Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA

CHORDATA

Nama : Refi Muhammad Ridha


NPM : A1D015003
Hari/Tanggal : Selasa, 19-September-2016
Dosen Pembimbing : 1. Irwandi Anshori, M.Si
2. Nike Anggaraini, M.Sc

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Tahun Ajaran 2016/2017

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan usaha yang
cukup optimal. Dalam makalah ini penulis mengambil judul “Chordata”.
Dengan penulisan yang memanfaatkan banyaknya pustaka serta
melakukan yang berkaitan dengan penulisan makalah ini maka menjadikan
makalah ini lebih memiliki materi yang bermanfaat. Dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis menyadari maih banyak ketidaksempurnaan dalam makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan untuk penulisan makalah
selanjutnya. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Bengkulu, 17 September 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR………………………………………………… ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Permasalahan................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ciri Umum Chordata……………………………………………….. 3
2.2 Klasifikasi Chordata………………………………………………... 8
a) Sub Filum Hemichordata……………………………………….. 8
b) Sub Filum Urochordata………………………………………… 10
c) Subfilum Chepalochordata……………………………………... 12
d) Subfilum Vertebrata……………………………………………. 13
2.3 Peranan Chordata…………………………………………………... 14
2.5 Fakta Unik …………………………………………………………. 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 16


A. Kesimpulan......................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Halaman

Gambar 2.1 Karakteristik dasar Filum Chordata……………... 3

Gambar 2.2 Fosil sejenis Chordata Awal…………….............. 7

Gambar 2.3 Filum Hemichordata…………….......................... 8

Gambar 2.4 Filum Urochordata………………………………. 10

Gambar 2.5 Gambar Shlot……………………………………. 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bumi dihuni oleh organisme hidup, salah satunya adalah hewan. Populasi
hewan di bumi jumlahnya sangat banyak baik berbagai jenis (lebih dari
1.000.000) dan banyak hewan telah hidup selama waktu geologis lampau dalam
sejarah bumi. Kehidupan dan kebiasaaan hewan menjadi bidang yang menarik
untuk dipelajari bagi banyak orang. Bumi banyak menyimpan keanekaragaman
hayatinya baik flora maupun fauna. Fauna yang merupakan kingdom animalia
memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat
mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan keanekaragaman fauna,
maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Namun,
sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom itu sendiri.
Kingdom disebut juga dengan kerajaan hewan. Kingdom (kerajaan hewan)
terbagi atas 2 bagian, berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu: hewan
avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang
belakang). Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi
kingdom animalia serta jenis- jenisnya. Oleh karena itu kami membuat makalah
yang menjelaskan satu filum dari kingdom animalia, yaitu “Chordata”. Chordata
merupakan semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam , mulai dari
tingkat sederhana berbentuk seperti (Tunicata), ikan lecet sampai. Pembuatan
makalah ini diharapkan dapat mempermudah pemahaman terhadap fium chordata.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut,
1. Bagaiamna penjelasan mengenai ciri umum chordata ?
2. Bagaimana penjelasan mengenai klasifikasi chordata ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai peranan chordata ?

Chordata Halaman 1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan
permasalahan di atas adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai ciri-ciri chordata
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai klasifikasi chordata
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai peranan chordata

Chordata Halaman 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri Umum Chordata
Vertebrata adalah anggota filum Kordata (Chordata).Filum Chordata
meliputi hewan-hewan yang mempunyai kerangka berbentuk batangan yang keras
tetapi lentur, yakni notokorda, pada fase tertentu dari daur hidupnya. Pada
chordata tingkat tinggi notokorda ini di ganti dengan tulng punggung yang terdiri
dari serangkaian bagian-bagian kecil yang berupa vertebra.

