Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karunia-Nya sehingga tugas makalah mata kuliah Rekayasa Lingkungan yang
mata kuliah Rekayasa Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan arahan serta
tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
berbagai pihak yang telah ikut serta dalam memberikan masukan dalam
ini masih perlu perbaikan sehingga penulis akan menerima saran dan masukan
yang positif demi kesempurnaan penulisan pada masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
dikarenakan oleh ulah dan perilaku manusia untuk meningkatkan status social
taraf hidup manusia tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam.
paling nampak adalah persoalan yang ditimbulkan oleh penggunaan lahan. Ada
tiga penyebab utama antara lain; (1) faktor meningkatnya pertumbuhan penduduk
baik secara alami (kelahiran) maupun perpindahan penduduk dari desa ke kota
Reklamasi pantai, merupakan salah satu contoh dari upaya manusia untuk
daerah pesisir khususnya kota dengan wilayah yang membutuhkan perluasan dan
kota, yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan sebagian masyarakat beberapa
banyaknya material yang hanyut, sehingga terjadi pendangkalan perairan, dan bila
manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan
pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan
untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil guna. Untuk pantai yang
yang sangat luas dan berkembangnya industri karena pabrik, moda angkutan,
berada di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu memotong biaya
transportasi.
menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan
3
wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah
Aspek konservasi yang dapat diperoleh bagi wilayah pantai, pada kasus
tertentu di kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi,
akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut
sebagai mana yang dilakukan di beberapa daerah yang terancam abrasi pantai oleh
pantai yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah, perusahaan swasta maupun
secara umum upaya rekalamasi pantai yang dilakukan adalah hampir sama dan
Untuk itu dalam penulisan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain dengan aspek
yang sama.
lingkungan fisik, biotik, dan sosial serta perkembangan dan perubahan fungsi
e. Menjadi masukan bagi para pelaku, perencana dan pengelola reklamasi pantai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reklamasi
Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah
perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh
yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan.
sebagai proses untuk membuat lahan agar cocok untuk pemanfaatan tertentu. Bila
dilihat dari penggunaan lahan kota yang sudah sangat mendesak, tindakan ini
positif lebih strategis bila kawasan tersebut telah, sedang atau akan
sebagai daerah pesisir merupakan padanan dari istilah coastal area. Sunarto
gelombang pecah (breaker zone) di laut hingga mencapai batas akhir dataran
semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
dapatmemenuhi masa kini dan menjaga kelestarian untuk masa datang. Ada
banyak produk hukum yang mengatur tentang reklamasi mulai dari Undang-
a. Undang–undang.
b. Peraturan Pemerintah.
hanya dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih
besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya. Namun demikian, pelaksanaan
mencakup empat aspek, yaitu (1) keterpaduan ekologis; (2) keterpaduan sektor;
Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah
perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh
lahan.
lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan. Hal ini
8
bandar udara atau kawasan komersial lainnya, di mana lahan eksisting yang
terbatas luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang
keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan di sini adalah
semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga
keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk
- Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi
daratan;
- Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan
- Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan
- Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah
Kawasan reklamasi pantai yang memiliki skala besar atau yang mengalami
perubahan bentang alam secara signifikan perlu disusun rencana detil tata ruang
Sudah ada studi kelayakan tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau
struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara
lain meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik,
jaringan telepon. Pola ruang di kawasan reklamasi pantai secara umum meliputi
kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung yang dimaksud dalam
pedoman ini adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya meliputi kawasan
peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan ekonomi maupun habitat ruang
di atas berimplikasi pada perubahan ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan
budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasi dalam jaringan sosial, budaya,
perairan/pantai.
alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan
reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove, punahnya
spesies ikan penghuni daerah pantai dan hutan mangrove, udang, kerang, kepiting,
meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah
11
tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen
sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan
tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila
dikaitkan dengan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan
global.
Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga dapat
milik nelayan. Dampak yang dirasakan oleh nelayan laut dangkal adalah
hilangnya beberapa jenis ikan tangkapan seperti rebon (udang kecil), teri, dan
lumpur, dan usaha menangkap ikan dengan bubu tidak dapat dilakukan lagi.
Akibat dari hal tersebut menurunkan hasil tangkap nelayan yang akhirnya
dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business District
reklamasi dilakukan dengan pendekatan yaitu, (i) teknis, berupa peralihan fungsi
ruang publik, penataan koridor pesisir pantai akibat reklamasi dan penataan
12
alokasi ruang bagi sektor informal, (ii) regulasi, berupa penerapan kebijakan
pemanfaatan ruang publik dan penerapan sangsi yang tegas, (iii) kemitraan
mengalami dinamika, karena ada berbagai faktor sehingga daerah pesisir selalu
alami akan bersifat ritmik dan siklik, kecuali telah dipengaruhi oleh dinamika
terhadap perubahan daerah pesisir ini dikendalikan dengan dengan strategi yang
menyeluruh untuk keterpaduan aktivitas sektoral. Jika strategi ini tidak dapat
berjalan sesuai dengan rencananya, maka perubahan daerah pesisir yang sifatnya
ritmik dan siklik akan rusak, sehingga terjadi degradasi ekosistem pesisir atau
daerah pesisir.
