Anda di halaman 1dari 7

MODUL PESANTREN KILAT

TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024


1. Pentingnya Puasa Ramadhan
Para sahabat membagi dua belas bulan dalam satu tahun menjadi dua bagian. Enam bulan pertama
mereka memohon kepada Allah agar dapat menemukan bulan Ramadhan dan dapat mengisinya
dengan ibadah yang optimal. Pada enam bulan kedua, mereka memohon kepada Allah SWT. agar
segala ibadah yang dikerjakan pada bulan itu diterima.
Dengan kata lain, para sahabat menjadikan Ramadhan sebagai titik tolak kurikulum kehidupannya.
Tahun ajaran kehidupan mereka dimulai dan diakhiri pada bulan Ramadhan. Bulan suci dijadikan
sebagai bukti ibadah lima bulan sebelumnya, sekaligus sebagai waktu persiapan hidup di enam
bulan setelahnya. Sebenarnya sangat tepat sekali sahabat menjadikan bulan Ramadhan sebagai
kurikulum kehidupan munthalaq karena terdapat berbagai keistimewaan yang Allah Swt. karunia
pada bulan Ramadhan yang tidak diberikan pada bulan lainnya, antara lain sebagai berikut:
1. Pintu surga dibuka, sedangkan pintu neraka ditutup, dan selan-setan dibelenggu. Sebaliknya,
peluang masuk ke neraka kecil karena peluang bermaksiat menjadi lebih kecil.
2. Meningkatkan derajat ibadah. Di bulan Ramadhan, Allah SWT. melipat gandakan pahala
dan tingkatkan derajat ibadahnya. Satu ibadah wajib dilipatgandakan menjadi tujuh puluh
kali lipat ibadah wajib pada bulan-bulan lainnya dan ibadah sunnah bernilai ibadah wajib.
3. Menghilangkan dosa. Allah SWT. berjanji akan mengampuni segala dosa masa lalu bagi
orang-orang yang "mendirikan" Ramadhan, selama tidak dilakukannya dosa-dosa besar.
Karena keutamaan ini, Ramadhan disebut pula Syahr An Najah atau "bulan pelepasan dari siksaan
neraka". Berpuasa selama satu bulan penuh adalah kewajiban.pokok umat Islam yang eksklusif
pada bulan Ramadhan. Karena itu, Ramadhan disebut pula Syahr Ash Shiyam (bulan puasa).
Berbeda dengan ibadah pokok lain, seperti shalat, zakat, dan ibadah haji yang dapat dilihat dengan
mudah oleh orang lain, ibadah puasa hanya bisa dilihat oleh Allah Swt. dan hanya diketahui oleh-
Nya dan diri sendiri. Itulah sebabnya puasa adalah satu-satunya ibadah "untuk Allah Swt.".
Secara harfiah, puasa yang dalam bahasa Arab disebut shaum (dari shaama-yashuumu-shauman)
yang berarti 'menahan diri dari segala sesuatu'. Ahli fikih mendefinisikan puasa sebagai "menahan
diri dari segala yang masuk ke dalam kerongkongan, baik berupa makanan, minuman, obat, maupun
yang semacamnya dan menahan kemaluan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari".
Dalam konsep Islam, puasa tidak sekedar menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri,
dan hal-hal yang membatalkan ibadah puasa secara fisik, tetapi juga menahan diri dari segala hal
yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, seperti berbohong, membicarakan aib orang,
memfitnah; dan perbuatan maksiat lainnya. Pada saat bersamaan, puasa pun (terutama pada bulan
Ramadhan) harus dilengkapi dan diselaraskan dengan ibadah-ibadah lainnya, tidak hanya ibadah
yang berdimensi vertikal tetapi juga yang berdimensi horizontal..
Isi khotbah Nabi Muhammad SAW Ketika menyambut bulan Ramadhan diantaranya :
a) Orang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada mukmin yang berpuasa maka
pahalanya disamakan dengan orang yang memerdekakan seorang hamba sahaya dan
diampuni dosa masa lalunya.
b) Orang yang memperbaiki akhlaknya pada bulan Ramadhan maka dia akan bisa melewati
shirath tanpa terpeleset.
c) Orang yang meringankan pekerjaan orang-orang yang menjadi tangan kanannya (petugas
atau pembantu maka Allah akan memudahkan ketika penghitungan amal pada hari kiamat.
“Wahai manusia, siapa yang memperbaiki akhlaknya di bulan ini, maka dia akan berhasil melewati
Shirath pada hari kakinya terpeleset. Barangsiapa meringankan pekerjaan orang-orang yang
menjadi tangan kanannya (petugas atau pembantu) di bulan ini, maka Allah akan memudahkannya.”
memeriksanya pada hari kiamat. Barangsiapa ketika dia bertemu dengan-Nya, barang siapa yang
menghormati anak yatim di bulan ini, maka dia akan menahan keburukannya di bulan ini, maka
Allah akan menahan murka-Nya pada hari itu, maka Allah akan memuliakan dia pada hari dia
bertemu dengan-Nya. Siapa pun yang menghubungkannya silaturahmi keluarganya di bulan ini,
maka Allah akan menghubungkannya dengan rahmat-Nya pada hari dia bertemu dengan-Nya,
barang siapa yang memutus keluarganya di bulan ini, maka Allah akan memutuskan rahmat-Nya
pada hari dia bertemu dengannya.
[02.41, 24/3/2024] Isti shalinaz: A. Pengertian Puasa
Puasa atau saum menurut bahasa Arab artinya "menahan dari segala sesuatu". Menurut Istilah
agama Islam, puasa berarti menahan diri dari makan, dan minum serta menahan diri dari segala
sesuatu". yang Membatalkan. Puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa di
bulan Ramadhan: merupakan ibadah wajib (fardhu ain = wajib bagi setiap orang) atau dilakukan
oleh setiap muslim atau muslimat yang sudah memenuhi syarat- syarat berpuasa. Puasa Ramadhan
mulai diwajibkan oleh Allah Swt pada tahun ke-II Hijriyah setelah Nabi Muhamamd Saw ada di
Madinah.

2. Syarat, dan rukun puasa


a. Syarat sahnya puasa diantaranya
a) Beragama Islam
b) Mumayyiz (bisa membedakan yang baik dan yang buruk)
c) Suci dari darah haid dan nifas abgi perempuan.
d) Dikerjakan pada waktu yang boleh untuk puasa
b. Syarat wajib puasa diantaranya
a) Beragama Islam
b) Berakal sehat (tidak gila atau mabuk)
c) Baligh (sampai umur)
d) Kuat dan mampu berpuasa
e) Mukim (menetap atau tidak dalam kondisi bepergian).
f) Suci dari haid dan nifas.
c. Rukun puasa diantaranya
a) Niat di malam hari (setiap malam kita hendaknya niat berpuasa pada hari esok). Bacaan
niat puasa Ramadhan yaitu :
‫َنَو ْيُت َص ْو َم َغ ٍد َع ْن َأَداِء َفْر ِض َشْهِر َر َم َضاَن َهِذِه الَّسَنِة ِهّٰلِل َتَع اَلى‬

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bu Ramadhan tahun ini,
karena Allah Ta'ala.
b) Manahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa seperti Makan dan minurn,
mulai terbit fajar sarnpai terbanamnya matahari (maghrib)
d. Perbuatan yang membatalkan puasa
Beberapa perbuatan yang dapat membatalkan puasa kita diantaranya:
a) Makan dan minum
b) Muntah dengan sengaja
c) Haid atau nifas
d) Gila atau hilang akal
e) Murtad (meninggalkan Islam)
f) Seseorang yang tidak wajib berpuasa
Seseorang yang tidak wajib puasa melaksanakan puasa di bulan Ramadhan diantaranya:
a) Orang yang sedang sakit parah
b) Orang gila
c) Musafir atau orang yang sedang melakukan perjalanan jauh.
d) Wanita yang sedang hamil atau menyusui
e) Wanita yang sedang menstruasi atau nifas
f. Sunnah yang berkaitan dengan Puasa
Beberapa kebaikan puasa di bulan Ramadhan antara lain:
a) mengakhiri makan sahur
b) Menyegerakan berbuka puasa Lafal niat berbuka puasa, yaitu:
‫َالّلُهَّم َلَك ُص ْم ُت َو ِبَك آَم ْنُت َو َع َلى ِرْز ِقَك َأْفَطْر ُت ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّر ِح ِم ْيَن‬

Artinya: Ya Allah, karena Engkaulah aku berpuasa,dengan-Mu aku beriman, kepadaMu


aku berserah diri dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa); dengan karuniaMU ya
Tuhan Yang Maha Penyayang.
c) Tidak bersiwak atau menyikat gigi pada siang atau sore hari.
d) Memperbanyak sedekah atau infaq
e) Membaca Al Qur'an dan beritikaf di masjid.
g. Cara mengQadha puasa
Meng-Qadha (diganti) puasa Ramadhan pada hari-hari yang lain, sebanyak hari yang
ditinggalkan karena udzur (ada halangan) seperti bepergian jauh, hamil, sakit,menyusui bayi
bagi ibu atau dengan cara membayar "diyat" sebanyak 3/4 liter berupa makanan pokok
(beras).

3. Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan


Beberapa keutamaan puasa di bulan Ramadhan antara lain :
1. Meraih predikat taqwa sebagaimana firman
2. Ibadah hanya untuk Allah SWT.
3. Doa orang yang berpuasa terkabul.
4. Mendapatkan perlindungan dari api neraka.
5. Pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Swt
6. Melebur dosa yang telah dilakpkan setelumnya
7. Mendapatkan dua kebahagiaan
8. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dibandingkan minyak kasturi
9. Masuk surga dari pintu Ar Rayan.
10. Adanya jaminan syafaat atau pertolongan dari Allah Swt di hari akhir nanti.
Ancaman bagi orang yang meninggalkan puasa
1. Orang yang dengan nekat membatalkan puasanya di bulan Ramadhan akan mendapatkan
ancaman dan siksaan yang sangat pedih di akhirat. Mereka akan digantung tubuhnya
dengan terbalik, ujung mulutnya sobek dan dari mulutnya akan keluar darah.
2. Orang yang tidak berpuasa satu hari tanpa uzur,maka dia tidak bisa menggantinya,
walaupun ia berusaha membayarnya seumur hidup.
3. Orang yang tidak berpuasa selama satu hari maka dianggap kafir oleh Allah
4. Amalan Penting di Akhir Ramadhan
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari
terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR.
Muslim)
Penjelasan Hadis
Hadis ini menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis ini
menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam
meraih ridha` Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh
keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan
mengajak anggota keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir
Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya.
Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” menunjukkan anjuran
untuk tidak kendor dalam beribadah di akhir Ramadan sebagaimana fakta di masyarakat. Hadis
ini menunjukkan keistiqamahan beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadan. Semua hari
di bulan Ramadan sangat istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah
dengan baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di
sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.
Setidaknya, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:
Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan
setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.
Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan
beribadahnya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.
Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan
mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari
terakhir.
Kalimat “melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut” sebagai anjuran dan
keteladanan Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk menambah giat beribadah di 10
hari terkahir Ramadan dengan mencontohkan beberapa amalan utama, antara lain:
1. Memperpanjang Shalat Malam
Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat
jauh dari tempat tidur. Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat,
zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar. Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan
kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah
sepanjang malam. Sebagaimana penuturan Aisyah RA,
“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat
pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut
dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai
ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah
puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas
ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial.
Sebagaimana firman Allah SWT : ”Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka
berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).
Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa
zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam
rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi
dhuafa. Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan
dhuafa, dan lain sebagainya.
3. I’tikaf
I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Tidaklah
seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia. I’tikaf
memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah
mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo’a, membaca Al-Quran, shalat
sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya. I’tikaf dianjurkan setiap waktu,
tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana
penuturan Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan ramadan. (HR. Muttafaq ‘alaih)
4. Tilawah Al Qur’an
Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah utama di 10 hari terakhir
Ramadan. Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang malam
baik di masjid maupun di rumah. Tilawah Al-Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki
keutamaan yang besar.Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir Ramadhan menjadi
kebahagiaan tersendiri bagi pribadi muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat
dengan aktivitas pekerjaan, sehingga khataman Al-Qur’an sebanya satu kali menjadi
target realistis. Apapun bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur’an harus lebih digiatkan di
10 hari terakhir Ramadan.
Itulah beberapa amalan penting di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Marilah kita manfaatkan,
karena detik-detik 10 malam terakhir amatlah mahal, janganlah dimurahkan dengan
kelalaian. Mari kita giatkan beribadah baik di masjid maupun di rumah.

5. Zakat Fitrah

A. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat berupa makanan pokok yang wajib dikeluarkan oleh setiap orang
Islam, balk-anak-anak maupun deerasa orang merdeka maupun harnba sahaya pada setiap
menjelang idul Fitri setelah mengerjakan puasa ramadhan. Zakat fitrah disebut juga Zakat
Jiwa.

B. Hukum Zakat Fitrah

Hukum membayar zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang mengalami Idul Fitri
sebelum Sholat dipimpin. Pembayaran zakat dimaksudkan agar ketika kita keluar Saldapat
kita sudah dalam keadaan suci. Dasar hukum pengeluaran zakat fitrah terdapat dalam Al-
Qur'an dan Hadits. Allah berfirman dalam surat Al-'ala ayat 14-15:
‫ َفَص َّلى‬،‫َقْد َأْفَلَح َم ن َتَر َك ى َو َذ َك َر اْس َم َر ِّبِه‬
Artinya: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman ); dan
mengingat nama Tuhan-Nya, lalu ia Sholat (Q.S: Al-'ala ayat 14-15).

C. Mengucapkan Niat Membayar Zakat Fitrah

Berikut ini lafal niat membayar zakat, yaitu:


‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋ ِّنْي َﻭ َﻋ ْﻦ َﺟِﻤ ْﻴِﻊ َﻣ ﺎ َﻳْﻠَﺰ ُﻣِنْي َﻧَﻔَﻘﺎُﺗُﻬْﻢ َﺷْﺮ ًﻋﺎ َﻓْﺮ ًﺿﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌ ﺎَﻟﻰ‬

Artinya : "Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang
nafkahnya menjadi tanggunganku, fardu karena Allah Ta'âlâ."

Kemudian Muzakki atau orang yang telah menyerahkan zakat berdoa sebagai berikut:

‫َر َّبَنا َتَقَّبْل ِم َّناۗ ِاَّنَك َاْنَت الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم‬

Artinya, ya Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui

D. Syarat Wajib Zakat Fitrah

Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzaki. Semua orang Islam yang telah
memenuhi beberapa syarat dapat menjadi muzaki, Syarat menjadi muzaki disebut dengan
istilah syarat wajib. Beberapa syarat yang mewajibkan seorang muslim mengeluarkan
zakat fitrah (syarat wajib), adalah sebagai berikut :
1. Bersikaplah muslim
2. Masih hidup ketika matahari terbenam pada akhir Ramadan atau telah lahir
sebelusalat idui Fitri.
3. Orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak, suami, istri, orang tua dan
pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya.

Zakat fitrah ini mulai diwajibkan pada tahun ke-2 H, yang sekaligus merupakan tahun
awaldiwajibkannya puasa "Ramadan. Waktu itu Nabi MUhamad SAW, dan para sahabat
sudahberada di kota Madinah.

E. Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah, saat terbenam matahari pada
penghabisanbulan Ramadan (malam takbiran) sarnpai sebelum dilaksanakannya salat idui
Fitri. Namundiperbolehkan juga zakat fitrah itu diserahkan sebelumnya, yaitu mulai dari
tanggal 1Ramadan. Tetapi apabila kita membayar setelah selesai sholat iedul Fitri, hal
tersebutdianggap sebagai sedekah biasa. Waktu membayar zakat fitrah tersebut dapat
dirinci.sebagai berikut:
1. Waktu mubah (boleh), yakni sejak tanggal 1 Ramadan sampai akhir bulan Ramadan.
2. Waktu Wajib, yakni sejak terbenarnnya matahari pada akhir bulan Ramadan
sampamenjelang salat-Idul Fitri.
3. Waktu Afdal (lebih baik/utama), yakni sesudah salat Subuh tanggal 1 Syawal
sebelum pergi salat Idul Fitri
4. Waktu makruh, yakni sestidah salat 1041 Fitri, tetapi sebelum terbenam matahari
padatanggal 1 Syawal
5. Waktu haram, yakni mernbayar zakat fitrah setelah terbenam matahari pada
HariRaya idul Fitri.

F. Besarnya Zakat Fitrah yang Wajib Dikeluarkan


Zakat Fitrah yang dikeluarkan berupa makanan pokok yang biasa dimakan, jika makanan
pokok yang biasa dimakan adalah beras maka zakat fitrah yang wajib dikeluarkan juga
dengan beras. Nisab zakat fitrah, adalah apabila sudah mempunyai kelebihan makanan
pada malam Idul Fitri dan pagi hari Idul Fitri, baik untuk kebutuhan dirinya maupun
untuk seluruh anggota keluarganya. Mengenai besaran zakat fitrah yang dikeluarkan,
Rasulullah SAW, telah menetapkan untuk setiap jiwa sejumlah 3,1 liter (± 2,50 kg -)
bahan makanan pokok (beras, gandum, atau lainnya) untuk setiap jiwa.” Zakat fitrah
dapat dibayar dengan uang senilai – beras, gandum atau makanan pokok lainnya harga
yang berlaku sapt itu.

G. Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah


Rasulullah SAW telah menentukan orang yang wajib mengeluarkan zakatdan yang
berhak. menerimanya. Tujuan zakat fitrah diantaranya, yaitu
1. Untuk membersihkan diri dan dosa
2. Membantu orang, Yang sangat membutuhkan.

Para ulama sepakat bahwa zakat itu wajar. lebih diutamakan untuk disalurkan kepada
masyarakat miskin meskipun dapat juga disalurkan kepada delapan kelompok penerima
zakat yang terdapat pada Q.S. At-Taubah /9: 60 yang berbunyi Adapun delapan golongan
penerima zakat itu sama tuanya dengan firman Allah SWT :
‫ِاَّنَم ا الَّصَد ٰق ُت ِلْلُفَقَر ۤا ِء َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْلٰع ِم ِلْيَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلْو ُبُهْم َوِفى الِّر َقاِب َو اْلٰغ ِر ِم ْيَن َو ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اْبِن الَّس ِبْيِۗل‬
‫َفِر ْيَض ًة ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬
Artinya: Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
para pengelola zakat, para mu'allaf yang yakin hatinya, untuk (membebaskan) hamba-
hamba, orang-orang yang terlilit hutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang berada
di jalan. suatu perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah 60)

Anda mungkin juga menyukai