborasi juga dapat menyimpulkan jurnal yang dijadikan jurnal rujukan dalam
penulisan
4) Elaborasi hanya menuliskan nama peneliti, tahun penelitian dan hasil
penelitian.
Solusi
8) Paragraf terakhir berisi tentang alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah
dan dampak yang ditimbulkannya.
9) Solusi yang ditawarkan diupayakan tidak hanya satu, tetapi berbagai macam
solusi untuk beberapa pihak yang terkait dengan masalah kesehatan/
keperawatan yang diangkat dalam studi kasus.
10) Pada bagian ini dapat dijelaskan bagaimana hasil studi kasus ini dapat dipakai

Modul Penulisan Ilmiah 22


untuk solusi yang telah dipaparkan.
11) Solusi juga berisi uraian tentang peran perawat dalam mengatasi masalah,
sehingga perawat ingin memperdalam pengetahuan tentang kasus ini melalui
desain studi kasus.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan pertanyaan yang perlu dijawab dengan studi
kasus yang akan dilaksanakan. Penulisan rumusan masalah menggunakan
pendekatan PICOT (Population/problem, Intervention, comparison, outcome, dan
time) dan merupakan kalimat tanya. dengan format sebagai berikut Pada……. (P),
bagaiamana ….. (I) dibandingkan …… (C) terhadap ….. (O) selama ….. (T)?
contoh:
Pada pasien Diabetes Mellitus bagaimana pengaruh pencucian luka dengan
larutan daun jambu dibandingkan dengan NaCl 0.9% terhadap kesembuhan
luka selama 1 minggu perawatan?

Tujuan
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses studi kasus.
Tujuan studi kasus harus jelas dan tegas, Tujuan dapat dibagi menjadi: Tujuan umum dan
Tujuan khusus.
Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan secara keseluruhan yang ingin dicapai
melalui praktik berbasis bukti. Contoh: Setekah dilakukan intervensi
pencucian luka menggunakan larutan daun jambu pada pasien Diabetes
Mellitus dapat meningkatkan kesembuhan luka

khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau penatapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional
dan spesifik dapat dilihat pada tahap-tahap asuhan keperawatan dan analisis perbedaan dari
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
Apabila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum juga terpenuhi.
Contoh tujuan Khusus :
Mengkaji Luka DM menggunakan pengkajian TIME
Mengetahui hasil pengkajian luka sebelum dilakukan intervensi pencucian luka
Mengetahui hasil pengkajian luka setelah dilakukan intervensi pencucian luka pada hari ke-3
5. Manfaat
Dalam manfaat dijelaskan relevansi dan signifikansi asuhan keperawatan untuk

Modul Penulisan Ilmiah 23


ilmu maupun penerapan yang bersifat praktis. Manfaat terdiri dari Manfaat Teoretis
dan Manfaat Praktis. Manfaat Teoretis ditujukan untuk pengembangan ilmu
keperawatan. Manfaat Praktis disampaikan bagi Perawat, Rumah Sakit, Institusi
Pendidikan dan klien.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka memuat uraian yang sistematik teori dasar yang relevan, fakta,
hasil penelitian sebelumnya, yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat teori,
proposisi, konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan topik studi
kasus yang dilakukan. Teori dan fakta yang digunakan seharusnya diambil dari sumber
primer. Mencantumkan nama sumbernya. Tata penulisan kepustakaan harus sesuai
dengan ketentuan pada panduan yang digunakan (APA).
Tinjauan Pustaka terdiri dari definisi, konsep penyakit, patofisiologi,
penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi), serta konsep intervensi keperawatan berkaitan dengan
pengelolaan dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil
penelitian dalam praktik keperawatan.

BAB 3
PRAKTIK KEPERAWATAN BERBASIS BUKTI
Bab ini membahas tentang pendekatan yang digunakan
dalam menyelenggarakan studi kasus.
1. Ringkasan jurnal rujukan utama
Berisi uraian tentang penulis, tempat jurnal diterbitkan, judul jurnal rujukan
utama, metode penelitian dalam jurnal, hasil penelitian dalam jurnal, serta
rekomendasi dari jurnal rujukan utama. ringkasan jurnal dibuat tidak lebih dari 3
paragraf
1. Ringkasan Kritisi jurnal (Validitas, Reliabilitas, Applicability dalam bentuk
narasi)
Pada sub bab ini berisi ringkasan hasil kritisi jurnal yang telah dilakukan bersama
dengan pembimbing. Ringkasan kritisi jurnal harus menguraikan validitas, hasil
penelitian serta manfaat hasil tersebut dalam melakukan terhadap pasien dalam
praktik berbasis bukti. Ringkasan kritisi jurnal ditulis dalam bentuk narasii
2. Metode pelaksanaan praktik berbasis bukti
Sub Bab ini diuraikan alasan pentingnya penerapan hasil penelitian dalam

Modul Penulisan Ilmiah 24


perawatan pasien dapat menjawab latar belakang penulisan. Di bab ini juga
diuraikan desain/pendekatan asuhan keperawatan dalam bentuk resume
pasien, kriteria pasien dan jumlah pasien, prosedur pelaksanaan, instrumen
yang digunakan baik kuesioner, lembar observasi, pemeriksaan dan skala,
evaluasi dan kriteria hasil serta Analisis statistik yang digunakan, dari
pelaksanaan praktik berbasis bukti.

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan merupakan jawaban dari masalah dalam studi kasus. Penulisan
Kesimpulan dengan menggunakan kalimat (Subyek Predikat obyek Keterangan).
Kesimpulan terdiri atas jawaban atas tujuan khusus penulisan.
Saran merupakan implikasi hasil studi kasus terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-kurangnya memberi saran bagi peneliti
selanjutnya, sebagai hasil pemikiran atas keterbatasan penelitian yang dilakukan. Saran
diharapkan spesifik mengacu pada hasil studi kasus dan operasional dalam
pelaksanaannya (kapan, siapa, dan dimana).

Rekomendasi
Tuliskan apakah intervensi yang dilakukan direkomedasikan/tidak
direkomendasikan untuk dapat digunakan dalam perawatan pasien di pelayanan.
Jelaskan alasan berdasarkan hasil pelaksanaan praktik berbasis bukti terkait faktor
pendukung dan penghambat selama pelaksanaan intervensi.

Modul Penulisan Ilmiah 25


TUTORIAL WORD

Tutorial ini membahas cara membuat nomor halaman di Microsoft Word dengan berbagai
format serta cara mengatur posisi nomor halaman yang berbeda dalam satu dokumen
(file) Word yang sama.

Format dan posisi nomor halaman yang berbeda biasanya digunakan pada laporan seperti
skripsi atau dokumen yang berisi halaman sampul, daftar isi, isi yang terdiri dari
beberapa bab, serta daftar pustaka dan lain-lain. Contoh formatnya bisa di-download di
sini: Download Template Laporan Microsoft Word.
Silakan klik link berikut untuk menuju ke masing-masing bagian tutorial.

DAFTAR ISI
1 Membuat Nomor Halaman Pada Dokumen
2 Merubah Format Nomor Halaman
3 Merubah Penomoran Halaman
4 Merubah Jenis dan Ukuran Font Nomor Halaman
5 Membuat Letak Nomor Halaman Yang Berbeda Di Halaman Ganjil Dan
Genap
6 Membuat Letak Nomor Halaman Pertama Yang Berbeda Pada Setiap Bab
7 Membuat Format Nomor Halaman Yang Berbeda Dalam Dokumen Yang
Sama
8 Menghilangkan Nomor Halaman
9 Tutorial lain tentang Nomor Halaman

Membuat Nomor Halaman Pada Dokumen


1 Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number.

2
3 Pilih letak nomor halaman:
• Top of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian atas (header).

Modul Penulisan Ilmiah 26


• Bottom of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian bawah
(footer).
• Page Margins, untuk menempatkan nomor halaman di dekat marjin
halaman.
• Current Position, untuk menempatkan nomor halaman di posisi kursor.
4 Klik bentuk nomor halaman yang diinginkan dari galeri.
5 Tutup header/footer dengan mengklik ganda pada area dokumen atau klik tombol
Close Header and Footer.