kepesisiran pantai
Reklamasi pantai bila dilihat dari teknik dasar sistem reklamasi maka pada
untuk melindungi lahan reklamasi dari hempasan ombak. Sistem reklamasi urugan
kondisi semacam ini akan memberikan peluang hanyutnya material urugan pada
talud yang harus diikuti oleh pihak yang akan melakukan reklamasi. Material
reklamasi yang digunakan sesuai standar yang ditetapkan ada tiga jenis yaitu
Tiang kayu dikombinasikan dengan Tiang Beton, Tiang kayu, dan Tanah Urugan.
pantai dalam pembuatan talud tidak dibuat secara permanen sebagaimana standar
yang ada, melainkan dilakukan secara bertahap dengan cara menyusun batu-batu
kali yang diletakan di ujung lahan reklamasi. Perlakuan secara ini dapat
peranan penting dalam kajian reklamasi pantai, kedudukan muka air laut rata-rata
(MSL – Mean Sea Level) sangat dibutuhkan sebagai titik ketinggian Bench mark
14
memperhatikan arah arus bawah laut, pecahnya ombak dan gelombang serta pasut
merupakan habitat alami bagi ekosistem pantai beserta isinya. Untuk itu
agar tidak muncul dampak negatif dari pelaksanaan reklamasi pantai, 2) kuratif
yaitu solusi untuk perbaikan terhadap dampak dari pelaksanaan reklamasi pantai
yang sudah terlanjur ada, 3) pengembangan yaitu solusi ke masa depan terhadap
melalui pemberian ijin secara selektif, pemberian sanksi dan hukuman sehingga
dengan instansi terkait, sehingga tidak ada pelaku reklamasi yang dilakukan tanpa
ijin dan tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
15
pantai melalui penertiban secara integral dan terpadu, serta merelokasi sesuai
dengan perencanan penataan kawasan pantai tidak hanya terbatas di wilayah yang
direklamasi akan tetapi juga pada daerah sekitarnya yang berpeluang terkena
membandingkan dampak positif dan negatif yang muncul dari kegiatan reklamasi
kawasan fungsional dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya
masyarakat banyak terserap pada kawasan tersebut, baik untuk wisata ataupun
memperlihatkan gejala mulai hilangnya ruang publik yang ada. Akses masyarakat
terhadap view pantai dan pesisirnya mulai berkurang seiring dengan semakin
ruang publik, terciptanya pola penataan ruang publik yang tidak memberikan
keleluasaan akses bagi masyarakat dan munculnya pola penguasaan ruang publik
yang wilayah usahanya pada laut dangkal (Sukaraja) maupun nelayan di Dusun
hilangnya beberapa jenis ikan tangkapan seperti udang kecil, teri, dan ikan kecil,
nelayan.
selain untuk memperbaiki kualitas lingkungan juga untuk pusat niaga dan jasa
bukan hanya sekadar mengeruk, atau memunculkan daratan baru atau untuk
kepentingan komersial semata. Lebih dari itu, yang harus dipikirkan bagaimana
dampak ekologis kawasan pantai dengan reklamasi tersebut. Contoh kasus adalah
Pantai Indah Kapuk dibangun dengan mereklamasi, yang terjadi kemudian adalah
banjir pada akses jalan tol ke bandara. Lalu, saat PT Mandara Permai membangun
Perumahan Pantai Mutiara di Muara Karang, PLTU Muara Karang pun terganggu.
Padahal, pasokan listrik untuk Jakarta dan sekitarnya berasal dari PLTU tersebut.
di kawasan ini menjadi rusak, batu-batu karang yang biasanya terlihat di pinggir
pantai pun sudah tidak tampak lagi, yang terlihat hanyalah tumpukan tanah kapur
pelaksanaan proyek ini sembari membuka ruang dialog dengan berbagai pihak,
DPRD, Perguruan Tinggi, LSM, serta masyarakat, untuk duduk bersama guna
jalan ini maka pembangunan yang dilaksanakan akan benar-benar dapat diterima
18
semua pihak dan memberikan keuntungan bagi lingkungan hidup dan masyarakat
Donggala.
kesejahteraan warganya. Padahal paradigma itu telah terbukti gagal total dalam
dapat timbul dan sulit dipecahkan di daerah reklamasi saat ini justru disebabkan
ruang kota. Tata ruang kota yang baru nantinya harus memerhatikan kemampuan
daya dukung sosial dan ekologi bagi pengembangan Kota. Daya dukung sosial
kota sebagai pusat kegiatan ekonomi dan politik. Fungsi kota sebagi pusat
perdagangan, jasa dan industri harus secara bertahap dipisahkan dari fungsi kota
lalu disampaikan secara terbuka kepada publik. Penting diingat reklamasi adalah
alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis, hal ini tentunya
19
Akibatnya adalah kerusakan wilayah pantai dan laut yang pada akhirnya akan
berimbas pada ekonomi nelayan. Matinya biota laut dapat membuat ikan yang
dulunya mempunyai sumber pangan menjadi lebih sedikit sehingga ikan tersebut
akan melakukan migrasi ke daerah lain atau kearah laut yang lebih dalam, hal ini
banyak produk hukum yang mengatur tentang reklamasi mulai dari Undang-
BAB III
PENUTUP
2. Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta
4. Perlu koordinasi dan komunikasi yang sinergis dari segenap stakeholders dalam
DAFTAR PUSTAKA
Bengen G, Dietriech., 2001, Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut,
Sinopsis, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor.