Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pompa


Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
berlangsung secara terus menerus.

Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara


bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.

2.2 Klasifikasi Pompa


Berikut ini adalah diagram klasifikasi pompa secara umum:

Tabel 2.1 Klasifikasi Pompa Secara Umum

2.2.1 Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement)


Pompa Positive Displacement Pump adalah jenis pompa cairan yang
digerakkan dari sisi isap ke sisi tekan oleh variasi mekanis volume rumah pompa,
dengan kata lain menaikkan tekanan dengan cara memperkecil ruang
volume.Jenis pompa yang dapat dimasukkan kedalam tipe ini adalah Pompa
Reciprocating, Pompa Rotary, dan Pompa Diafragma.

2.2.1.1 Pompa Reciprocating


Berdasarkan bentuk bagian yang bergerak secara bolak-balik maka pompa
ini dibedakan menjadi :

a. Pompa Torak
Dimana langkah pengisapan dan penekanan zat cair dilakukan oleh
gerakan torak (piston)

Gambar 2.1:Pompa Torak


b. Pompa Plunger
Dimana langkah pengisapan dan penekanan zat cair dilakukan oleh
gerakan plunger.
Gambar 2.2 : Pompa Plunger

Berdasarkan cara kerjanya, pompa reciprocating dapat dibedakan menjadi


dua jenis, yaitu:
- Single Acting
- Double Acting

Gambar 2.3 :Single Acting

Gambar 2.4 :Double Acting


2.2.1.2 Pompa Rotary
Pompa Rotary, pompa rotary termasuk dalam pompa hidrostatis tanpa
menggunakan valve, dapat memberikan kapasitas konstan.Pompa putar adalah
pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke cairan menggunakan
elemen yang bergerak berputar didalam rumah (casing). Fluida ditarik dari
reservoir melalui sisi hisap dan didorong melalui rumah pompa yang tertutup
menuju sisi buang pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan fluida yang akan
keluar pompa tergantung pada tekanan atau tahanan aliran sistem. Sedangkan
debit yang dihasilkan tergantung pada kecepatan putar dari elemen yang
berputar. Elemen yang berputar ini biasanya disebut sebagai rotor.
Berdasarkan bentuk bagian yang bergerak secara bolak-balik maka pompa ini
dibedakan menjadi :
a. Sliding Vane Pump
Sliding Vane Pump adalah termasuk jenis rotary positive displacement
dimana sebuah axial vane berputar melalui sebuah eccentric rotor.

Gambar 2.5 :Sliding Vane Pump

b. Internal Gear pump


Gambar 2.6 :Internal Gear Pump

c. External Gear Pump

Gambar 2.7 :External Gear Pump

d. Screw Pump

Gambar 2.8 :Screw Pump

e. Lube Pump
Gambar 2.9 :Lube Pump

2.2.1.3 Pompa Diafragma


Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak
ke cairan melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk
menggerakan diafragma sehingga timbul isapan dan penekanan secara
bergantian antara katup isap dan katup tekan. Keuntungan pompa diafragma
ini adalah hanya pada diafragma saja yang bersentuhan dengan fluida yang
ditransfer sehingga mengurangi kontaminasi dengan bagian lain terutama
bagian penggerak.
Berikut skema dan cara kerja pompa diafragma.

Gambar 2.10 : Cara kerja pompa diafragma

2.2.2 Pompa Dinamik


Pompa dinamik terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi
dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar dan
menerima energi dari motor penggerak pompa serta diselubungi dengan sebuah
rumah (casing). Fluida berenergi memasuki impeller secara aksial, kemudian
fluida meninggalkan impeller pada kecepatan yang relatif tinggi dan dikumpulkan
didalam volute atau suatu seri laluan diffuser, setelah fluida dikumpulkan di dalam
volute atau diffuser terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan,
yang diikuti dengan penurunan kecepatan. Sesudah proses konversi ini selesai
kemudian fluida keluar dari pompa melalui katup discharge. Pompa dinamik dapat
dibagi dalam beberapa jenis salah satunya adalah pompa sentrifugal :