Merubah Format Nomor Halaman


Misalnya, merubah format nomor halaman dari 1,2,3 ke format i,ii,iii.
1 Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan
Header & Footer Tools.
2 Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik
Format Page Numbers.

3
4 Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Number format, klik tanda panah
dan pilih gaya penomoran yang diinginkan.
5 Klik OK.

Merubah Penomoran Halaman


1 Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
2 Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik
Format Page Numbers.
3 Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Page numbering, pillih:
• Continue from previous section, untuk melanjutkan nomor halaman dari
section sebelumnya.
• Start at dan isi nomor pada kotak di sampingnya, untuk memulai
penomoran dari nomor tertentu.
4 Klik OK.

Modul Penulisan Ilmiah 27


Merubah Jenis dan Ukuran Font Nomor Halaman
1 Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan
Header & Footer Tools.
2 Pilih/sorot nomor halaman.
3 Pada mini toolbar yang muncul, lakukan format yang diinginkan.

Membuat Letak Nomor Halaman Yang Berbeda Di Halaman Ganjil Dan Genap

Seperti contoh di atas, kita akan membuat halaman ganjil memiliki nomor halaman di
sebelah kanan. Pada halaman genap, nomor halaman di sebelah kiri.
1 Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan
Header & Footer Tools.
2 Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different Odd & Even Pages.

3
4 Pada halaman ganjil, buat nomor halaman di sebelah kanan.
5 Kemudian pindah ke halaman genap, dan buat nomor halaman dengan posisi di
sebelah kiri.
6 Selanjutnya setiap kita menambah halaman baru, maka posisi nomor halaman
akan mengikuti format yang telah dibuat.

Modul Penulisan Ilmiah 28


Membuat Letak Nomor Halaman Pertama Yang Berbeda Pada Setiap Bab

Seperti contoh pada gambar, halaman pertama pada setiap bab akan berbeda posisinya
dengan halaman-halaman yang lain. Biasanya untuk pengaturan seperti ini, ada yang
memisahkan setiap bab dalam dokumen yang berbeda.
Tetapi dengan penggunaan section break maka kita dapat menggabungkan beberapa bab
dalam satu dokumen yang sama.

Lebih jelasnya tentang penggunaan section break dapat dibaca di artikel ini: Gunakan
Section Break untuk Mengatur Layout dan Format Dokumen di Word.
1 Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
2 Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different First Page.
3 Pada halaman pertama, buat nomor halaman seperti contoh pada gambar.
4 Kemudian pindah ke halaman kedua, dan beri nomor halaman di kanan atas.
5 Selanjutnya kita akan membuat section baru untuk memisahkan antar bab. Taruh
kursor di bagian yang ingin dibuat section baru (contoh pada gambar: di tulisan
Chapter 2).
6 Pada Page Layout tab, Page Setup, klik Breaks.
7 Dalam grup Section Breaks, pilih jenis break Next Page. Sekarang lihat format
nomor halaman pada section 2 akan sama dengan section 1.
8 Selanjutnya bila kita ingin menambahkan bab baru, ikuti langkah 5-7.

Membuat Format Nomor Halaman Yang Berbeda Dalam Dokumen Yang Sama

Seperti contoh pada gambar, halaman Daftar Isi menggunakan format angka romawi (i, ii,
iii, dan seterusnya) sedangkan isi menggunakan angka arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
Pada bagian ini juga akan digunakan Section Break.

Modul Penulisan Ilmiah 29


1 Pisahkan antar bagian (Daftar Isi dan The Article) dengan section break. Pilih
tipe break Next Page.
2 Tip: Kita bisa membuat section break dahulu, baru kemudian mengetikkan isi
dokumen. Tandai dengan judul masing-masing section.
3 Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format Page
Numbers.
4 Pada bagian Number format, pilih format angka romawi. Klik OK.
5 Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number dan sekarang pilih
Bottom of Page untuk menyisipkan nomor halaman.
6 Klik ganda pada footer di Section 2 (bagian The Article). Lihat contoh pada
gambar.