Gambar 2.1 Karakteristik dasar Filum Chordata


Sumber : http://jokowarino.id/ filum-chordata/

Chordata adalah hewan bilateria (bersimetri bilateral) dan berada di dalam


Bilateria. Mereka tergolong ke dalam kelas hewan yang dikenal sebagai
Deuterostomia. Deuterostom yang paling diketahui selain vertebrata adalah
ekinodermata, kelompok yang mencakup bintang laut dan bulu babi. Akan tetapi
dua kelompok deuterostomia invertebrata, sefalokordata dan urokordata
berkerabat lebih dekat vertebrata dibandingkan dengan invertebrata yang lain.
Bersama dengan lampre dan vertebrata kedua kelompok tersebut membentuk
Chordata. Filum Chordata memiliki simetri bilateral, tubuh pada dasarnya
bersegmen-segmen, saluran pencernaan sempurna, dan selom berkembang dengan
baik. Empat karakteristik dari chordata yaitu, tali saraf tunggal, dorsal dan
berbentuk pipa, sebuah notokorda, celah insang di faring dan ekor di belakang
anus. Karakteristik ini semua berbentuk pada embrio awal Chordata, dan mereka
dipertahanan, berubah atau dapat menghilang ketika dewasa (Faisal, 2010 : 15).

Chordata Halaman 3
Notokorda merupakan struktur penyokong pertama tubuh Chordata. Pada
embrio awal notokorda terbentuk di atas usus primitif sebagai batang sel yang
ramping yang mengandung matriks bergelatin dan diselubungi di dalam jaringan
ikat fibrous. Pada cacing lidah, notokorda pendek dan anterior. Pada tunicata
notokorda terdapat di ekor dan hanya selama tahap larva. Pada lancelet dan
vertebrata tingkat tinggi, notokorda memanjang hampir sepanjang tubuh.
Notokorda dipertahankan sepanjang hidup sebagai penyokong sumbu utama pada
lancelet dan lintah laut, tetapi pada ikan sampai mamalia notokorda kemudian
dikelilingi atau digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang (Faisal, 2010 :16).
Tali saraf terbentuk di permukaan dorsal pada embrio awal segera setelah
tahap gastrula. Pelipatan ke dalam dari endoderm menghasilkan sebuah tabung
berongga (korda) yang terletak di atas notokorda. Ujung anterior membesar
sebagai “vesikula serebrum” pada larva tunicata dan pada lancelet, tetapi pada
semua vertebrata, ujung anterior menebal dan terdiferensiasi menjadi otak, untuk
menjadi lebih kompleks secara progresif pada vertebrata tingkat tinggi. Jaringan
saraf pada cacing lidah menyebar. Pada tunicata, korda dan vesikula
berdegenerasi menjadi ganglion pada saat metamorfosis. Dari lintah laut sampai
ke depan, tali saraf kemudian di kelilingi oleh lengkung neural vertebrata yang
melindunginya dari luka, dan otak di lingkupi oleh otak atau kranium.
Celah insang yang berpasangan berkembang pada sisi faring embrionik
(saluran pencernaan). Masing-masing terbentuk dari pembentukan kantung luar
endoderm di faring dan bersamaan dengan pembentukan kantung dalam ektoderm
di luar tubuh, dinding yang menghalangi menjadi retak untuk membentuk celah
insang. Perkembangan karakteristik terlihat pada hiu atau ikan, dimana setiap
celah di batasi oleh banyak filamen ramping yang mengandung pembuluh darah,
untuk membentuk insang. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk ke dalam
mulut dan faring dan keluar melalui filamen, tempat darah memberikan
karbondioksida dan mendapatkan oksigen, sehingga insang berperan dalam proses
respirasi eksternal (Faisal, 2010 :16).
Ekor dibelakang anus Semua Chordata akuatik mulai dari cacing lidah
sampai amfibi, bernapas dengan insang. Pada amfibi yang bertransformasi dari
larva akuatik ke individu dewasa yang menghirup udara, insang hilang pada saat