2.2.2.1 Pompa Sentrifugal(Centrifugal Pump)


Pompa ini digerakkan oleh motor atau turbin. Daya dari penggerak
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller yang dipasangkan pada
poros tersebut. Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya
sentrifugal, maka zat cair akan mengalir dari tengah impeller keluar lewat
saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan
yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi kemudian
melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,
sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.
Jadi zat cair yang keluar dari flange keluar pompa head totalnya bertambah
besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair
dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum,
sehingga zat cair akan terisap masuk.Selisih energi persatuan berat atau head
total dari zat cair pada flange keluar dan flange masuk disebut sebagai head
total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi
mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah
yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head
potensial secara kontinu.

A. Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Secara umum pompa sentrifugal dapat di klarifikasikan sebagai berikut :
1. Klasifikasi pompa sentrifugal menurut bentuk casing (rumah pompa)
a. Pompa volute
Sebuah pompa sentrifugal dimana zat cair dari impeller secara langsung
dibawa ke rumah volute, seperti gambar berikut :
Gambar 2.11 :Pompa Volute

b. Pompa diffuser
Pompa ini adalah sebuah pompa sentrifugal yang dilengkapi dengan sudu
difuser di sekeliling luar impellernya, konstruksi bagian-bagian lain sama
dengan pompa volute.

Gambar 2.12 :Pompa diffuser


c. Pompa aliran campur jenis volute
Pompa ini mempunyai impeller jenis aliran campuran dan sebuah rumah,
disini tidak dipergunakan sudu-sudu diffuser melainkan dipakai saluran yang
lebar untuk mengalirkan zat cair.
Gambar 2.13 :Pompa aliran campur jenis volute

2. Klasifikasi pompa Berdasarkan arah aliran


Berdasarkan arah aliran didalam impeler pompa sentrifugal dibagi menjadi :
a. Aliran radial (Radial flow)
b. Aliran aksial (Axial flow)
c. Aliran campur (Mixed flow)

3. Klasifikasi menurut jumlah tingkat


a. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeller seperti diperlihatkan pada
gambar di atas, head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller,
relatif rendah.

Gambar 2.14 :Pompa satu tingkat


b. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang terpasang secara deret
(seri)pada satu poros.Zat cair yang keluar dari impeller pertama dimasukkan
ke impellerberikutnya dan seterusnya hingga impeller yang terakhir.
Gambar 2.15 :Pompa bertingkat banyak

4. Klasifikasi menurut letak poros


Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horizontal
dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini :

a. b
Gambar 2.16 :(a.)Poros Vertikal dan (b)Poros Horizontal

5. Klasifikasi menurut sisi masuk Impeller


a. Pompa isapan tunggal
Pada pompa ini zat cair masuk dari satu sisi impeller, konstruksinya sangat
sederhana sehingga banyak dipakai.
Gambar 2.17 :Impeller Isapan Tunggal

b. Pompa isapan ganda


Pompa ini memasukkan zat cair melalui kedua sisi impeller seperti
gambar berikut ini.

Gambar 2.18 :Impeller isapan ganda

B. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek sentrifugal dari impeller
diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal atau kompresor aliran radial
akan mempunyai head yang tinggi tetapi kapasitas alirannya rendah. Pada
mesin aliran radial ini, fluida masuk melalui bagian tengah impeller dalam
arah yang pada dasarnya aksial.Fluida keluar melalui celah-celah antara sudut
dan piringan dan meninggalkan bagian luar impeller pada tekanan yang tinggi
dan kecepatan agak tinggi ketika memasuki casing atau volute. Volute akan
mengubah head kinetik yang berupa kecepatan buang tinggi menjadi head
tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran pompa. Jika casing
dilengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa tersebut disebut
diffuser atau pompa turbin.Impeler: Bagian dari pompa yang berputar yang
mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik.Volute: Bagian dari pompa yang
diam yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk tekanan.