7
8 Selanjutnya pada grup Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format
Page Numbers.
9 Pada Page numbering klik Start At dan ketikkan angka 1. Klik OK.

Menghilangkan Nomor Halaman


1 Pada Insert tab, grup Header & Footer, klik Page Number.
2 Pilih Remove Page Numbers.
3 Untuk menghapus secara manual, klik header/footer dan pilih nomor halaman.
Kemudian tekan tombol Delete.
Catatan:
Jika ada membuat different first-page atau odd and even header/footer, atau memiliki
section yang tidak terhubung, maka pastikan untuk menghapus setiap nomor halaman
pada tiap header/footer.

Microsoft Word memiliki solusi untuk mengatasi masalah ini dengan menyediakan fitur
Citations & Bibliography.
Manfaat fitur ini antara lain:
• Word mendukung 10 gaya penulisan, seperti APA, MLA, dan sebagainya. Kita
dapat mengubah dari satu gaya ke gaya penulisan yang lain hanya dengan
beberapa klik saja. Selain itu kita juga bisa install style yang lain untuk kutipan
dan daftar Pustaka di Word 2007/2010/2013.
• Kita hanya perlu membuat data untuk sumber pada kotak isian yang sudah
tersedia. Kotak isian yang muncul berbeda-beda berdasarkan tipe sumber yang
dipilih, misalnya buku, jurnal, website, laporan, film dan sebagainya.
• Data sumber kutipan akan disimpan di komputer untuk dapat digunakan kembali
bila diperlukan dan dapat digunakan di dokumen yang lain juga.
• Fitur ini akan membantu mencegah kesalahan penulisan kutipan dan daftar
pustaka (bibliografi). Karena cara penulisan akan diatur oleh Word sesuai dengan
gaya yang dipilih. Misalnya untuk membuat nama penulis yang lebih dari satu,
tiga sampai lima penulis, dan sebagainya, cukup dengan mengisi nama penulis
saja (First Name, Middle Name, dan Last Name).
• Word akan membuat daftar pustaka (bibliografi) dengan cepat dan mudah
berdasarkan sumber yang ada. Bila ada perubahan atau kesalahan, kita bisa
mengeditnya dengan mudah.

Modul Penulisan Ilmiah 30


Cara Membuat Kutipan dan Sumbernya
Catatan: Membuat kutipan akan sekaligus menambah data untuk sumber yang akan
muncul di daftar pustaka (bibliografi).
1 Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik tanda panah pada
Style.

2
3 Pilih gaya penulisan, misalnya APA atau MLA.
4 Klik pada bagian di halaman dokumen yang akan disisipkan kutipan.
5 Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik Insert Citation.
6 Klik Add New Source untuk membuka kotak dialog Create Source.

7
8 Pada Type of source, pilih tipe sumber. Misalnya Book, Journal Article, Web site
dan sebagainya. Perhatikan kotak isian akan berubah sesuai tipe sumber yang
dipilih.
9 Ketik informasi yang diperlukan pada kotak isian. Perhatikan contoh yang muncul
di bagian bawah kotak dialog.
10 Pada beberapa bagian seperti Author akan muncul tombol Edit. Klik tombol ini
untuk mempermudah menulis nama dan mengatur urutannya.
11 Centang kotak Show All Bibliography Fields untuk menambah data lain.
12 Klik OK bila sudah selesai.
13 Pada dokumen sekarang sudah muncul kutipan yang dibuat. Bila Anda hanya
ingin membuat daftar sumber untuk digunakan belakangan, hapus kutipan tersebut
pada dokumen.

Cara Mencari Sumber Kutipan yang Tersedia


Gunakan fitur ini untuk mencari kutipan pada daftar yang panjang atau untuk menemukan
kutipan yang digunakan pada dokumen MS Word yang lain.
1 Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik Manage Sources.

