Anda di halaman 1dari 12

TEORI KOGNITIF

DALAM
AL-QUR’AN

Minanur Rohman
(Universitas Brawijaya Malang)
JurnalJuliPusaka

Many experts have proposed theory of learning mathematics, namely,


“how a mathematical concept can exist in the students’ minds “. Piaget
- Desember 2014

stressed that abstraction is an important thing when learning math


concepts. As for David Tall, abstraction capability is also required in
addition to the awareness that there are symbols in mathematics. How
the Qur’an describes the idea of learning mathematics?
Keywords: Teori kognitif, abstraction, conception, teori kognitif dalam
74

al-Qur’an
Pengetahuan uan pemahaman yang berbeda-beda,
(Sudut Pandang Filsafat) sehingga masing-masing siswa memi-
Pada saat siswa mempelajari suatu liki content suatu konsep yang berbe-
pengetahuan, maka sebenarnya siswa da-beda. Anna Sfard memberikan isti-
tersebut sedang mempelajari suatu lah concept dan conception yang sesuai
gejala yang ada dihadapannya. Geja- dengan fenomena tersebut. Istilah con-
la-gejala anorganik akan memberikan cept digunakan pada saat matematika
informasi sebagai realitas alam den- dilihat dalam bentuk formal melalui
gan batasan-batasan definitif sebagai definisi. Conceptions merujuk pada
konsep yang serba fisik. Gejala atau representasi dan asosiasi siswa (inter-
fenomena organik akan memberikan nal) yang diakibatkan oleh concept.2
informasi sebagai realitas-realitas Concept dan conception itu sendiri
yang tergambarkan secara definitif di bergantung pada proses dan cara yang
dalam konsep-konsep serba biologik. dilakukan siswa pada saat mempelajari
Realitas-realitas organik dan anorgan- suatu konsep.
ik tersebut dengan kata lain merujuk Menurut Langeveld, dibutuhkan
langsung kepada alam empirik objek- pengamatan, objek (matematika) yang
tif, sehingga konsep-konsep yang dila- diamati (supraorganik), dan kesadaran
hirkannya bersifat kongkrit. pada saat siswa mempelajari konsep
Sebagian besar konsep matema- matematika.3 Sebagai contoh, siswa
tika tidak merujuk langsung kepada kelas XI SMA yang mempelajari kon-
alam organik dan anorganik, akan sep limit fungsi, pada awalnya siswa
tetapi lebih bersifat supraorganik yang akan melakukan pengamatan terhadap
sifatnya lebih abstrak (lebih tak ter- prosedur-prosedur yang berlaku dalam
aba). Realitas supraorganik itu lebih limit fungsi (sebagai objek yang diama-
berupa suatu konstruksi rasional yang ti). Hasil pengamatan awal siswa terse-
membentuk mental image kognitif but mungkin adalah melihat kemiri-
yang lebih imajinatif. Konsep matema- pan antara konsep fungsi dengan kon-
tika yang menjadi representasi fenom- sep limit fungsi. Setelah pengamatan
ena supraorganik tersebut hanya dapat dilakukan berulang-ulang, maka siswa
dikatakan, tetapi tidak akan segera akan memiliki kesadaran tentang per-
dapat ditunjukkan wujudnya. bedaan antara konsep fungsi dan kon-
Pusaka

sep limit fungsi. Kesadaran tersebut


Ontologi dari pengetahuan adalah meliputi kesadaran hubungan antara
isi dari pengetahuan itu sendiri.1 Isi definisi, prosedur, dan teorema kon-
dari suatu konsep matematika meli- sep limit fungsi dengan semua aturan
puti definisi, prosedur, simbol, atau yang berlaku dalam konsep fungsi.
Juli - Desember 2014

mungkin teorema yang berlaku da- Asumsi Langeveld ini tidak lain adalah
75 Jurnal

lam konsep tersebut. Siswa terkadang epistemologi dari ilmu pengetahuan


(mungkin sering) memiliki isi dari (matematika) itu sendiri.
konsep –yang dipelajarinya- yang tidak
sama dengan isi konsep sebenarnya. Filsafat pendidikan juga memba-
Hal tersebut terjadi karena setiap siswa 2 Anna Sfard,“On The Dual Nature of Math-
ematical Conceptions : Reflections on Processes and
memiliki daya tangkap dan kemamp- Objects as Different Sides of The Same Coin”, Educational
Studies in Mathematics Volume 22. Kluwer Academic
1 Agus Prasetya, Filsafat Pendidikan untuk IAIN, Publisher 1991, hlm. 3
STAIN, PTAIS, (Bandung : Pustaka Setia 1997), hlm. 87 3 Agus Prasetya, Filsafat Pendidikan…., hlm. 111
has aksiologi dari ilmu pengetahuan, mungkin saja dia dapat menghubung-
yaitu nilai yang terkandung dalam kan definisi tersebut dengan kaidah ag-
ilmu pengetahuan. Nilai ilmu pengeta- ama tertentu. Siswa sadar bahwa ketika
huan antara lain adalah nilai nikmat, dia berusaha -usaha dapat dianggap
nilai guna, nilai intelek, nilai estetika, sebagai variabel x dan siswa sebagai
nilai etika, dan nilai religi.4 Matemati- variabel f(x)- untuk mendekati tuhan
ka adalah salah satu jenis ilmu peng- dengan cara tertentu – cara tertentu
etahuan, sehingga dalam matematika sebagai variabel c, dan tuhan sebagai
terdapat pila nilai-nilai tersebut. variabel L-, selamanya siswa tersebut
Contoh dari nilai intelek yang tidak akan sama dengan tuhan (baik
terkandung dalam matematika mung- sifat, wujud, atau zat tuhan itu sendiri).
kin adalah kemampuan siswa dalam Terlihat jelas bahwa nilai religi dari
menyelesaikan permasalahan atau ilmu matematika bergantung pada pe-
soal matematika. Ketika siswa mampu mahaman agama siswa itu sendiri.
menemukan solusi dari permasala- Yang menjadi permasalahan ada-
han tersebut, maka siswa akan merasa lah, apakah siswa mengetahui tentang
senang, begitu juga sebaliknya. Peras- adanya nilai-nilai yang terkandung
aan siswa tersebut dapat dipandang dalam ilmu matematika itu sendiri.
sebagai nilai nikmat yang muncul dari Sehubungan dengan permasalahan
ilmu matematika. Sedangkan solusi tersebut, al-Ghozali mengutip pendap-
dari permasalahan matematika yang at al-Khalil bin Ahmad tentang adanya
ditemukan siswa tersebut dapat di- empat kemungkinan, yaitu : 1) tahu
pandang sebagai nilai guna dari ilmu bahwa dirinya tahu, 2) tahu bahwa di-
matematika. Setelah siswa melakukan rinya tidak tahu, 3) tidak tahu bahwa
banyak latihan problem solving matem- dirinya tahu, dan 4) tidak tahu bahwa
atika, maka siswa mungkin dapat dirinya tidak tahu.5 Perbedaan antara
menemukan cara baru untuk menyel- jenis siswa pertama dan kedua dengan
esaikan permasalahan tersebut. Solusi jenis siswa ketiga dan keempat terle-
baru yang ditemukan siswa itu dapat tak pada kesadaran siswa itu sendiri.
dianggap sebagai nilai estetika dari Kesadaran ini begitu penting, karena
ilmu matematika. Nilai etika yang ter- dengan siswa menyadari sepenuhnya
kandung dalam matematika mungkin apa yang sedang dipelajari, maka siswa
JurnalJuliPusaka

timbul dari aturan-aturan matematika akan mampu menggali nilai-nilai yang


itu sendiri. Mungkin saja siswa yang terkandung dalam ilmu matematika.
terbiasa melakukan prosedur-prose-
dur matematika dengan sendirinya Kesadaran yang dapat memberi-
akan memiliki kesadaran bahwa hidup kan keyakinan akan suatu konsep
tidak terlepas dari aturan dan norma tersebut telah dipelajari oleh Ausbel.
- Desember 2014

yang berlaku di suatu masyarakat. Dalam pandangan filsafat Ausbel,


Nilai religi adalah nilai yang abstrak pengetahuan kehilangan tujuan utama-
dan memerlukan kesadaran agama nya jika tidak memberikan pemaha-
yang mendalam. Siswa yang mempe- man yang mendalam tentang isi dari
lajari definisi informal limit – untuk x pengetahuan itu sendiri.6 Oleh sebab
5 al-Ghozali, Ihya ‘Ulūm al-Dīn Li Hujjah al-Islām
mendekati c maka f(x) mendekati L-, al-Ghozālī, Editor: Badwai Thobanah, (Surabaya: Hidayah,
76