C. Komponen-Komponen Utama Pompa Sentrifugal


Komponen-komponen sebuah pompa sentrifugal terdiri dari impeller,poros
(shaft), wearing ring, bearing, dan perapat (seal).
Pada Pompa sentrifugal di bagi lagi dalam dua bagian yaitu :

1. Bagian-bagian yang bergerak (Dinamis)


Bagian-bagian yang bergerak diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Poros (Shaft)
Poros pada pompa sentrifugal berfungsi untuk meneruskan torsi penggerak
pompa untuk memutar impeller, poros pompa juga dilengkapi dengan shaft
sleeve untuk mencegah poros dari gesekan langsung dengan perapat/packing.

Gambar 2.19 :Poros (shaft)

b. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller
Gambar 2.20 : Eye of impeller
(Sumber : PT. PIM)
c. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Adapun bentuk dari
impeller dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.21 :Impeller


(Sumber : PT. PIM)
Disamping dibedakan menurut putaran spesifiknya, impeller juga
dibedakan menurut bagaimana cairan masuk impeller, detail sudu-sudu (vane),
dan jenis cairan yang dihandlenya.
Jenis Impeller terbuka (open impeller) terdiri dari sudu-sudu yang di letakkan
pada suatu pemegang (hub) yang diameternya lebih kecil dari pada diameter
sudu.Jenis impeller semi terbuka (semi open impeller) hanya memiliki dinding
pada satu sisi saja, sedangkan impeller tertutup (closed impeller) memiliki
dinding pada kedua sisinya.Impeller jenis terbuka biasanya digunakan untuk
menangani cairan yang mengandung padatan seperti lumpur, sampah
dll.Adapun bentuk-bentuk impeller dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 2.22 :Bentuk-bentuk impeller pumpa sentrifugal

d. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Adapun bentuk dari
bearing dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.23 : Bearin


(Sumber : PT. PIM)
2. Bagian-Bagian yang diam (Statis)
Bagian-bagian yang bergerak diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Gasket
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

Gambar 2.24 : Gasket


(Sumber : PT. PIM)

b. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.

Gambar 2.25 :Shaft Sleeve


(Sumber : PT. PIM)

c. Casing (rumah pompa)


Rumah (casing) pompa sentrifugal dapat dipisahkan secara horizontal
maupun secara vertikal, nozzle isap dan tekan secara normal berada pada
rumah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya dapat diangkat untuk
memudahkan pekerjaan inspeksi.

Gambar 2.26: Cassing (Rumah Pompa)


(Sumber : PT. PIM)

d. Wearing ring ( cincin aus )


Untuk menghindari terjadinya keausan pada titik singgung antara rumah
dan impeller maka pompa dipasang cincin aus (wearing ring). Fungsi utama
dari wearing ring ini untuk mengurangi terjadinya kebocoran antara sisi isap
dengan sisi tekan, dengan kata lain mengurangi kerugian volumetric.
Bentuk pemasangan wearing ring dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.27 :Wearing ring


(Sumber : PT. PIM)

e. Mechanical Seal
Mechanical Seal berfungsi untuk mencegah kerjadinya kebocoran
(leaked) pada pompa. Mechanical Seal itu merupakan sistem yang sudah
teruji dan terdiri dari beberapa elemen seperti : Stationary, Rotary, Seal
Face, Spring, Spring Holder, Sleeve, Collar Sleeve Gland dan juga Gasket
Kit seperti: O'ring, V'ring, Wedge Ring,U'ring, dan lain-lainnya.

Gambar 2.28 :Mechanical Seal


a. Gland Packing
Gland Packing adalah bagian penting untuk mencegah bocornya
media dari dalam pompa sama seperti mechanical seal.