2
3 Perlu diperhatikan:

Modul Penulisan Ilmiah 31


• Bila membuka dokumen baru, semua sumber yang pernah digunakan pada
dokumen sebelumnya akan muncul di bagian Master List.
• Jika membuka dokumen yang memiliki kutipan, sumber untuk kutipan
tersebut akan muncul di bagian Current List.
4 Untuk mencari sumber tertentu, lakukan hal berikut:
• Pada kotak sortiran, pilih apakah sumber akan diurutkan berdasarkan tahun
(Sort by Year), penulis (Sort by Author), judul (Sort by Title), atau
berdasarkan tag (Sort by Tag).
• Pada kotak Search, ketik judul atau nama penulis yang ingin dicari.
5 Klik Close bila sudah selesai.

Cara Edit Sumber Kutipan


1 Cari sumber yang ingin diedit dengan cara di atas (menggunakan Manage
Sources).
2 Klik sumber tersebut di bagian Master List (bila ingin merubah data di Master
List). Atau klik sumber di Current List bila ingin mengubah data di sini.
3 Klik tombol Edit dan lakukan perubahan yang diinginkan.
4 Klik OK bila sudah selesai. Microsoft Word akan meminta konfirmasi apakah
Anda ingin melakukan perubahan di Master List dan Current List.
• Klik Yes, bila ingin perubahan disimpan pada kedua daftar tersebut.
• Klik No, bila perubahan hanya untuk daftar yang dipilih.
5 Klik Close untuk menutup kotak dialog.
Tip: Cara cepat untuk mengedit sumber: klik kutipan pada dokumen dan kemudian klik
tanda panah dan pilih Edit Source.

Cara Membuat dan Edit Placeholder Kutipan


Kadang-kadang kita mungkin ingin membuat sebuah placeholder kutipan untuk menandai
posisi kutipan tersebut pada dokumen dan mengisi datanya kemudian.

1 Membuat Placeholder Kutipan


• Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik tanda panah
pada Style.
• Pilih gaya penulisan, misalnya APA atau MLA.
• Klik pada bagian di halaman dokumen yang akan disisipkan placeholder.
• Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik Insert
Citation.
• Klik Add New Placeholder .
• Ketik nama untuk placeholder dan klik OK bila sudah selesai.
2 Mengedit Placeholder Kutipan
a Pada References tab, Citations & Bibliography group, klik Manage
Sources.
b Pada Current List, klik placeholder yang ingin diedit (placeholder
ditandai dengan tanda tanya dan diurutkan berdasarkan abjad).
c Klik tombol Edit dan isi informasi yang diperlukan.
d Klik OK bila sudah selesai.

Modul Penulisan Ilmiah 32


Tip : Cara cepat untuk mengedit placeholder adalah dengan mengkliknya pada dokumen.
Kemudian klik tanda panah dan pilih Edit Source.

Cara Membuat Daftar Pustaka (Bibliografi)


Sebelum membuat daftar pustaka (bibliografi), kita harus memiliki sumber (kutipan)
terlebih dahulu (minimal 1).
1 Klik pada bagian halaman dokumen untuk membuat daftar pustaka (bibliografi).
Bila perlu gunakan Section Break untuk membuatnya di section yang baru.
2 Pada References tab, in the Citations & Bibliography group, klik Bibliography.

3
4 Klik pada Bibliography yang tersedia untuk menyisipkannya pada dokumen.
5 Klik pada daftar pustaka (bibliografi) untuk memberi format yang diinginkan
(mengubah tipe dan ukuran font, warna dan sebagainya).
6 Bila ada perubahan data, klik pada daftar pustaka (bibliografi) sehingga muncul
tampilan seperti pada gambar berikut.

7
8 Klik Update Citations and Bibliography.

Modul Penulisan Ilmiah 33


Kita mungkin lebih sering fokus pada isi dokumen ketimbang bagian lain yang juga
penting, seperti daftar isi. Sehingga bagian ini sering dikerjakan belakangan dan kadang
karena diburu waktu, kita tidak sempat memperbaikinya bila ada perubahan pada
dokumen.
Hal di atas sering terjadi bila membuat daftar isi secara manual. Oleh sebab itu, ganti cara
manual dengan fitur yang sudah disediakan oleh Microsoft Word. Fitur ini dapat
membantu membuat daftar isi dengan cepat dan seandainya ada perubahan pada nomor
halaman dan judul dalam dokumen, kita dapat melakukan update daftar isi dengan
beberapa perintah sederhana saja.

