Anda di halaman 1dari 39

TEHNIK BUDIDAYA DAN ANALISIS KELAYAKAN

USAHATANI KANGKUNG DARAT (IPOMOEA


REPTANA MOIR)

O
L
E
H

MUHAMAD FADLI NUWA


614416030

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya, sehingga kami sebagai peneliti dapat menyelesaikan Laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah
USAHA TANI dengan judul “TEHNIK BUDIDAYA DAN ANALISIS

0
KELAYAKAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (IPOMOEA REPTANA
MOIR)”
Dalam penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi namun
dengan semangat dan kerjasama peneliti dan dibantu semua pihak akhirnya
penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk lebih baik dalam penulisan laporan selanjutnya.

Gorontalo, 10 Desember 2019

Peneliti

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Bab I.Pendahuluan .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................... 2

Bab II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 3


2.1 Tinjauan Usaha Tani ................................................................ 3
2.2 Keterkaitan Usahatani Dengan Agribisnis ............................... 4
2.3 Faktor-Faktor Produksi Usahatani ........................................... 5
2.4 Tinjauan Komoditas Kangkung ............................................... 6
2.5 Identifikasi Dan Teknik Budidaya Kangkung Darat ............... 9
2.6 Teori Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan Dalam Usahtani ... 11
2.7 Tinjauan Pemasaran ................................................................. 13
Bab III. Metode Pelaksanaan Dan Praktikum ................................................ 19
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ............................................. 19
3.2 Teknik Budidaya ..................................................................... 19
3.3 Metode Perhitungan Biaya dan Penerimaan ............................ 20
3.4 Metode Perhitungan Pendapatan ............................................. 22
3.5 Metode Perhitungan Kelayakan Usahatani ............................. 22
Bab IV. Hasil Dan Pembahasan .................................................................... 24
4.1 Gambaran Umum Budidaya Kangkung Darat ........................ 24
4.2 Gambaran Umum Kegiatan Pemasaran Kangkung Darat ....... 26
4.3 Hasil Perhitungan Kelayakan UsahaTani Kangkung .............. 27
4.4 Deskripsi Permasalahan Budidaya Kangkung ......................... 28
4.5 Solusi Terhadap Permasalahan Budidaya Kangkung .............. 29
Bab V. Penutup ............................................................................................. 30
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 30
5.2 Saran ........................................................................................ 30

2
Daftar Pustaka ................................................................................................. 31
Lampiran ......................................................................................................... 33

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian menjadi salah satu sektor mata pencaharian utama masyarakat
Indonesia. Pertanian juga memiliki peran penting untuk menunjang kehidupan
masyarakat baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun industri. Pertanian
harus dijaga karena penting dalam keberlangsungan hidup. Pertanian sendiri
terdiri dari beberapa sektor yaitu perkebunan, perikanan, peternakan, tanaman
pangan, dan hortikultura. Umumnya petani di Indonesia adalah petani rakyat atau
petani kecil yang hanya memiliki modal terbatas dalam usahatani. Salah satu
sektor pertanian yang memungkinkan untuk dikelola oleh petani dengan
keterbatasan modal adalah subsektor hortikultura.
Tanaman yang termasuk ke dalam hortikultura yaitu tanaman obat atau
biofarmaka, tanaman hias, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tanaman hortikultura
yang merupakan komoditi unggulan dalam agribisnis adalah sayuran (BPS,
2014). Sayuran secara ekonomis memiliki nilai tambah dan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
apabila mampu dikelola dengan baik. Sayuran mengandung vitamin dan mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan banyak dikonsumsi di masyarakat
sehingga cukup potensial untuk dijadikan peluang usaha. Tanaman sayuran
dikelompokan menjadi dua yaitu sayuran semusim dan sayuran tahunan. Sayuran
semusim seperti selada, bayam, kangkung, buncis, kentang, dan kubis. Sedangkan
sayuran tahunan seperti jengkol, melinjo, dan petai.
Provinsi Gorontalo menjadi salah satu provinsi yang memiliki potensi dalam
bidang hortikultura. Salah satu komoditi hortikultura yang tumbuh dengan baik di
Provinsi Gorontalo adalah kangkung. Produksi kangkung tertinggi di Indonesia
tersebar di lima provinsi dengan jumlah produksi yang cukup berfluktuasi.
Kangkung memiliki dua jenis yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung
yang biasa untuk dikonsumsi adalah kangkung darat (Ipomoea Reptana Moir).
Menurut Muchtadi (2000) kangkung adalah sayuran yang tergolong sebagai
sumber serat makanan yang tinggi. Selain itu kangkung merupakan tanaman yang

4
tumbuh cepat dan tidak memerlukan perawatan khusus serta kangkung banyak
diperdagangkan karena harganya relatif murah. Umur panen kangkung relatif
singkat yaitu 25 hingga 30 hari untuk sekali musim tanam. Kangkung cukup
populer di kalangan masyarakat karena mudah didapat dan merupakan sebagai
sumber vitamin, mineral, dan serat. Tanaman kangkung termasuk sayuran yang
tahan terhadap penyakit atau penyakitnya mudah dikendalikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan pengamatan
terhadap tehnik budidaya serta analisis kelayakan usahatani pada komoditas
kangkung darat (Ipomoea Reptana Moir) yang secara tehnik pengolahan tanaman
hortikultura dilakukan pada polibag yang akan diajukan sebagai tugas matakuliah
Ilmu Usahatani.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
yaitu bagaimana tehnik dan analisis kelayakan usahatani kangkung darat
(Ipomoea Reptana Moir).

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tehnik budidaya
dan analisis kelayakan usahatani kangkung darat (Ipomoea Reptana Moir) dapat
di terapkan dan layak untuk dikembangkan dalam berusahatani lebih lanjut.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Usahatani


Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan
pendapatan petani yang lebih besar.
Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara
dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).
Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri
atau Ilmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha
dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.
Sebaliknya menurut Mosher (1968), Usahatani merupakan pertanian rakyat
dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher memberikan definisi farm
sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian
diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,
sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Kadarsan (1993), Usahatani adalah suatu tempat
dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur
produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan
berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.
Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara

6
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumber daya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ilmu usahatani adalah Ilmu terapan
yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal.
Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.