tth), hlm.52
4 Ibid, hlm. 135-136 6 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam
itu, keyakinan pemahaman suatu lah abstraksi yang muncul dari suatu
pengetahuan memiliki arti yang san- konsep yang sudah dimanipulasi den-
gat penting, apalagi jika pengetahuan gan konsep lain yang berhubungan.11
tersebut merupakan dasar untuk mem- Dengan kata lain, pseudo-empirical
peroleh pengetahuan lain. abstraction adalah abstraksi terhadap
Kegiatan Abstraksi Dalam objek matematika yang sudah diberi
Matematika tindakan. Reflective abstraction adalah
abstraksi yang muncul dari mental
Seperti yang telah disinggung siswa berupa action (pseudo-empirical
pada awal tulisan, bahwa konsep abstraction) dan operation (empirical
matematika adalah konsep abstrak, abstraction) yang dilakukan oleh siswa
yang penulis menyebutnya sebagai terhadap objek yang dipelajari.12 Den-
pengetahuan supraorganik. Siswa gan reflective abstraction, siswa akan
yang mempelajari konsep matematika menemukan bentuk suatu konsep yang
diharuskan melakukan suatu proses melibatkan konsep lain yang terkait.
yang bertujuan untuk membuat suatu Dalam kasus limit fungsi, siswa
pengertian (conception) dari konsep melakukan abstraksi yang fokus terh-
tersebut. Menurut Piaget, “The (math- adap konsep limit fungsi, baik abstrak-
ematical) abstraction is drawn not from si terhadap definisi, prosedur,dan teo-
the object that is acted upon, but from rema limit fungsi. Ketika siswa sering
the action itself. It seems to me that this melakukan empirical abstraction, maka
is the basic of logical and mathematical siswa akan melihat adanya hubungan
abstraction”.7 Proses membuat penger- antara konsep limit fungsi dengan
tian dari konsep matematika tersebut konsep fungsi, sehingga siswa dengan
tidak lain adalah abstraction terhadap sendirinya melakukan pseudo-empir-
operasi-operasi matematika. Gray dan ical abstraction. Reflective abstraction
Tall mendefinisikan abstraksi sebagai, terjadi ketika siswa sudah memberikan
dually a process of ‘drawing from’ a refleksi internal terhadap konsep fung-
situation and also the concept (the ab- si dan konsep limit fungsi, sehingga
straction) output by that process.8 Piaget siswa membuat kesatuan utuh dari
mengusulkan tiga macam abstraksi, konsep limit fungsi dan konsep fungsi.
empirical abstraction, pseudo-empirical
abstraction, dan reflective abstraction.9 Sekilas reflective abstraction ter-
Pusaka

lihat sebagai puncak abstraksi yang


Emperical abstraction adalah ab- dapat dilakukan oleh siswa. Akan
straksi yang muncul dari konsep itu tetapi, reflective abstraction belum
sendiri.10 Artinya, abstraksi tersebut memberikan jaminan tentang keyak-
fokus pada satu konsep dan tidak inan siswa tentang suatu konsep yang
Juli - Desember 2014

melibatkan konsep matematika yang dipelajarinya. Dalam kasus limit fungsi


77 Jurnal

lain. Pseudo-empirical abstraction ada- di atas, walaupun siswa telah melaku-


Pendidikan, (Yogyakarta:Kanisius 1997), hlm. 61
7 Jean Piaget dalam Anna Sfard, “On The kan perenungan (reflective abstraction)
Dual….”, hlm. 17
8 (Eddie Grey dan David Tall, “Abstraction as
terhadap definisi formal limit dengan
a Natural Process of Mental Compresion”, Mathematics semua yang berkaitan dengan konsep
Education Research Journal  19 ( 2), 2007, P. 23–40.: 1)
9 David Tall, Reflections on APOS theory in Ele- 11 David Tall, Reflections on APOS…, hlm. 4
mentary and Advenced Mathematical Thinking, dipresen- 12 Piaget dalam Minanur Rohman, Identifikasi
tasikan pada PME ke 23 di Haifa, Israel , 1999. Struktur Kognitif Siswa dalam Memahami Konsep Limit
10 Jean Piaget, The Psychogenesis of Knowledge Fungsi, Skripsi Unpublished, (Surabaya: IAIN Sunan Am-
and Its Epistemology Significance, ttp: tnp, tth: 39) pel, 2012), hlm. 18
limit fungsi, siswa masih merasa kes- but compression,
ulitan untuk memahami maksud yang you may struggle a long time, step
terkandung dalam definisi formal limit by step, to work through some process
tersebut.13 Ada bentuk abstraksi lain or idea from several approaches. But
yang dapat memberikan keyakinan once you really understand it and
siswa tentang definisi formal limit have the mental perspective to see it
tersebut. as whole, there is often a tremendous
mental compression. You cal file it
Penulis berpostulat bahwa ketika
away, recall it quickly and completely
reflective abstraction dilakukan beru- when you need it, and use it as just
lang-ulang, maka reflective abstraction one step in some other mental pro-
akan membentuk hubungan-hubungan cess. The insight that goes with this
yang utuh tentang suatu konsep. Dari compression is one of the real joys of
hubungan-hubungan tersebut, siswa mathematics.14
akan melakukan abstraksi sehingga Melalui compression itulah ab-
siswa memiliki keyakinan tentang straksi-abstraksi yang dilakukan oleh
suatu konsep. Penulis menyebut ab- siswa akan berubah bukan hanya seke-
straksi yang dilakukan terhadap hubu- dar gambaran dari proses, akan tetapi
ngan-hubungan yang muncul dari mejadi gambaran konsep yang secara
reflective abstraction sebagai interactive mental siswa merasakannya sebagai
abstraction. Interactive abstraction new entity.
adalah abstraksi yang dilakukan siswa
ketika siswa menginteraksikan em- Pemahaman Menurut Skemp
pirical abstraction, pseuodo-empirical Perkins dan Blythe (1994) men-
abstraction, dan reflective abstraction. definisikan pemahaman sebagai
Dengan interactive abstraction, siswa kemampuan dalam menjelaskan, me-
akan mendapat keyakinan pemahaman nemukan bukti dan contoh-contoh,
tentang suatu konsep. Jadi, siswa yang generalisasi, dan merepresentasikan
melakukan interactive abstraction tidak suatu topik (konsep, pen.) dengan cara
hanya merenungkan suatu konsep dan yang baru. Pemahaman merupakan
memberikan refleksi terhadap konsep hal penting yang mutlak harus dimiliki
tersebut, akan tetapi sudah mendapat siswa dalam mempelajari matematika,
pemahaman mendalam yang didap- karena sebagian besar konsep matema-
atnya dengan memberi refleksi dan
JurnalJuliPusaka

tika saling berhubungan antara konsep


menginteraksikan semua hal yang ber- yang satu dengan konsep yang lain.
kaitan dengan suatu konsep. Kemampuan dalam menggunakan
Abstrakasi-abstraksi tersebut prosedur dan memahami suatu konsep
selanjutnya akan terpadatkan dalam adalah dua hal yang diperlukan dalam
mental kognitif siswa. Siswa tidak lagi mempelajari matematika.15
- Desember 2014

melihat konsep matematika sebagai Pada tahun 1976, Skemp ber-


operasi dan action, akan tetapi secara pendapat bahwa tingkat pemahaman
kualitatif merupakan kesatuan utuh.
Proses pemadatan dari abstraksi dise- 14 W. P. Thurstone, “Mathematics Education”,
Notice of the American Mathematical Society, 37, 7,
1990: 847
13 Cornou, dalam Jim Cottril, et. al., “Under- 15 Hiebert & Carpenter, dalam N. Idris, “Enhanc-
78

standing the Limit Concept: Beginning with Coordinated ing Student’s Understanding in Calculus Trough Writing”,
Process Schema”, Journal of Mathematical Behavior, 15, International Electronic Journal of Mathematic Education,
1996, hlm. 4 Volume 4, No. 1.2009, hlm. 5
ada dua, instrumental understanding teori pemahamannya. Logical under-
dan relational understanding.16 In- standing is closely related to the differ-
strumental understanding consits of ence between being convinced oneself,
the learning of an increasing number for which relational understanding is
of fixed plan, by which pupils can find sufficient, and convincing other poeple.20
their way from particular starting points Logical understanding adalah bentuk
(tha data) to required finishing points pemahaman dimana siswa merasa
(the answer of question).17 Pada tahap- yakin akan hubungan-hubungan yang
an instrumental understanding, siswa dibuatnya pada tahapan relational un-
masih melakukan prosedur-prosedur derstanding. Pada tahap pemahaman
tertentu dalam memahami suatu kon- ini, siswa telah memahami semua hal
sep. Prosedur-prosedur yang dilaku- yang berkaitan dengan suatu konsep
kan siswa tersebut masih terlihat acak, dan dia mampu menjelaskan konsep
karena siswa masih belum mengetahui tersebut kepada orang lain.
alasan tentang penggunaan prosedur Jika teori Skemp ini dihubungkan
tersebut. Sehingga Skemp berpendap- dengan abstraksi versi Piaget, maka
at bahwa instrumental understanding pada tahapan instrumental understand-
adalah tahapan dimana sebenarnya sis- ing siswa akan melakukan empirical
wa tidak memiliki pemahaman sama abstraction dan pseudo-empirical
sekali dari suatu konsep.18 Relational abstraction. Kedua abstraksi terse-
understanding consist of building up but digunakan siswa sebagai langkah
a conceptual structure (schema) from awal dalam memahami suatu konsep.
which its possesor can (in principle) pro- Setelah kedua abstraksi tersebut ser-
duce an unlimited number of plans for ing dilakukan, maka dengan sendir-
getting from any starting point within inya siswa akan melakukan reflective
his schema to any finishing point.19 Ses- abstraction dengan cara merefleksi-
udah siswa banyak melakukan latihan kan antara empirical abstraction dan
menyelesaikan masalah matematika, pseudo-empirical abstraction. Den-
maka siswa tersebut akan melihat gan reflective abstraction, siswa akan
adanya hubungan antara prosedur menyadari hubungan-hubungan yang
yang dilakukan dengan semua hal yang terdapat dalam suatu konsep, sehingga
berhubungan dengan prosedur terse- pemahaman siswa tersebut dapat dika-
but. Siswa mengetahui alasan menggu-
Pusaka

takan berada pada tahapan relational


nakan prosedur, baik alasan tersebut understanding. Selanjutnya, dengan
muncul dengan menghubungkan intercative abstraction, siswa mengin-
prosedur dengan definisi suatu konsep, teraksikan antara abstraksi-abstraksi
teorema, dan sebagainya. Pada saat sebelumnya. Interactive abstraction
Juli - Desember 2014