DAFTAR ISI
1 Menandai Bagian untuk Daftar Isi
2 Membuat Daftar Isi dari Built-In Heading Styles
3 Membuat Daftar Isi dari Custom Styles
4 Cara Update Daftar Isi
5 Cara Menghapus Daftar Isi
6 Tutorial lain tentang cara Membuat Daftar

Menandai Bagian untuk Daftar Isi


Sebelum membuat daftar isi, kita perlu menandai bagian-bagian mana saja yang akan
ditampilkan dalam daftar isi. Bagian tersebut biasanya berupa heading atau judul bab,
contoh: Bab 1 Pengantar, 1.1 Pengenalan Microsoft Office, dan seterusnya.
Cara mudah untuk membuat heading adalah menggunakan heading styles yang sudah
disediakan (built-in sytles) oleh Microsoft Word, yaitu Heading 1 sampai dengan
Heading 9.
Lebih jelasnya tentang cara menggunakan Styles, dapat dibaca di artikel ini:
Menggunakan Styles di Word: Untuk Menjaga Format yang Konsisten pada
Dokumen.
Selain menggunakan built-in sytles, kita juga dapat membuat daftar isi berdasarkan
custom styles yang kita gunakan atau style yang kita buat sendiri.

Cara Membuat Daftar Isi


Setelah menandai bagian untuk daftar isi, maka bisa dilanjutkan ke tahap pembuatannya.
Cara I: Membuat Daftar Isi dari Built-In Heading Styles
Gunakan cara ini bila dokumen menggunakan heading styles seperti Heading 1, Heading
2, dan seterusnya.
1 Klik pada bagian halaman yang ingin ditaruh daftar isi (biasanya di awal
dokumen).
2 Pada References tab, Table of Contents group, klik Table of Contents, pilih
gaya daftar isi yang diinginkan.

3
4 Format tampilan daftar isi.
5 Pada References tab, Table of Contents group, klik Table of Contents dan
kemudian klik Insert Table of Contents untuk mengatur hal-hal berikut:

Modul Penulisan Ilmiah 34


• Tab leader, untuk membuat tab leader antara teks dan nomor halaman,
antara lain: garis putus-putus, titik-titik atau tidak menggunakan tab leader.
• Formats, untuk memilih format tampilan daftar isi, seperti: template
dokumen (sesuai dengan format yang kita buat), atau format lain yang
sudah disediakan oleh Microsoft Word seperti Classic, Fancy dan
sebagainya.
• Show levels, ganti angka pada kotak di sampingnya untuk
menambah/mengurangi level heading yang akan ditampilkan dalam daftar
isi.

Cara II: Membuat Daftar Isi dari Custom Styles


Gunakan cara ini bila ada judul bab yang menggunakan custom style atau style yang kita
buat sendiri pada heading untuk daftar isi.
1 Klik pada bagian halaman yang ingin ditaruh daftar isi.
2 Pada References tab, Table of Contents group, klik Table of Contents, dan
kemudian Insert Table of Contents.
3 Klik Options.

Modul Penulisan Ilmiah 35


4
5 Di bagian Available styles, pilih style yang digunakan untuk heading atau judul
bab dalam dokumen dengan mengisi angka pada kotak di TOC level. Isi angka 1
sampai 9 untuk menentukan level pada style.
6 Ulangi langkah 4 untuk setiap style yang ingin disertakan dalam daftar isi.
7 Klik OK.

Cara Update Daftar Isi


1 Pada References tab, Table of Contents group, klik Update Table.
2 Atau klik di bagian daftar isi sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini dan
klik Update Table.
3
4 Klik:
• Update page numbers only, bila perubahan hanya pada nomor halaman
karena jumlah halaman bertambah/berkurang atau format nomor halaman
berubah.
• Update entire table, bila ada penambahan/pengurangan heading atau bila
ada perubahan teks pada heading atau judul bab.

Cara Menghapus Daftar Isi


1 Pada References tab, Table of Contents group, klik Table of Contents.
2 Klik Remove Table of Contents.

Modul Penulisan Ilmiah 36

Anda mungkin juga menyukai