Anda di halaman 1dari 21

Tugas Makalah Individu

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP


AKTIVITAS SISWA PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS VII SMPN 5 MAKASSAR

MASNUR
14B07105
KELAS H

PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus interaktif,

inspriratif, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta

memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa (Permendiknas RI No.

41). Hal tersebut menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran

merupakan suatu keharusan, artinya bahwa mengajar yang didesain guru harus

berorientasi pada aktivitas siswa.

Aktivitas siswa terjadi pada proses pembelajaran mengarah pada proses

belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat

menjawab pertanyaan guru, dan bekerja sama dengan siswa lain. Hal tersebut

sejalan dengan penerapan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 menekankan

proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific, dengan langkah-langkah

pembelajaran mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan

(Kemendikbud, 2013).

Setelah melakukan observasi di SMPN 5 Makassar, penulis melihat

penerapan kurikulum 2013 di sekolah tersebut belum berjalan sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran kurikulum 2013. Pada saat observasi tersebut,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih yang cenderung pasif. Siswa

kurang aktif dalam proses pembelajaran.


Siswa masih terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada guru.

Tidak ada interaksi yang terjadi antara guru dan siswa sehingga cenderung satu

arah. Siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan scientific karena dari kelas

sebelumnya siswa hanya menerima materi saja dan pembelajaran berpusat pada

guru. Sedangkan, pada kurikulum 2013 guru hanya berperan 20% sebagai

fasilitator.

Aktivitas pembelajaran di SMPN 5 Makassar, pada awal pembelajaran

siswa tidak diarahkan untuk mengamati fenomena lingkungan sehari-hari yang

berkaitan dengan materi yang dipelajari. Siswa hanya sebatas mendengar

kemudian menyalin materi yang disajikan oleh guru, tidak ada umpan balik dari

siswa. Pada saat mengemukakan hasil dari kerja kelompok, guru hanya memberi

penilaian tapi tidak memberi kesempatan kepada kelompok yang lain untuk

menanggapi atau mengungkapkan jawabannya. Aktivitas pada akhir

pembelajaran, tidak ada refleksi atau penarikan kesimpulan tentang materi yang

telah dipelajari.

Pembelajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai

informasi seperti aturan, defenisi, dan prosedur untuk dihapal siswa tapi guru

harus melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan

siswa secara aktif akan memperkuat pemahamannya terhadap konsep-konsep

matematika. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali

melalui keaktifan siswa sendiri untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba,

dan menyimpulkan.
Pendekatan scientific tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi proses

pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pendekatan scientific

menekankan pada keterampilan proses. Pendekatan ini menekankan pada proses

pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan siswa dipandang sebagai

subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru

hanya fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana aktivitas siswa dalam

implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMPN 5 Makassar?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana aktivitas siswa dalam implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas

VII SMPN 5 Makassar.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengrtian Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan siswa untuk bel\ajar. Aktivitas siswa merupakan

kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-

kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar

seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat

menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Supinah, 2009).

Dalam proses pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek atau pelaku

kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku kegiatan belajar, maka guru

hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntun siswa melakukan

aktivitas belajar sendiri atau mandiri. Siswa mandiri dengan materi-materi yang

telah diberikan agar siswa berminat dalam belajar dan perkembangan pikirannya

dengan tujuan ilmu yang didapat secara mandiri (Hakim, 2013).

Aktivitas dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Pera siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

b. Beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

secara integral.

c. Menumpuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa.

d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.


e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

f. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan

pemahaman berpikir kritis serta menghindari verbalitas.

g. Pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan di masyarakat.

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting yang

mendasar yang harus dipahami, disadari, dan dikembangkan oleh setiap guru di

dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap

bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya ketrlibatan secara

optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik jika dibutuhkan (Aunurrahman,

2011:119)

Menurut Bonwell (Supinah, 2009) pembelajaran aktif memilki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh

pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analisis dan

kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

b. Siswa tidak hanya mendengarkan secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu

yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan

materi pembelajaran.

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan

melakukan evaluasi.
e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Menurut Streibelt (Supinah, 2009), aktivitas belajar siswa di kelas lebih

ditekankan kepada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa

atau antara siswa denga media instruksional. Aktivitas belajar siswa yang baik

dapat terjadi apabila apabila guru mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran

yang mendukung. Upaya tersebut meliputi: (a) perencanaan pembelajaran

berorientasi pada aktivitas siswa; (b) memuat perencaan komunikasi tatap muka;

(c) memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema; (d) mengembangkan situasi agar

siswa terlibat dalam percakapan praktis.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan

yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai

proses pembelajaran. Aktivitas dimaksudkan di sini penekanannya pada siswa,

sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi

belajar aktif.

B. Indikator-Indikator Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Indikator-indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran (Pannen 1997:6-

14) sebagai berikut.

1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)

a. Menggunakan berbagai strategi berpikir kompleks dengan efektif.

b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan yang

jelas.

2. Memroses Informasi (Information Communication)


a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan

berbagai sumber informasi dengan efektif.

b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif.

c. Mengevaluasi informasi dengan tepat.

d. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat

tambahan dari informasi.

3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)

a. Menyatakan atau menyatakan ide dengan jelas .

b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis

pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagi tujuan.

c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas.

4. Bekerja Sama (Cooperation)

a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok.

b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif.

c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok.

d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara

efektif.

5. Daya Nalar Efektif (Effective Habits of Mind)

a. Disiplin diri (self regulatoin)

1) Mengerti akan pola pikirnya sendiri

2) Membuat rencana yang efektif

3) Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan

4) Sangat peka terhadap umpan balik


b. Berpikir kritis (critical thinking)

1) Tepat dan selalu berusaha agar tepat

2) Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas

3) Berpikir terbuka

4) Menahan diri agar tidak implusif

5) Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan

6) Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain

c. Berpikir kreatif (creative thinking)

1) Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar

2) Berusaha sekuat tenaga dan semampunya

3) Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang

ditetapkan untuk dirinya.

4) Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain

yang ada.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses

pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interkasi

yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive

interdependence dimana kondolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat

diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua,

setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus

dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual

accountability.
C. Jenis-jenis Aktivitas dalam Pembelajaran

Sadirman (2007:101) dalam Supinah (2009) menyebutkan jenis-jenis

aktivitas dalam belajar, yang dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya memperhatikan gambar,

melakukan percobaan, menanggapi pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan termasuk uraian,

percakapan, diskusi, musik, dan pidato

d. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan,angket,

meyalin.

e. Drawing activities, mislanya menggambar, membuat peta, diagram, dan

grafik.

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain, melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, dan

sebagainya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas dalam Pembelajaran

Tiga faktor yang mempengaruhi aktivitas dalam pembelajaran sebagai

berikut.

1. Faktor stimuli belajar

Stimuli belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang

individu untuk mengadakan reaksi atau perubahan belajar. Perbuatan atau

aktivitas belajar yang disebabkan faktor stimuli inilah yang menyebabkan adanya
dorongan dan minat dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajar. Ada beberapa

hal yang berhubungan dengan faktor stimuli belajar yaitu:

a) Panjangnya bahan pelajaran

Bahan pelajaran yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat

menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Namun demikian,

kesulitan belajar individu tidak semata-mata karena panjangnya

waktu untuk belajar, melainka\\\\\\\n lebih berhubungan dengan

faktor kelelahan dan kejenuhan siswa dalam menghadapi atau

mengerjakan bahan yang banyak itu.

b) Kesulitan bahan pelajaran

Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang

berbeda. Tingkat bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan belajar

siswa. Makin sulit suatu bahan pelajaran akan lambatlah siswa

mempelajarinya dan bahan pelajaran yang sulit memerlukan aktivitas

belajar yang lebih intensif. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang

sulit harus diupayakan merangsang siswa secara intensif dan aktif

dalam mempelajarinya.

c) Suasana lingkungan eksternal

Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain:

cuaca, kondisi tempat, penerangan dan sebagainya. Faktor-faktor ini

mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya,

sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.

2. Faktor metode belajar


Dalam proses belajar mengajar, metode yang digunakan guru akan

mempengaruhi belajar siswa. adapun faktor yang menyangkut metode belajar

adalah:

a) Kegiatan berlatih atau praktek

Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi kelupaan, mengingat

kembali, atau memantapkan reaksi terhadap belajar. Latihan yang

dilakukan secara maraton dapat melelahkan dan membosankan,

sedangkan latihan yang terdistribusi menjadi terpeliharanya stamina

dan kegairahan dalam belajar. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu

diselingi dengan istirahat supaya tidak menimbulkan kesan

membosankan

b) Pengenalan hasil belajar

Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan perkembangan

hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan seseorang dalam

hasil belajarnya atau prestasi belajar adalah penting bagi siswa,

karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang

akan lebih berusaha meningkatkan hasil selanjutnya.

c) Bimbingan dalam belajar

Bimbingan dalam belajar ini diperlukan untuk memberikan motivasi

belajar serta pemberian modal kecakapan siswa sehingga dapat

melakukan aktivitas belajar dengan baik.