itulah pemahaman siswa berada pada ini akan memberikan keyakinan sis-
79 Jurnal

tahapan relational understanding. wa tentang pemahaman suatu konsep


Pada tahun 1979, Skemp memberi yang dimilikinya, sehingga pemaha-
tambahan logical understanding pada man siswa tersebut dapat dianggap
berada pada tahapan logical under-
16 Richard R. Skemp, “Relational Understanding
and Instrumental Understanding”, dipublikasikan pertama standing.
kali dalam Mathematics Teaching, 77, 1976, hlm. 13
17 Ibid, hlm. 14
18 Ibid, hlm. 2
19 Ibid, hlm. 14-15 20 N. Idris, “Enhancing Student’s…, hlm. 38
Menyadari Arti Simbol dalam Gambar 1. Simbol Sebagai Panduan
Matematika antara Proses dn Konsep untuk
Membentuk Procept
Siswa akan selalu menemui sim-
bol-simbol pada saat mempelajari sua- Konsep limit fungsi memiliki sim-
tu konsep matematika. Pada mulanya bol berupa limitx→c f(x). Simbol tersebut
siswa tidak mengatahui maksud dari dapat menunjukkan proses mendekati
simbol-simbol tersebut. Setelah proses dan konsep berupa nilai/hasil limit.
waktu yang cukup, siswa mendapatkan Ketika siswa sudah mahir melakukan
informasi baru yang terkandung dalam prosedur-prosedur untuk mencari
simbol-simbol tersebut. Hal ini telah nilai limit, dan dia mengetahui hubu-
di teliti oleh Grey dan Tall, a major ngan-hubungan antara unsur-unsur
source of the generative power of math- yang terdapat dalam kosep limit, maka
ematics is in the use of symbols.21 Sim- dapat dikatakan konsep limit fungsi
bol-simbol tersebut menyediakan cara berubah menjadi procept limit fungsi
yang mudah dalam memahami suatu bagi siswa tersebut.
konsep dan secara sederhana menja- Penjelasan al-Qur’an tentang
di panduan antara simbol dari suatu Konstruksi Konsep Matematika
konsep dengan proses yang ada dalam
Karena al-Qur’an berbahasa arab,
konsep tersebut.22 Ide bahwasanya da-
maka penjelasan tentang ayat-ayat
lam simbol terdapat proses dan kon-
yang ada akan menggunakan kaidah
sep, dimana simbol tersebut juga dapat
bahasa arab. Kegiatan abstraksi secara
menunjukkan proses dan objek sebagai
eksplisit telah ada dalam al-Qur’an.
hasil dari proses disebut procept,
Pada surat al-‘Alaq ayat 1 disebutkan,
We define a procept to be a com-
bined mental object consisting of
both process and concept in which the
‫ــــك َّ ِالى َخلَ َق‬ ِ ْ ‫ـــــــــر ْأ ِب‬
َ ِّ ‫س َرب‬ َ ‫ِا ْق‬
same symbolization is used to denote “Bacalah (iqra`) dengan menyebut
both process an the object which is nama Tuhanmu yang menciptakan”.
produced by the process.23 Kata yang mengawali surat ini adalah
Gambar 1 dibawah ini menunjuk- kata perintah (fi’l amr) yaitu “bacalah!”
kan tentang simbol yang menjadi pan- (iqra`). Kata iqra` sendiri berasal dari
duan antara proses dan konsep untuk kata dasar qara`a yang berarti men-
JurnalJuliPusaka

membentuk procept. gumpulkan, menyusun sesuatu dengan


teratur.24 Kata perintah –bacalah- ini
Procept tidak memiliki objek dari perintah itu
Proses
sendiri, sehingga perintah tersebut
Simbol bersifat umum.25 Artinya, manusia
Konsep diharuskan membaca apapun yang
- Desember 2014

bisa dia baca –tidak harus berupa


21 David Tall dan Eddie Grey, Success and Failure tulisan-, sehingga manusia terbiasa
in Mathematics : Procept and Prosedure, 1. A primary
Prespective¸ Workshop Mathematics Education and Com- untuk berpikir. Dalam konteks pen-
puters, Taipei National University, April 1992, hlm. 1
22 David Tall, Symbols and the Bifurcation be- gertian iqra` seperti itu, maka sebenar-
tween Procedural and Conceptual Thinking, disampaikan 24 Mahmud Yunus, Qāmūs ‘Arabiy-Indunisiy, (Ja-
pada International Conference on Teaching Mathematics karta: Hida Karya Agung 1990), hlm. 335
25 Muhammad bin A. Malik al-Andalusy, Matan
80

at Pythagorion, Samos, Yunani, Juli 1998, hlm. 4


23 David Tall dan Eddie Grey, “Success and …., Alfiyyah, cet. 20, Penerjemah: Moch. Anwar, (Bandung:
hlm. 4 PT al-Ma’arif, tth), hlm. 52
nya manusia diharuskan melakukan merasakan bahwa konsep limit sebagai
perenungan, yang tidak lain berupa bagian internal dari dirinya dan dia
abstraksi. Pengertian iqra` yang tidak belum membuat gambaran utuh ten-
memiliki objek tersebut sesuai dengan tang konsep limit dalam pikirannya.
pengetahuan matematika yang bersifat Siswa tersebut harus merubah gaya
supraorganik. bacanya dari iqra` bi al-‘ain menjadi
Matematika adalah pengetahuan iqra` bi al-‘aql. Ketika siswa terus me-
yang berangkat dari definisi yang mana nerus melakukan iqra` bi al-‘aql, maka
definisi itu sendiri sulit untuk dijelas- dia akan membaca –secara mental/
kan dengan menggunakan bahasa abstraksi- hubungan-hubungan yang
sehari-hari. Sebagai contohnya adalah terdapat dalam konsep limit, dan
walaupun siswa sudah mempelajari kemudian membuat gambaran (mental
limit fungsi, akan tetapi sulit untuk image) konsep limit dalam pikirannya.
menjelasakan definisi limit dengan Melalui iqra` bi al-‘aql inilah siswa
menggunakan bahasa mereka sendiri.26 dapat membuat concept image dalam
Siswa akan membuat pengertian dari pikirannya. Tanpa iqra` bi al-‘aql,
limit tersebut dengan mangakumu- mustahil terbentuk concept image dari
lasikan pengalaman mereka tentang konsep matematika yang dipelajari
konsep limit fungsi.27 siswa tersebut. Jadi iqra` bi al-‘aql akan
merubah cara berpikir matematika
Konsep iqra` al-Qur’an dapat dari kuantitatif (perhitungan-perhitun-
mengatasi permasalahan tersebut. Di gan) menjadi kualitatif (skema konsep
sini penulis membagi dua jenis iqra`, tanpa melibatkan perhitungan).
yaitu iqra` bi al-‘ain (bacalah dengan
mata) dan iqra` bi al-‘aqi (bacalah Pada ayat yang sama, juga ter-
dengan akal/pikiran). Siswa yang ter- dapat kalimat
biasa iqra` bi al-‘ain akan menemukan ‫ــــك َّ ِالى َخلَ َق‬ ِ ْ ‫ِب‬
َ ِّ ‫س َرب‬
kesulitan dalam memahami konsep
limit yang abstrak. Biasanya siswa yang “dengan menyebut nama Tuhanmu
melakukan iqra` bi al-‘ain adalah siswa yang menciptakan”. Huruf ba’ pada
yang baru mempelajari suatu konsep ْ ِ‫ب‬
‫اس ِم‬
awal kalimat secara gramatikal
arab menunjukkan arti li al-isti’aah,
matematika. Ketika siswa melakukan
iqra` bi al-‘ain, maka dia akan me- yakni kalimat yang jatuh sesudahnya
Pusaka

lihat sekumpulan prosedur dan belum adalah alat untuk melakukan sua-
menyadari keterkaitan antar prosedur, tu pekerjaan. Jadi huruf ba’ tersebut
simbol, dan definisi konsep terse- mengisyaratkan bahwasanya mem-
but. Siswa tersebut masih merasakan baca tersebut harus dimulai dengan
Juli - Desember 2014

konsep bersifat kuantitatif, artinya penyebutan nama Tuhan. Selain itu,


dia masih merasa bahwa konsep yang kalimat “yang menciptakan” menun-
81 Jurnal

dipelajarinya adalah langkah-langkah jukkan bahwa manusia –yang sedang


perhitungan. Hal kecil inilah yang membaca- adalah diciptakan oleh
sebenarnya menjadi masalah utama Tuhan. Susunan kalimat ini secara
yang menyulitkan siswa tersebut dalam keseluruhan akan memberikan makna
memahami limit, karena dia masih bahwa tujuan utama dari membaca
26 lihat Minanur Rohman, Identifikasi Struktur…,
hlm. 102-103
–mempelajari matematika- adalah un-
27 David Tall, “Success and Failure…, hlm. 2
tuk mendekatkan diri pada Tuhan. Hal orang yang mendapat petunjuk.”28
inilah yang menjadi pembeda antara Al-Rāghib al-Asfahāni menya-
teori kognitif ilmuwan barat dengan takan secara singkat bahwa hikmah
teori kogitif al-Qur’an. Sayangnya, adalah sesuatu yang mengena kebe-
pendidikan di Indonesia tidak bisa me- naran berdasar ilmu dan akal. Menurut
mediasi pesan Tuhan yang terselubung Thabathaba’i, hikmah adalah argumen
tersebut. yang menghasilkan kebenaran yang
Pada ayat ketiga disebutkan, tidak diragukan, tidak mengandung
kelemahan dan kekaburan. Pakar
‫قـــر ْأ َو َرب ُّ َك َاأل ْك َر ُم‬
َ ‫ِا‬ tafsir al-Biqa’i menggaris bawahi yakni
orang yang memiliki hikmah, harus
“bacalah dan Tuhanmulah yang
yakin sepenuhnya tentang pengeta-
Maha Pemurah”. Pengulangan kata
huan dan tindakan yang diambilnya,
secara gramatikal arab menunjukkan
sehingga dia tampil dengan penuh per-
makna taukid (penguatan), sehing-
caya diri, tidak berbicara dengan ragu-
ga kegiatan membaca –baik iqra` bi
ragu, atau kira-kira dan tidak pula
al-‘ain maupun iqra` bi al-‘aql - ada-
melakukan sesuatu dengan coba-coba.29
lah suatu hal yang sangat -kata san-
Al-mau’izhah al-hasanah (pengaja-
gat muncul sebagai efek dari pen-
ran yang baik) adalah uraian yang
guatan- penting sebagai sarana dalam
menyentuh hati yang mengantar kepa-
mendekatkan diri kepada Tuhan.
da kebaikan. Hal tersebut bisa terjadi
Al-Qur’an juga menjelaskan bila penyampaiannya disertai dengan
(ijtihad penulis) bahwasanya kegiatan pengamalan dan keteladanan dari yang
membaca yang dilakukan siswa terse- menyampaikannya. Jidāl (bantahan)
but akan membawa struktur kognitif adalah diskusi atau bukti-bukti yang
siswa pada tahapan-tahapan tertentu. mematahkan alasan atau dalih mitra
Pada surat an-Nahl ayat 125 dijelaskan diskusi dan menjadikannya tidak dapat
bahwa: bertahan, baik yang dipaparkan itu
diterima oleh semua orang maupun
‫ـك ِب ِحل ْكَ ـ ِة َو الـ َمـــ ْـو ِع َظ ِة‬ َ ‫ُا ْد ُع إ َِل َس ـ ِب ْي ِل َربِّـ‬ hanya oleh mitra bicara.30
‫ه أَ ْح َس ُن إ َِّن‬ َ ِ ‫احلـ ََســـــــنَ ِة َو َجا ِدلْـــه ُْم ِبلَّتــِى‬ Dalam kitab tafsir al-Misbah dan
Fī Zhilāl al-Qur`ān mengisyaratkan
‫ـك ُهـ َـو أَ ْعـ َ ُـم بِـــ َم ْن ضَ ـ َّل َعـ ْـن َسبِــــ ْي ِ ِل َو ُهـ َـو‬
JurnalJuliPusaka

َ ‫َربَّـ‬ bahwa hikmah, mau’izhah hasanah,


dan jidāl adalah metode untuk berdak-
‫أَ ْع َ ُل ِبلـ ـ ُمهْتَ ِد ْي َن‬ wah. Berdakwah yang dimaksud ada-
“Serulah kepada jalan Tuhanmu lah berdakwah agar individu menjadi
dengan hikmah dan pengajaran yang lebih baik dengan jalan memahami
- Desember 2014

baik (mau’izhah hasanah) dan ban- agama. Kata pemahaman di sini bisa
tahlah (jidal) mereka dengan cara berarti lebih luas. Pada surat al-‘Alaq
yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, terdapat pengertian bahwa tujuan ilmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang adalah untuk mendekatkan diri kepa-
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan da Tuhan. Matematika termasuk ilmu,
Dialah yang lebih mengetahui orang- 28 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah Volume 7,
82

Cet. IX, Jakarta: Lentera Hati 2007, hlm. 385


29 Ibid
30 Ibid
sehingga matematika dapat digunakan sebagai jalan mendekatkan diri kepada
Tuhan.
Jika dihubungkan dengan surat al-‘alaq -ayat 1 dan 3- dan struktur kognitif
siswa, maka mau’izhah hasanah adalah tahap dimana siswa mulai mentrans-
formasi dasar objek yang dipelajari, yaitu dengan memberikan uraian berupa
sifat-sifat objek yang dipelajari dan mengasimilasi ke dalam skema yang ber-
hubungan dengan objek yang dipelajari oleh individu tersebut. Model abstraksi
yang dilakukan siswa adalah iqra` bi al-‘ain.
Ketika mau’izhah hasanah yang dimiliki siswa belum dipahami benar, maka
akan secara otomatis siswa mengalami kebingungan pada saat menyelesaikan
masalah matematika yang lebih rumit. Oleh karena itu, struktur kognitif perlu
melakukan jidāl sebagai sarana sarana untuk meluruskan kebingungsn siswa
tersebut. Jidāl adalah sarana agar siswa melakukan transformasi objek dengan
malakukan abstraksi lebih jauh terhadap mental image dari objek yang telah
dipelajari. Pada tahap jidāl ini mulai terjadi perubahan abstraksi dari iqra` bi al-
‘ain menjadi iqra` bi al-’aql.
Ketika siswa melakukan abstraksi dengan memberikan respon balik terh-
adap objek yang dipelajari, maka siswa tersebut memperkuat jidāl yang sudah
dilakukannya dan menuntunnya menuju hikmah, karena dengan abstraksi yang
dilakukannya akan menimbulkan keyakinan tentang objek yang dipelajari terse-
but. Pada tahapan hikmah inilah siswa telah menyeimbangkan antara iqra` bi
al-‘ain dan iqra` bi al-’aql, sehingga muncul keyakinan baru tentang konsep yang
dipelajarinya.

Objek Mau’izhah Jidāl


iqra` bi al-‘ain Hasanah iqra` bi al-‘ain

iqra` bi al-’aql iqra` bi al-’aql


iqra` bi al-‘ain
Pusaka

Hikmah

digunakan untuk
mempelajari
Juli - Desember 2014
83 Jurnal

Objek baru yang


lain

Gambar 1. Skema Proses Pembentukan Konsep Baru dalam Pikiran Siswa


Kesimpulan
Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan perkembangan
struktur kognitif menurut al-Qur’an. Kita juga dapat melihat
bahwa abstraksi iqra` mempengaruhi tingkatan struktur kogni-
tif tersebut. Di sisi lain, perbedaan utama antara teori kognitif
al-Qur’an dengan teori kognitif barat bahwa tujuan utama dari
pembelajaran adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Seyogyanya guru dapat menyelipkan nilai-nilai ketuhanan
pada saat menjelaskan suatu konsep, sehingga siswa terbiasa
untuk mengingat Tuhannya. Esensi nilai ketuhanan ini sangat
penting, karena fungsi guru adalah mendidik, bukan mengajar.
Penulis mempersilahkan orang lain yang membaca artikel ini
untuk mengembangkan apa yang ada dalam tulisan ini. []
JurnalJuliPusaka
- Desember 2014
84
Daftar Pustaka
al-Ghazali, Muhammad, Abu Hamid, (tth), Ihyā` ‘Ulum al-Dīn Li hujjah al-Islām al-
Ghozāli, Editor: Badwai Thobanah, Surabaya: Hidayah.
Cottrill, Jim , et. al., 1995, “Understanding the Limit Concept: Beginning with Coordinated
Process Schema”, Journal of Mathematical Behavior, 15.
Gray, Eddie dan Tall, David, 2007, “Abstraction as a Natural Process of Mental Compresion”,
Mathematics Education Research Journal  19 ( 2), P. 23–40.
Himonas, Alex, and Howard, Alan, 2003, Calculus, Ideas & Application, New Jersey : Jhon
Wiley & Sons, Inc.
Idris, N., 2009, “Enhancing Student’s Understanding in Calculus Trough Writing”,
International Electronic Journal of Mathematic Education, Volume 4, No. 1.
Muhammad bin A. Malik al-Andalusy, (tth), Matan Alfiyyah, cet. 20, Penerjemah: Moch.
Anwar, Bandung: PT al-Ma’arif.
Piaget, Jean, (tth), ”The Psychogenesis of Knowledge and Its Epistemology Significance”.
Prasetya, Agus, 1997, Filsafat Pendidikan untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung : Pustaka
Setia.
Rohman, Minanur, 2012, Identifikasi Struktur Kognitif Siswa dalam Memahami Konsep
Limit Fungsi, Skripsi Unpublished, Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
Quthb, Sayyid, 2003, Fi Zhilāl al-Qur`ān Jilid 7, Penerjemah: As’ad Yasin dkk., Jakarta:
Gema Insani Press.
Quthb, Sayyid, 2003, Fi Zhilāl al-Qur`ān Jilid 12, Penerjemah: As’ad Yasin dkk., Jakarta:
Gema Insani Press.
Sfard, Anna, 1991, “On The Dual Nature of Mathematical Conceptions : Reflections on
Processes and Objects as Different Sides of The Same Coin”, Kluwer Academic
Publisher: Educational Studies in Mathematics Volume 22.
Skemp, Richard R. , 1976, “Relational Understanding and Instrumental Understanding”,
dipublikasikan pertama kali dalam Mathematics Teaching, 77.
Shihab, M. Quraish, 2007, Tafsir al-Misbah Volume 7, Cet. IX, Jakarta: Lentera Hati.
_________, 2007, Tafsir al-Misbah Volume 8, Cet. IX, Jakarta: Lentera Hati.
_________,2007, Tafsir al-Misbah Volume 15, Cet. IX, Jakarta: Lentera Hati.
Suparno, Paul, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta:Kanisius.
Tall, David, 1999, “Reflections on APOS theory in Elementary and Advenced Mathematical
Pusaka

Thinking”, dipresentasikan pada PME ke 23 di Haifa, Israel.


Tall, David, et. al., 1998, “Symbols and the Bifurcation between Procedural and Conceptual
Thinking, given at the International Conference on Teaching Mathematics at
Pythagorion, Samos, Greece in July 1998.
Juli - Desember 2014

Tall, David dan Eddie Grey, 1992, “Success and Failure in Mathematics : Procept and
Prosedure, 1. A primary Prespective”¸ Workshop on Mathematics Education and
85 Jurnal

Computers, Taipei National University, April 1992.


Thurston, W. P., 1990, “Mathematics Education”, Notice of the American Mathematical
Society, 37, 7.
Yunus, Mahmud, 1990, Qāmuus ‘Arabiy-Indunisiy, Jakarta: Hida Karya Agung.

Anda mungkin juga menyukai