Chordata Halaman 4
metamorfosis. Reptil, burung dan mamalia semua mengembangkan beberapa
pasang celah insang selama kehidupan embrio awal, tetapi mereka tidak pernah
fungsional dan segera tertutupi semua hewan ini kemudian membutuhkan paru-
paru untuk menghirup udara pada saat mereka menetas atau dilahirkan. Filum
Chordata terdiri atas cacing lidah pendek, tunicata, serta lanselet dan vertebrata,
lintah laut, hiu dan ikan pari, ikan bertulang, amfibi, reptil, burung dan mamalia.
Chordata tingkat rendah sebagian besar berukuran kecil, semua hidup di laut, dan
sebagaian tunikata hidup sesil. Adapun karakteristik atau ciri-ciri umum filum
Chordata sebagaimana telah disebutkan, maka secara terperinci adalah:
a. Adanya sefalisasi
b. Tubuh simetris bilateral
c. Tubuh bersegmen-segmen
d. Kondisi triploblastik, selom berkembang biak
e. Segmentasi yang bersifat metameri
f. Adanya notochord (corda dorsalis) yaitu struktur penyokong pertama
tubuh Chordata
g. Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord
h. Adanya celah-celah insang faringeal
i. Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan
Berupa penis dan alat kelamin betina berupa vagina.
j. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, esofagus, faring, lambung, usus
halus, usus besar, rectum dan anus.
k. Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paru-paru bagi
yang hidup di darat dan
l. Sistem peredaran tertutup
Sampai sekarang belum ada sisik-melik sebagai petunjuk tentang asal usul
Chordata. Yang jelas dari batu-batuan zaman Kambrian tidak ada fosil Chordata.
Mungkin vertebrata pertama adalah ikan-ikan dalam zaman Silurian dan
Ordovisian. Setelah itu terdapat banyak vertebrata dan berkembang menjadi tipe-
tipe vertebrata yang hidup pada zaman sekarang ini. Ikan hiu dan ikan bertulang
yang tertua hidup dalam air tawar, yang kemudian masuk ke dalam laut. Ampfibia
mungkin berasal dari ikan-ikan crossopterigian. Mula-mula mereka hidup di batu-

Chordata Halaman 5
batuan Devonian. Contoh: Salamander sejak zaman karbon kretaseosa, dan katak
dari zaman karbon jurassik. Reptilia mulai ada pada zaman permian. Waktu dulu
sebenarnya terdapat lebih banyak reptilia, tetapi kemudian berbagai bangsa
reptilia punah ketika zaman Kretaseosa. Burung tertua adalah Archaeopteryx
(telah punah) dan telah ada mulai zaman Jurassik. Walaupun lanselet dan tunikata
merupakan hewan yang relatif tidak banyak dipelajari, mereka menempati posisi
penting dalam sejarah kehidupan. Dengan memiliki sebagian besar, namun tidak
semua karakter turunan pada vertebrata, mereka dapat memberikan petunjuk
tentang asal usul evolusioner vertebrata (Faisal, 2010 :17).
Lanselet telah menunjukkan sejumlah karakter Chordata ketika dewasa,
dan garis keturunannya bercabang dari dasar pohon filogenetik Chordata. Temuan
ini menyatakan bahwa Chordata nenek moyang mungkin terlihat seperti lanselet,
dengan kata lain ia memiliki ujung anterior dengan satu mulut, sebuah notokord,
sebuah batang saraf dorsal yang berongga, celah faring, dan ekor post-anal.
Adapun untuk tunikata, genomnya telah selesai disekuensing dan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi gen-gen yang mungkin ada pada Chordata awal. Para
peneliti yang mengambil pendekatan ini telah menyatakan bahwa Chordata nenek
moyang memiliki gen-gen yang berasosiasi dengan organ-organ vertebrata seperti
jantung dan kelenjar tiroid. Gen-gen ini ditemukan pada tunikata dan vertebrata,
namun tidak di temukan pada invertebrata nonkordata. Sebaliknya, tunikata tidak
memiliki banyak gen yang pada vertebrata berasosiasi dengan transmisi impuls
saraf jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa gen-gen semacam itu muncul pada
vertebrata awal dan hanya dimiliki oleh garis keturunan evolusioner vertebrata.
Akhirnya penelitian pada lanselet telah mengungkapkan petunjuk-
petunjuk penting tentang evolusi otak Chordata. Ketimbang otak yang
berkembang penuh, lanselet hanya memiliki pembengkakan kecil di ujung
anterior batang saraf dorsalnya. Namun gen-gen Hox yang sama yang
mengorganisasi wilayah-wilayah utama otak depan, otak tengah dan otak
belakang vertebrata mengekspresikan dirinya di dalam batang saraf. Ini
menunjukkan bahwa otak vertebrata merupakan kolaborasi dari struktur nenek
moyang yang serupa dengan ujung batang saraf sederhana milik lanselet (Faisal,
2010 : 17).

Chordata Halaman 6
Gambar 2.2 Fosil sejenis Chordata awal
Sumber : www.acedemia.edu.id

Adapun teori-teori tentang asal usul Chordata disusun berdasarkan


karakteristik invertebrata dan Chordata rendah. Ada 2 teori yang dapat
dikemukakan mengenai asal usul filum Chordata yaitu:
a. Teori Anelid
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen.
Organ-organ ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di
pembuluh-pembuluh darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan
korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya
akan sama dengan yang terdapat pada Chordata. Namun, mulut anelida itu lalu
ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada Chordata yang mulutnya di sebelah
ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-
lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda
atau celah-celah insang.
b. Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman paleozoik) dan
ostracoderm (chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal,
namun demikian, chordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada

Chordata Halaman 7
artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda,
korda sarafnya ada di sebelah ventral.
2.2 Klasifikasi Chordata
Chordata diklasifikasikan kedalam 4 subfilum, yaitu :
a) Sub Filum Hemichordata
Kedudukan Hemichordata dalam filum
Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam
sub filum ini terdapat beberapa jenis binatang
yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh
karena ini dan lain faktor, hemichordates

diperlakuk an sebagai famili dari


Gambar 2.3 : Filum
echinodermata dan chordata (Romimohtarto, Hemichordata
Sumber : www.acedemia.edu.id
2009 : 25).
 Anatomi
Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing.
Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai
cilia. Pada badan dapat dibedakan:
 Proboscis, yang berbentuk seperti conus
 Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan
basis proboscis.
 Truncus, yang panjang agak pipih.
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, truncus longitudinalis
dorsalis, truncus longitudinalis ventralis, glomerolus, dan plexus. Tidak
mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat
pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom
yang bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare
terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median ialah
mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga celom ini bermuara keluar
masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan di dalam

Chordata Halaman 8
collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air
laut melalui pori (Romimohtarto, 2009 : 25).

 Fisiologi
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga
mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot
tuncus, hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air
dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air
kemudian keluar melalui lubang-lubang, kandung-kandung, celah-celah insang,
sisa-sisa organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus
(Romimohtarto, 2009 : 25).
Reproduksi
Pada Balanoglossus terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan
testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris.
Mereka terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris
pori yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan dapat langsung atau dengan
metamorphosis. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus,
terjadi pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula.
Bentuk blastula berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi.
Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari ectoderm. Embrio
memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi sebagai invaginasi di
dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus (Romimohtarto, 2009 : 25).
Sub Filum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
 Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp.
 Class : Peterobranchia
 Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp.
 Ordo : Rhabdopleuridea, contoh : Rhabdopleura, sp.

Chordata Halaman 9
b) Sub Filum Urochordata
Terdapat di laut dari daerah tropis
sampai kutub pada pantai sampai kedalaman
4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa
melekat atau sesil, setelah masa larva yang
hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini
terdapat pada ekor pada masa larva saja.
Filum Hemichordata Bentuk hewan ini
Gambar 2.4 : Filum
bermacam-macam, ada yang kecil ada yang Urochordata
besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa Sumber : www.acedemia.edu.id

hidup secara koloni.


 Anatomi
Salah satu contoh dari sub filum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai
silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu.
Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat
oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun
dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan
melingkar (Romimohtarto, 2009 : 27).
Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada
satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi
lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang
tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat.
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran
tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra
yang berfungsi sebagai chemore\eseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus
branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus
melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam
atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium
dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens
berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus.

Chordata Halaman 10
 Adaptasi terhadap Lingkungan
Memiliki getah pekat yang terdapat di faring. Makanan berupa plankton-
plankton kecil masuk ke dalam faring. Plankton ini terjerat oleh getah yang pekat
yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan oleh
gerakan silia pada endostyle (Faisal, 2010 : 20).
 Fisiologi
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam faring. Plankton
ini terjerat oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal
dari endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae
epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui
stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor ialah
secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga
berganti-ganti.
Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang
mengandung asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa
grandula neurelaris berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang
mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga
bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni,
ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi
autofertilisasi (Faisal, 2010 : 20).
 Reproduksi
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk
blastula. Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm
yang agak cembung di atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak
cekung di bawah. Sel-sel ectoderm memperbanyak diri lebih cepat, sehingga
mereka lebih kecil.
Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada
cara ini sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm
makin lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela
menghilang dengan mendalamnya cekung terjadilah bentuk gastrula dengan
archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada
ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah atau

Chordata Halaman 11
lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung (Faisal, 2010 :
22).
Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah,
ekor serta chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang.
Bangunan-bangunan yang dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera
menghilang, bagian cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan
gonades serta saluran mereka terjadi antara ventriculus dan intestenum dari
mesoderm (Faisal, 2010 : 22).

c) Subfilum Chepalochordata
Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub
Filum Hemichordata dan Tunicata.
 Anatomi
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua
ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan
median longitudinal, ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai
sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana
penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3
bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral
dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura (Yuwana, 2009
: 5).
Ada 100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah
entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah
insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek
dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal.Pembuluh-pembuluh darah
Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena ada homologinya pada
pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae dan
beberapa venae.
Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan
hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonades berbentuk
sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan
dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades

Chordata Halaman 12
tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut
menembus dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian
keluar melalui actoporus.
 Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat
myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial
ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari
tubuh cranial ke caudal (Yuwana, 2009 : 5).
 Reproduksi
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan melalui meridional,
kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi
bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula.
Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk
gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam
dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung
caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal
dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel
ectoderm terdapat cilia (Yuwana, 2009 : 5).

d) Subfilum Vertebrata
Filum Chordata merupakan salah satu dari tiga filum hewan yang
terbanyak anggota jenis hewannya saat ini. Keadaan ini disebabkan oleh adanya
subfilum vertebrata. Kebanyakan hewan yang kita kenal termasuk di dalam
subfilum ini, misalnya : ikan, katak, ular, burung , dan mamalia
ciri khas vertebrata yaitu :
a. pada tingkat dewasa, korda dorsalisnya diganti oleh tulang punggung
(kolumna vertebralis) yang tersusun dari tulang biasa. Di sebelah dorsal
tulang punggung terdapat tulang sumsung punggung.
b. Otak terdapat pada bagian anterior sumsum punggung. Otak dilindungi oleh
tulang tengkorak. Subfilum ini dibagi atas dua superklas (induk kelas), yaitu
Superkelas Pisces dan Superkelas Tetrapoda

Chordata Halaman 13
Adapun sub filum vertebrata terdiri dari beberapa kelas yaitu :
1. Kelas pisces
2. Kelas amfibi
3. Kelas reptil
4. Kelas aves
5. Kelas mamalia

2.3 Peranan Chordata


Adapun peranan chordata dalam kelangsungan kehidupan makhluk hidup
lainnya adalah
a. Bahan makanan
Manusia membutuhkan bahan makanan dan minyak hewani untuk
memperoleh energi.
b. Bahan obat obatan
Hewan secara turun- temurun dipercaya dapat di jadikan obat. Misalnya
serbuk ular laut dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat.
c. Pengembangan ilmu dan teknologi
Manusia mengembangkan teknologi dengan bantuan lumba-luma, anjing
dan primata.
d. Hobi dan rekreasi
Beberapa jenis hewan menarik perhatian manusia. Misalnya burung, ikan,
reptil, dan lain-lain.
e. Bahan sandang
Kulit dari filum Chordata telah di gunakan untuk membuat berbagai
produk. Misalnya kulit buaya dan ular dapat di jadikan dompet atau tas.
f. Alat transportasi
Sebagian hewan dari kelas mamalia seperti sapi, kuda dan kerbau dapat di
jadikan alat transportasi.

Chordata Halaman 14
2.4 Fakta Unik Hewan Chordata
Salah Satu Hewan Terlambat di Dunia
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Pilosa
Subordo: Folivora
Famili: Bradypodidae
Gambar 2.5 : Gambar Shlot
Genus: Bradypus Sumber : http://www.amazine.co/
Spesies: Bradypus pygmaeus
Sloth dewasa panjangnya berkisar antara 40 hingga 72 cm dengan berat
sekitar 5,4 kg. Ukuran sloth hampir mirip dengan kucing besar. Tubuh mereka
ditutupi dengan rambut panjang yang kasar. Kaki depan sloth lebih pendek
dibandingka kaki belakangnya. Kaki mereka berukuran kecil dan memiliki tiga
cakar melengkung yang kuat. Sloth merupakan hewan lamban dengan kepala kecil
dan wajah yang bulat. Tubuh sloth berwarna cokelat keabu-abuan dengan mata
hitam kecil. Mereka memiliki lebih banyak tulang pada punggungnya (vertebrae),
dibandingkan dengan sepupu mereka, sloth dua jari. Oleh karenanya, sloth berjari
tiga dapat memutar kepalanya ke segala arah. Saat bergelantung terbalik, sloth
dapat melihat lantai hutan di bawahnya. Sloth tidak memiliki gigi seri atau gigi
taring, hanya gigi molar dan premolar yang tidak dapat dibedakan, sehingga
disebut pula sebagai ‘molariforms’ (Budiman, 2010 : 6)

Chordata Halaman 15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut
a. Cirri umum dari chordate antara lain, alat pernapasan berupa insang bagi
yang hidup di air, dan paru-paru bagi yang hidup di darat, adanya sebuah
tabung korda saraf, adanya celah-celah insang faringeal, fertilisasi internal
atau eksternal, alat pencernaan lengkap, adanya sefalisasi, tubuh simetris
bilateral, tubuh bersegmen-segmen, kondisi triploblastik,dan selom
berkembang biak
b. Adapun klasifikasi chordata terdiri dari, sub filum hemichordata, sub filum
urochordata, subfilum chepalochordata, dan subfilum vertebrata.
c. Adapun peranan chordata dalam kelangsungan kehidupan makhluk hidup
lainnya adalah alat transportasi, bahan sandang, hobi dan rekreasi,
pengembangan ilmu dan teknologi, bahan obat obatan, dan bahan makanan

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari semua penjelasan diatas adalah
sebagai berikut,
a. Diharapkan dapat lebih memahami dan mengetahui mengenai konsep
tentang chordate karena akan mengoptimalkan pengetahuan tentang
hewan-hewan vertebrata.
b. Pengetahuan mengenaichordata juga dapat dipahami tidak hanya dengan
teori akan tetapi mengamati secara langsung dari beberapa spesies
chordate agar bias mendapatkan deskripsi yang kongkret.

Chordata Halaman 16
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Alfajri. 2010. Hewan Vertebrata. Alamat Web : http://etd.repository
.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&ac.pdf .
Diakses pada tanggal : [17 September 2016]

Faisal, Ahmad. 2010. Sistematika Vertebrata. Alamat Web :


http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19630701
1988031.pdf . Diakses pada tanggal : [17 September 2016]

Romimohtarto, K., 2007. Biologi laut. Djambatan : Jakarta.

Yuwana, 2009 : 5. Tinjauan Chordata. Alamat Web : http://repository.usu


.ac.id/bitstream/123456789/25309/5/Chapter%20II.pdf. Diakses pada
tanggal : [17 September 2016]

Chordata Halaman 17

Anda mungkin juga menyukai