3. Faktor individual
Faktor individual siswa juga sangat berpengaruh dalam aktivitas belajar

siswa. Adapun faktor-faktor individual ini menyangkut hal-hal sebagai berikut.

a) Kematangan

Kematangan yang dicapai oleh individu merupakan proses

pertumbuhan fisiologinya. Kematangan terjadi akibat adanya

perubahan kuantitatif di dalam struktur jasmani, dibarengi dengan

perubahan kualitatif terhadap struktur tersebut. Sebab kematangan

memberi kondisi fungsi fisiologis termasuk fungsi otak saraf untuk

berkembang.

b) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman yang diperoleh sebelumnya dari lingkungan akan turut

serta mempengaruhi perkembangan individu dalam memahami dan

mempelajari pelajaran.

c) Kondisi kesehatan

Individu yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat.

Seorang siswa yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu

serta kesalahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Kesehatan

yang dijaga dengan baik akan berpengaruh terhadap efektifnya

aktivitas belajar siswa.

E. Manfaat Aktivitas Belajar

Hamalik (2008:91) menyebutkan delapan manfaat dalam penggunaan

asas aktivitas belajar, yaitu:

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.


2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa dapat

memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan

individual.

5. Memupuk disiplin belajar dan demokratis dan kekeluargaan,

musyawarah dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan

hubungan antara guru dan orang tua siswa yang bermanfaat dalam

pendidikan siswa.

7. Pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan pemikiran kritis serta menghindarkan

terjadinya verbalisme.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

Menurut Lazim (2013) beberapa prinsip pendekatan Scientific dalam

kegiatan pembelajaran sebagai bertikut.

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.

2. Pembelajaran membentuk students’ self concept.

3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.


5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa.

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

kounikasi.

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach).

Langkah-langkah ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi

melalui pengamatan, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jajaring.

Observing Questioning Associating Eksperimenti Networking


(Mengamati) (Menanya) (Menalar) ng (Membentuk
(Mencoba) Jejaring)

1. Mengamati (Observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara

nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode

mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati

dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a,

hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk

melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan

membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih

mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting

dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya (Questioning)

Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan:

pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada

yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang

lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik. Dari situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari

guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke

tingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari

kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya

dikembangkan rasa ingin tahu siswa. Kompetensi yang diharapkan dalam

menanya adalah mengembangkan kretivitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pernyataan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup

cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3. Menalar (Associating)
Kegiatan mengolah informasi/menalar dilakukan untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari

keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang dihapkan adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses

berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi

untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam

konteks pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk

pada teori pembelajaran asosiatif. Artinya merujuk pada kemampuan

mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk

kemudian memasukkannya menjadi pengalaman memori.

4. Mencoba (Experimenting)

Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk mencoba (experimenting)

adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut

tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang

tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan

hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5)

mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik

simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan

hasil percobaan.

5. Mengkomunikasikan (Networking)
Pada dendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui menuliskan atau menciptakan apa yang ditemukan dalam

kegiata mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut

disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau

kelompok. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran dalam

Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pembelajaran perlu memperhatikan aktivitas siswa yang sesuai dengan

langkah-langkah pendekatan scientific pada kurikulum 2013 yaitu, mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan, agar siswa lebih aktif dan

mandiri dalam memperoleh pengetahuan. Dengan langkah-langkah pendekatan

scientific dapat mengubah mindset guru dalam mengelolah proses pembelajaran

sehingga aktivitas siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Karena

pendekatan scientific menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada

transfer pengetahuan dan siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Diharapkan bagi para pendidik untuk menerapkan langkah-langkah

pendekatan scientific dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa menjadi

terarah dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar

yang aktif dan mandiri.


DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Kunandar. 2007. Guru Profesinal. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kemendikbud. 2013. Langkah Langkah Pendekatan Scientific Kurikulum 2013

http://kurikulum2013kemendikbud.blogspot.com diakses tanggal

28/11/2014

Lazim. 2013. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum

2013. Yogyakarta.

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:BPNS

Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/08/permendikbud-

nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum.pdf diakses

tanggal 28/11/2014

Supinah. 2013. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran?.

Hakim. 2013. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran.

http://www.zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-

pembelajaran.html#sthash.8pZivYN3.dpuf diakses tanggal 28/11/2014


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai