Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ramadhan adalah bulan penuh pengampunan, bulan dimana dosa-dosa kaum


muslimin dihapus dan di bersihkan. Dibulan ramadhan ini banyak sekali
keberkahan yang di berikan oleh Allah kepada hamba-Nya,dibulan ini kita dapat
memperbanyak amalan dengan pahala yang di lipatgandakan di bulan ramadhan
ini kita tidak hanya menahan lapar tetapi kita justru harus melakukan aktivitas
yang mulia seperti sholat lima waktu, berzikir, dan aktivitas lainya. Datangnya
bulan ramadhan kita seharusnya dapat mensyukuri nikmat yang di berikan Allah
kepada kita karena bulan ini dapat menghapus dosa yang telah kita perbuat, siapa
sih yang tidak mau dosanya dihapus?

Allah sangat sayang kepada kita, Allah merunkan nikmatnya di bulan suci
ramadhan atau bulan yang penuh ampunan, seharusnya kita sebagai umat-Nya
harus mensyukuri atas nikmat yang diberikan kepada kita dan kita sangat spesial
di mata Allah kenapa begitu? Karena dia memberikan ampunan kepada hambanya
yang senantiasa beribadah kepada-Nya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa arti bulan ramadhan.
2. Untuk mengetahui Etimologi bulan ramadhan.
3. Untuk mengetahui keutamaan ramadhan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bulan Ramadhan

Ramadan (bahasa Arab: ;transliterasi: Ramadhan) adalah bulan


kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam).
Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas
keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, salat tarawih, peringatan turunnya Al-
quran, mencari malam laylatul qadar, memperbanyak membaca Alquran dan
kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan
Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar
pada Alquran pada surat Al - Baqarah ayat 185 yang artinya:
"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."

3.2 Etimologi ramadhan

Ramadan berasal dari akar kata , yang berarti panas yang menyengat.
Bangsa Babylonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab
menggunakan luni-solar calendar (penghitungan tahun berdasarkan bulan dan
matahari sekaligus). Bulan kesembilan selalu jatuh pada musim panas yang sangat
menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu gunung dan pasir gurun
terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih
panjang daripada waktu malamnya. Di malam hari panas di bebatuan dan pasir
sedikir reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari.
Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi
akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadan,
bulan dengan panas yang menghanguskan.

Setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata


11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadan tak lagi
selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami 'panas'nya
Ramadan secara metaphoric (kiasan). Karena di hari-hari Ramadan orang

2
berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau, diharapkan dengan
ibadah-ibadah Ramadan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan
seusai Ramadan orang yang berpuasa tak lagi berdosa. Wallahu `alam. Dari akar
kata tersebut kata Ramadan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi
panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadan
digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik
sebagaimana matahari membakar tanah. Namun kata ramadan tidak dapat
disamakan artinya dengan ramadan. Ramadan dalam bahasa arab artinya orang
yang sakit mata mau buta. Lebih lanjut lagi hal itu dikiaskan dengan
dimanfaatkannya momen Ramadan oleh para penganut Islam yang serius untuk
mencairkan, menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan
tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat
mencairkan materi.

3.3 Keutamaan Ramadhan


Berikut hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang berhubungan dengan bulan
suci ramadhan, semoga dapat menambah keimanan kita Kepada Allah SWT.

1. .

Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-
pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).

2. .

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).

3.
: .

Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doanya mereka: orang yang
berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan donya orang yang dizalimi
(HR. Tirmidzi).

4.
:


.

3
Tiga perkara, barangsiapa hal itu ada pada dirinya, berarti ia menyempurnakan
imannya: (1) seseorang yang tidak pernah takut demi agama Allah pada kecaman
si pengecam (2) tidak riya dengan sesuatu dari amalnya, (3) apabila dua perkara
dihadapkan kepadanya, salah satu untuk dunia dan yang lain untuk akhirat, maka
ia memilih urusan akhirat daripada urusan dunia (HR. Ibnu Asakir dari Abu
Hurairah ra).

5. :




.

Sesungguhnya Allah ridha untuk kamu tiga perkara: (1) kamu beribadah
kepada-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya. (2) kamu
berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai berai (3) kamu menasihati
dengan tulus terhadap orang yang diangkat oleh Allah menguasai urusanmu (HR.
Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah).

6. Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari
api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun [Bukhari-Muslim]
7. Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan.
Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat
kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada
pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-
duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka
telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan
memasukinya [Bukhari-Muslim]
8. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila
tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu
neraka dan setan-setan dibelenggu (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim:
1793)
9. Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa
jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari.
(Hadis riwayat Ibnu Umar ra)

4
10. Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil
mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa
sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadhan dan janganlah berhenti
puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup
awan, maka hitunglah (30 hari) (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim:
1795)
11. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi
seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan berpuasa. (Nomor hadis
dalam kitab Sahih Muslim: 1812)
12. Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Aku pernah mendengar
Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh berpuasa pada dua hari tertentu, iaitu
Hari Raya Korban (Aidiladha) dan hari berbuka dari bulan Ramadan
(Aidilfitri) [Bukhari-Muslim]
13. Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Hendaklah kamu bersahur karena dalam bersahur itu ada keberkatannya
[Bukhari-Muslim]
14. Diriwayatkan daripada Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda:
Apabila datang malam, berlalulah siang dan tenggelamlah matahari. Orang
yang berpuasa pun bolehlah berbuka [Bukhari-Muslim]
15. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah
berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau
diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini
aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa [Bukhari-Muslim]

16. Dari Abu Hurairah ra: katanya Rasulullah saw berabda: Barang siapa tidak
meninggalkan ucapan dusta dan berbuat jahat (padahal dia puasa), maka Allah
tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum [Bukhari]
17. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Seorang lelaki datang menemui
Rasulullah s.a.w lalu berkata: Celakalah aku wahai Rasulullah s.a.w.
Rasulullah s.a.w bertanya: Apakah yang telah membuatmu celaka?
Lelaki itu menjawab: Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada siang hari di
bulan Ramadan.

5
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu memerdekakan seorang hamba?
Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan
berturut-turut?
Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Mampukah kamu memberi makan kepada
enam puluh orang fakir miskin?
Lelaki itu menjawab: Tidak. Kemudian duduk. 3f
Rasulullah SAW kemudian memberikan kepadanya suatu bekas yang berisi
kurma lalu bersabda: Sedekahkanlah ini.
Lelaki tadi berkata: Tentunya kepada orang yang paling miskin di antara kami.
Tiada lagi di kalangan kami di Madinah ini yang lebih memerlukan dari
keluarga kami.
Mendengar ucapan lelaki itu Rasulullah s.a.w tersenyum sehingga kelihatan
sebahagian giginya. Kemudian baginda bersabda: Pulanglah dan berilah
kepada keluargamu sendiri [Bukhari-Muslim]
18. Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya
berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari
mimpi kemudian meneruskan puasa [Bukhari-Muslim]
19. Barang siapa yang berpuasa sehari pada jalan Allah niscaya Allah akan
manjauhkan mukanya dari api neraka (sejauh perjalanan) 70 tahun. (Hadist
riwayat Al-Bukhari)
20. Di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan; pada hari
Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya (dan) tidak seorang
pun selain mereka memasukinya.. (Hadist riwayat Al-Bukhari)
21. Puasa itu perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk membentengi
dirinya dari siksaan neraka. (Hadist riwayat Imam Ahmad)
22. Segala amal kebajikan anak Adam itu dilipat-gandakan pahalanya kepada
sepuluh hinggalah ke 700 kali ganda. Allah berfirman: Kecuali puasa,
sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku memberikan balasan
kepadanya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya
karena Aku. (Hadist riwayat Muslim)

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa ramadhan adalah bulan yang
penuh berkah dan pengampunan, dan dibulan ramadhan ini pula Al-quran
diturunkan, begitupulah dengan banyaknya pahala yang di berikan kepada kaum
muslimin.
3.2 Saran
Saran dari saya selaku penulis ialah agar makalah ini menjadi bahan acuan
untuk anda sekalian di bulan ramadhan ini agar kita dapat mengerti keutamaan
bulan ramadhan dan kita dapat terhindar dari siksa api neraka.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://senyumkudakwahku.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-bulan-
ramadhan.html
https://duniatehnikku.wordpress.com/2011/08/21/22-hadits-tentang-
kemuliaan-bulan-ramadhan/

Anda mungkin juga menyukai