Gambar 2.29 :Gland Packing

b. Shipper
Shipper Berfungsi sebagai penyaringan pada pompa
Gambar 2.30 :Shipper
(Sumber : PT. PIM)

2.3 Mechanical Seal


Mechanical seal adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk mencegah
kebocoran fluida dari ruang/wadah yang memiliki poros berputar. Karena alat
mekanis tersebut memiliki 2 buah komponen muka akhir (end faces) pada
posisi 90° terhadap sumbu poros yang senantiasa kontak satu dengan yang
lainnya, karena adanya gaya axial dari pegas/spring. Mechanical seal
umumnya terpasang pada bermacam jenis pompa seperti, centrifugal pump,
gear pump, screw pump. Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi
Mechanical Seal adalah sebuah alat pengeblok caira/gas pada suatu rotating
equipment.
Mechanical seal yang terpasang pada peralatan pompa desainnya
disesuaikan dengan kondisi operasi pompa tersebut biasanya tergantung
dengan faktor-faktor berikut :
a. Tekanan cairan (pressure)
b. Suhu cairan (temperatur)
c. Jenis cairan, Vapour pressure
d. Ukuran poros (shaft size)
e. Kecepatan putaran (Speed/RPM)
2.3.1 Fungsi Mechanical Seal
Fungsi dari Mechanical Seal yaitu untuk mencegah terjadinya
kebocoran fluida yang mengalir padanya. Mechanical seal Juga berfungsi
sebagai pengganti Gland Packing yang fungsinya sama untuk mencegah
kebocoran Fluida, namun Gland Packing terlalu sederhana untuk
mencegah terjadinya kebocoran dan bila terjadi kerusakan pada Gland
Packing kita harus menggantinya dengan yang baru, beda halnya dengan
Mechanical Seal, kita bisa merekondisi kembali Mechanical Seal tersebut
dengan hanya Misalnya mengganti Seal Facenya saja atau melapping
ulang Seal facenya saja.
Seal Faces adalah bagian paling penting , paling utama dan paling
kritis dari sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik primary Sealing.
Terbuat dari bahan Carbon dengan serangkaian teknik pencampuran , atau
keramik atau Ni-resist atau Silicone Carbide atau Tungsten Carbide. Seal
Faces berarti ada 2 Sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding
pompa, dan yang lainnya berputar , melekat pada shaft. Yang berputar
biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak. Kombinasinya bisa berupa
Carbon vs Silicone Carbide , Carbon vs Ceramic, Carbon vs Tungsten
Carbide, Silicone Carbide vs Silicone Carbide, Silicone Carbide vs
Tungsten Carbide.

Gambar : 2.31 (Bagian-bagian Mechanical Seal)


Terdapat beberapa bagian penyusun mechanical seal ini. Untuk
mempermudah pemahaman mari kita lihat dulu definisi dari tiap
komponen :
1. Seal Merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghalang masuknya
cairan, baik itu pelumas maupun fluida. Seal banyak di temui pada
mesin seperti paling mudah adalah mesin mobil dan motor.
2. Shaft Merupakan bagian poros pada sebuah alat dan merupakan
bagian utama dari sebuah mesin yang berputar.
3. Shaft Sleeve Adalah sebuah bushing atau adapter memiliki bentuk
selongsong. Bushing ini terpasang pada shaft karena untuk melindungi
shaf akibat pengencangan baut mechanical seal.
4. O-ring Pada awal pembuatannya, o-ring memiliki bentuk bundar
yang memiliki fungsi sebagai seal. Namun karena perkembangan
teknologi o-ring berganti fungsi menjadi alat pengeblok cairan
sekunder yang mempunyai berbagai tipe berdasarkan materialnya.
5. Sealface disebut juga dengan contact face. Merupakan bagian yang
terpenting dalam mechanical seal. Sealface merupakan titik pengeblok
cairan utama. Komponen ini terbuat dari bahan carbon atau silicoe
carbide atau keramik atau ni-resist atau tungsten carbide dengan
serangkaian teknik pencampuran.

Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical


Seal, maka bisa di lanjutkan bahwa Mechanical seal adalah suatu sealing
device yang merupakan kombinasi yang menyatu antara sealface yang
diam dan melekat pada dinding statis casing/ housing pompa / tangki /
vessel / kipas.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar sering sekali di sebut
sebagai Rotary Face/Primary Ring . sedangkan Sealface yang diam atau
dalam kondisi stasioner sering di sebut sebagai Stationary Face / Mating
Ring / Seat.
Dengan demikian diambil simpulan Mechanical Seal adalah
Sebuah alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang
terdiri atas :
1. Dua buah Sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan
satunya lagi berputar, membentuk titik pengeblok primer
(primary sealing).
2. Satu atau sekelompok O-ring/Bellows/PTFE Wedge yang
merupakan titik pengeblokan sekunder (Secondary Sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling
menekan.
4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkain
Mechanical Seal

2.3.2 Komponen-komponen Mechanical Seal

1. pump housing
2. stationary secondary rubber seal
3. stationary seat
4. rotating seal ring
5. torque transmission ring
6. spring
7. torque transmission ring
8. rubber bellow (rotating secondary seal)
9. shaft
10. seal gap yang memiliki lubricating film di antaranya.

Gambar : 2.32 komponen-komponen


Mechanical Seal
Komponen-komponen mechanical seal dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu bagian yang berputar dan bagian yang stasioner :

1. Komponen Berputar
Bagian dari mechanical seal yang berputar, terkoneksi secara langsung ke
poros pompa dan ikut berputar pada saat pompa bekerja. Komponen yang
terhubung langsung dengan shaft adalah rubber bellows (8). Tekanan dari
pegas (6) yang diteruskan oleh torque transmission ring (7), menjaga agar
rubber bellows selalu menempel ke sisi shaft dan ikut berputar.
Pegas (6) berfungsi untuk mentransfer tekanan ke torque transmission ring
sisi atas dan bawah (5 dan 7). Tekanan yang didistribusikan melalui torque
transmission ring sisi atas (5) akan diteruskan ke rotating seal ring (4).
Rotating seal ring adalah komponen mechanical seal yang terpasang dan
ikut berputar bersama rubber bellows. Komponen ini bergesekan langsung
dengan bagian yang stasioner.
Sifat rubber bellows yang elastis dan fleksibel secara aksial, berfungsi
untuk mencegah kebocoran fluida kerja di antara shaft (9) dengan rotating
seal ring (4). Tekanan dari pegas serta sifat rubber bellows yang dapat
berdeformasi secara aksial, akan menjaga semua komponen seal saling
menekan sehingga tidak terjadi kebocoran pada saat pompa beroperasi
maupun tidak.
2. Komponen Stasioner
Komponen-komponen mechanical seal yang diam terkoneksi dengan
casing/housing pompa (1). Komponen tersebut terdiri atas sebuah
dudukan/stationery seat (3) dan secondary rubber seal (2). Secondary
rubber seal berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran di antara
dudukan dengan casing pompa. Sedangkan stationery seat menjadi
komponen yang bergesekan langsung dengan rotating seal ring. Oleh
karena itu, secondary rubber (karet) seal juga berfungsi untuk menjaga
stationery seat agar tidak berputar mengikuti putaran rotating seal ring
tersebut.
Pada saat pompa bekerja, di antara dua komponen mechanical seal yang
saling bergesekan yakni stationery seat dan rotating seal didesain terbentuk
sebuah lapisan film. Lapisan ini terbentuk dari fluida kerja yang sangat
sedikit jumlahnya keluar melalui sela-sela komponen-komponen
mechanical seal. Lapisan film tersebut berfungsi sebagai pelumas dan
secara alami akan menguap akibat temperatur gesekan yang tinggi.
Penguapan tersebut tidak kasat mata, dan karena jumlahnya yang sangat
sedikit maka dapat diabaikan. Namun apabila komponen-komponen
mechanical seal tidak bekerja dengan baik, maka dapat menimbulkan
kebocoran yang lebih besar.

2.3.3 Cara kerja Mechanical Seal


Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces
yang permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar
antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface
berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu
dinding yang disebut dengan Glandplate. Meterial dua sealfaces itu
biasanya berbeda.Yang satu biasanya bersifat lunak, biasanya carbon-
graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras seperti
silicone-carbide. Pembedaan antara material yang digunakan pada
stationary sealface dan rotating sealface adalah untuk mencegah terjadinya
adhesi antara dua buah sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih lunak
biasanya terdapat ujung yang lebih kecil sehingga sering dikenal sebagai
wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek).

2.1 Deskripsi Proses Ammonia-2

Proses sintesis Ammonia pada pabrik Ammonia-2 menggunakan


lisensi proses Kellog Brown & Root dengan kapasitas terpasang 1000 metrik
ton/hari (MTPD) dan kebutuhan gas alam sebesar 50 MMBTU. Sintesis
ammonia dilakukan dengan bahan baku utama gas alam, udara, dan air. Proses
sintesis Ammonia pada Ammonia-2 dapat dibagi menjadi lima tahapan
berikut:

Tabel 2.2 Tahapan produksi ammonia pada pabrik Ammonia-2

1. Tahap Penyiapan Gas Umpan

Gas alam yang digunakan oleh PT PIM merupakan treated gas yang
telah diolah di PT Arun NGL. Sehingga gas ini sudah bersih dari pengotor
sulfur, merkuri, fraksi berat hidrokarbon serta air dan pengotor lain yang dapat
mengganggu kinerja proses.

Pada kondisi desain di Ammonia-2, gas alam yang memasuki


pretreatment akan terlebih dahulu dimurnikan dari kandungan hidrokarbon
fraksi berat melalui Natural Gas Knock Out Drum (61-200-F). Pengoperasian
unit Natural Gas KOD pada tekanan 33 kg/cm2 memungkinkan terjadinya
pengembunan dari hidrokarbon fraksi berat sedangkan fraksi ringan masih
berwujud gas sehingga dapat terpisah dengan sendirinya.
2. Tahap Pembuatan Gas Sintesis
Gas sintesis yang merupakan campuran dari H2, CO, dan CO2 dibuat
dengan mereaksikan gas alam yang telah bersih dari pengotor pada tahap
pretreatment.Gas sintesis dibuat melalui dua tahapan, yaitu reforming dan
shift conversion. Reforming dilakukan pada unit Primary dan Secondary
Reformer, sedangkan shift conversion terjadi pada unit HTSC dan LTSC.
Berikut diuraikan proses yang terjadi di dalam unit tersebut.
a. Primary Reformer

Gas alam bebas pengotor masuk ke dalam Primary Reformer (61-101-


B). Pada primary reformer terjadi reaksi reformasi kukus-gas alam
membentuk gas sintesis, yaitu CO, CO2, dan H2 dengan katalis berbasis nikel
(nikel oksida).Selain itu dilakukan pula konversi hidrokarbon fraksi berat yang
masih tersisa menjadi metana.Berikut adalah rangkaian reaksi yang terjadi di
dalam unit Primary Reformer (61-101-B).(Toyo Engineering Corporation,
2002).

Reaksi pembakaran : CH 4 + O2 � CO2 + H 2O + Q


Reaksi konversi : Hidrokarbon Fraksi Berat + H 2O � CH 4 + CO2
Reaksi reformasi ���
: CH 4 + H 2O ���CO + 3H 2 (endothermic)
���
CO + 2 H 2O ���CO2 + 2 H 2 (exothermic)

Reaksi keseluruhan dari reformasi gas sintesis bersifat endotermis dan


berlangsung pada rentang temperatur 780-820oC dan tekanan 37,19 kg/cm2G.
Perbandingan steam to carbon ratio dipilih berkisar pada 3,2 mol/mol.

b. Secondary Reformer

Reaksi yang dilangsungkan pada Secondary Reformer (61-103-D)


bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yang sudah dilangsungkan pada
Primary Reformer. Hal ini dilangsungkan karena keterbatasan konversi yang
bisa dilakukan di primary reformer yang masih menyisakan kandungan
metana sebesar 12,5%. Seperti yang terdapat dalam primary reformer, reaksi
di unit ini dibantu dengan menggunakan katalis berbasis nikel (nikel oksida)
serta dibantu oleh pembakaran udara yang dipanaskan terlebih dahulu hingga
670oC.

c. High Temperature Shift Converter(61-104-D1)

Proses yang berlangsung pada unit ini adalah reaksi pergeseran CO


menjadi CO2 dan H2 dengan katalis berbasis besi. Melalui proses ini,
kandungan CO pada HTSC diturunkan menjadi 3,53%. Reaksi yang terjadi di
dalam unit HTSC adalah sebagai berikut.

CO + H 2OFeOx uuuuur 2 + H 2
uuuuuuu/uCrOxCO
Reaksi WGS adalah reaksi kesetimbangan yang bersifat eksotermik, sehingga
kenaikan temperatur akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan dan
penurunan konversi.

d. Low Temperature Shift Converter(61-104-D2)

Perbedaan unit LTSC dan HTSC adalah temperatur operasi yang


digunakan. Proses yang terjadi dalam unit LTSC sama dengan proses yang
terjadi pada HTSC, yang berbeda pada LTSC reaksi dilangsungkan pada
temperatur reaksi yang lebih rendah agar konversi kesetimbangan yang
dicapai lebih tinggi. Reaksi berlangsung pada tekanan 30 kg/cm2G dan
temperatur 246 oC dengan bantuan katalis Cu/Zn. Kandungan CO keluaran
Low Temperature Shift Converterdikontrol agar memiliki nilai maksimal
0,5%.

3. Tahap Pemurnian Gas Sintesis

Gas sintesis yang telah terbentuk di tahap sebelumnya dimurnikan dari sisa
reaktan melalui rangkaian unit operasi. Tahap ini terdiri dari Main
CO2Removal untuk menghilangkan sisa CO2dan Methanation untuk
menghilangkan sisa CO dan CO2 yang masih tersisa dengan
mengkonversikannya menjadi CH4.
4. Tahap Pembuatan Ammonia

Unit Ammonia-2 PT PIM menggunakan jalur sintesis Ammonia


menggunakan reaksi dari H2 dan N2. Sehingga sintesis Ammonia dilakukan
dengan mengkompresikan gas keluaran Methanator dan mengumpankannya
ke dalam Ammonia Converter (61-105-D) dengan rasio H2/N2 : 3/1. Reaksi
yang terjadi pada reaktor sintesis Ammonia adalah sebagai berikut.

3H 2 + N 2 uur 2 NH 3 + Q
Fe

Reaksi sintesis amoniak merupakan reaksi eksotermis, sehingga panas yang


dihasilkan oleh reaksi dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan steam pada
unit 123-C1/C2.

5. Tahap Pemurnian Ammonia

Pemurnian Ammonia dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi


Ammonia yang berada di dalam aliran keluaran Ammonia Synthesis Loop
dengan cara menghilangkan kandungan gas lain. Pemisahan tersebut
dilakukan melalui pendinginan dan ekspansi aliran keluaran dari Ammonia
Converter. Tahapan tersebut diberikan pada Gambar 3.38

Pendinginan amoniak keluaran dari synthesis loop dilakukan secara


bertahap dengan menggunakan tiga jenis media pendingin sebelum memasuki
Unitized Chiller yaitu BFW, umpan Ammonia Converter, dan cooling water.
Setelah melalui pendinginan tiga tahap ini, temperatur aliran turun dan berada
pada rentang 52-65oC.Ammoniacair keluaran Unitized Chiller disebut sebagai
cold product dan dialirkan ke dalam tangki penyimpan amonia. Uap amonia
yang terbentuk dari ekspansi bertahap dikompresi ulang dan dialirkan menuju
refrigerant receiver dan didinginkan kembali di dalam proses
6. Tahap Recovery

Pada pabrik Ammonia-2, terdapat dua buah unit recovery, yaitu


Ammonia Recovery Unit (ARU) dan Hydrogen Recovery Unit (HRU). ARU
berfungsi untuk mengambil NH3 yang berada dalam purge gas, sedangkan
HRU berfungsi untuk melakukan recovery H2 yang berada dalam purge gas
dan untuk mengambil tail gas yang mengandung CH4 dan H2. Proses recovery
yang dilakukan dalam ARU dimulaidengan penyerapan NH3 dengan air pada
Scrubber.

Anda mungkin juga menyukai