2.2 Keterkaitan Usahatani dan Agribisnis


Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil
dan pemasaran dihasilkan usahatani atau hasil olahannya.

Tataniaga penunjang:
- Dalam negeri
- Luar negeri
Lembaga Distribusi
penunjang:
 Bank penyimpanan
 Koperasi
 Lembaga pengolahan
Pendidikan
 Angkutan
 Pasar Usahatani :
 Pasca panen  Skala besar
 dll  Skala kecil

Pangan Sayuran Bunga Perkebunan Ternak ikan

Pengadaan dan penyaluran saprodi

- Bibit - pupuk - Pestisida - Mesin - Bahan - Kredit


- Benih - Obat-obatan pertanian bakar

Gambar 1. Diagram Keterkaitan antara Usahatani dengan Agribisnis (Agustina,


2011).

7
2.3 Faktor- Faktor Produksi Usahatani
Usaha tani adalah suatu kegiatan yang mengusahakan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga
memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usaha tani merupakan cara-cara petani
menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan. Penggunaan faktor-
faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Hernanto, 1989).
Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan,
modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek
manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan hasil produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi
produksi atau faktor relationship.
1. Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief,
tanah, hidrologi dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation)
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan.
Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas:
penggunaan lahan semusim, tahunan dan permanen. Penggunaan lahan
tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam
polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap
musim dengan periode biasanya kurang dari setahun.
2. Modal (sarana produksi)
Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan
menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut
disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Faktor produksi

8
seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkan kedalam
kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefenisikan sebagai
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam
sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang
relatif pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang.
Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam
proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk
membeli benih, pupuk, obat-obatan atau yang dibayarkan untuk membayar
tenaga kerja. Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari:
a) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-
kecilnya usaha modal yang dipakai makin besar skala usaha makin
besar pula modal yang di pakai.
b) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi
pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.
c) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usaha tani
(Soekartawi, 2003).

2.4 Tinjauan Komoditas Kangkung

a. Deskripsi Kangkung
Kangkung (Ipomae SP) merupakan sayuran penting tropika yang berasal
dari daerah tropis di Asia dan Afrika (Nazaruddin, 1993). Tanaman kangkung di
konsumsi dari batang hingga daun sebagai sayuran. Kedudukan kangkung,
dikenal juga sebagai kangkong bagi masyarakat luar negeri, dalam taksonomi
adalah sebagai berikut:
Diviso : Spermatophyta
Sub Deviso : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Family : Convolvulaceae
Genus :Ipomea
Spesies : Ipomea Aquatica Forsk (kangkung air atau kangkung hijau)

9
Ipomea Reptans Poir (kangkung darat atau kangkung putih)

Kangkung merupakan tanaman penetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Batang tanaman kangung berbentuk bulat panjang, berbuku-buku banyak
mengandung air (Herbaceous) dan berlubang-lubang. Tanaman kangkung
merambat atau menjalar dan memiliki percabangan yang banyak.
Kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang-cabang akar
menyabar kesemua arah dapat menembus kedalaman 60-100 cm dan melebar
secara mendatar pada radius 100-150 cm lebih, terutama jenis kangkung air.
Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan pada ketiak daunya terdapat
mata tunas yang dapat tumbuh sebagai pencabang tumbuh baru. Bentuk daun
tanaman kangkung biasanya seperti jantung hati dengan ujung rucing atau tumpul
dan memiliki warna permukaan hijau tua sehingga bagian bawah daun berwarna
hijau muda hingga keputihan.
Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah
dan berbiji, terutama jenis kangkun darat. Bentuk bunga seperi terompet dengan
daun mahkota berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk
bulat telur yang didalamnya berisi 3 biji. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
agak bulat, berwarna coklat kehitaman dan berkeping dua.

b. Jenis Kangkung
Suku kangkung-kangkungan (Convolvulaceae) yang lazim di budidayakan ada
dua macam (Siemens dan Piluek, 1994), yaitu:
1. Red kangkong atau kangkung merah dikenal juga sebagai kangkung air.
Ciri-ciri jenis kangkung ini adalah bentuk daunnya yang panjang denagan
ujaung agak tumpul, berwarna hijau kelam dan memiliki bunga berwarna
putih kemerahan atau kekuningan. Kangkung jenis ini diduga berasal dari
Indonesia dan Malaysia.
2. White Flowered kangkong atau kangkung putih dikenal juga sebagai
kangkung darat di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Di Malaysia
kangkung jenis ini dikenal dengan kangkung putih. Ciri-cirinya adalah
memiliki bentuk daun panjang dengan ujung lancip dengan warna hijau

10
muda hingga keputih-putihan. Kangkung jenis ini memiliki bunga
berwarna putih. Di Philipina dan Taiwan terdapat dua jenis kultivar
kangkung yang dapat dibedakan dari ukuran bentuk daun, yaitu yang
berukuran bentuk lebar dan berukuran bentuk sempit.

Kangkung darat banyak tumbuh dilahan kering atau tegalan. Daun kangkung
darat lebih langsing dari ujung tunas. Bunga kangkung darat yang berwarna putih
dikembangkan untuk kemudian menghasilkan buah yang berisi biji sebagai benih
(Nazaruddin,1993).
Selain jenis kangkung diatas, terdapat jenis kangkung lain yang dikenal
dengan nama kangkung hutan atau kangkung pagar (Ipomea Fistuloso Martex.
Horsy)), rinsik bumi (I. Quamoqlit) dan I. Triloba L, yang tumbuh liar di hutan.
Tanaman kangkung adalah tanaman menetap yang dapat dipanen dengan cara
memangkas bagian batang hingga 5 kali dalam satu kali penanaman, namun
beberapa pengusaha holtikultura memperlakuakannya sebagai tanaman semusim
terutama untuk jenis kangkung darat dengan memanennya sekali saja berikut
dengan akaranya. Hal tersebut dilakukan untuk menambah nilai jual kangkung.

c. Syarat tumbuh
Sebagai tanaman tropika, kangkung tumbuh optimal pada temperature yang
stabil di kisaran 26˚-28,5˚ celcius. Kangkung membutuhkan penynaran matahari
yang cukup dan kelembaban di atas 60%. Tanaman kangkung dapat berproduksi
baik di daratan rendah dan tinggi (kra-kira 2000 meter di atas permukaan laut)
dan diutamakan lokasi lahan terbuka agar cukup maendapat sinar matahari. Lahan
yang ternaungi menyebabkan kangkung tumbuh tinggi namun memiliki batang
yang kurus-kurus (nazaruddin, 1993).

Syarat tanah yang ideal tergantung dari jenis kangkung:


1. Kangkung air membutuhkan lahan yang memiliki banyak air dan lumpur.
Bila kekurangan air, kangkung akan tumbuh lambat dan kerdil, selain
tanaman menjadi liat.

11
2. Kangkung darat membutuhkan lahan yang suburdan gembur, kaya akan
bahan organik dan tidak becak. Lahan yang becek menyebabkan akar dan
bartang kangkung mudah busuk, lalu mati.
d. Hama dan Penyakit
Tamana kangkung termasuk ttahan penyakit dan memerlukan sedikit
perlindungan. Hama yang bisa menyerang tanaman kangkung darat adalah ulat
grayak (Spodoptera Litura) dan kutu daun (Myzus Persicae serta Aphyds
Gossypii). Gejala serngan ulat grayak adalah daun berlubang-lubang atau
pinggirannya bergerigi tidak merata akibat gigitan ulat. Kutu daun suka mengisap
cairan tanaman. Kangkung yang diserang kutu daun menunjukkan pertumbuhan
kerdil dan daun melengkungan.
Serangan penyakit jamur yang cukup lazim menyerang adlah karat putih
(Albigo Ipomoeae Panduratae). Gejala awal ditandai oleh bercak putih yang
selanjutnya menjadi putih. Biasanya penyakit ini banyak menyerang daun.

2.5 Identifikasi dan Tehnik Budidaya Kangkung Darat

Kangkung darat (Ipomoea Reptana Poir) tergolong sayur yang sangat


populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage,
Water convovulus, Water spinach dan kangkung darat juga banyak ditanam
penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untukdijual ke pasar. Bagian tanaman
kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai
bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi
cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral
terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan
(Perdana,2009).

a. Benih/Bibit
Nazarudin (1998), menyebutkan kangkung darat diperbanyak dengan
biji, benih yang dibutuhkan untuk penanaman kangkung darat ialah
10kg/ha. Biasanya untuk keperluan benih disisakan pertanaman
kangkung darat sampai berbuah.

12
b. Penanaman
Tanaman kangkung darat sebaiknya ditanam di musim penghujan. Ini di
sebabkan olehkebutuhan air pada kangkung tinggi, apalagi jika
kangkung di tanam di lahan kering. Tanah yang hendak ditanami
kangkung darat sebaiknya diolah terlebih dahulu, misal di cangkul
sedalam 30 cm. Tambahkan pupuk kandang, lalu dibuat bedengan
dengan lebar 90-120cm yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi di
lahan dan jarak antara antar bedengan ialah 30 cm (Nazarudin,1998).
c. Pemeliharaan
Suhaeni (2008), menyebutkan pada kangkung darat perlu dilakukan
pemeliharaan yang lebih spesifik dibanding kangkung air, seperti
pengairan kangkung darat harus diperhatikan karena jika kekurangan air
hujan maka pada tanaman harus dilakukan penyiraman, hal ini baik
dilakukan untuk peningkatan produksi kangkung, selain itu juga harus
dilakukan penyiangan pada rumput rumput pengganggu tanaman.
d. Pemupukan
Bagi tanaman kangkung darat terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk
kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai
pembuatan bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea 200 kg/ha,
seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam, TSP 200
kg/ha dan KCL 10 kg/ha, untuk pupuk buatan biasa diberikan dengan
cara guratan atau tugal (Suhaeni,2008).
e. Panen
Kangkung darat bisa dipanen dengan cara memetik atau mencabut
seluruh bagian tanaman termasuk akar. Sistem pencabutan seluruh
bagian dapat dilakukan saat panjang tanaman sekitar 15-20 cm atau
ketika tanaman sudah berumur 40 hari setelah tanam (Nazarudin, 1998).

13
2.6 Teori Biaya, Penerimaan dan Pendapatan dalam Usahatani

2.6.1 Teori Biaya


Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sumber ekonomi mengandung pengertian suatu sumber merupakan sumber
ekonomis jika memiliki sifat adanya kelangkaan.
Dari defenisi di atas, pengorbanan sumber ekonomis dibedakan menjadi dua
macam : pengorbanan yang telah terjadi dan pengorbanan yang belum terjadi.
Nilai sumber ekonomis yang telah dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu
merupakan biaya historis, yaitu biaya yang telah terjadi di masa yang lalu.
Definisi biaya tersebut di atas tidak hanya menyangkut biaya yang telah terjadi di
masa lalu, tetapi juga biaya-biaya yang kemungkinan akan terjadi di masa yang
akan datang. Nilai sumber ekonomis akan dikorbankan untuk mencapai tujuan
tertentu merupakan biaya masa yang akan datang.
Biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh firma untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi
firma tersebut (Sukirno, 1994).
Biaya produksi yang dikeluarkan firma dapat dibedakan dua jenis biaya,
yaitu biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah
pengeluaranpengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan firma.
Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran keatas faktor-faktor
produksi yang dimiliki firma itu sendiri. Pengeluaran seperti antara lain adalah
pembayaran untuk keahlian produsen, modalnya sendiri yang digunakan dalam
perusahaan, dan pembangunan perusahaan yang dimilikinya.
Cara menaksirkan pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat pandapatan
yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain,
modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan lain dan bangunan
yang dimilikinya disewakan kepada pihak lain.

14
Dari definisi diatas, maka biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai
semua pengeluaran yang dilakukan oleh petani, perusahaan untuk memperoleh
faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan output.

2.6.2 Penerimaan dan Pendapatan


Pemerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh harga jual
dan biasanya produksi berhubungan dengan negative dengan harga, artinya harga
akan turun ketika produksi berlebihan (Soekartawi, 1995). Pendapatan atau
keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (Soekartawi, 2006).
Analisis usahatani dapat dipakai untuk melihat seberapa besar keberhasilan
kegiatan usahatani dan untuk tolak ukur untuk rancangan keadaan yang akan
datang. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara volume produksi yang
diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2006). Untuk menghitung pendapatan
usahatani diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan pengeluaran selama
usahatani dijalankan dalam waktu yang ditetapkan dan keseluruhan penerimaan.
Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk
usahatani yang bisa berwujud tiga hal, yaitu hasil penjualan produk yang akan
dijual, hasil penjualan produk sampingan, dan produk yang dikonsumsi rumah
tangga selama melakukan kegiatan usahatani.

Untuk mengetahui penerimaan dan pendapatan usahatani menurut Kadariah


(1999) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

TR = P.Q

Keterangan:
TR = Total Pendapatan (Total Revenue)
P = Harga (Prices)
Q = Jumlah Produksi (Quantity)

2.6.3 Analisis RC/Ratio, BEP

Analisis Penerimaan atas Biaya (R/C ratio)


Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa rasio penerimaan atas biaya
menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah

15
yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi
dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani,
artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah
suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Menurut Marrisa (2010) tingkat
pendapatan usaha.
Dapat diukur mengunakan analisis penerimaan dan biaya (R/C Ratio) yang
disarankan pada perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukkan besar
penerimaan usaha yang akan diperoleh pengusaha untuk setiap rupiah biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan usaha. Jika R/C Ratio bernilai lebih besar dari 1 (R/C
> 1) artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan
penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau secara sederhana
kegiatan usaha menguntungkan. Bila nilai R/C Ratio lebih kecil dari 1 (R/C < 1)
artinya tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan
penerimaan yang lebih kecil dari tambahan biaya atau secara sederhana kegiatan
usaha mengalami kerugian.

Break Event Point (BEP)


Analisis titik pulang pokok (break event point) adalah suatu alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel di dalam kegiatan
perusahaan, seperti luasan produksi atau tingkatan produksi yang dilaksanakan
dengan biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima dari perusahaan.
Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan karena bersumber dari kegiatan
perusahaan sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluaran (Umar, 1997).

2.7 Tinjauan Pemasaran


Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta
mendapatkan laba. Perusahaan harus mempelajari apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan konsumen agar usahanya terus berjalan.
Pemasaran adalah proses social dan dengan prose itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

16
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain (Kotler, 2005:10).
Peter Drucker seorang pakar terkemuka mengatakan orang dapat mengangap
bahwa penjualan akan selalu dibutuhkan, akan tetapi tujuan pemasaran adalah
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu
cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.
Idealnya pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli yang
dibutuhkan selanjutnya adalah menyedikan produk atau jasa tersebut.

Konsep Pemasaran
Falsah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada
konsep pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara
khusus dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha 1996). Dari defenisi
tersebut perusahan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus
diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan
kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang
menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan
kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran
(Kotler, 2005:11).
Ada tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Swastha, 1996):
a. Orientasi Konsumen
Pada intinya jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini
maka:
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

17
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan serta tingkah laku mereka.
5. Mentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik
beratkan pada mutu yang baik, harga yang murah atau model yang
menarik.
b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua
elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan
antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi
koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai
tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran yaitu manajer pemesaran.
Jadi dapat disimpulkan setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta
dalam upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasaan konsumen sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.


Salah satu tujuan dari perusahanan adalah untuk mendapatkan profit atau
laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari
sebuah perusahaan.

d. Stategi pemasaran
Merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan satu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “ Strategi adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya, sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melelui strategi pemasarannya”. Karena pada
kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan
terhadap pendapatan masyarakat.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan

18
kegiatan pemasaran suatu organisasi (Kotler, 2005 : 15):
1. Konsep Produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk
yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi
pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai
efesiensi produk tinggi yang didistribusi dengan luas. Disini tugas
manajeman adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas
dengan daya beli mereka.
2. Konsep Produk
Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performasi dan ciri - ciri yang terbaik. Tugas
manajeman disini adalah membuat membuat produk berkualitas karena
konsumen dianggap menyuaki produk berkualitas tinggi dalam
penampilan dengan ciri-ciri terbaik.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen dibiarkan begitu saja maka
organisasi harus berupaya melaksanakan penjualan dan promosi yang
agresif.
4. Konsep Pemasaran
Konsep ini mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Konsep ini berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan
kebutuhan, keinginan dan kepentingan pesar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari
pada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

19
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui
manajemen strategis yang mantap. Tujuan akhirnya adalah berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Pengertian Marketing Mix


Salah satu konsep utama dunia usaha adalah kebijakan bauran pemasaran
dimana merupakan kombinasi dari empat variabel yang inti dari sistem pemasaran
perusahaan dan dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau konsumen sebagai
sasaran pasarnya. Perusahaan harus dapat menetapkan bauran pemasaran dengan
tepat pada segmen pasar yang diinginkan agar tingkat penjualan dapat tercapai.
Marketing Mix adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk menyakinkan objek pemasaran atau target pasar yang dituju
(Kotler, 2005). Ada beberapa Elemen Marketing Mix diantaranya yaitu:
a. Produk
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan.
b. Price
Harga adalah sesuatu yang dirasakan oleh penjual bahwa itu cukup
berharga dalam bentuk uang kepada pembeli.
c. Distribution
Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-
barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai kekonsumen.
salah satu tujuan dari saluran distribusi adalah agar konsumen dapat
dengan mudah memperoleh dan membeli produk yang dihasilkan oleh
badan usaha.
d. Promotion
Promosi merupakan bauran pemasaran yang keempat dimana badan
usaha dalam membuat produk tersebut muda didapat oleh konsumen
maka badan usaha harus menginformasikan produknya kepada

20
konsumen dan menyakinkan konsumen bahwa produk tersebut dapat
memberikan keputusan yang mereka inginkan.

Pengertian Bauran Pemasaran Eceran


Usaha eceran merupakan kegiatan yang menyangkut penjualan barang
atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan nir
bisnis (Kotler dan Amstrong, 2005). Promosi dapat saja merangsang pelanggan
mengunjungi toko, tetapi penampilan atau penataan produk oleh pengecer akan
membuat perbedaan pada tingkat penjualan (Gilbert, 2003).
Visual merchandising terdiri dari visual materials dan window displays.
Visual merchandising adalah suatu presentasi non personal dan pameran barang
dagangan dengan penjelasan lebih rinci. Pendekatan ini untuk mendapatkan
kepastian mengenai penampilan produk secara optimal, memperlengkapi pameran
yang akan meningkatkan penyajian produk dan menggugah minat beli,
melengkapi kegiatan penjualan dan informasi produk seperti dengan brosur dan
poster - poster menjamin ketersediaan barang, meningkatkan penambahan
penjualan, melalui rangsangan pembelian atau dengan mengingatkan si pembeli
apa yang akan didapat berdasarkan slogan produk tersebut (Samuel,2006).

21
BAB III
METODE PELAKSANAAN DAN PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Adapun pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di Jl. Nani Wartabone
Eks.Panjaitan Kelurahan Limba U1 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo
tepatnya tempat yang digunakan melainkan tempat kos-kosan yang memanfaatkan
halaman sempit. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2019
sampai dengan Desember 2019..

3.2 Tehnik Budidaya (Persiapan-Pemanenan)


Tehnik budidaya yang dilakukan selama pembudidayakan kangkung darat
yaitu penanaman dalam polibag atatau pembudidayaan kangkung organik jadi
perlu memerlukan beberapa tahapan yang akan dilakukan seperti menyiapkan
peralatan dan bahan. Adapun bahan-bahan yang diperlukan seperti benih
kangkung dan tanah serta peralatan yang diperlukan polibag yang berukuran 1 kg,
sekop kecil dan ember. Karena perbudidayaan yang dilakukan dalam polibag dan
bukan pada lahan jadi memerlukan beberapa bahan dan peralatan serta perwatan
yang dilakukan juga tidak begitu memakan waktu, tenaga dan tempat. Seperti
yang telah dijelaskan dalam fase penamanan dan pemeliharaan kangkung darat
sendiri tidak terlalu sulit dalam pemeliharaanya serta hama dan penyakit yang
mudah untuk dihilangkan. Beberapa tahapan dalam pemeliharaan kangkung pada
polibag:
a. Persiapan
Adapun persiapan yang dilakukan adalah menyediakan bahan dan
peralatan yang telah dijelaskan diatas. Selanjutnya sebelum benih
kangkung disebar/ditanam, terlebih dahulu dipersiapkan lahan atau tempat
penanaman polibag yang telah diisi oleh tanah kompas. Persiapan polibag
ini sangat mudah dilakukan, tanah yang telah mengandung pupuk kompas
seperti kotoran hewan, pada tanah kompas kali ini telah tercampur dengan
kotoran hewan ternak seperti sapi. Kemudian, tanah dibiarkan selama satu
minggu menjelang penanaman/penyebaran dengan tujuan agar kotoran itu

22
dapat tercampur rata dengan tanah serta tekstur kotoran sudah berubah
seperti tanah biasa.
b. Perawatan
Dalam tahapan ini perawatan yang di perlukan juga tidak terlalu memakan
waktu, cukup setiap pagi melakukan penyiraman kangkung. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi agar kangkung tidak kekuarang air dan
untuk penyimpanan kangkung sendiri cukup disimpan langsung terkena
sinar matahari pagi, siang dan sore. Kemudian bisa dilanjutkan dengan
tahap pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiangan, penyiraman,
pengendalian hama dan penyakit. Pada umumnya, penyiangan gulma
dilakukan satu kali dua minggu selama pertumbuhan tanaman namun
frekuensi disesuaikan dengan kondisi yang ada pada lapangan.
Adapun kegiatan penyiangan adalah membersihkan rumput-rumput yang
ada disekitar pertanaman kangkung yang akan mengganggu proses
pertumbuhan kangkung darat sendiri, sedangkan kegiatan penyiraman
dilakukan pagi dan sore hari jika cuaca cerah. Pengendalian hama dan
penyakit tidak dilakukan karena tanaman tersebut cukup terhindar dari
serangan hama dan penyakit terlebih tanaman kangkung sering di.
c. Pemanenan
Untuk pemanenan bisa dilakukan 3-4 tahap atau langsung 1 kali cabut,
untuk 3-4 kali pemanenan cukup memangkas bagian batang saja. Namun
pada pembudidayaan ini saya melakukan pemanenan sekali yaitu satu kali
cabut dengan akar. Sistem pencabutan dilakukan pada seluruh bagian
tanaman atau saat tinggi tanaman sekitar 15-20 cm atau tanaman berumur
40 hari setelah tanam. Jika pencabutan dilakukan lebih dari waktunya
maka tanaman akan membengkok kebawah dan batang semakin besar
sehingga sayuran menjadi tidak disukai konsumen.

3.3 Metode Perhitungan Biaya dan Penerimaan


Dalam berbudidaya analisis usahatani sangat diperlukan untuk mengetahui
kelayakan usaha, adapun beberapa hal yang dibahas dalam analisis antara lain :

23
a. Biaya tetap (FC)
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin
tinggi biaya satuan.
b. Biaya variable (VC)
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan
semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan,
jadi biaya semakin konstan.
c. Biaya Total (TC)
Biaya total adalah seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas
biaya tetap ditambah biaya variabel. Besarnya biaya total dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
𝑇𝐶 = 𝑉𝐶 + 𝐹𝐶
Keterangan :
TC = Total Biaya (Total Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

d. Penerimaan
Untuk mengetahui penerimaan usahatani menurut Kadariah (1999) dapat
digunakan rumus sebagai berikut:

𝑇𝑅 = 𝑃. 𝑄

24
Keterangan:
TR = Total Pendapatan (Total Revenue)
P = Harga (Prices)
Q = Jumlah Produksi (Quantity)

3.4 Metode Perhitungan Pendapatan


Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan
kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut
rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal itu
diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan
likuidasi. (Soemarso, 2005)
Adapun untuk menghitung pendapatan, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
Keterangan:
P = Keuntungan (Profit)
TR = Total Pepenerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)

3.5 Metode Perhitungan Kelayakan Usahatani (R/C Ratio, Bep)


Untuk melihat apakah suatu usahatani menguntungkan atau tidak, dapat
digunakan kriteria R/C (Return Of Cost Ratio). R/C dikenal sebagai perbandingan
atau nisbah antara penerimaan dan total biaya. BEP (Break Event Point) adalah
titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan total cost. BEP digunakan
untuk melihat pada tingkat harga berapa dan volume produksi berapa usahatani
tersebut balik modal.
Identifikasi masalah 3, dianalisis dengan analisis R/C yang merupakan
singkatan Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan (ratio atau nisbah)
antara penerimaan dengan biaya. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam
rumus sebagai berikut:
𝑎 = 𝑅/𝐶

25
Dimana:
a = Efisiensi finansial, yaitu R/C
R = Penerimaan
C = Biaya
Kriteria keputusannya:
R/C > 1, usahatani untung (efisien)
R/C < 1, usahatani rugi (tidak efisien)
R/C = 1, usahatani impas (tidak untung/tidak rugi)
BEP (break even point) yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak
untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam dua bagian
yaitu:
a. BEP Harga Produksi
total biaya produksi (Rp)
𝐵𝐸𝑃 =
total produksi (kg)

b. BEP Volume Produksi


total produksi (Rp)
𝐵𝐸𝑃 =
Rp
harga produk di tingkat petani ( )
kg

26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Budidaya Kangkung Darat Di Polibag

4.1.1 Penggunaan Sarana Produksi


Beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada pembudidayaan kangkung
meliputi kebutuhan benih, polibag, dan alat-alat yang di perlukan. Benih yang
digunakan adalah benih kangkung yang dijual di toko pertanian terdekat. Pada
praktikum pembudidayaan kangkung menggunakan tanah kompos yaitu tanah
yang sudah tecampur dengan kotoran hewan ternak yaitu kotoran sapi. Pada
praktikum pembudidayaan kangkung tidak menggunkan obat-obatan
kimia/pestisida melainkan menggunakan tanah yang mengandung pupuk kompos.
Pada praktikum ini mengunakan alat yang dapat membantu dalam
melakukan persiapan tempat penanaman kangkung seperti polibag, sekop kecil
dan karung. Dalam proses penyiapan penanaman tidak menggunakan tenaga kerja
melainkan melakukannya sendiri. Tempat atau lahan memanfaatkan lahan sempit
yang ada di sekitaran halaman tempat tinggal, yang memudahkan dalam
perawatan dan penyimpanan dalam pembudidayaan kangkung. Modal dalam
penyiapan pembudidayaan tanaman kangkung sangatlah terjangkau bagi para
mereka yang ingin membudidayakannya dalam skala kecil maupun besar.

4.1.2 Tehnik Budidaya Kangkung Darat


Gambaran umum pada pembudidayaan Kangkung organik yang saya
lakukan yakni sebelum benih kangkung disebar/ditanam, terlebih dahulu
dipersiapkan lahan atau tempat penanaman polibag yang telah diisi oleh tanah
kompas. Persiapan polibag ini sangat mudah dilakukan, tanah yang telah
mengandung pupuk kompas seperti kotoran hewan, pada tanah kompas kali ini
telah tercampur dengan kotoran hewan ternak seperti sapi. Selanjutnya, tanah
dibiarkan selama satu minggu menjelang penanaman/penyebaran dengan tujuan
agar kotoran itu dapat tercampur rata dengan tanah serta tekstur kotoran sudah
berubah seperti tanah biasa.

27
Setelah tanah dan pupuk tercampur rata bisa langsung dipindahkan pada
polibag, pada setelah di pindahkan di polibag sebelum benih disebar/ditanam
tanah polibag juga dibasahi terlebih dahulu agar tanah menjadi lembab dan
memudahkan atau mempercepat pertumbuhan benih kangkung itu sendiri.
Keuntungan penanaman kangkung darat pada polibag tidak mengunakan
lahan yang begitu luas bahkan pada penyimpananya memanfaatkan lahan sempit
yang ada pada halaman tempat tinggal, bila tidak ada lahan langsung untuk
menanamnya. Penyimpanan budidaya kangkung pada tehnik dipolibag ini bisa
disimpan ditempat terbuka yang terpapar sinar matahai langsung pagi, siang dan
sore.
Kemudian setelah penanaman maka selanjutnya dilakukan kegiatan
pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiangan, penyiraman, pengendalian
hama dan penyakit. Pada umumnya, penyiangan gulma dilakukan satu kali dua
minggu selama pertumbuhan tanaman namun frekuensi disesuaikan dengan
kondisi yang ada pada lapangan.
Adapun kegiatan penyiangan adalah membersihkan rumput-rumput yang
ada disekitar pertanaman kangkung yang akan mengganggu proses pertumbuhan
kangkung darat sendiri, sedangkan kegiatan penyiraman dilakukan pagi dan sore
hari jika cuaca cerah. Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan karena
tanaman tersebut cukup terhindar dari serangan hama dan penyakit terlebih
tanaman kangkung sering di.
Selanjutnya pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian
tanaman termasuk akar. Sistem pencabutan dilakukan pada seluruh bagian
tanaman atau saat tinggi tanaman sekitar 15-20 cm atau tanaman berumur 40 hari
setelah tanam. Jika pencabutan dilakukan lebih dari waktunya maka tanaman akan
membengkok kebawah dan batang semakin besar sehingga sayuran menjadi tidak
disukai konsumen.
Setelah kegiatan panen tentunya akan melakukan pasca panen yakni tahapan
pemasaran kangkung organik kepada konsumen. target pemasaran pun dilakukan
dilingkungan kos dengan target konsumen para mahasiswa yang tingggal tidak
jauh dari tempat penanaman serta masyarakat setempat.

28
Pada sebelum penanaman kangkung darat telah dilakukan penanaman sawi
di polibag. Ternyata memiiki perbandingan antara tanaman kangkung darat dan
sawi termasuk kegagalan dan keberhasilan dalam pembudidayaannya pada
kangkung darat sangatlah mudah dalam penanamannya yaitu benih kangkung bisa
langsung di sebar dalam polibag dan tidak memakan waktu yang begitu lama
dalam pertumbuhan benih kangkung dalam kurung 2 hari kangkung sudah mulai
tumbuh tunas. Sedangkan pada sawi memerlukan penebaran benih terlebih dahulu
kemudian saat benih tumbuh tunas memerlukan waktu sekitar 5-7 hari baru bibit
bisa di pindahkan kepolibag ini guna mengantisipasi kegagalan tumbuhnya tunas
sawi.

4.2 Gambaran Umum Kegiatan Pemasaran Kangkung Darat


Pada umumnya kangkung merupakan tanaman sayuran yang memiliki
banyak peminatnya jadi sangat memudahkan dalam proses pemasarannya. Karna
skala usahatani yang saya lakukan dalam sakala kecil maka kegiatan pemasaran
yang saya lakukan yaitu dengan langsung menjual kangkung kepada konsumen
dengan harga eceran, seperi teori Usaha eceran merupakan kegiatan yang
menyangkut penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk
penggunaan pribadi dan nir bisnis (Kotler dan Amstrong, 2005).
Pada kegiatan pemasaran ini juga saya melakukan promosi terhadap
penjualan kangkung organik yaitu dengan tahap proses pembudidayaan tanaman
tanpa pestisiada yang membuat tanaman kangkung ini tanaman sehat tanpa obat-
obatan (pestisida) dengan ini saya pergunakan dalam bahasa promosi agar banyak
peminat dalam pembelian kangkung yang saya tanam karena seperti teori Gilbert,
2003 yang mengatakan bahwa promosi dapat saja merangsang pelanggan
mengunjungi toko, tetapi penampilan atau penataan produk oleh pengecer akan
membuat perbedaan pada tingkat penjualan.
Maka dalam pemasaran tanaman kangkung tentunya dilakukan setelah
tahapan pasca panen untuk meningkatkan daya tarik produk dan salah satu strategi
untuk menarik konsumen. Walaupun untuk tanaman kangkung dalam tingkat
kesegarannya cukup lama, tetapi dalam pemasarannya memerlukan proses

29
pemasaran yang cepat agar terjual. Dalam pemasaran kangkung juga cukup
mengingakat kangkung yang telah di takar/ukur agar telihat lebih rapi. Untuk
pemasarannya dilakukan pada konsumen yang berada tidak jauh dari tempat
penanaman kangkung atau disekitan kos dengan target konsumen mahasiswa dan
tetangga setempat.
Pada pemberian harga jual kangkung diberi harga Rp 3.000/ikat pemberian
harga ini dengan mempertimbangkan perhitungan output yng ingin dicapai
seoptimal mungkin.

4.3 Hasil Perhitungan Kelayakan Usahatani Kangkung

4.3.1 Perhitungna Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usahatani Kangkung


Adapun perhitungan mengenai kelayakan usahatani kangkung akan
dijabarkan secara rinci. Terlebih dahulu sebelum melakukan usahatani kangkung
telah dilakukan usahatani sawi. Berikut rincian biaya usahatani kangkung dan
sawi sebagai berikut:
Tabel 1. Biaya tetap usahatani kangkung dan sawi
No. Biaya Tetap Unit Harga Jumlah
1. Polibag 10 lembar Rp 500 Rp 5000
2. Tanah 10 kg Rp 500 Rp 5000
3 Jumlah Rp 10.000
Sumber : data diolah tahun 2018
Berdasarkan tabel 1. Dapat dilihat biaya tetap dalam usaha tani kangkung
dan sawi adalah Rp 10.000 dengan biaya tetap yaitu tanah dan polibag.
Tabel 2. Biaya variabel usahatani kangkung dan sawi
No. Biaya Variabel Unit Harga Jumlah (Rp)
1. Benih kangkung 5000 biji Rp 1000 Rp 5000
2. Benih sawi 8,3 gram Rp 900 Rp 7.500
3 Jumlah Rp 12.500
Sumber: data diolah tahun 2018
Berdasarkan tabel 2 dapat di lihat bahwa jumlah biaya variabel kangkung
sawi adalah Rp 12.500.

30
4.3.2 Hasil Perhitungan Kelayakan Usahatani Kangkung Darat
Agar mengetahui apakah usahatani kangkung layak atau tidak untuk
diusahakan maka dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu perhitungan biaya total,
penerimaan,pendapatan, dan analisis R/C Ratio serta BEP. Berikut ini adalah tabel
perhitungan analisis kelayakan usahatani kangkung darat.
Tabel 3. Hasil perhitungan analisis kelayakan usahatani kangkung.
No. Indicator Nilai Keterangan
1. Biaya Total Rp 15.000
2. Penerimaan Rp 6.000
3. Pendapatan -Rp 9.000 Tidak Layak
4. R/C Ratio -0,6 Tidak Layak <1
5. BEP unit 2
6. BEP Harga Rp 7.5000
Sumber: data diolah tahun 2018.

4.4 Deskripsi Permasalahan Budidaya Kangkung


Adapun masalah yang dihadapi dalam budidaya kangkung selama proses
pembudidayaan mulai dari pengolahan tanah sampai pada pemasaran. Hal ini juga
terjadi pada proses pelaksanaan dari budidaya kangkung secara organik
berlangsung karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida. Beberapa kendala
yang sering muncul adalah pemeliharaan tanaman, terutama pada jadwal
penyiraman yang kadang tidak telaksanakan pada jadwal penyiramannya.
Kekurangan air juga dapat mengakibatkan tidak stabilnya pertumbuhan kangkung.
Disamping itu juga, yang menjadi pengganggu pada tanaman kangkung yaitu
gulma yang tingginya lebih tinggi dari tanaman kangkung. Disamping mengambil
ketersediaan unsure hara, gulma juga dapat mengurangi intensitas penyinaran
tanaman kangkung itu sendiri.
Kemudian unsure hara yang menyebabkan tanaman layu dan daun bawah
menguning, karena pemupukan juga tidak dilakukan tetapi hanya menggunakan
tanah yang mengandung pupuk kompos saja. Faktor lain yang menyebabkan
penenuran kualitas produksi yakni serangan hama walaupn tidak secara besar-
besaran. Serangan hama biasanya dari golongan serangga.

31
Untuk tahap pemasaran yang menjadi kendala adalah sulitnya mendapatkan
konsumen karena harus bersaing dengan penjual sayur yang lebih dulu ada.

4.5 Solusi Terhadap Permasalahan Budidaya Kangkung


Pada sistem tahapan pemeliharaan pada budidaya kangkung di polibag
terutama pada penyiraman tanaman haruslah dilakukan secara teratur teknisnya,
serta melihat kondisi cuaca yang ada. Karena pada dasarnya kangkung darat ini
membutuhkan penyiraman yang cukup untuk proses vegetative tanaman.
Penyiangan gulma juga perlu dilakukan secara efektif, penanggulangannya
dengan cara dicabut sampai akarnya agar meminimalkan potensi gulama yang
terus berkembang didaerah tersebut.
Diantara hama yang ada yang sering menyerang yaitu serangga yang sering
merusak tanaman kangkung yakni memakan bagian bawah daun dan pucuk yang
ada di polibag setelah tanaman itu berumur sekitar 2 minggu di tanam. Untuk
menanggulanginya pada budidaya dan usahatani tanaman kangkung perlu
dilakukan pengendalian yakni dengan cara manual dengan menangkap dan
membuang hama yang menyerang daun tanaman kangkung darat.
Untuk nutrisi pada tanaman kangkung bisa saja dilakukan pemberian pupuk
kompos yang dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali atau melakukan 2 kali
selama penanaman, jadi tidak hanya pada awal saja atau tidak hanya pada
pencampuran tanah dan pupuk kompos pada awal yang akan di tanam.
Pada pemasarannya tanaman kangkung dapat lebih baik bila terdapat tempat
penjualan khusus yang melayani pembelian tanaman kangkung organik. Atau bisa
juga untuk memasarkan kangkung yang telah diolah menjadi makanan siap
santap.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Tehnik budidaya kangkung darat pada polibag berbeda dengan penanaman
saat menanam dilahan karena proses dan tahapan-tahapan yang dilakukan,
serta hasil tanaman kangkung yang di polibag dan lahan mengalami beda
ukuran serta hasilnya yang sedikit merugi dan meyusut.
b. Adapun masalah yang dihadapi saat pembudidayaan tanaman kangkung darat
di polibag yaitu ukuran polibag yeng kecil tak sesuai dengan benih yang
disebar pada polibag itu sendiri yang mengakibatkan kerdilnya tanaman
kangkung karena kekuranga unsure hara tanah yang ada pada polibag.
c. Solusi terhadap masalah yang dialami selama pembudidayaan kangkung darat
dipolibag adalah dengan cara meminimalisirkan benih dan selalu melakukan
mengendalikan hama, gulma selama pembudidayaan dan menyediakan
tempat untuk pemasaran kangkung organik.
d. Untuk analisis kelayakan usahatani budidaya kangkung darat di polibag
memperoleh nilai R/C = 0,6 berdasarkan hasil tersebut maka usaha tani
kangkung darat pada polibagtidak layak karena nilai <1.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan pada pembudidayaan
tanaman kangkung darat di polibag di perhatikan kembali selama proses
pembudidayaan, serta masih perlunya mengikuti atau mencari reerensi pengenai
tehik budidaya tanaman kangkung dan penyuluhan agribisnis agar bisa mencapai
tingakat usahatani yang menguntungkan

33
DAFTAR PUSTAKA
[Dirjenhorti] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Produk Domestik Bruto
Hortikutur tahun 2011-2013. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Arimbawa, dkk. 2012. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol.6, No.1. Bandung

Hariadi, dkk. 2017. Jurnal Agribisnis. Vol,5. No.2. Bogor

Hernanto, F.1989. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lubis Sharilla. 2011. Jurnal Skripsi Program Studi Argoteknologi. Fakulatas


Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau. Pekanbaru.

Nazarudin, 1998. Budi Daya dan Pengturan Panen Sayuran Dataran Rendah. PT
Penebar Swadaya. Jakarta.

Nazaruddin. 1993. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya. Depok.

Normansyah, dkk. 2014. Jurnal Agribisnis. Bogor

Praatim Arsye. 2014. Jurnal Skripsi Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi


Pertanian. Fakultas Pertanian IPB Press. Bogor.

Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Malang.

Suheini, N. 2008.Petunjuk Praktis Bercocok Tanam Sayuran Daun. Bina Muda


Cipta Kreasi. Jakarta.

Suradinarta Trias. 2017. Jurnal Skripsi Departemen Agribisnis Program Alih


Jenis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Press. Bogor.

Soeharjo dan Patong. 1991. Ilmu Usahatani. Bogor. Departemen IlmuIlmu Sosial
Ekonomi Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi, 2001.Teori Ekonomi Produksi (Dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

34
Soekartawi, 2003.Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press.

Umar, Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 2 (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama).

Yusuf Nur. 2015. Jurnal Skripsi Progam Studi Agribisnis. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hadayatullah Jakarta. Jakarta.

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel uraian biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan


analisis R/C,BEP.

No. Uraian Harga (Rp) Unit Jumlah (Rp)


1. Biaya Produksi
Benih kangkung Rp 10 500 biji Rp 5.000
Benih Sawi Rp 900 8,3 gram Rp 7.500
Polibag Rp 500 10 polibag Rp 5.000
Tanah Rp 500 10 kg Rp 5000
2. Produksi Rp 3000 2 ikat Rp 6000
kangkung
3 Pendapatan -Rp 4000
kangkung
4. Total Cost Rp 15.000
5. Efiseiensi (R/C) -0,6
Sumber data diolah tahun 2018

Lampiran 2. Perhitugan biaya, pendapatan, analisis R/C dan BEP

a. Biaya total

Tc = Vc + Fc

= Rp 5000 + Rp 10.000

= Rp 15.000

b. Penerimaan

TR = P.Q

= Rp 3000 x 2 ikat

= Rp 6.000

c. Pendapatan

P = TR – TC

= Rp 6.000 – Rp 15.000

= -Rp 9.000

36
d. Analisis R/C

a = R/C

= -Rp 9.000 : Rp 15.000

= -0,6

e. BEP
1. Harga produksi = Rp 15.000 : 2 ikat
= Rp 7.500
2. Volume Produksi = Rp 6.000 : Rp 3.000
=2

37
Lampiran 3. Dokumentasi tanaman kangkung darat organik

Gambar 1 Gambar 2
Gambar. 1 dan 2 alat dan bahan

Gambar 3 Gambar 4
Gambar 3 dan 4 umur tanama 5 - 14 hari

Gambar 5 Gambar 6
Gambar 5 daun kangkung menguning dan gambar 6 kangkung sudah dipanen.

38

Anda mungkin juga menyukai